All Chapters of Love Sugar Daddy: Chapter 71 - Chapter 80
198 Chapters
71.Istri Orang
    Axelle masih membalut bibir Stela dengan bibirnya. Tangan nakal itu berjalan-jalan menelusup ke dalam blouse motif bunga berlengan panjang yang dikenakan sang istri. Stela tidak tinggal diam, dia bergerak cepat menyusupkan kepala ke leher Axelle. Axelle meringis mencengkeram belahan bukit kenyal milik istrinya. Dua tanda merah Stela berikan pada Axelle. Wanita itu tersenyum puas dengan hasil karyanya. Namun, saat Axelle hendak melakukan hal yang sama Stela mendorong tubuhnya. Axelle mengernyitkan kening, Stela merangkulkan tangan pada leher suaminya. Dia beringsut duduk di pangkuan Axelle. Wanita muda itu memberikan kecupan-kecupan kecil pada wajah dan bibir Axelle secara bergantian.     "Om tidak perlu memberi tanda pada saya. Jika dilakukan semua karyawan akan heboh seperti kemarin," ujarnya manja.   &nb
Read more
72.Romantis?
   Seorang wanita cantik berpakaian sexy keluar dari dalam. Dia memandang pengunjung yang baru saja memasuki tokonya. Dia menyisir rambut panjang sebahu dengan jari-jemari lentiknya. Bibirnya nampak sexy dengan lips warna merah cerah. Dia melenggang keluar, jalannya berlenggak-lenggok mirip model. Dia tersenyum menggoda menatap pengunjungnya yang tengah bersitegang. Wanita yang mengenakan rok ketat warna hitam, setinggi lutut dengan hem warna putih lengan panjang yang dimasukkan ke dalam rok. Seorang wanita paruh baya berkacamata, yang mengenakan gamis warna hitam ikut keluar dari dalam. Dia mengernyitkan kening menyaksikan putrinya terkekeh. Kemudian ikut melongok keluar. Axelle dan Roland si pengunjung itu, mereka masih beradu mulut. Roland nampak kesal lantaran atasannya begitu bodoh mengenai hal romantis.    "Bos, kau hendak berbela sungkawa mengambil bunga krisan pu
Read more
73.Duda Karismatik
   Arsen semakin muak mendengar ocehan para bawahannya. Dia menghela napas panjang nan berat kemudian menggebrak meja. Brak! Semua mata sontak menatap ke arahnya dengan terkejut. Wajah tampan Arsen sedikit memerah menahan amarah. Mengingat beberapa menit lalu, banyak omongan yang mulai melantur. Mulai dari bekas cupangan di leher Stela di awal masuk kerja. Sekarang mereka menggunjingkan jika Stela wanita cantik yang mudah digoda, hanya karena wanita tersebut murah senyum.     'Semua ini karena perbuatan terkutuk pria tua yang tidak tahu aturan tersebut,' dengkus Arsen dalam hati. Arsen memandang nyalang para bawahannya itu. "Kalian, punya banyak waktu luang untuk mengurusi masalah orang lain. Kerjaan sudah beres belum?" teriak Arsen. Para karyawan langsung bungkam seketika.      Arsen juga tadi sempa
Read more
74.Elusif
   Beberapa tahun silam, malam itu hujan deras mengguyur kota B. Kilat menyambar-nyambar memecah rungu. Membelah jalan yang sebenarnya terlihat lengang. Sebuah motor yang dinaiki sepasang suami istri berjalan cukup lamban. Untuk menghindari jalanan berlubang. Namun, malang seperti sesuatu yang memang sudah ditakdirkan sebuah truk hampir menabraknya jika motor yang mereka naiki tidak bertindak cepat membelok ke samping jalan, menepi. Sepasang suami istri itu turun dari motornya. Mereka berteduh di depan warung kecil yang telah tutup, cukup lama hampir setengah jam. Mereka melepas helm kemudian duduk di bangku panjang dekat toko. Bercengkrama membahas hal mengejutkan yang baru saja terjadi. Hanya Mungkin lantaran sopir tadi mengantuk atau bagaimana, begitu pikir keduanya kemudian. Dalam perbincangan singkat atas kejadian tadi. Lama menunggu hujan tidak juga reda. Ponsel nyaring berbunyi memecah rungu keduanya. Sang wanita meraih ponsel te
Read more
75.Dilema Zayn
   Ada kegetiran nyata dari senyum yang mengembang di bibir sexy Zayn. Lelaki yang telah berumur matang tersebut masih memandang wajah ayu Stela di foto. Jemari tangan kanannya membelai wajah dalam gambar tersebut. Begitu menghayati, sangat pelan mengelus, seolah sang wanita muda tersebut yang disentuh. Napasnya berembus kasar, Zayn masih ingat malam naas kecelakaan tersebut. Tentu waktu itu Zayn tidak tinggal diam. Dia mencari beberapa bukti konkret, demi menjebloskan sang istri ke penjara atas ulahnya. Zayn sendiri yang menyeret wanita gila itu dari rumah utama mertuanya. Yah, disana si wanita gila bersembunyi. Ibu kandung dari Arsen. Setidaknya Zayn masih punya hati nurani, mengingat wanita gila sang istri. Meski pada akhirnya dipenjara, lelaki tersebut menutup rapat kasus agara publik tidak tahu tentang penyebab kecelakaan. Sebuah aib besar jika sampai publik tahu tentang hal yang terjadi. Zayn yang tidak menyukai dengan trik busuk
Read more
76.Kecemburuan Axelle
    Mobil mewah warna hitam mengkilat berhenti di pinggir jalan, kantor penerbitan tempat Stela bekerja. Wanita muda cantik itu masih terlihat duduk manis di tempat yang sama dimana Zayn setia menemani. Keduanya saling diam, Stela masih sibuk menggambar di tablet dengan stylus pen milik dirinya. Zayn sendiri sibuk memperhatikan wajah cantik itu lekat. Hening, hanya desir angin serta gemerisik dedaunan yang sesekali memecah kebisuan. Seorang lelaki di dalam mobil menatap dengan wajah memerah. Amarah dan cemburu pasti ada, siapa lelaki yang tidak cemburu melihat sang istri tercinta dipandang tajam seperti menguliti dari pria lain. Sungguh sesuatu yang benar-benar membuat hati tidak enak.    Roland terlihat kesusahan menelan saliva. Seperti ada aura penuh kemarahan yang membuatnya merinding tubuh bagian belakangnya. Pemuda tersebut menghela napas panjang nan berat. Dia
Read more
77. Antara Tiga Lelaki
    Stela dan Axelle kompak memandang Arsen, Roland yang ada di sekitar mereka hanya menghela napas berat, menggeleng kepala. Wajah Arsen terlihat khawatir, ditambah tatapan membunuh dari Axelle terlihat ngeri. Yah, dia khawatir pada sang pujaan hati. Meski Arsen tidak mungkin memiliki Stela, setidaknya ia juga tidak akan tega melihat Stela memasang wajah ketakutan. Awalnya Arsen tidak berniat mendekati mereka. Dia sedari awal hanya menjadi penonton di depan pintu kantornya. Menikmati cahaya panas mentari, yang tidak terasa panas lantaran hatinya sudah lebih panas. Akan tetapi, melihat cara kasar Axelle pada Stela membuatnya bertindak.    Banyak orang berlalu lalang menatap bingung drama yang telah berlangsung tersebut. Stela kini berada di posisi serba salah, dan malu menjadi bahan perguncingan orang-orang yang lewat. Untung para karyawan kantor masih sibuk di dala
Read more
78. Cemburunya Axelle
    Hening, suasana di dalam mobil senyap, tidak ada kata dari ketiga orang di dalamnya. Axelle bersedekap menatap lurus ke arah depan. Stela masih terdiam terpaku, menundukkan kepala. Dia sesekali meremas ujung dress sifon, setinggi lutut yang dikenakan. Bingung hendak berucap apa pada sang suami, dia takut salah bicara. Roland yang mengemudikan mobil sesekali melirik sang majikan dari kaca spion dalam. Dia menghela napas berulang kali. Tuannya tengah cemburu saat ini, dia begitu merasa kasihan pada sang nyonya. Wanita yang terlihat rapuh itu mulai terisak, Roland dapat mendengarnya.   Axelle bak bongkahan es batu, dingin tidak menghiraukan tangisan Stela. "Roland kau mau kemana?" tanya Axelle,dia melirik ke arah luar jendela.   "Kantor Tuan," ucapnya.  
Read more
79.Pembunuh
   Arsen kini tengah berada di lapas kota B, dia duduk berhadapan dengan sang bunda yang masih mengenakan baju pesakitan. Wanita yang dahulu terlihat cantik kini menjadi lusuh dengan wajah berjerawat. Tidak ada seorang anka yangvtega melihat ibu kandungnya mendekam di penjara. Kali ini pemuda tersebut membawakan buah-buahan untuk sang Bunda.   "Mama apa kabar?" tanya Arsen.   Sang Mama tersenyum kecut. Sudah hampir lima tahun wanita itu mendekam di jeruji besi. "Nak, bantu Mama keluar dari sini, Mama tidak bisa bertahan dengan semua ini lagi," keluh wanita tersebut.    "Mah, katakan apa yang sebenarnya terjadi, mengapa Papa memenjarakan Mama, tidak mungkin, kan, Papa memenjarakan Mama tanpa sebab?" tanya Arsen.  "Arsen akan sangat kesulitan men
Read more
80.Berdua
   Obrolan Axelle dan juga Marvel Junior berlangsung cukup lama, Axelle sendiri terlihat menengok ke dalam takut sang istri terbangun. Mereka serius membahas langkah selanjutnya mengingat bencana besar di kediaman Marvel waktu itu. Tidak lupa Axelle menanyakan keadaan orang tua sang sahabat yang pastinya syok berat. Nyonya Marvel, nampak syok dia bahkan sempat dirawat di rumah sakit bersamaan dengan Freya.    "Bagaimana keadaan Frey?" tanya Axelle.    "Kondisinya sudah lebih baik, hanya saja dia selalu menangis dan terlihat rapuh. Kau tidak perlu khawatir, ada aku dan Mirza menemani. Meski dia lebih sering menanyakan dirimu," ujar Marvel.     "Katakan maaf padanya, aku tidak mungkin sering ke sana. Ada wanita yang harus aku jaga peras
Read more
PREV
1
...
678910
...
20
DMCA.com Protection Status