Semua Bab My Crazy Boss (Indonesia): Bab 21 - Bab 30
188 Bab
Ch. 21 Jangan Lagi (21++)
Sisca memberesi gelas dan bekas bungkus sandwich, membawa benda-benda itu kembali ke dapur. Mengambil lap untuk membersihkan meja ruang tengah. Setelah semuanya beres, ia kembali melangkah ke ruang laundry. Setrikaannya masih menumpuk.Meski begitu satu liter kopi favoritnya dan sepotong sandwich yang Arnold belikan sontak membuat moodnya membaik. Ia bergegas menyelesaikan semua pekerjaan sebelum kemudian ia harus tidur dan berusaha untuk perjalanan besok pagi.Kalau dipikir-pikir sebenarnya Arnold punya sisi baik juga sih. Selama sikap menyebalkan dan rese-nya tidak kumat. Namun yang terjadi ketika mereka sedang bersama-sama, yang sering muncul adalah sikap rese yang membuat Sisca makin keki. Dia memang cowok gila, dan jangan lupa, menyebalkan!Sisca tersenyum kecut, ia sudah kembali berkutat dengan setrika dan baju-baju Arnold yang kusut itu. Kadang ia membayangkan pasti enak sekali bukan ada di posisi Arnold? Sejak kecil duit ora
Baca selengkapnya
Ch. 22 Mimpi Apa?
Arnold masih belum bisa memenjamkan matanya, pikirannya malah fokus pada tubuh Sisca. Kenapa seindah itu? Ia belum pernah menemukan tubuh seindah itu selama ini! Apalagi bagian inti Sisca tadi ... Astaga, Arnold benar-benar gila!Hanya dengan petting saja Arnold bisa sepuas ini apalagi kalau sampai ....Arnold memaki dalam hati ketika menyadari miliknya sudah tegang kembali, kenapa Sisca begitu luar biasa mempesona sih? Sisca punya daya tarik luar biasa yang belum pernah Arnold jumpai pada wanita manapun. Dan bagaimana cara Arnold kemudian bisa mewujudkan cita-citanya untuk bisa menaklukkan dan memiliki Sisca. "Lu bener-bener bikin gue gila Sis!" Desah Arnold lirih, kepalanya malah pusing, bagian bawa tubuhnya kembali meminta lebih! Lantas bagaimana sekarang? Arnold bangkit, melangkah masuk ke dalam kamar mandinya. Mandi air di gunung rasanya bisa untuk meredamkan segala hasrat yang bergolak dalam diri Arnold, sebelum ia kalah
Baca selengkapnya
Ch. 23 Jakarta
"Nih kunci kamar lu," Sisca menyodorkan kartu akses itu pada Arnold, lalu menyeret kopernya dan melangkah menuju lift."Woy ... Tungguin lah, main nyelonong aja sih?" Arnold benar-benar heran, itu cewek sikap nggak jelasnya kumat lagi, dasar nggak ada akhlak."Cepetan makanya, heran gue jadi cowok kok lelet amat sih?" Sisca berkacak pinggang sambil melotot, benar-benar cowok satu itu menyebalkan!"Bukannya lelet, elu tuh yang kayak di kejar setan! Ngapain sih?" Arnold benar-benar tidak mengerti, ngapaih sih harus terburu-buru?"Gue kebelet! Nggak usah banyak tanya deh, buruan gue udah nggak tahan!" Balas Sisca galak.Sontak tawa Arnold meledak, ia tertawa terbahak-bahak sambil mengusap wajahnya. Rupanya lagi kebelet dia? Pantas kalau jadi tambah garang. Sisca melotot kesal, dia nggak tahu apa namanya orang kebelet itu gimana rasanya? Dasar rese nggak ada akhlak!Pintu lift terbuka,
Baca selengkapnya
Ch. 24 Jakarta (2)
“Telpon siapa, asik bener?”Sontak Sisca terkejut ketika sosok itu muncul hanya dengan handuk yang menutupi bagian bawah tubunya itu. Perut sixpack dan lengan berotot milik Arnold terpampang dengan begitu jelas di mata Sisca, membuat Sisca hampir kehabisan nafas melihat pemandangan yang memanjakan kedua matanya itu. Terlebih bulir-bulir air yang masih menempel di dada dan perut Arnold, di tambah rambutnya yang masih begitu basah membuat Sisca makin terbius dengan pesona Arnold Argadana itu.“Pacar lah, emang elu jomblo?” Sisca segera sadar dari pesona sosok itu, ia bangkit kemudian bergegas melangkah keluar kamar, membiarkan laki-laki itu mengganti pakaiannya. Lagipula bisa gawat kalau Sisca tetap berada di kamar itu, tahu sendiri kan bahwa bosnya itu tukang mesum?Arnold mendengus kesal, pacarnya? Si dokter hewan itu? Pantas saja ia begitu gembira mendapat panggilan telepon itu! Dari dia rupa-rupanya. Arnold entah mengapa menjadi begitu
Baca selengkapnya
Ch. 25 Jakarta (3)
Sisca menutup buku catatan yang berisi poin-poin penting dan kesimpulan dari meeting hari ini. Nampak Arnold sedang serius mengobrol bersama koleganya sambil makan siang, sementara Sisca dan gadis yang bernama Aulia, sekeretaris Pak Burhan itu masih sibuk membereskan buku dan alat tulis mereka."Asyik ya kalau bosnya masih muda dan ganteng macam Pak Arnold," bisik Aulia sambil tersenyum."Asyik? Astaga ... belum tahu saja dia aslinya kayak gimana, Mbak," desis Sisca sambil memanyunkan bibirnya."Memang bagaimana sih?" tampak Aulia menyimak dengan serius, sesekali ia melirik dua orang yang tengah berbincang dengan begitu asyiknya itu."Rese setengah mati, Mbak. Aku kalau nggak kepepet mah ogah kerja sama dia."Betulkan, kalau tidak semi sepuluh juta perbulan seperti yang dijanjikan Arnold, tentu Sisca ogah kerja padanya. Namun demi sepuluh juta, ia akhirnya rela kadang harus naik pitam karena perilaku absurb bosnya itu."Suka main kasar pas n
Baca selengkapnya
Ch. 26 Jakarta (4)
"Ngapain lu senyam-senyum?" tegur Arnold ketika ia keluar dari kamar dengan bathrope yang menutupi tubuhnya itu."Kepo amat sih jadi orang?" salak Sisca galak, ia kemudian melangkah menyusuri lorong hotel, menuju lift guna turun ke lantai bawah.Arnold memanyunkan bibirnya, pasti chatting-an sama dokter hewan itu! Entah kenapa Arnold makin tidak suka dan penasaran dengan sosok itu. Namun ia belum punya daya apa-apa untuk cari tahu perihal sosok itu untuk saat ini. Mungkin ketika ia pulang dari Jakarta besok, ia baru bisa sedikit demi sedikit mencari info perihal dokter hewan yang sudah mencuri start darinya itu.Arnold mengekor di belakang langkah Sisca, melihat Sisca yang juga memakai bathrope itu membuat Arnold ingin merengkuh tubuh itu dari belakang, menyusuri leher dan pundak Sisca yang begitu menggoda. Entah, Arnold terkadang heran dengan dirinya sendiri, kenapa hanya karena gadis seperti Sisca ia jadi begitu lemah dan tidak berdaya?Padahal siapa Si
Baca selengkapnya
Ch. 27 Rumah Big Boss
Sisca sontak melotot ketika taxi online yang mereka tumpangi masuk ke sebuah halaman rumah yang luasnya satu lapangan bola itu. Baru halaman depannya saja sudah seluas ini? Total tanah yang dibangun rumah memang berapa? Halaman depan itu begitu rindang dan sejuk dan setelah mengikuti jalan beraspal itu, sampailah mereka pada sebuah istana megah dengan arsitektur Eropa itu.Sisca menyebutnya istana, karena memang tidak mirip rumah! Ia lebih mirip istana. Mungkin kalau sama Istana Negara hampir sama luasnya. Sisca masih melonggo ketika kemudian Arnold menyenggol lenganya, membuatnya melonjak kaget."Lu jadi mau ikut turun nggak?""Ja-jadi." Sisca membuka pintu mobil lalu melangkah turun. Ia berdercak kagum melihat bagunan megah yang berdiri di hadapannya itu. Bukan main."Sis! Ayolah, ngapain sih berdiri di situ?" Arnold geleng-geleng kepala ketika menyadari Sisca masih celingak-celinguk di tempatnya berdiri, padahal Arnold sudah sampai depan pintu masuk.
Baca selengkapnya
Ch. 28 Jadi Begini?
Sisca benar-benar tidak percaya, saat ini dia tengah berada di atas supercar berwarna merah itu. Arnold benar-benar membawa Sisca berkeliling dengan mobil berharga milyaran rupiah yang ia miliki. Sisca menoleh, menatap Arnold yang tengah begitu serius dengan kemudinya itu. Laki-laki tiga puluh tahun itu benar-benar makin tampan dan mempesona ketika membawa supercar seperti ini."Sekarang gue sadar kenapa elu begitu stress dan syok ketika harus menjalani kehidupan elu yang sekarang, Bos." guman Sisca sambil bersandar di joknya. "Lu punya segalanya di sini, bahkan rumah elu udah macam istana Buckingham di Inggris sana. Belum koleksi mobil mewah elu.""Sudah lah, sekarang gue udah mulai bisa terima kondisi kok. Terlebih setelah elu memutuskan buat mau bantuin gue," Arnold menoleh dan tersenyum, hanya sekilas karena ia harus kembali fokus pada jalanan yang ada di depannya itu.Sisca merasa hatinya menghangat, kenapa ketika dalam kondisi seperti ini bos rese-nya yang
Baca selengkapnya
Ch. 29 Teler
Sisca langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur begitu mereka kembali ke kamar hotel masing-masing. Pikirannya masih memutar ingatan bagaimana luar biasanya kekayaan yang keluarga Argadana miliki. Ahh ... Sisca jadi merasa berdosa sudah sering berlaku kurang ajar pada sosok bosnya itu, nyatanya bosnya itu bukan orang sembarangan.Sisca merubah posisinya dari berbaring jadi tengkurap, beruntung benar yang besok wanita yang diperistri Arnold? Pasti semua yang ia inginkan akan begitu mudahnya terwujud. Dia tidak akan kekurangan materi, bisa beli barang-barang mewah dan mahal. Ahh ... indahnya hidup jika punya banyak uang.Tapi, bukankah jodoh Arnold sudah dipilihkan oleh keduan orang tuanya? Seorang wanita berpendidikan tinggi lulusan luar negeri yang pasti juga sangat kaya. Karena seperti cerita Arnold, biasanya pernikahan di kalangan mereka adalah sebuah usaha untuk mengkokohkan bisnis dan kekayaan keluarga mereka.Bagaimana pun Sisca masih terheran-heran dengan
Baca selengkapnya
Ch. 30 Gue Cinta Elu, Sis! (21++)
Arnold mengerjapkan matanya, gila! Kepalanya terasa begitu berat. Ia mencoba membuka matanya dan melihat sosok itu tengah tertidur pulas di sofa, tunggu ini kan bukan kamarnya, jadi ini kamar siapa?Arnold menoleh ke sekeliling, ah ... dari koper dan barang-barang yang dia lihat, ini kamar hotel Sisca! Arnold kembali menoleh menatap sosok itu yang tengah duduk dan tertidur di sofa itu. Darah Arnold berdesir seketika, melihat Sisca hanya hanya pakai kaos oblong dan celana pendek yang mengekspos semua pahanya itu.Ia memijit pelipisnya dengan gemas, kenapa sih ia selalu ada dalam posisi menyebalkan seperti ini? Kenapa Sisca begitu menggoda luar biasa? Kenapa dia begitu sulit untuk Arnold taklukkan. Arnold menghela nafas panjang, ia bangkit dan melangkah mendekati Sisca yang tampak begitu pulas tertidur di sofa.Bangun kah nanti Sisca jika Arnold menyentuhnya? Namun sungguh pandangan itu benar-benar mengusik pikiran Arnold. Dengan sisa kesadarannya, Arnold membawa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status