All Chapters of A Broken Marriage: Chapter 71 - Chapter 80
90 Chapters
Part 70
Adakah jalanku untuk kembali? Bila masih ada asa untukku bersamamu, bisakah kau memberikanku kesempatan kedua? Tidak, untuk yang terakhir kali agar kau melihat betapa nyatanya perasaan ini untukmu."Sayang, Aku sangat merindukanmu...."Sosok wanita paruh baya dengan mata hijaunya memandang nyalang pria yang sudah hampir 30 tahun menjadi suaminya itu. Pria itu tengah terduduk di salah satu sofa mewah ruang tamu sambil memandangi foto usang, yang ia yakini pasti disana ada sosok yang selama ini menghantuinya. Sosok yang seharusnya menyandang status nyonya Rahardi. Tetapi, apalah artinya kalau semua sudah berlalu. Masa lalu tetaplah masa lalu, dan itu takkan pernah berubah.Riska tahu, bahkan sangat tahu. Perasaan suaminya takkan pernah bisa berubah. Sejak
Read more
Part 71
Aku akan berusaha untuk mengenyahkan amarahmu. Aku akan menjadi perisai yang akan melindungimu. Aku merelakan diriku kau sakiti berulang kali. Aku bersedia menjadi yang setia disampingmu ketika kau lemah. Aku sanggup mencintaimu sampai aku mati."Kau membuatku malu!""Apakah penting? Kau bisa tidak menghiraukan keberadaanku."Siang itu, Odelia pergi ke restoran milik Thomas tak lagi sendirian seperti biasanya. Tak ada lagi wanita yang sedang hamil tua berjalan sendirian dan mengundang tanya. Kini ketika orang-orang melewatinya hanya akan melirik sebentar sebelum akhirnya melanjutkan perjalanannya.Jean. Setelah pertengkaran hebatnya dengan Odelia usai, pria itu bersikeras untuk mengantarkan istrinya ke tempat
Read more
Part 72
Harapan kecil yang tumbuh bagaikan seikat kehidupan yang akan berkembang menjadi bunga. Tumbuh subur diantara kawanan yang lainnya. Aku tak sabar menanti perasaan itu kembali membuncah diantara kita.Saat masuk ke dalam, Jean langsung disuguhi wewangian obat khas rumah sakit. Perutnya hampir saja bergejolak mencium bau antibiotik yang begitu pekat di ruangan serba putih ini. Ia heran mengapa para wanita hamil selalu diperintahkan untuk mengontrol kandungan mereka di tempat yang bau ini. Jika itu Jean, mungkin ia akan lari keluar seribu langkah dari ruangan ini. Tak bisa dibayangkannya bagaimana Rian bertahan di ruangan ini selama seharian penuh tanpa risih.Di dalamnya, seorang dokter wanita sudah menyambut mereka. Untuk ukuran seorang dokter, dimata Jean Inggrid terlihat sama seperti Rian. Mereka muda da
Read more
Part 73
Mungkin salahku bila kau kini, ada cinta yang lain. Dihari ini masih terjaga, janji hati untukmu. Selamanya."Mau sampai kapan kau terus memandangi itu? sudah satu jam perjalanan kau masih saja melakukannya." Tanya Odelia jengkel pada sosok pria bermata kelabu disampingnya. Sejak mereka keluar dari ruangan pemeriksaan itu, Jean tak hentinya memandangi sebuah foto ditangannya. Pria itu tak pernah melepaskan genggamannya pada benda yang menampilkan waja kedua anaknya. Ia masih geli ketika mendengar bahwa putranya sengaja menutupi adiknya yang tengah di USG. Ia tak tahu bahwa gen posesif itu menurun sempurna pada putranya.Pria itu menoleh pada wanita yang sedang hamil tua disampingnya. Didalam taksi, kali ini mereka duduk berhimpitan. Jean suka gagasan mengenai hal itu. Wangi yang menguar dari tubuhnya benar-bena
Read more
Part 74
Aku dan kamu takkan tahu mengapa kita tak berpisah. Walau kita takkan pernah satu, biarlah aku menyimpan bayangmu. Dan, biarkanlah semua menjadi kenangan. Yang tahu isi dalam hatiku. Meskipun pedih, namun tetap selalu ada disini.Kedua orang itu duduk berhadapan di sebuah bangku di restoran milik sosok tegap dan tinggi bernama Thomas. Si pemilik itu sendiri kini menjadi salah satu orang yang duduk disana berhadapan dengan wanita yang tengah hamil tua. Tak ada sorot apapun selain kekecewaan yang didapatinya dari kehadiran wanita itu pagi ini.Odelia, wanita pujaannya sudah memutuskan hal yang akan mengubah masa depannya. Ada sebongkah batu yang saat ini membebani hatinya. Rasa nyeri itu semakin menjadi kala melihat sorot penyesalan yang dilemparkan ke arahnya.
Read more
Part 75
Aku tak bisa melakukan apapun lagi untuk membuatmu kembali. Hanya berpasrah pada rasa ibamu, rasa ini akan tetap tumbuh meski kau takkan pernah menyambutnya. Asamu telah hilang karenaku. Kumohon, Maafkan aku.Jean terduduk sendiri di depan balkon rumah itu. sesekali asap rokok yang dihisapnya keluar melalui mulut, bahkan sedikit dari hidungnya. Keheningan menjadi teman setia baginya selama beberapa hari ini. Tak banyak yang dilakukannya selain berdiam diri memperhatikan sekitar dengan tatapan nanar. Sedangkan pikirannya jauh melayang ke tempat yang bukan kini ia huni.Hatinya resah.
Read more
Part 76
Semua fakta yang terbentang dihadapanku, menyebutkan kaulah yang bersalah. Aku telah memilih jalan yang salah bersamamu. Keburukan ini singgah karena salahku yang mnegikuti semua kemauanmu."Kita tidak bisa melakukan perjalanan, karena suamimu sudah menutup semua akses."Riska menggigit ujung kukunya gelisah. Matanya tampak menerjab pelan. wajahnya pias saat mengetahui bahwa kini gerakannya terbatasi. Yonash telah meningkatkan penjagaan pada Jean dan Odelia. Yang paling membuatnya khawatir adalah ketika ia mencoba untuk membeli sebuah tiket kereta yang langsung dibatalkan secara sepihak. Riska tidak bisa menggunakan fasilitas mobil, karena ia tahu didalam kendaraan itu sudah dipasang alat pelacak."Brengsek! Bagaimana bisa dia mengetahui semua ini?" Tanya Risk
Read more
Part 77
Aku mengatakan bahwa keputusanku kemarin sudah bulat. Tekadku untuk mengakhiri ini semua adalah sebuah kebenaran. Namun, mengapa ketika semuanya sudah berjalan sesuai keinginanku, hati ini kembali berdenyut penuh keraguan. Mungkinkah aku mulai meragukan semua keputusanku?Odelia merenung sendiri tepat disalah satu bangku ruang makan yang kini tampak lengang. Setelah menyelesaikan makan malam mereka dan bergegas pergi untuk beristirahat, semua orang telah pergi meninggalkan ruangan itu. Disana tersisalah salah seorang wanita yang tengah hamil besar. Sepasang mata bulatnya menatap kosong pada gelas kaca yang ada dihadapannya. Pikirannya berjalan entah kemana sehingga membuatnya meragukan dirinya sendiri saat ini.Beberapa hari yang lalu, ia sudah
Read more
Part 78
Kita sama. Jalan kita, wajah kita, sikap kita. Namun, hati dan takdir kita tak sejalan. Jika kau memilih jalan untuk menghalangimu, tak ada yang bisa kulakukan selain melenyapkanmu.Sepasang anak kembar perempuan tampak berlari kesana dan kemari disebuah taman kecil dibelakang rumahnya. Senyum mereka yang menawan serta tawa riangnya mengundang decak kagum beberapa pelayan dan salah seorang wanita yang berpenampilan elegan, yang duduk menunggu kedua putrinya bermain. Senyuman cantik dari wanita yang bermata hijau itu tak pernah pudar, tatkala melihat kebahagiaan yang tersirat dari wajah kedua buah hatinya yang cantik itu.Reanna dan Riska.Per
Read more
Part 79
Apakah seorang pelacur sepertiku tak pantas memiliki kehidupan normal seperti manusia lainnya. Aku masih manusia, hanya saja aku tidak sesuci kalian. Apakah alasan itu dengan mudahnya membuat kalian membenciku sebagai seorang manusia biasa?Sepasang mata menerjab pelan menyesuaikan sinar putih yang menerpa penglihatannya. Langit yang luas dengan nuansa putih menjadi pemandangan pertama yang dilihatnya setelah bangkit dari kegelapan. Aroma aneh yang mampu membuat mulut bergejolak pun menjadi sesuatu yang menyentak kesadarannya dari tidur yang entah berapa lama dialaminya.Martha, begitulah nama yang tertera pada ranjang pasien. Keterangan bahwa wanita itu mengalami pendarahan menjadi momok yang menyeramkan jika dilihat oleh orang lain. Tapi, tidak. Hanya ada seorang wanita tua yang duduk disampingnya. Wani
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status