All Chapters of NEWBORN: Chapter 41 - Chapter 50
100 Chapters
-41- Pernikahan
Now I knowAll I need is you  Seharian itu, Annabeth sengaja tetap di kamar, memikirkan pertanyaan Dean padanya kemarin.Menikah?Annabeth menghela napas. Ya, ia mencintai Dean, tapi … menikah? Kenapa itu terasa … aneh bagi Annabeth? Apa mungkin karena dulu ia bekerja sebagai Wedding Organizer?Tidak, bukan itu. Hanya saja … untuk apa pernikahan ini? Untuk siapa pernikahan ini? Toh bukan berarti mereka bisa mengundang tamu di pesta pernikahan mereka.Setelah seharian berkutat sendiri dengan berbagai macam pertanyaan tentang perlunya pernikahan, Annabeth akhirnya keluar kamar. Gabe juga tampak sudah keluar kamar dan sedang menonton televisi, sementara Dean duduk di sebelah Gabe, tapi sedang memeriksa sesuatu di laptopnya.Annabeth berjalan hati-hati ke ruang keluarga dan duduk di sofa lain. Dean mendongak sekilas dan tersenyum kecil pada Annabeth sebelum kembali men
Read more
-42- Menjadi Pasangan
I can spend foreverIf it’s with you “Dengan ini, aku menyatakan kalian sebagai suami-istri,” ucap Gabe, menutup upacara pernikahan Dean dan Annabeth itu.Lalu, Dean dan Annabeth bertukar cincin, saling tersenyum, dan … sudah. Selesai. Mereka lalu menatap sekeliling. Saat ini, mereka ada di ruang tamu rumah Dean yang sudah dikosongkan dan dihias dengan kain-kain putih dan bunga di sekelilingnya. Sementara, di ruang keluarga, tampak sofa-sofa di ruang tamu, bertumpuk di satu sisi.Baru semalam mereka merencanakan pernikahan dan sejak semalam mereka pergi entah ke mana. Lalu, malam ini, mereka pulang membawa barang-barang untuk persiapan pernikahan. Hanya dalam satu jam, mereka menata ruang tamu menjadi tempat pernikahan. Gabe bahkan tak tahu dari mana Dean mendapat kain-kain putih dan bunga-bunga itu. Ketika Gabe keluar kamarnya karena mendengar suara berisik, dan semua barang-barang itu sudah ada di
Read more
-43- Pasangan Suami-Istri 
You’re all that I needYou’re all that I want Annabeth yang duduk bersandar di atas tempat tidur, menatap Dean heran ketika pria itu masuk ke kamarnya.“Apa sebenarnya yang kau dan Gabe bicarakan?” tanya Annabeth. “Video apa?”Dean berdehem. “Bukan apa-apa,” jawabnya.Annabeth mengerutkan kening. “Lalu, kenapa kau kemari? Kenapa tidak ke kamarmu?” tanyanya.Dean mengerjap. “Karena kita sudah menikah.”“Lalu?”Dean berdehem lagi. “Bukankah suami-istri seharusnya tidur bersama?”Annabeth mengerjap. “Ah, begitukah?”Dean mengangguk. “Ya, begitu.” Dean lalu menghampiri Annabeth dan duduk di tempat tidur, memunggungi Annabeth.“Tapi, kita berdua kan, tidak akan tidur?” sebut Annabeth.Dean mengangguk. “Benar. Karena itu, meski kita di sin
Read more
-44- Hubungan Pria dan Wanita
We can take it slowWe have all the times In the world  Setelah Gabe pergi tidur malam itu, Annabeth dan Dean masih di ruang keluarga dan melihat-lihat dari laptop Dean, tujuan pertama mereka besok.“Gabe sudah memesan tiket pesawat untuk kita juga,” beritahu Dean.Annabeth mengangguk. “Di sana, kita bisa menyeberang ke pulau kecil tak jauh dari sana. Apa menurutmu akan banyak mangsa buruan di sana?” Annabeth antusias.Dean berpikir sejenak. “Pulau itu kosong dan tidak ada satu pun penghuni manusia di sana. Untuk hewan di sana … kurasa ular pasti ada. Beruang dan yang lainnya … aku tidak yakin. Tapi, pulau itu cukup besar dan bisa jadi ada beruang yang berenang ke sana. Patut dikunjungi.”Annabeth mengangguk puas. “Apa kita bisa membeli pulau itu? Bagaimana jika kita memlihara beruang di sana untuk stok makanan kita?”Dean me
Read more
-45- Kehidupan Manusia
Apa yang tak  bisa kembaliSelalu menjadi penyesalan “Aku benar-benar benci matahari,” ucap Annabeth begitu pelan, tapi masih bisa didengar Dean.“Kau harus mulai membiasakan diri,” Dean membalas.“Kalian juga harus membiasakan diri untuk tidak menghancurkan barang-barang di rumah.” Gabe.Dean berdehem.“Dean, biarkan aku mengubahnya menjadi vampir agar dia tahu betapa menyebalkannya kekuatan vampir,” desis Annabeth.Mengejutkan Dean, Gabe masih bisa mendengar itu dan membalas, “Begitu aku menjadi vampir, yang pertama akan kuhajar dengan kekuatanku adalah kau.”“Bagaimana jika aku mengubahmu begitu kita turun?” tantang Annabeth.“Dean!” Gabe kali ini mengadu pada Dean dengan kesal dan cukup keras, hingga pembuat salah satu pramugari menghampiri kursi Gabe dan menanyakan jika dia memerlukan sesuatu.
Read more
-46- Yang Tak Bisa Kembali
Why would we wantThings we can’t get back again? Dean dan Annabeth berjalan menyisiri pantai dengan memakai jaket dan tudung jaket terpasang di kepala mereka. Kacamata hitam bertengger menutupi mata mereka.“Ini tidak buruk juga,” komentar Annabeth.Dean tersenyum geli di sebelahnya. “Kau baik-baik saja?” tanyanya memastikan.“Sedikit terasa panas, tapi tidak begitu menyiksa seperti sebelumnya,” terang Annabeth.Dean mengangguk puas mendengarnya. “Semakin lama kau akan tidak terpengaruh dengan matahari seterik apa pun dan bisa pergi ke mana pun yang kau inginkan, kapan pun itu,” urai Dean.“Mungkin akan terasa sakit jika aku keluar di siang hari tadi,” ucap Jeanna. Di dalam mobil yang sudah memakai kaca segelap itu pun, aku masih bisa merasakan panasnya.”“Daya tahanmu cukup bagus, Annabeth. Hanya dalam sebulan, kau su
Read more
-47- The Island
Just the two of usLike how it should be Dean menoleh pada Annabeth yang menarik napas dalam-dalam ketika mereka memasuki pulau itu.“Ini jauh lebih baik dari di kota,” ucap Annabeth.Dean mendengus geli. “Bahkan meski kau tak membutuhkan udara, kau masih pilih-pilih tentang itu?”“Meski kita tidak butuh udara, tapi kita tetap bisa menciumnya, kan?” balas Annabeth. “Daripada asap kendaraan, udara di sini jauh lebih baik.”Dean mengangguk setuju. “Sekarang, bagaimana kalau kita berpencar dan nanti bertemu di sini lagi?” Dean menawari.Annabeth mengangguk, lalu menunjuk ke arah kiri. “Aku ke sana.”“Oke. Sampai jumpa nanti, kalau begitu,” Dean berkata. “Dan pastikan kau memanggilku jika kau membutuhkanku.”Annabeth mendengus meremehkan, lalu melesat pergi. Dean mendengus pelan melihat itu. Dengan
Read more
-48- Our Moment
Even if I have foreverI wish time would stopWhen I stare at you beautiful eyes “Pengendalian diri yang bagus,” komentar Annabeth sembari memakai kausnya. “Setidaknya kau hanya menghancurkan setengah batunya. Aku sudah siap berduka cita untuk batu itu tadi.”Dean meringis, tak mendebat, sembari membantu merapikan rambut Annabeth.“Apa aku tampak seperti baru bercinta gila-gilaan denganmu?” tanya Annabeth lugas.Dean berdehem. “Yeah, itu tadi memang gila,” Dean menanggapi.Annabeth memutar mata. Ia sudah akan meninggalkan Dean, tapi kemudian berbalik dan menatap Dean, lalu merapikan rambut pria itu yang berantakan karena ulahnya.“Kau juga tampak seperti baru bercinta gila-gilaan,” ucap Annabeth.Dean tergelak, lalu merangkul pinggang Annabeth dan mencium bibirnya sekilas. “Kau yang memulai, Annabeth.&rdquo
Read more
-49- Wedding Gift
If I canI would give you the worldEven if you have my world already  “Kau akan pergi ke mana?” tanya Gabe ketika Dean akan pergi di tengah sarapannya.“Aku harus mengecek ke suatu tempat,” jawab Dean. “Kurasa kita bisa pergi untuk mengecek hotelnya nanti malam. Sekalian kita mencari di mana para hantunya.”Gabe mengangguk. “Tapi, kau mau pergi ke mana?” tanyanya. “Dengan Annabeth?”Dean menggeleng. “Annabeth akan tetap di sini bersamamu. Atau kalian bisa berbelanja online.” Dean menoleh pada Annabeth yang mengerutkan kening.“Berbelanja?” tanya Annabeth.Dean mengangguk. “Pulau, rumah yang jauh dari pemukiman, kapal, mobil,” sebut Dean. “Kau bilang, kau ingin bisa melakukan semuanya, kan?”Annabeth mengangguk kuat.“Melakukan … apa?” Gabe
Read more
-50- Haunted Hotel
What is it that you’re afraid of?I’m here Ketika Dean, Annabeth, dan Gabe memasuki hotel itu, Dean langsung merasakan aura gelap dan berat di sana. Hotel ini bergaya vintage dengan penerangan redup dari lampu bercahaya kuning.Gabe memesan satu kamar di setiap lantai hotel itu. Lantai pertama adalah lobi, lantai dua gedung serbaguna, lantai tiga kafe dan restoran, lantai lima hingga lantai sepuluh adalah kamar hotel.Dari lobi, mereka pergi ke lantai dua untuk mengecek gedung serbaguna hotel itu. Ada empat ruangan di sana. Dua ruangan yang besar dan dua lainnya ruangan yang lebih kecil. Namun, ketika mereka tiba di sana, semua ruangan itu gelap. Tidak ada aktivitas. Hanya suara langkah mereka dan gaungnya yang terdengar kemudian.“Aku akan mengecek ke kanan, kalian ke kiri,” Gabe berkata.Dean mengangguk. Dean dan Annabeth berjalan ke arah kiri. Mereka masuk ke ruangan besar l
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status