Semua Bab For Love Or Money: Bab 1 - Bab 10
24 Bab
White Gown
Seorang wanita di dalam kamar hotel yang terbilang mewah. Terlihat dari dalam gedung menjulang tinggi itu tengah mematri dirinya saat berada di depan kaca yang cukup besar. Kaca tersebut mampu memperlihatkan seluruh tubuhnya yang di baluti gaun putih nan cantik.Riasan make up yang di poles pada wajahnya, terkesan natural. Menambah ke anggunan pada wanita itu. Bak ratu yang akan bersanding dengan sang pangeran.Venna mencoba memutar tubuhnya di depan cermin di selingi senyuman yang begitu mengembang diraut wajah. Bagaimana tidak, setiap orang pasti bahagia pada hari pernikahannya. Apalagi lelaki itu orang yang di cintai dan mencintainya.Ceklek...Terdengar suara pintu di buka oleh gadis sebaya Venna. Yang tidak lain ialah Gina-Sahabat dekatnya. Tempat ia berbagi keluh kesah. Dari sorotan mata Gina dapat dibaca. Jika dia sebagai sahabat ikut larut dalam kebahagiaan Venna. Gina berdecak kagum atas apa yan
Baca selengkapnya
Cafe
Sesampainya Venna di Cafe, ia langsung melangkah menghampiri Gina yang tengah sibuk meracik kopi pesanan pelanggan. Jari jemarinya terlihat sangat cekatan. Begitu teliti untuk dapat menghasilkan rasa yang nikmat. Ketika tengah di seruput oleh penikmatnya sendiri.Tidak salah jika Venna menempatkan gadis itu sebagai penggantinya- peracik kopi. Nyatanya, tanpa dia di cafe itu Gina bisa menghendel semua pekerjaan. Tetapi kali ini, memang sangat banyak orang berkunjung di cafe tersebut. Dan mungkin itu menjadi alasannya mengapa dia mengganggu tidur Venna dipagi hari ini. "Sorry..Aku telat!" tutur Venna tanpa bersalah.Tanpa membiarkan Gina dalam kerepotan sendirian, Venna langsung membantunya menyajikan pesanan yang lainnya."Bangat, malahan. Kau sengaja ya? membiarkan aku seperti ini-Dalam kerepotan!" tanpa menoleh Gina menceloteh mengungkapkan kekesalannya. 
Baca selengkapnya
Restauran
Mobil yang di kemudikan Oleh Xandro berhenti tepat di depan restauran jepang yang berada di negara itu-irlandia. Lahan parkir yang mulai tak tersisa itu, ia memakirkan mobilnya dengan baik. Xandro yang duduk di kursi pengemudi, tangannya bergerak membuka sabuk pengaman yang membentang di tubuhnya.Begitu juga dengan Venna yang duduk di kursi penumpang depan mengikuti pergerakan Xandro. Melepaskan juga sabuk pengaman dirinya dan membuka pintu mobil. Kaki jenjangnya menuruni mobil tersebut. Xandro yang telah lebih dulu berada di depan Venna, mengulurkan tangannya ke arah gadis itu. Saat ia hendak keluar dari mobil."Hmmm...." Xandro mengangguk pelan di sertai senyuman melengkung di wajah tampannya. Dengan tangan yang di ulurkan ke depan gadis itu. "Sini, aku bantu!""Ah..Iya." Tentu saja Venna mengerti apa maksud Xandro. Dengan senang hati, Venna meraih tangan sang kekasih. Sentu
Baca selengkapnya
Papa's Arrival
Pagi hari, fajar menyising kembali pada malam yang mulai memudar. Hingga langit malam telah berganti terangnya di pagi hari dengan sang surya mulai merangkak naik. Ke dua gadis yang berada di atas tempat tidur masih meringkuk di dalam selimut yang menutupi tubuh mereka. Hingga suara dengkuran Gina menusuk gendang telinga Venna yang berada di dekatnya. Gadis itu memang di minta oleh Venna itu tinggal di Appatemen miliknya siang kemaren dan malamnya di telah berada di apartemennya. Rasanya Venna membutuhkan seorang teman untuk berganti cerita. Tinggal sendirian di sana, membuat gadis itu merasa bosan. Dan perdebatan semalam membuat Venna semakin melelahkan jiwa yang tengah di landa ke gelisahan. Namun tidak menutup kenyataan, hingga saat ini dia masih menyandang status pacaran, kekasih dari lelaki itu. Semakin Venna menyenyakan tidurnya, namun semakin dengkuran Gina menggusar kenyamanan lelapnya. Alis yang
Baca selengkapnya
Cooperation
Di sebuah ruangan, tampak beberapa orang saling bertukar jabatan tangan dan melempar senyuman. Pertemuan yang telah di rencanakan itu, membuahi hasil. Mereka terikat dalam sebuah proyek yang akan saling menguntungkan ke dua belah pihak.Namun, kali ini beda. Proyek yang akan di jalani, bukanlah proyek biasa dari perusahaan yang tengah di incar oleh perusahaan yang lain. Dan tidak mudah bagi perusahaan lain untuk mendapatkan kontrak kerja sama dengan perusahaan tersebut. Dan lihat, bagaimana seorang wanita bernama Gresya Zivanka berumur 24 tahun terbilang muda itu dengan mudah, ia mendapatkan kerja sama tersebut. Wanita yang mempunyai lekuk tubuh mempesona itu, mampu menghinoptis dua lelaki di hadapannya."Semoga kerja sama kita berjalan dengan lancar," tutur lelaki yang berbadan tegap bernama Kenan. Manik matanya begitu lihai menelusuri setiap inci tubuh Gresya yang tengah menyambut jabatan tangannya.
Baca selengkapnya
Alex's curiosity
Xandro kembali ke ruangannya. Meninggalkan Gresya yang masih terpaku di dalam ruangan pertemuan tadi. Meletakan berkas yang sedari tadi ia pegang diatas meja kerjanya tersebut.Entah mengapa, raut wajah kekesalan Gresya atas pengakuannya,malah membuat dia menahan senyum di hadapan wanita itu. Dan Xandro menumpahkan senyuman yang di tahan sedari tadi, tepat saat ia mendarat duduk di kursi kerjanya. Seperti orang gila, tersenyum-senyum sendiri.Seketika ia tersadar dari senyuman itu. Tangannya memeriksa jadwal yang mungkin saja akan melibatkan dia dan Gresya bertemu kembali. Dan sekali lagi ia merasa senang. Terlihat dari lengkungan bibir membentuk senyuman. Untuk hari ini ia rasa cukup berdebat dengan wanita itu.Kalau boleh memilih, Xandro lebih senang berkerja dengan Tuan William. Dari pada bersama Gresya. Apa boleh buat, semua di putuskan oleh Tuan William. Dia menempatkan Xandro kepada perusahaan yang di kelola Gresya. Wanita yan
Baca selengkapnya
Fried Rice
Saat hendak mengantarkan Alex, Xandro menghentikan mobilnya di dekat pedagang kaki lima. Pedagang dengan gerobak bertulisan nasi goreng. Membaca tulisan "nasi goreng" tentunya membuat Xandro teringat akan makanan kesukaan dari seorang wanita. Siapa lagi, wanita itu ialah Venna. Dia sangat menyukai menu makanan tersebut. Apalagi pedagang itu telah menjadi langganan Venna. "Xan...kau mau ngapain? kenapa kita berhenti disini?" tanya Alex."Kau tidak lihat, tulisan itu?" jawab Xandro."Ah..aku tau, kau mau traktir aku makan?" Alex mendorong gagang pintu mobil."Ayo...kebetulan aku lapar.""Terserah kau saja!"Mereka pun keluar dari mobil. Mendekati pedagang kaki lima itu. Xandro dan Alex memesan makanan mereka. Tidak lama menunggu, pesanan telah di sajikan kehadapan mereka."Xan...kenapa lo mau sih, makan disini?" tanya Alex. Ucapannya sedikit di pelankan. Al
Baca selengkapnya
Iunch
Hari demi haripun berlalu begitu cepat. Semenjak kedatangan Pak Zainal di apartemen Venna. Semenjak itu Venna tidak lagi menutup komunikasi antara dia dan sang Papa. Ia sadar, tidak harus menjauhi Papanya. Jika jarak dia dan papanya semakin renggang akan lebih mudah bagi Sellin Karlina-mama sambung, memperngaruhi pikiran sang Papa. Bisa jadi harta menjadi incaran Sellin. Jadi, Venna memutuskan untuk membuang sedikit egoisnya. Demi menyelamatkan Papa dari cengkreman wanita itu.Dia membiarkan Papanya menyadari siapa wanita yang di sampingnya suatu saat ini. Yang terpenting, hubungan dia dan sang Papa baik-baik saja. Hari ini Venna telah mempunyai janji dengan sang Papa. Pak Zainal mengajak Venna untuk makan siang di luar tidak jauh dari kantornya. Sekarang Venna telah menuju ke sana. Meninggalkan Cafe yang di kendalikan oleh Gina. Sinar sang surya begitu terik menyinari alam semesta. Terjebak di kemacetan suatu hal yang s
Baca selengkapnya
Chaotic atmosphere
Siang itu, Xandro dan Gresya menghadiri meeting. Semenjak meeting itu di mulai, Xandro mencoba menjelaskan kepada kliennya, atas produk yang akan mereka luncurkan.Sepanjang penjelasan, klien mereka sangat mempusatkan perhatiannya pada materi yang di sampaikan oleh Xandro. Seolah semua yang di sampaikan lelaki itu dengan bahasa yang di gunakan Xandro juga tidak berbelit-belit. Memudahkan kliennya mengerti apa maksud dan tujuannya.Gresya yang berada tidak jauh dari Xandro, perhatiannya sedari tadi tersita oleh lelaki itu. Bukan dengan apa yang telah di sampaikan oleh lelaki itu, tetapi manik matanya sama sekali tidak beralih pada wajah tampan Xandro. Matanya berbinar-binar, lelaki yang di hadapannya itu, seorang sekretaris yang sangat handal. Di mata Gresya dia sangat berwibawa.Pantas saja Tuan William-Sang Papa, terus memuji dia sebagai sekretaris terbaik di perusahaan mereka. Berkat Xandro juga, perusahaan Tuan William berkembang
Baca selengkapnya
Deruman Mesin
Sebuah mobil sedan melesat di jalanan yang sepi kendaraan. Dengan kecepatan diatas rata-rata. Hingga meninggalkan deruman mesin yang membekas di pendengarnya. Sorotan mata tajam bak elang menyambar ke jalanan yang lurus. Ia tidak memikirkan apa yang akan terjadi padanya, jika tetap dalam kecepatan tinggi tersebut. Tidak terpikir olehnya, bahwa nyawa dia dalam bahaya. Dia sama sekali tidak memikirkan hal itu.Dia hanya memikirkan bagaimana rasa sakit yang menghujamnya sedari tadi bisa terurai. Jika dengan cara mengendarai dengan kecepatan tinggi bisa menghilang rasa yang tersulut sakit itu, kenapa tidak? Begitu-lah pikiran yang tidak lagi dapat disadarkan.Namun, seseorang yang melintasi jalanan itu, membuat wanita di dalam mobil tersebut terperanjak. Kedua bahunya ikut terangkat kemudian terhuyun seiring rasa terkejutnya dari lamunan itu tersadar.Tetapi karena ia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, mem
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status