Semua Bab Sang Penakluk: Bab 81 - Bab 90
217 Bab
Memaafkan Lebih Mudah Dari Membenci
Kunjungan Alden yang tidak ditemani Indira sempat menjadi tanda tanya Siwi yang menyayangkan hal tersebut. Setelah Alden mengemukakan semua bukti kuat dari pencariannya, Keenan dan Siwi justru tersenyum simpul dan mengatakan telah mengetahui dari narasumber langsung.“Siapa maksud kalian? Paklek Bagus?” tanya Alden.“Pakdhe Sandy,” sahut Siwi. Alden terperangah.Keenan menambahkan jika rumah tangga Sandy juga sedang dalam goncangan hebat karena Mirna menuntut cerai.“Kupikir lebih baik Pakdhe tidak bersama dengan Budhe Mirna. Wanita itu juga yang merongrong selama ini sampe Pakdhe Sandy kalang kabut memenuhi permintaan keluarga istrinya.” Alden terlihat memahami lebih baik dari Keenan.“Mama yang cerita,” jelas Alden menjawab kernyitan Siwi dan Keenan. “Tau sendiri emak gue, mirip reporter pencari berita,” keluh Alden. Shana tertawa. Wanita itu tidak menyangka jika berbagai karakter keluar
Baca selengkapnya
Salah Sangka
Kekuatan yang paling ampuh adalah kerja keras dan percaya diri. Dengan dua modal tersebut, seseorang menjadi tidak terhentikan dalam menggapai semua cita-cita yang terancang dalam hidup mereka. Bagi Siwi mengalah pada eyangnya justru memberikan kemenangan telak dipihaknya dalam perebutan tanah.Oknum yang telah mengugat mereka, terancam hukuman penipuan dengan bukti dari Alden tanpa melibatkan Widari bahkan Bagus, paman mereka. Namun jauh di dalam lubik hatinya, Siwi masih harus menundukkan satu lagi tantangan dalam hidupnya. Menikah!Genta masih meminta waktu padanya untuk mengumpulkan persiapan yang lebih mantap dalam menjalani hubungan mereka ke depannya nanti. Siwi memiliki segalanya dan Genta menolak untuk menikmati semua hasil kerja kerasnya. Seandainya Genta bisa lebih terbuka dan fleksibel untuk menerima saran juga kebesaran hati Siwi, semua tidak akan sesulit ini.Ibu dan ayahnya masih sibuk mengurus Widari yang harus dirawat dan mendapat pengawasan kel
Baca selengkapnya
Mengingkari Fakta
Tidak peduli seberapa kuat bagi Siwi mencoba untuk menerima kembali Genta, hatinya terus mengingkari. Ternyata, sepintar apa pun otak kita, tidak akan mampu mengalahkan kemauan hati. Logikanya berteriak penuh protes atas sikap Siwi yang terlalu egois dan keras kepala, tapi hatinya terus berkata tidak. Mungkin inilah yang namanya gengsi.Wanita itu baru menyadari jika antara dia dengan Genta seperti air dan api. Memiliki awalan yang sama, tapi huruf berikutnya yang berbeda.Cinta menyatukan mereka, tapi perbedaan yang mencolok meretakkan janji setia dan kesungguhan keduanya untuk saling mendukung menundukkan tantangan dalam mencapai tujuan utama. Rangkuman kenangan yang terekam hadir berulang kali seperti video yang diputar terus oleh benaknya. Ia makin tersiksa. Siwi menduga jika masalahnya dengan Genta tidak ada ujung pangkalnya. Namun justru tidak memahami akar masalah tersebut, Siwi bingung bagaimana mencari penyelesaian yang terbaik. &l
Baca selengkapnya
Menantu Tidak Diinginkan?
Suapan demi suapan mengarah pada mulut Widari. Vero terlihat sangat telaten merawat Widari. Sesekali mulut mertuanya menyemburkan sisa nasi dan menerpa wajah Vero.Cibiran kesal terukir pada muka nenek tua yang seperti muak pada menantunya. Bahkan dalam kegilaannya, Widari masih menunjukkan rasa tidak suka pada Vero. Rupanya kebencian Widari sudah mendarah daging.Vero mengusap wajahnya dengan sabar dan tidak menunjukkan sikap yang jengkel. Dia menyudahi ketika Widari membuang muka. Setelah membersihkan semua butiran nasi di pangkuan Widari dan juga lantai, Vero meninggalkan mertuanya sendiri di kamar.“Ver,” panggil Seto. Vero berhenti dan menoleh.“Kalo tidak tahan dengan sikap ibu, biarkan perawat yang urus,” ucap Seto dengan wajah prihatin. Vero tersenyum dan mengelus lengan suaminya dengan lembut.“Jangan ngomong gitu ah! Kita ini wajib merawat ibu, Mas. Aku nggak keberatan sama sekali kok,” cetus Vero melun
Baca selengkapnya
Peran Mulia Shana
Siwi mendengar lagu selama perjalanan menuju Solo. Lantunan lagu dari Chrisye yang berjudul cintaku membangkitkan semangat Siwi yang begitu menggebu untuk bertemu dengan kekasihnya.'Kan kujalin laguBingkisan kalbukuBagi insan duniaYang mengagungkan cintaBetapa nikmatnyaDicumbu asmaraBagai embun pagiYang menyentuh rerumputanCinta akan kuberikan bagi hatimu yang damaiCintaku gelora asmara seindah lembayung senjaTiada ada yang kuasa melebihiIndahnya nikmat bercintaSemua lirik terasa mengena dan itulah curahan hatinya saat ini. Ketika mobilnya memasuki halaman luas rumah Genta, Siwi mulai berdebar dan tidak tahu harus memulai dengan kalimat apa. Haruskah ia langsung meminta maaf dan memintanya kembali? Atau justru sok jual mahal dan memancing Genta untuk meminta maaf lebih dulu?Genta terlihat muncul dan melangkah dengan ragu. Ketika sudah mendekat, Siwi membuka kaca mobilnya dan meringis serba
Baca selengkapnya
Cinta Yang Lebih Bermakna
Bagaimana Indira menjalani hidupnya saat ini, itu akan selalu ia kenang di kemudian hari. Segala bentuk tekanan dan intimidasi dari menjadi istri seorang Alden Aminata ia hadapi dengan tegar dan tangguh. Walau kadang rapuh, Indira mencoba mencari hiburan dengan bertukar pikiran pada mertua dan kakak iparnya.“Jadi Mama pernah ngalamin juga?” tanya Indira pada ibu mertuanya. Menik mengangguk.“Tau sendiri, jaman dulu masih jarang ada cowok bule. Nggak kayak sekarang, bertebaran di mana-mana. Papa kamu itu paling ganteng pada jamannya. Tapi waktu mama berhasil menjadi pilihannya yang terakhir, baru sadar. Ternyata nggak gampang punya suami ganteng,” papar Menik mengenang pengalamannya saat awal-awal menjadi istri Raka.“Godaanku adalah pekerjaan,” ucap Abby yang suaminya adalah salah satu astronot dari German yang bertugas di luar angkasa full time dan hanya libur setahun sekali.“Russel itu paling lama di rumah sam
Baca selengkapnya
Prahara Orang Ketiga
Dayu mengenggam tangan Indira dengan erat. Dayu kehilangan kata-kata dan tidak bisa memberikan penghiburan yang tepat. Dirinya juga tidak pernah menyangka, pernikahan yang baru berjalan sepuluh bulan tersebut harus dirundung keretakan.“Mertua dan Abby, telepon kamu udah puluhan kali. Mereka pasti khawatir dengan kondisi kamu, Ndi,” ucap Dayu pelan. Indira menyusut hidungnya dan menggelengkan kepala.“Aku mau tenangin pikiran dulu, Yu. Aku nggak bisa ketemu dengan siapa pun yang berhubungan dengan Alden,” jawab Indira dengan suara serak.Dayu mengelus tangan Indira dan memahami pilihannya.“Istirahat dan ambil waktu sebanyak mungkin buat nenangin diri. Aku yang akan jawab telpon mereka,” timpal Dayu. Indira mengangguk dan mengucapkan terima kasih.Begitu Dayu pergi, Indira memandang langit-langit kamar yang pernah ia tempati dulu. Lila tidak mengubah sedikit pun semua yang ada di kamar ini. Beberapa potong bajuny
Baca selengkapnya
Licik Seperti Ular Betina
Tantri mengangkat kepalanya dengan hati-hati dan mulai melihat sekeliling kamarnya. Dirinya masih ada di rumah sakit dan hari ini akan pulang. Tidak ada siapa pun saat ini dan dengan cepat, tangannya meraih tas yang ada di atas meja samping tempat tidurnya.Setelah menemukan ponsel, ia segera menelepon seseorang.‘Halo!’“Kenapa, Tan?’‘Keluarga Alden tetap nuntut untuk ambil tes DNA!’“Kan udah gue jawab kemarin, sesuai dengan permintaan Loe.’‘Iya, gue tahu! Tapi dalam sebulan, gue harus menjalani itu! Tes DNA tetep mereka tuntut!’‘Gini deh, iyain aja. Hasilnya ntar gue rekayasa!’Senyum terukir pada wajah Tantri.‘Thanks!’‘Jangan cuman thanks doang! Biaya tutup mulut ama kerja gue mana?’‘Gampang! Transfer ke rekening biasa ‘kan?’‘Cakep! Pokoknya semua beres!’&ls
Baca selengkapnya
Perempuan Terlaknat
Keesokan harinya, Renzo mulai membaik. Indira sangat lega dan memeluk tubuh gempal balita yang menjadi bagian hidup Indira dengan erat. Keceriaan Renzo juga sudah kembali. Seharian ini, Dayu terus meluangkan waktu untuk Indira dan Renzo, sementara Lila pergi ke kantor dan menyelesaikan pekerjaan mereka.Indira meminta Lila untuk membawakan peralatan menggambarnya supaya bisa menyelesaikan di rumah. Ia akan tinggal sementara di rumah waktu tanpa gangguan.“Sore nanti, hasil DNA keluar kata Abby,” ucap Indira pada Dayu. Renzo sedang asyik menonton kartun di televisi.“Terus kamu gimana? Mau ke sana dan ikut liat?” Dayu tampak tidak senang dengan penundaan Indira yang memilih menjauh sementara waktu. Tadinya ia berhasil memompa semangat Indira untuk terus maju dan menuntut haknya.“Renzo ‘kan nggak mungkin aku bawa atau nempuh perjalanan sini Gianyar bolak balik. Dia masih sakit,” jawab Indira.“Jadi kar
Baca selengkapnya
Pengumbar Kebencian
Tujuan hidup masing-masing insan pastilah ingin menuju satu kata. Bahagia. Tetapi, untuk mencapainya memang butuh perjuangan dan kerja keras.Untuk dua wanita yang saat ini sedang mengalami nasib yang dibilang buruk, Indira dan Vero, menjalani hidup baik tidaklah cukup. Keduanya justru mendapat bantingan gelombang yang terberat.Kedua wanita yang selalu lurus dan memilih jalan yang jauh dari kemaksiatan dan dosa tersebut, menjadi sasaran para manusia yang mengumbar kebencian atas kesantunan hidup mereka.Vero, contohnya, menghadapi Widari setiap saat yang tidak pernah berhenti melecehkan dan berbuat sangat tidak pantas padanya. Dalam posisi membutuhkan bantuan Vero untuk bertahan hidup sementara ia tidak mengendalikan kewarasannya, Widari justru memperlakukan Vero semena-mena.Sementara itu, Indira yang berpikir mengakhiri pernikahannya dengan Alden, berharap akan menuntaskan permasalahan mereka dan juga hidupnya. Akan tetapi, kini Indira justru menghadap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
22
DMCA.com Protection Status