All Chapters of Sweet Enemy: Chapter 11 - Chapter 20
96 Chapters
Kebencian Mendarah Daging
"Apakah sudah masuk pada tahap produksi? Kapan kira-kira produk kita akan launching?" tanya Freddy lagi.   "Tahap produksi sudah sampai sekitar 40%. Kita berharap semuanya lancar. Target kita bulan depan sudah akan launching, mungkin pertengahan bulan. Karena sebelum memasarkannya kita harus melakukan uji coba terlebih dahulu, melakukan demo baru kita pasarkan ke masyarakat. Aku membayangkan orang-orang memakai produk kita dan mereka puas sehingga akhirnya mereka ketagihan," jelas Ainsley.   "Hm, daddy juga jadi tidak sabar menantikannya," kata Freddy.   "Baiklah, sudah malam, kau istirahatlah. Jangan tidur larut-larut malam, itu tidak akan bagus untuk kesehatanmu dan juga kesehatan kulitmu," lanjut Freddy.   "Baikl
Read more
Penggoda
Ainsley sudah mencoba memejamkan mata tetapi ia tidak bisa. Dia yang tadinya mulai mengantuk jadi tidak mengantuk lagi setelah menerima telepon dari Dixon."Dasar tidak waras! Apa sebenarnya yang dia inginkan? Mengapa dia membuatku terus memikirkannya? Tidak benar, ini tidak benar," lirih Ainsley."Ya Tuhan. Mengapa aku terus terpikirkan dia? Tidak tidak, pergilah dari kepalaku. Kau tahu, aku sangat membencimu. Aku sudah merasa kesal setiap kali aku bertemu denganmu dan sekarang kau mengikutiku sampai kesini, terus membayang-bayangiku. Apa yang kau inginkan, hm? Pergilah! Pergi sana. Aku ingin istirahat." Susah payah Ainsley mengusir bayangan itu namun dia sama sekali tidak berhasil.
Read more
Kalah Pintar
"Jangan berbuat macam-macam. Jangan lakukan hal buruk pada klien penting kita, kau mengerti? Jangan campurkan apapun pada minumannya, ingat itu!" bisik Mattew.'Ck, aku tidak akan melewatkan kesempatan emas ini.' batin Jennifer yang berniat untuk berbuat licik."Aku permisi." kata Jennifer.'Aku ingin lihat kemampuanmu, Tuan Ashton. Apakah semempesona ketampananmu?'***Jennifer turun ke dapur sendiri. Ini kesempatan bagus baginya.
Read more
Tidak Sengaja Membuat Masalah
"Dia benar-benar membuatku tidak sabar. Apa dia tidak punya ponsel untuk menelpon jika dia tidak bisa datang? Sungguh, aku tidak bisa memahami perempuan," gerutu Dixon yang sangat merasa kesal.Sudah lima jam lebih Dixon berada disana, menunggu kedatangan Ainsley, bahkan ia sampai rela melewatkan makan siangnya hanya demi menunggu kedatangan Ainsley. Dan akhirnya Ainsley tidak datang.Ya, katakan saja Dixon ini bodoh. Kenapa juga dia tidak mengunjungi kantornya saja? Mereka adalah klien, bukan? Tak akan jadi masalah jika Dixon datang ke Emperor.Namun semuanya sudah terlambat. Dia sudah menghabiskan waktunya untuk menunggu.
Read more
Kemarahan Dixon
"Ainsley, aku rasa kau membuat masalah besar," kata Emily tiba-tiba. Emily melihat kedatangan Dixon dengan wajah garangnya."Masalah apa? Sudah kubilang aku tidak sengaja melakukannya kan?" balas Ainsley acuh tak acuh."Apa kau puas mempermainkan aku?" tanya Dixon tajam."K-kau?" Ainsley nampak terkejut dengan kedatangan Dixon yang tiba-tiba. Tapi bagaimana dia tahu Ainsley sedang berada di sini?"Apa yang kau pikirkan? Apa kau pikir ini lelucon? Jika kau ingin bermain-main tolong jangan dengan urusan pekerjaan. Apa kau tidak mengerti itu? Apa ayahmu tidak men
Read more
Keras Kepala VS Pemaksa
"Ikutlah denganku!"Ainsley menatap seorang yang menarik tangannya itu dengan tatapan benci."Aku tidak akan pergi kemanapun!  Lepaskan tanganku sekarang juga!" sentak Ainsley."Tidak!  Kau harus ikut denganku " kata seorang itu.Dia adalah Dixon. Ya, Siapa lagi yang bisa membuat Ainsley langsung marah jika bukan dia?Dixon langsung menarik tangan Ainsley dan membawanya pergi."Emily, maaf, aku harus membawa Ainsley. Maaf jika aku merusak pertemanan kalian," kata Dixon."Tidak tidak. Kalian Pergilah. Kami masih bisa bertemu lain kali," kata Emily mendukung Dixon membawa pergi Ainsley."Terima kasih atas pengertianmu," kata Dixon yang langsung membawa Ainsley pergi."Emily!" sentak Ainsley."Daaah, Ainsley sayang," kata Emily dengan senyum puas. Ainsley mengepalkan tangannya kuat menahan emosi.'Emily, sahabat macam apa kau? Awas kau
Read more
Mereka Kecelakaan
Jalanan cukup padat pada sore hari ini. Bahkan Dixon sedikit kesusahan mencari celah sedangkan Ainsley sangat tidak sabaran."Berhentilah merengek, Ainsley. Aku sedang berusaha mengantarmu secepat yang aku bisa. Tapi coba lihatlah, jalanannya padat. Dan—""Dixon awasssss!!!"Brak!Sebuah mobil menabrak pohon besar dengan keras. Sedangkan satu mobil yang lain menghindari tabrakan dengan membanting setir ke arah bahu jalan.Seketika itu juga banyak orang yang datang menghampiri dua mobil yang hampir bertabrakan itu.Tok tok tok.Seseorang mengetuk jendela mobil yang menabrak bahu jalam dibarengi beberapa orang lagi di belakangnya.Dixon tersadar, Iya sedikit mengalami syok namun beruntung Ia berhasil mengatasinya.Dixon menurunkan jendela mobilnya dan melihat ada banyak sekali orang di sekitarnya."Tuan, anda tidak apa-apa?" Tanya salah seorang.Dixon menggeleng. "Kami baik-ba
Read more
Ainsley Mengalami Syok
"Apa? Kalian kecelakaan?""Kecelakaan?" lirih Brianna yang mendengar percakapan telepon suaminya dan Dixon. Dia tiba-tiba merasa lemas seperti tulang-tulangnya terasa diloloskan dari tubuhnya."Iya, Paman. Dan sekarang kami berada di rumah sakit," lanjut Dixon."Brianna, kau kenapa?" seru Freddy sambil berlari ke arah istrinya."Brianna ...!" Freddy menangkap tubuh istrinya yang limpung."Paman, apa yang terjadi? Bibi kenapa?" tanya Dixon ikut panik.
Read more
Siuman
"Paman, Bibi," sapa Dixon. Malam ini ia datang lagi."Dixon, kau datang?""Ya, Bibi, Bagaimana keadaan Ainsley? Apakah ada kemajuan?" tanya Dixon to the point.Brianna menggeleng. "Dokter tidak mengatakan apapun, Dixon.  ini mengatakan keadaannya masih sama, stabil tapi tidak tahu kapan dia akan bangun," jelas Brianna."Paman, Bibi, kalian istirahatlah. Aku yakin kalian tidak istirahat seharian, kan? Biar aku gantikan sebentar, aku yang akan menjaga Ainsley malam ini," jelas Dixon.
Read more
Menyangkal
"Iya. Ainsley sudah marah-marah padaku. Dia bukan hanya sudah bangun tapi dia sudah sangat normal. Dan dia langsung mengajakku berdebat," kata Dixon sambil terkekeh."Dixooooon! Hentikan bicaramu!" seru Ainsley."Kau dengar kan, Paman? Dia sudah berteriak-teriak. Putrimu sudah sangat sehat," kata Dixon lagi."Baiklah, Dixon. Terima kasih. Aku dan Brianna akan segera kesana.""Baiklah, Paman.""Aku tutup teleponnya," kata Freddy.
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status