Lahat ng Kabanata ng Salah Ranjang: Kabanata 61 - Kabanata 70
164 Kabanata
Bubur Untuk Tristan
         Dua jam kemudian, Shassy, Dira dan Keen sampai di rumah sakit tempat Tristan dirawat.Setelah melewati lorong, akhirnya mereka pun sampai di ruangan Tristan.Tok! Tok! Keen mengetuk pintu ruangan tersebut, lalu masuk.Tapi ketika baru memasuki ruangan itu, tiba-tiba Dira berlari melewati Keen dan langsung membantu Tristan yang sedang berusaha untuk duduk, demi menghormati kedatangan Keen."Terima kasih," ujar Tristan dengan wajah yang terlihat bersemu."Iya sama-sama Kak," ujar Dira yang juga segera melepas tangan Tristan dengan malu-malu.Keen mengerutkan dahinya saat melihat pemandangan itu. Terlihat raut wajah tak senang karena hal itu.Shassy yang melihat ekspresi wa
Magbasa pa
Ke-Uwuwan Yang Hakiki
'Dasar wanita ini ...' gumam Keen dengan sebuah senyum di wajahnya.Keen pun berjalan mendekat ke arah Shassy. Lalu ..."Bang, satenya satu porsi lagi ya!" teriak Shassy pada penjual sate yang berada agak jauh dari tempatnya duduk saat ini."Kak, ini pacar Kakak ya?" tanya seorang anak yang berumur sepuluh tahunan dengan pakaian yang kurang terawat."Ah, kamu anak kecil, udah ngomongin pacar. Hehehe," tawa Shassy mengiringi kalimatnya."Pasti pacar, iya kan?" tanya yang lainnya.Shassy pun tersenyum pasrah, pada anak-anak yang kini tengah menatapnya karena penasaran. "Huff ..." Ia menghela napas, "dia bu—""Aku suaminya," sahut Keen dengan cepat.
Magbasa pa
Pesta Ulang Tahun Sutomo
              Di dalam ruangan Keen, Keen sedang sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Shassy sedang menganggur karena Keen memang jarang memberinya pekerjaan, hanya sesekali menyuruhnya membuat kopi dan membelikannya makanan.Hari itu Shassy berkali-kali melirik Keen, terlihat jelas kalau ia ingin mengatakan sesuatu tapi bingung untuk mengatakannya.Lalu …"Ada apa?" tanya Keen tanpa menatap Shassy."Emm," gumam Shassy yang masih bingung ingin berbicara."Katakan sekarang, atau jangan pernah mengatakannya sama sekali," tegas Keen."Kumat!" celetuk Shassy.Keen menatap tajam Shassy yang sedang mengerucutkan bibirnya."Iya, iya 
Magbasa pa
Trik
           Tak lama kemudian, muncullah tiga orang yang ikut menjadi pusat perhatian.Shassy menghela napas panjang ketika melihat kedatangan ketiga orang tersebut.Sherin yang sedari tadi berdiri di dekat Shassy langsung berlari ke arah mereka.Shassy hanya menatap dari kejauhan, ada perasaan yang bercampur aduk di dalam hatinya, antara marah dan juga entahlah apa itu ...Lalu Shassy pun memilih untuk melangkah menjauh dari tempatnya saat ini. Tapi saat melangkah tiba-tiba ..."Shassy," panggil Tante Melati, ibu Raka. Salah satu dari ketiga orang penting yang baru saja menyita perhatian semua orang.Mendengar namanya dipanggil, Shassy pun langsung menoleh dan tersenyum canggung menatap tante Melati.
Magbasa pa
Misterius
         Suasana pun menjadi kacau, akhirnya pesta pun dibubarkan. Para tamu undangan pun pergi meninggalkan rumah tersebut, dan yang tersisa di rumah itu hanya keluarga Raka yang menunggu penjelasan dari Sherin. ** Di ruang keluarga …          Semua yang masih di rumah itu, kini tengah duduk bersama di ruang keluarga. Mereka menunggu dokter yang sedang memeriksa Sutomo. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Dokter tersebut keluar dari kamar tuan Sutomo. "Bagaimana Dok?" tanya Kartika yang segera menghampiri dokter tersebut. "Penyakit jantung Pak Sutomo kambuh," jawab dokter. "Lalu darahnya?" Shassy.&n
Magbasa pa
Malam Yang Panas
      Keen dengan cepat menahan tangan Shassy yang kini mulai mengusap dadanya. "Kamu yakin?" tanya Keen yang saat ini tengah menatap Shassy dengan hangat. Shassy tak menyahut, ia langsung menghempaskan tangan Keen yang sedang mencekal tangannya. Lalu dengan cepat Shassy menarik dasi milik Keen, hingga membuat Keen menunduk dan bibir mereka bersatu. "Emhh …" Suara yang keluar dari mulut Shassy, saat tangan Keen mulai mengusap pundaknya. Keen yang membuka matanya saat mendengar suara tertahan itu, kini seperti sedang tersihir. Apalagi  ketika melihat ekspresi menggoda Shassy, yang saat ini sedang memejamkan mata menikmati setiap sentuhan darinya. 'Wanita ini …' batin Keen yang merasa ge
Magbasa pa
Kamu Harus Bertanggung Jawab
            Setelah puas berteriak, Shassy pun langsung terbangun dari mimpinya."Ternyata aku hanya mimpi," ujar Shassy yang kini masih berbaring di ranjang dan sedang menatap langit-langit kamar itu. Matanya menerawang sesaat, mengingat mimpinya yang hanya memperlihatkan dua orang bertopeng yang sedang berdiri di sampingnya."Mimpi yang aneh," gumamnya sekali lagi.Kemudian,"Kamu kenapa berteriak seperti itu?" ucap Keen yang baru keluar dari kamar mandi sambil mengusap-usap rambutnya dengan handuk kecil.Tubuh atletisnya yang kini hanya berbalut handuk di pinggang itu, membuat Shassy terpana."Indah," gumam Shassy sambil tersenyum menatap tubuh Keen.Dan sesaat kemudian,
Magbasa pa
Pergeseran hidup
Keesokan harinya,        Setelah pulang kerja, Keen segera membawa mobilnya menuju rumah sakit."Mas, kalau kamu sedang sibuk, aku bisa ke rumah sakit sendiri kok," ujar Shassy yang tahu kalau malam itu  Keen mempunyai jadwal untuk berkunjung ke beberapa toko yang ada di Jakarta."Kenapa kamu baru mengatakan hal itu sekarang?" ujar Keen dengan nada datar yang menjengkelkan."Ya … Itu kan karena kamu tidak bilang kalau mau mengantarku pergi ke rumah sakit," protes Shassy.Keen mengerutkan dahinya. "Harusnya, sebagai asisten pribadi kamu itu tanggap.""Aku itu asisten, bukan malaikat! Mana bisa aku membaca pikiran Anda, Tuan Keenan," ujar Shassy dengan penekanan di setiap katanya.
Magbasa pa
Membuat Anak
        Setelah berdebat panjang lebar, Shassy akhirnya mengerti maksud perkataan Keen. Tapi ia terus berpura-pura tak mengerti, karena merasa malu jika harus menyetujui permintaan Keen tersebut."Huff," Keen menghela napas, "aku sudah tidak tahu lagi, kamu taruh di mana otakmu saat ini. Yang jelas, jika kamu macam-macam akan aku patahkan kakimu. mengerti!" teriak Keen di akhir kalimatnya.Shassy lalu mencebik ke arah Keen, tanpa menjawab perkataan Keen lagi."Kam … mu!" geram Keen.Tok! Tok! Tok! Sebuah ketukan di pintu ruangan itu, membuat mereka berdua langsung menatap ke arah pintu dan menatap orang yang baru masuk ke dalam ruangan itu.Tatapan tajam dari mereka berdua, membuat OB yang baru masuk ke dalam ruangan itu gemetaran saat meletakkan kopi di atas m
Magbasa pa
Kematian
           Shassy dan Keen segera pergi meninggalkan sekolahan Dira. Sedangkan masalah Dira tersebut kini diserahkan pada pengacara keluarga Keen."Ayo Mas cepat," ujar Shassy yang yang baru saja masuk ke dalam mobil tersebut bersama dengan Keen.Keen lalu membawa mobil tersebut secepat mungkin menuju rumah sakit.            Setelah setengah jam, akhirnya mereka pun sampai di rumah sakit tempat tuan Sutomo dirawat saat ini. Mereka segera berlari hingga sampai di depan ruang IGD."Apa yang sebenarnya terjadi?"tanya Shassy pada pelayan yang menemani tuan Sutomo ke rumah sakit. Pelayan itu adalah pelayan kepercayaan Shassy, dia memang khusus ditugaskan untuk menjaga papanya."Itu Nona, tadi saat Anda menelepon saya seda
Magbasa pa
PREV
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status