Semua Bab WHEN LOVE MEET: Bab 81 - Bab 90
243 Bab
Tendangan dahsyat
Anggun tiba-tiba naik ke tubuh Romeo. “Pak Vino, ini bagaimana?” tanya Romeo yang takut jika dia diapa-apakan oleh Anggun. “Aku masih perjaka!” racaunya dengan raut wajah cemas sembari meringis ketakutan, tetapi jika keperjakaannya direnggut oleh Anggun, dia dengan senang hati akan merelakannya. “Aku juga tidak tahu harus bagaimana?” jawab Vino yang kebingungan. Mata Vino membelalak ketika Anggun akan menundukkan wajahnya kepada Romeo. Dengan cepat Vino mengambil bantal dan segera meletakan bantal tersebut di atas wajah Romeo. Ternyata benar saja, Anggun dengan keadaan tertidur pun menciumi bantal tersebut. Vino pun jadi membayangkan bahwa dia yang sedang berciuman dengan Anggun. “Anggun!” tutur Vino dengan suara berbisik sembari memegang bibirnya yang merah. Sedangkan Romeo, dia sudah hampir kehabisan napas karena wajahnya ditutup oleh bantal ditambah posisi Anggun yang be
Baca selengkapnya
Sebuah do'a
“Aaa …,” teriakan Anggun menggema ketika dia terbangun dari tidurnya. “Ada apa,” Vino dan Romeo terbangun dari tidurnya karena teriakan Anggun. Anggun merasa asing dengan apa yang dia lihat di depan matanya. Kamar ini bukan kamarnya melainkan kamar tamu tempat Rico dan Romeo menginap. Dia langsung melihat dalaman pakaiannya, ternyata masih utuh tidak ada yang hilang. Dia bingung kenapa dia bisa berada di sini? Tatapan langsung menghunus tajam ke arah Romeo dan Vino. “Apa yang kalian padaku? Kenapa aku bisa di sini?” tanya Anggun mengintimidasi kepada Vino dan Romeo yang duduk di sofa cokelat sembari tertunduk karena masih mengantuk. “Kami tidak melakukan apa-apa kepadamu!” jawab Romeo sembari menguap dan meregangkan otot-otot kedua tangannya. “Aku tidak percaya!” Anggun pun bergegas pergi dari kamar tamu menuju ke
Baca selengkapnya
Kerinduan Rico
"Heuh," Allina terkejut ketika Anggun melontarkan pertanyaan kepadanya. "Aku hanya sedang melihat chat yang masuk di ponselku," ucap Allina berbohong. Kemudian dia menyimpan telepon genggamnya itu di atas meja tempat memotong sayuran. "Allina bantu aku memotong wortel, daun bawang dan kentang ini. Untuk wortel dan kentang kamu potong dadu-dadu kecil sedangkan daun bawang kamu iris tipis-tipis!" "Siap!" jawab Allina. Dia pun mematuhi perkataan Anggun dan melaksanakan perintahnya. Sedangkan Anggun sedang membuat beef teriyaki, ayam goreng mentega, dan cumi saus tiram. Dia begitu sibuk di dapur sehingga tidak sadar bahwa Romeo dan Vino sedari tadi memperhatikannya dari meja makan. Akhirnya, bekal untuk rekreasi telah selesai dibuat dan dikemas. Sekarang dia tinggal membuat nasi goreng dan telur mata sapi untuk sarapan pagi. *** Mereka semua sudah berkumpul di me
Baca selengkapnya
Anggun sakit hati
Anggun pun membuat Ramen dan Shusi untuk cemilan mereka yang kelelahan karena habis rekreasi. Sedangkan Rico dia sedang berbincang dengan Romeo dan Vino masalah kejadian tempo hari. Rico pun meminta kepada mereka agar selalu menemani dan melindungi Anggun. Karena, dia sedang berusaha membuat Anggun benci dan menghindar darinya untuk sementara. Jika Anggun selalu dekat dengannya, maka, akan berdampak pada keselamatan Anggun sendiri. Mereka berdua pun paham dengan kondisi Rico saat ini. Dan mereka berdua pun akan menjaga rahasia agar Anggun tidak tahu maksud dari perlakuan Rico yang kerap kasar terhadapnya. Sebab, jika Anggun tahu, dia pasti akan keras kepala dan terus menyelidiki tentang Nisa seorang diri dan itu akan membahayakan nyawanya. “Setelah waktunya tiba, aku akan memberitahukan siapa Anggun sebenarnya kepada kalian. Hanya untuk saat ini, aku mohon bantuan kalian berdua,” untuk pertama kalinya seorang Rico memohon kepada
Baca selengkapnya
Saling menyembur
Dengan berat hati Rico harus mencoba masakan Nisa. Nisa pun menunggu pendapat Rico tentang masakannya.Rasanya ingin menangis ketika Rico mencicipi masakan tersebut. Ketika kuah ramen yang harusnya gurih berubah menjadi seperti kolak pisang yang rasanya sangat manis."Bagaimana rasanya, Sayang?" tanya Nisa dengan tatapan mendamba.Rico tidak tega jika harus mematahkan hati Nisa tentang masakannya di depan orang lain. "Rasanya luar biasa, Sayang! Perfecto," puji Rico kepada masakan Nisa sembari memberikan senyuman palsu.'Aku bisa sakit perut beneran jika makan masakan Nisa. Mungkin ini sebuah karma karena telah mencela masakan Anggun,' gumamnya dalam hati "Habiskan, ya, Sayang!" pinta Nisa kepada Rico.Wajah Rico seketika memucat, saat Nisa memintanya untuk menghabiskan makanan tersebut. "Aduh, kepalaku kok tiba-tiba pusing, Sayang! Mungkin karena masakan Anggun tadi. Bisakah, membawaku ke kamar?" pinta Rico dengan bersandiwara.
Baca selengkapnya
Mencurahkan rasa rindu
Anggun, tidak menyangka bahwa Rico akan sepeduli itu kepadanya. 'Tetapi, kenapa dia tidak pernah bersikap manis kepadaku? Terkadang aku ingin menjadi Nisa yang di peluk-peluk, di usap-usap kaya kucing anggora.'*** "Mas, sepertinya aku tidak bisa tidur di rumah malam ini. Aku mau melihat temanku di rumah sakit. Dia tidak ada yang menjaga. Orang tuanya menitipkan kepadaku," ujar Nisa sembari memakai lipstik di bibirnya."Tetapi, aku juga tidak ada yang mengurus selain kamu," jawab Rico sembari berpura-pura sedih."Aku akan meminta Anggun malam ini untuk menemanimu, toh, istrimu bukan aku saja. Dia, kan, yang istri sahmu! Jadi, dia yang harus berkewajiban merawatmu.""Tetapi, aku tidak bisa jauh darimu, Sayang! Tolong jangan pergi!" pinta Rico dengan nada memelas."Hanya malam ini, oke!" Nisa mengecup kening Rico kemudian pergi dari kamar. Namun, sebelum dia pergi ke luar rumah. Dia mengetuk ke kamar Anggun.Anggun pu
Baca selengkapnya
Ajakan Rico
"Shit," umpat Rico. 'Kenapa selalu ada pengganggu Tuhan!' ungkapnya dalam hati sembari garuk-garuk kepala yang tak gatal.Anggun pun membuka pintu kamar Rico dan ternyata ada mereka berempat di luar sana yaitu: Vino, Romeo, Allina, dan Vita. "Kalian bukannya sudah tidur?" tanya Anggun dengan heran, yang kemudian keluar dari kamar Rico.Anggun tidak mau jika mereka masuk ke dalam kamar Rico. Karena, di sana ada foto pernikahan mereka berdua. Jangan sampai mereka tahu tentang pernikahannya dengan Rico."Kami semua sudah tidur. Cuma Allina heboh, dia membangunkan kami dan mengatakan bahwa kamu hilang di culik si kuntilanak Nisa!" ucap Romeo sembari mengucek matanya yang masih mengantuk."Hahaha, Nisa tadi pergi dan menitipkan Mas Rico kepadaku," jawabnya dengan santai."Kamu tidak apa-apa berdua dengan Rico di dalam sana?" tanya Vino khawatir jika Rico hilaf dan berbuat macam-macam kepada Anggun. Walau bagaimanapun Rico itu pria normal da
Baca selengkapnya
Buka bajumu
"Anggun sedang apa, kamu?" tanya Rico yang sedang menunggunya di meja makan."Loch, kenapa Mas Rico ada di meja makan! lalu tadi yang memelukku siapa? Jangan-jangan aku tadi berhalusinasi lagi," gumamnya dalam hati.Rico menatap aneh ke arah Anggun. Dia menghampiri Anggun dan mendekati wanita yang sedang membuatkan bubur untuknya."Anggun ini kenapa?" tanya Rico khawatir pada saat melihat luka lebam yang terlihat dari kerah daster istrinya."Ini bukan apa-apa, hanya terkena tendangan saja, saat berkelahi kemarin malam," jawab Anggun dengan santai."Apa?" Rico terkejut lalu menyentuh luka lebam itu. "Aw," spontan Anggun menjerit karena luka lebam itu masih terasa sakit."Apa ini sakit?" tanya Rico dengan mata berkaca-kaca.Anggun hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Rico terus memandangi Anggun dari belakang. Wanita cantik itu harus menderita karnanya. Harusnya, diusianya sekarang adalah masa-masa in
Baca selengkapnya
Pijatan lembut
"A-apa buka baju?" tanya Anggun dengan cemas. 'Ya Tuhan, bagaimana ini? aku belum siap melakukannya!' ungkap Anggun dalam hati.Anggun terus memegangi bajunya. Dia tidak mau membuka bajunya sama sekali. Apa lagi sekarang dia sudah tidak memakai bra. Karena, kebiasaannya ketika akan tidur dia selalu membuka penyangga dada."Cepatlah, buka bajumu! Biarkan aku menjalankan kewajibanku sebagai suami!""Katanya, tadi kalau sudah di kamar langsung tidur." Anggun mengingatkan Rico dengan apa yang telah Rico katakan ketika di dapur."Ya sudah, aku bantu buka bajumu, ya!" ujar Rico dengan penuh kelembutan.Rico pun membuka daster Anggun. Dan betapa terperangah ketika dia melihat dua bukit indah yang memiliki puncak dada berwarna pink muda. Kini Anggun hanya menggunakan segitiga pengaman untuk menutupi bagian tubuh sensitif yang lain.Gleg! Rico terus menerus menelan salivanya. Melihat dua bukit kembar Anggun membuatnya haus dan ingin meraup serta menc
Baca selengkapnya
Tubuh polos
Gleg! Rico menelan saliva berulang-ulang. Dia tidak percaya ternyata Anggun sendiri yang memintanya untuk melakukan hal tersebut.'Akh, obat sialan. Kenapa mataku jadi mengantuk. Tidak, aku tidak boleh kalah oleh rasa kantukku, semangat belah duren, Rico!' racaunya dalam hati.Anggun pun merebahkan tubuhnya dengan terlentang. Dia pun memejamkan matanya agar tidak terlihat gugup.Rico pun membuka seluruh pakaiannya tanpa sisa. Begitu pun Anggun, G-string yang menghalangi organ favoritenya dia lemparkan begitu saja secara random.Rico mulai mengecup tubuh Anggun dari ujung kaki dengan lembut. Dan setelah dia berada di pangkal paha, dia pun membenamkan wajahnya di antara kedua paha milik Anggun. "Argh," desah Anggun mulai keluar dari bibirnya karena merasakan hembusan napas Rico.Rico pun mulai mengecup dan memesrai di bagian organ paling sensitif milik Anggun. lingual Rico menari dengan lincah dan cantik sehingga membuat Anggun mengerang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
25
DMCA.com Protection Status