All Chapters of AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
183 Chapters
11. GUE PACAR ELAINE!
“Oh iya. Gak usah di bawa pulang kali ya. Ini gue kenalin sekarang. Namaya Darell, dan ini cowok gue,” ucap Elaine angkuh.DUAR!Tiba-tiba Darell dikagetkan dengan ucapan Elaine untuk kali kedua. Pertama, jelas saja saat dia meminta untuk tidur bersamanya. Kedua, ya saat ini! Yang dengan secara tiba-tiba dia meperkenalkan Darell sebagai pacaranya pada kedua orang peremuan yang Darell tak tahu mereka siapa.“Hah? Masa cowok seganteng ini mau sama lo sih, Laine?” cibir Elsa. Jujur dari raut wajahnya, Elsa benar-benar tak percaya dengan ucapan Elaine. “Hei! Lo bener pacarnya Elaine?” tanya Elsa pada Darell.Darell masih melongo. Dia benar-benar merasa bingung dengan ini semua. Sebenarnya ada apa ini?“Bilang iya aja, nggak usah malu.” Tiba-tiba Elaine menggandeng tangan Darell. Wajahnya mendongak menatap laki-laki itu. Kemudian dia mengedipkan sebelah matanya, mengirimkan sinyal pada Darell. 
Read more
12. PERHATIAN DARELL
Darell melangkahkan kakinya keluar dari fakultas. Rencananya dia akan nongkrong bareng Valen dan Kale. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti, ketika melihat seorang gadis yang tak asing di matanya sedang ditarik paksa oleh seorang laki-laki.Darell memfokuskan matanya pada objek yang sedang dia pindai. Kemudian dia mendapati laki-laki yang menarik gadis itu adalah laki-laki yang beberapa hari lalu juga melakukan hal yang sama pada sang gadis. Merasa ada yang tidak beres, Darell mencoba mengikuti mereka. Entah kenapa cowok ini tiba-tiba ingin tahu dengan urusan orang lain. Intinya sih, ini perintah dari hatinya.“Apa sih?” ucap sang gadis. Darell mengintip sepasang manusia yang tadi dia buntuti. Gadis itu terlihat sangat emosi pada sang laki-laki. Nada bicaranya sudah meninggi dari tadi. “Jangan ke PD-an! Plis Tirta, gue udah nggak ada rasa sama lo lagi. Udah sana lo fokus sama Elsa. Bahagiakan dia, jangan sampe lo bikin dia sakit hati. Apa
Read more
13. LAKUKAN INI JIKA INGIN KU MAAFKAN
Satu hari sebelumnya...Sepulang dari mengantar Elaine ke kosannya pasca membeli buku, Darell langsung pulang ke apartemennya. Karena lapar dia mencoba memasak makanan yang tersedia di kulkasnya. Tadi sepulang dari membeli buku, Elaine enggan untuk makan siang terlebih dahulu. Jadi terpaksa Darell juga menunda rasa laparnya.“Itu cewek kenapa sih? Random banget sumpah. Nggak pernah godain gue, tapi dia malah bilang ke orang lain kalau gue pacarnya?” ucap Darell disela-sela makan siangnya. Dia sedang bertanya pada dirinya sendiri.Kemudian dia teringat momen ketika gadis itu mengajaknya tidur. “Itu termasuk godain gue nggak sih?” gumamnya bingung. “Kayaknya iya. Tapi … kenapa dia bilang untuk nggak saling kenal kalau ketemu lagi. Itu cewek kenapa sih?” Lagi-lagi, Darell mulai penasaran dengan Elaine.Laki-laki itu mencoba menghabiskan makanan yang ada pada piringnya. Setelah itu dia meraih ponselnya untuk
Read more
14. KENAPA HARUS KAKAK GUE, TIR?
Dengan sigap Darell meraih tangan Elaine. Gadis itu menundukkan pandangannya, enggan menatap mata coklat Darell.“Lo mau kemana? Pembicaraan kita belum selesai!” tegur Darell pada sang gadis.“Mau pulang,” jawabnya polos. Nada bicaranya mulai bergetar. Elaine merasa kesal sekaligus takut. Kenapa tiba-tiba laki-laki ini meminta hal yang sebenarnya tak bisa dilakukan oleh Elaine.Apa ini hukuman untuknya? Karena dia melakukan sebuah pelampiasan yang salah. Ah, benar ini adalah sebuh hukuman. Tuhan maafkan kesalahan Elaine. Dia hanya bisa merengek dalam hatinya.“Terus pembicaraan kita bagaimana?” tanya Darell dengan nada sedikit kecewa.Elaine hanya bisa mengigit bibirnya. Dia tidak mau jadi teman tidurnya Darell. Alasannya? Karena Elaine tak menyukai Darell. Malam itu Elaine hanya mencari sebuah pelampiasan yang sebenarnya salah.Jujur saat itu Elaine sedang kalut, dia tidak bisa berpikir jernih. Dalam hati
Read more
15. GIVE ME A REASON
BIP.Ponsel Darell berbunyi. Dia langsung mengecek pesan yang baru saja masuk.From Elaine:Besok bisa ketemu? Ada yang mau gue omongin, perihal obrolan kita tempo hari.“Ck.” Darell berdecak kemudian dia menyeringai, senang. Tak butuh waktu satu minggu ternyata gadis itu sudah menghubunginya.“Kenapa lo senyum-senyum gitu? Di gombalin cewek lagi ya? Cewek mana sekarang?” tanya Kale pada sahabatnya. Di antara mereka bertiga, Darell lah yang ponselnya tak pernah sepi.“Nggak kok, bukan apa-apa,” elak Darell. Dia enggan menceritakan hal ini pada sahabatnya.“Btw, Valen. Kenapa lo nggak lanjut sama Grace? Kan doi tipe lo,” tanya Darell. Seingatnya dia belum pernah menanyakan hal ini pada sahabatnya itu.“Grace tipe gue. Tapi kayaknya gue bukan tipe Grace,” jawab Valen jujur. Memang selepas kencan buta itu mereka masih berhubungan by chat. Namun beberapa minggu kemudian Gr
Read more
16. JUST A FRIEND
Sepanjang jalan pulang, Elaine merutuki dirinya sendiri. Kenapa dia bisa sebodoh ini? Memang dari awal dia sudah salah, Elaine sadar akan kesalahannya itu. Tapi kenapa dia malah memperkeruh suasana? Kini antara pikiran dan hati Elaine tidak sinkron.‘Elaine ingat, teman tidur!’Dia membenturkan kepalanya pada kasur beberapa kali. Saat ini dia merasa sama berengseknya dengan Tirta dan Elsa. Malah dia merasa dirinya lebih rendah dari Elsa. Kenapa dia mau untuk menyerahkan tubuhnya pada Darell, laki-laki yang baru saja dia kenal?Tapi ... jika Elaine memikirkan alasan kenapa dia melakukan hal seperti ini. Dia langsung memikirkan kedua orang itu, semua berawal dari Tirta dan Elsa. Mereka berdua lah yang membuat Elaine menjadi brengsek seperti ini.Elaine menghela nafas kencang. Ia merasakan pusing di puncak kepalanya. Gadis itu memutuskan untuk memejamkan mata, dan mengatur nafasnya agar dirinya bisa tenang. Tak lama kemudian Elaine mulai terlelap
Read more
17. SISI LAIN DARELL
Kale melihat mata Elaine membulat. Sepertinya gadis itu belum mengetahui fakta bahwa Darell adalah penikmat aktivitas cinta satu malam.  Laki-laki yang seumuran dengan Darell dan Valen tertawa kecil.“Lo kenapa? Kayak yang kaget gitu?” tanya Kale.Di satu sisi Kai memperhatikan mereka dan merapatkan barisan. Dia ingin bergabung dan ikut bergosip bersama Kale dan Elaine.Buru-buru Elaine tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Ah, nggak apa-apa,” jawabnya. Kemudian dia mengalihkan pandangan pada Kai yang ternyata sudah ada di depannya.“Kayaknya dia belum tahu siapa Darell. Anaknya polos. Tumben banget Darell berteman sama cewek polos,” komentar Kai.Kai adalah seorang bartender di club tersebut. Ternyata gadis itu adalah teman SMA Darell, Valen, dan Kale. Walau semasa SMA, Kai tidak terlalu dekat dengan tiga serangkai itu. Tapi semenjak mereka bertiga sering datang ke bar ini. Lambat laun hubungan mereka ber
Read more
18. BAGAIMANA KALAU KITA SALING MENGHANGATKAN?
Malam semakin larut. Cahaya bulan menemani langkah Darell dan Elaine yang sedang menuju parkiran mini market. Selain itu angin malam sudah mulai menusuk sampai ke tulang. Elaine yang tak mengenakan jaket mulai merasa kedinginan. Namun tak lama kemudian mereka sampai di parkiran mini market dan segera masuk ke dalam mobil.Darell membukakan jaketnya dan memberikan pada Elaine. “Pake! Tangan lo dingin banget. Gue juga nggak akan nyalain AC,” ucapnya yang kemudian langsung mengenakan seatbelt dan menstarter mobilnya.Elaine memegang jaket pemberian Darell, tercium aruma woody pada jaket laki-laki itu. Dengan ragu Elaine mengenakan jaketnya. Dia memang tak bisa menutupi dan tak mau jual mahal, karena saat ini dia memang sedang merasa kedinginan.Butuh waktu lima menit saja untuk sampai di apartemen milik Darell. Karena jalanan yang sepi, sehingga jarak antara kosan Elaine dan apartemen Darell tidak terasa jauh. Sesampainya di parkiran basement,
Read more
19. LUPAKAN APA YANG LO LIHAT!
“Bagaimana kalau kita saling menghangatkan?” tanya Darell sambil menyeringai.Mata Elaine membulat. Jantungnya semakin berpacu dengan cepat, darahnya kini berdesir. Kekhawatirannya kini menjadi nyata. Tentu saja Elaine tahu betul dengan maksud dari perkataan Darell, dan ini bukan main-main. Sorot mata Darell memperlihatkan sebuah keseriusan.“A-a-a, aku ngg-nggak dingin kok.” Kemudian Elaine hendak membuang muka, dia tak ingin menatap Darell. Karena tatapan laki-laki itu benar-benar membuatnya semakin merasa gugup dan panik. Namun sayang, Darell malah menahannya.Laki-laki itu kini memegang rahang kecil Elaine. Membuat gadis itu tetap menatap wajahnya. Kini mereka saling pandang dengan tatapan dalam.Sedetik kemudian Darell menempelkan bibirnya pada bibir Elaine. Untuk kedua kalinya, Darell menyecap bibir gadis polos ini. Memberikan sentuhan lembut, menekannya, dan kemudian melumatnya.Elaine membelalakan matanya, ketika men
Read more
20. NIKMATI PERMAINAN KITA
“Lupakan! Lupakan apa yang lo lihat dan yang bikin lo sakit hati! Kalau lo kayak gini terus, sampai kapan pun lo nggak bisa balas dendam sama mantan lo!” cecar Darell.Mendengar ucapan Darell, Elaine semakin terisak. Darell seolah tahu apa yang sedang dia rasakan saat ini.“Gue tahu, lo masih sayang sama mantan lo, kan?” tebak Darell.Sontak Elaine terkejut dengan apa yang baru saja dia dengar. Bibirnya kini bergetar, ingin rasanya mengatakan tidak. Tapi hatinya seolah meminta Elaine untuk jujur.Elaine hanya bisa menelan salivanya, kemudian dia memejamkan matanya. Membuat air mata yang tertampung di matanya, bergulir membasahi pipi mulus gadis itu.“Gue nggak akan marah. Itu hak lo! Lagian kita cuman main-main, nggak pake hati. Tapi … gue tahu lo sakit hati sama dia! Gue tahu rasanya kayak apa. Jadi, please lupakan apa yang lo lihat saat itu. Please enjoy dan nikmati permainan kita.“Kalau
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status