Semua Bab Psycho : Bab 41 - Bab 50
52 Bab
Part 41
Setelah kemarin ke makam ibunya. Sekarang, William pergi ke makam seorang pria yang seumuran dengannya. Di sana tertulis nama Hong Seung Jo, orang yang sangat berarti untuknya. “Aku datang,” ucap William, lalu meletakkan bunga di atas makam Seung Jo. Tidak hanya bunga, tapi ia juga meletakkan satu kotak coklat kesukaan Seung Jo.     Air mata yang sejak tadi terlihat memenuhi mata William, akhirnya tumpah karena tidak sanggup ia ditahan lagi. William menangis di sebelah makam Seung Jo. Selalu begini jika sudah datang ke tempat ini.     “Selamat ulang tahun.” William berucap disela tangisannya. ••••    Seoul, Korea Selatan.    Marcus dan Rachel sudah kembali berada di Seoul. Saat ini, Rachel sedang berbaring di ranjang dan tidak lama Marcus masuk ke kamar itu, lalu tidur di sebelahnya dan memeluknya dari belakang. Sedangkan yang dipeluk tidak memberikan respon apapun. Bukan ini yang Marcus ingink
Baca selengkapnya
Part 42
Alex, pria itu dilarikan ke rumah sakit karena tiba-tiba kesakitan dan memegangi dadanya. Menurut hasil pemeriksaan dokter, Alex mengalami masalah dengan jantungnya. Pria itu menderita aritmia dan perlu penanganan lebih lanjut.    Karena merupakan seorang tahanan, Alex tentu mendapat pengawalan super ketat. Tapi ini tidak terasa begitu ketat bagi William yang saat ini sedang memakai masker dan sudah siap dengan pakaian seperti seorang dokter untuk selanjutnya masuk ke kamar rawat inap Alex.     Agar lebih mudah dan aman, William tentu di bantu oleh Min Ji dan juga seorang pria yang bertugas berpura-pura menjadi pacar Min Ji. Yang terjadi adalah Min Ji muncul dari salah satu lorong rumah sakit, bertengkar hebat dengan seorang pria, dan akhirnya di tampar hingga terjatuh. Keributan seperti ini membuat dua polisi yang berjaga di depan kamar rawat inap Alex langsung menghampiri Min Ji yang terlihat tidak berdaya bahkan terluka. Saat itu juga, Wil
Baca selengkapnya
Part 43
Foto Alex yang tengah tersenyum kini berada si tengah-tengah karangan bunga di salah satu ruangan yang di sebuah rumah duka. Di ruangan itu juga ada Marcus yang sejak tadi selalu saja menatap foto Alex. Meski Alex sudah sangat jahat padanya, tapi ikatan persaudaraan tetap ada untuk selamanya. Itulah yang membuat Marcus sedih hingga ia menangis dalam diam. Marcus sudah mencoba untuk menahan air matanya, tapi ia tidak bisa. Marcus bahkan tidak tahu akan sesakit ini rasanya saat mengetahui kalau Alex meninggal dunia. Pertahanannya benar-benar hancur hingga kini ia hanya bisa terduduk lemah dengan kepala yang tertunduk dan menangis. “Aku memang membencimu, tapi aku tidak pernah ingin melihatmu seperti ini. Ini menyakitkan, bahkan setelah kau jahat padaku.” Marcus berucap di sela tangisannya, membuat Rachel yang berdiri di belakang pria itu ikut meneteskan air mata. Tentu saja ini menyakitkan bagi Marcus terlepas dari apa yang telah terjadi. Rachel tahu bagaimana
Baca selengkapnya
Part 44
Mobil Marcus berhenti di depan sebuah rumah dan pria ini tidak langsung turun dari mobilnya, ia tampak diam selama beberapa saat karena belum punya cukup keyakinan untuk melakukan ini. Namun, ia tidak ingin menyesal karena tidak memperhatikan ibunya. Setelah hampir 10 menit Marcus hanya diam di dalam mobil, kini ia keluar dari dan berjalan menuju ke rumah ibunya. Rasa marah itu belum hilang dari hatinya, tapi Marcus tidak ingin terus terjebak dalam rasa marah. Ia juga perlu meminta restu atau Rachel tidak akan mau menikah dengannya. Baru saja Marcus akan menekan bel, pintu sudah lebih dulu terbuka. Memperlihatkan Seo Yi yang terkejut melihat kehadiran Marcus. Seo Yi baru saja akan mememui putranya itu untuk menanyakan hasil autopsi Alex, tapi dia sudah muncul di sini. “Ibu baru akan menemuimu dan kau ....” “Tinggallah denganku.” Marcus menyela ucapan ibunya, hingga membuatnya sangat terkejut. “Apa?” tanya Seo Yi yang takut salah dengar.
Baca selengkapnya
Part 45
   Mobil yang dikendarai oleh Min Ji melaju dengan kecepatan tinggi, sedangkan di kursi belakang, William sedang berusaha mengikat kedua tangan Rachel, lalu menutup mulutnya dengan lakban. Dari tempat pertama ke tempat kedua setidaknya butuh waktu 25 menit. Sebentar lagi, kira-kira 10 menit lagi mereka akan sampai, tapi vertigo Min Ji kambuh di saat yang tidak tepat.    “Kau kenapa? Vertigo?” tanya William khawatir.    “Aku rasa ...” Min Ji belum selesai menjawab pertanyaan William dan mobil sudah tidak bisa lagi ia kendalikan, hingga akhirnya terguling di jalan raya.     Rachel adalah orang yang mengalami luka paling parah, sebab sebelumnya sudah terluka. Dengan kedua tangan yang terikat Rachel menyentuh perutnya. “Byeol ...” Rachel berucap dalam hati dan akhirnya tidak sadarkan diri.     William melirik ke arah Min Ji yang masih sadarkan diri, tapi tidak bisa bergerak karena sepertinya meng
Baca selengkapnya
Part 46
Sudah 48 jam berlalu dan tidak ada tanda kalau Rachel akan sadarkan diri. Sedangkan Byeol keadaannya membaik walau lahir dalam kondisi prematur. Saat ini, Rachel dan Byeol sedang berjuang untuk bertahan hidup, sedangkan Marcus bolak balik ke tempat perawatan Byeol juga Rachel. Itu adalah rutinitas Marcus selama dua hari ini. Tidak pernah sekalipun pria ini pergi dari rumah sakit karena sang ibu selalu membawakan semua keperluannya. Sementara William, pria itu terakhir terlihat di sebuah apotek setelah terlibat kecelakaan. Itu diketahui dari rekaman kamera pengawas yang ada di sana. Sampai detik ini, belum diketahui lagi keberadaannya. Lalu, Min Ji, wanita itu masih belum mengatakan apa-apa, jadi belum ada kepastian apa yang sebenarnya terjadi dua hari yang lalu, juga tentang kenapa video pemerkosaan dari beberapa wanita yang menjadi menjadi korban pembunuhan ada dalam laptop Min Ji. “Aku ingin bertemu dengan Min Ji.” Marcus bicara pada Seo Woo yang datang menemuinya.
Baca selengkapnya
Part 47
Saat ini, Rachel sedang menatap Byeol yang masih mendapat perawatan intensif dan Marcus berdiri di belakang kursi roda wanita cantik karena ikut menatap putri kecilnya. Sebenarnya, keadaan Rachel belum begitu baik, tapi dia sangat ingin melihat Byeol, dan Marcus tidak bisa menolaknya. “Dia sangat cantik, kan?” ucap Marcus yang kini berjongkok di sebelah kursi roda Rachel. “Ya, dia sangat cantik. Kita harus memikirkan nama yang bagus untuknya. Dia lahir lebih cepat dari yang diperkirakan. Byeol sungguh akan baik-baik saja, kan?” Rachel menoleh pada Marcus dengan wajah khawatirnya. Ibu mana yang tidak khawatir jika anaknya terlahir prematur. Semua ibu pasti akan sangat khawatir. “Byeol akan baik-baik saja. Dia masih butuh perawatan intensif karena lahir sebelum waktunya dan setelah beberapa waktu kita bisa membawanya pulang. Jangan khawatir.” Marcus percaya bahwa anaknya adalah anak yang kuat, walau lahir prematur. Byeol memiliki harapan hidup sangat tinggi.
Baca selengkapnya
Part 48
Waktu terus berlalu dan tidak ada yang berubah, yaitu pencarian William tidak menemukan titik terang. Min Ji mulai kehilangan harapan bahwa William akan datang menyelamatkannya, sedangkan di sisi lain hukuman telah berada di depan matanya. Tidak ada pilihan lain bagi Min Ji, selain mengatakan yang sebenarnya. Setelah keluar dari rumah sakit, Min Ji langsung dibawa ke kantor polisi bahkan langsung masuk ruang interogasi. Sudah tidak ada lagi jalan keluar, karena William telah membuangnya, Min Ji sadar akan hal itu. Tapi, kenapa William seperti tidak memiliki rasa takut jika semuanya akan terbongkar? Baiklah, jika William memang ingin semua ini terbongkar, maka Min Ji akan membongkar semuanya. Min Ji mulai dari siapa William sebenarnya. “William bukanlah identitas aslinya. Dia adalah Hong Seung Jo, anak haram Hong Min Jeong, ibu dari Rachel dan Yuna.” Min Ji menceritakan bahwa kedua orang tuanya mengangkat Seung Jo sebagai anak saat dia berusia 12 tahun, lalu 6
Baca selengkapnya
Part 49
3 bulan kemudian .... Hari pernikahan itu akhirnya tiba. Hari di mana Marcus akan menjadikan Rachel sebagai satu-satunya wanita yang akan ia cintai seumur hidupnya. Ini adalah keajaiban bagi Marcus, karena tidak pernah sekalipun ia ingin menikah setelah mendapatkan trauma itu, tapi Rachel telah mengubah segalanya. Tidak ada banyak orang yang hadir, hanya teman Marcus, psikiater yang menangani pria itu, Seo Woo serta anggota timnya, keluarga Rachel dan tentunya keluarga Marcus. Dibanding mengundang banyak orang, Marcus lebih memilih memperbanyak pengamanan yang dibantu oleh pihak kepolisian. Marcus tidak ingin Seung Jo mendapat kesempatan untuk melakukan kejahatan karena yakin pria itu pasti selalu mengawasi semua yang ia lakukan. Benar, Seung Jo memang selalu mengawasi semua yang dilakukan oleh Marcus dan selalu mencari celah agar pernikahan ini tidak terjadi. Seperti ucapan Seung Jo sebelumnya bahwa Rachel akan tewas sebelum pernikahan terjadi. Wanita itu ti
Baca selengkapnya
Part 50
Seung Jo sadar jika dirinya diikuti oleh Tae Woo. Ini membuatnya mengumpat, lalu menambah kecepatan mobilnya. Namun, Seung Jo harus mengakui bahwa Tae Woo sangat handal dalam mengemudi hingga sangat sulit untuk melarikan diri darinya. Saat ini, Tae Woo masih terhubung dengan Marcus untuk memberitahu pria itu harus ke arah mana. Dan Marcus yang satu mobil dengan Seo Woo memacu mobilnya dengan kecepatan sangat gila. Sejujurnya, Seo Woo takut dengan kecepatan mobil Marcus, tapi kondisi saat ini sangat darurat. Memacu mobil dalam kecepatan pelan bukanlah pilihan terbaik. Marcus tidak mengerti kenapa selalu ada saja yang berhasil membawa Rachel menjauh darinya saat segala usaha sudah ia lakukan agar Rachel baik-baik saja. Sudah ada empat pengawal, mana mungkin Rachel bisa dibawa pergi oleh seorang pria tua? Lagipula, apa masalah pria itu dengan Rachel? Marcus sudah mengetahui ke arah mana mobil yang membawa Rachel pergi, jadi ia tahu bagaimana cara agar bisa cepat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status