“Gue pengin kita kayak dulu lagi. Gue pengin lo ada di samping gue lagi. Lo mau, kan?” tanya Darell penuh harap. Mendengar pertanyaan seperti itu, Elaine seolah disadarkan oleh sebuah kenyataan. Segera dia menarik dirinya dan beranjak dari pangkuan Darell. “Gila, ya! Gue udah tungangan, Rell. Please, nggak usah ganggu hidup gue. Gue sekarang udah bahagia sama Tirta,” sanggah Elaine. Darell langsung beranjak. “Bahagia? Yakin lo bahagia sama cowok yang pernah nyakitin lo?” Bahagia? Tentu yang diucapkan Elaine itu kebohongan belaka. Dia tidak merasa bahagia sama sekali. Selama empat tahun menjalin hubungan dengan Tirta pun, dia lakukan dengan perasaan terpaksa. “Kenapa diem? Bener, kan, kalau lo nggak bahagia sama dia? Ya udah kalau nggak bahagia, kenapa lo tetep mau lanjut sama cowok sialan itu?” cerca Darell. Dirinya merasa kesal pada Elaine yang mau merelakan masa depannya untuk keluarganya sendiri. “Inget, Len. Cowok itu yang udah bikin lo fr
Baca selengkapnya