Semua Bab Finding the Sun (Bahasa Indonesia): Bab 21 - Bab 30
101 Bab
21. Jangan Bilang-bilang Ya!
Sejak Bima bergabung dalam kelompok makan mereka, Diana terus menerus mencuri pandang kepada Bima. Diana penasaran benarkah prasangkanya benar ataukah salah. Amara bilang bahwa dia punya pacar. Kemudian secara tidak sengaja Diana menemukan foto mirip Bima di sana. Tapi tunggu, bisa saja kalau Bima mantan dari Amara. “Ka!” Panggil Gita kepada Diana. Diana berhenti melamun, dia menolehkan wajahnya kepada Gita. Tatapan Gita memang biasa, namun sebagai seorang wanita, Diana mengetahui bahwa tatapan tersebut adalah tatapan cemburu. “Iya? Kenapa Git?” Tanya Diana lembut. “Temenin ke kamar mandi sebentar yu.” Kata Gita. Diana mengangguk. Dia memang menunggu momentum tersebut, saat dia berbicara berdua saja dengan Gita. Tak lama kemudian Gita bangkit dan menuju toilet rumah makan yang tersedia. Diana berjalan di sebelahnya. Sampai depan kamar mandi, Gita berhenti. Dia melirik ke belakang seakan memastikan Satria dan Bima tidak bisa mendengarka
Baca selengkapnya
22. Car Free Night
“Terimakasih sudah membantu sejauh ini ka.” Kata Diana. “Sama-sama, mulai sekarang jagalah dirimu baik-baik.” Kata Satria. Mereka berdua sedang berada di kosan baru Diana. Setelah lama mencari akhirnya Diana mendapatkan yang sesuai dengan dirinya. Satria juga membantunya pindahan dari kosannya yang lama. Rupanya Doni tidak pernah terlihat lagi sejak ulahnya di secangkir kopi tempo lalu. Membuat Diana lega karena tidak harus berurusan lagi dengan pria tersebut. “Kakak di sini sampai malam kan?” Tanya Diana. “Aku malam ada janji.” Kata Satria. Diana tertegun. Hari ini hari sabtu. Biasanya orang-orang akan janjian keluar malamnya dengan pasangan. Menurut informasi yang Diana dapat, Satria belum memiliki pacar sejak putus dengannya. Kabar janji yang dilontarkan tersebut membuatnya sesak. Hari-hari yang dilalui dengan Doni membuatnya sadar jika dia meninggalkan pria yang baik. Meskipun demikian dia sadar bahwa itu semua adalah salahnya. “Sa
Baca selengkapnya
23. Kejutan CFN
“Halo Di!” Kata Doni sambil tersenyum. Diana langsung mundur beberapa langkah sambil melepaskan pegangan Doni. Mukanya langsung pucat pasi. Dia sedikit gemetar. Trauma dengan apa yang dilakukan oleh Doni. “Tunggu, aku cuman mau ngomong sebentar sama kamu.” Kata Doni. Diana menggeleng. Dia ingin pergi dari sana secepatnya. Tujuannya ke sini adalah mencari Satria. Dia benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan Doni. “Tunggu, kata aku juga. Aku cuman mau minta maaf sama kamu.” Kata Doni. Diana  terdiam. Ada sedikit rasa iba dan percaya dari dirinya. Namun sisanya adalah rasa takut dan khawatir. Dia curiga jika Doni akan melakukan hal yang tidak baik lagi kepada dirinya. “Aku benar-benar minta maaf Di.” Kata Doni sambil memegang tangan Diana. Diana bingung harus melakukan apa. Sejujurnya dia benar-benar ingin pergi dari sana. Namun dia takut. “Aku…., aku….!” Diana menghentikan ucapannya. Dia melihat banyak orang m
Baca selengkapnya
24. Cinta Segi Banyak
Amara pucat pasi. Ingin rasanya dia menangis malam itu. Beberapa air mata membasahi matanya. Malam itu seharusnya malam bahagia, tetapi kenapa tuhan seperti mengujinya.Dilihat telapak tanganya. Tangannya bergetar. Dadanya serasa sakit sekali. Apa yang harus dia lakukan dia tidak tahu. Seharusnya dia tidak di sini. Tetapi jika dia tidak ikut ke Car Free Night malam ini, entah sampai kapan dia berusaha untuk menepis kenyataan tentang Bima.Sekali lagi dia memperhatikan ke bawah. Bima digandeng mesra oleh seorang wanita lain. Anak SMA entah kelas berapa berhasil membuat hubungannya rusak. Dia marah bercampur dengan rasa sedih dan kecewa.Rupanya kejutan tidak hanya sampai di sana. Dia melihat pemandangan luar biasa. Satria terlihat melangkah mendekati Gita. Gita yang melihat sosok Satria langsung berlari ke arahnya. Ini mimpi bukan? Mereka saling mengenal satu sama lain. Tunggu! Tadi Satria sempat menyebutkan nama adiknya, Gita. Apa jangan-jangan Gita yang dimaksu
Baca selengkapnya
25. Ajakan Jadian
 “Ka?” Tanya Gita ketika mereka berada di tempat tujuan.Bima tersadar dari lamunannya. Setelah melihat Amara di keramaian tadi Bima hanya bisa terdiam. Amara terlihat penuh dengan emosi saat itu. Namun dia hanya tersenyum dan pergi. Bima bimbang, apakah dia harus mengejarnya atau tidak. Sementara dia sedang dalam posisi menjaga Gita pada saat itu.Tidak ada satupun chat ataupun telepon dari Amara semenjak itu. Ada rasa tidak enak dari Bima. Posisinya serba salah kali ini. Haruskah dia menemui Amara sepulang dari sini?“Ka?” tanya Gita lagi.Bima menolek ke wajah Gita. Terlihat mukanya yang sedikit kesal. Senyumnya turun ke bawah. Membuat Bima tidak enak juga.“Maaf Git!” Kata Bima.“kakak mikirin apa sih?” Tanya Gita.“Bukan apa-apa ko.” Kata Bima.Gita tidak puas dengan jawaban Bima. Meskipun tidak bilang, Gita melihat Amara secara sepintas. Awalnya dia ingin me
Baca selengkapnya
26. Benar atau Salah
“Coba ulangi!” Kata Satria. Wajah Amara memerah. Entah apa yang dipikirkannya sehingga terlontar pemikiran seperti itu. Amara sedang kacau. Hanya karena seorang Bima dia menjadi seperti ini. “Itu….!” Amara menjawab dengan gagap. Dia bingung harus merespon apa. “Yaudah, yuk kita pacaran!” Kata Satria. Amara panik. Bodohnya dia! Sudah jelas dia masih memiliki hubungan dengan Bima. Kok bisa-bisanya dia mengajak orang lain pacaran. Memang jikalau harus jujur, terlintas pikiran Amara untuk membalas dendam. Jika memang Bima bisa berpacaran dengan Gita? Bisa jalan bareng dengan bebasnya dengan wanita lain kenapa dia tidak bisa? Dia melihat wajah Satria. Pria itu terlalu baik. Selama ini dialah yang menemani Amara ketika jatuh. Bisa-bisanya Amara memiliki ide untuk berpacaran dengan orang lain karena apa yang Bima lakukan terhadapnya. “Satria…., Aku…!” Amara ingin menjelaskan sesuatu namun Satria memotong perkataannya. “Udah ma
Baca selengkapnya
27. Diana dan Informasinya
Diana tidak tenang. Dia terus memikirkan tentang Satria. Setelah berpisah dari Doni dia memiliki keinginan besar untuk kembali kepada Satria. Namun sikap Satria dingin, meskipun terkadang masih membantunya namun sikapnya tidak lebih dibandingkan dengan teman. Sementara Diana ingin sikap Satria saat mereka masih berpacaran.Sempat beberapa kali Diana mengirimkan foto ketika mereka masih bersama. Berharap Satria juga mengingat kenangan manis seperti dirinya. Sayangnya responnya biasa saja tidak seperti yang dia harapkan. Bahkan terkadang Satria hanya membalas chat Diana jika berhubungan dengan kuliah ataupun ketika Diana meminta bantuan. Benar-benar mengesalkan bagi Diana.Hingga akhirnya Diana meminta bantuan kepada Satria untuk membeli beberapa barang. Dia bilang barangnya masih ada di Doni. Diana sendiri tidak ingin berurusan lagi dengan Doni. Sudah cukup baginya. Satria menyetujui, namun dia bilang akan menjemput setelah beres bimbingan skripsi.Ketika mengant
Baca selengkapnya
28. Propaganda Diana
Bima melihat Diana dengan tatapan tajam. “Aku pikir kamu teman Amara? Kok bisa ya cewek dengan gampangnya ngomongin temennya di belakang.” Kata Bima sambil nyengir. Diana tidak menyangka respon Bima seperti itu. Respon yang dia sangka adalah Bima marah ataupun kesal. Namun yang dilihatnya Bima hanya lanjut menghisap rokoknya seakan sudah menyangka. “kamu ga kesel pacarmu direbut orang?” Tanya Diana. “Kesel sih.” Kata Bima sambil menatap kolam. “Terus bakal diem aja?” Tanya Diana. “Kamu kaya gini karena suka sama Satria kan?” tanya Bima. Diana tersentak. Apa yang dibicarakan Bima benar adanya. Dengan tatapan kasian Bima menengok ke arah Diana yang duduk di sebelahnya. “Emang kamu udah ga sayang sama dia?” Tanya Diana. “Sayang.” Kata Bima. “Tapi aku tahu diri.” “Maksudnya?” tanya Diana. “Sudahlah urusi saja urusan kamu sendiri. Cewek kaya kamu ga akan pernah ngerti.” Kata Bima. Diana kesal
Baca selengkapnya
29. Ada Apa dengan Bima?
Di Kamar kosannya Diana masih kesal dengan perlakuan Bima. Dia pikir dengan memberitahukan kedekatan antara Satria dan Amara akan membuat Bima marah. Diana tidak sudi jika Satria bersama dengan Amara. Terlebih dia yang sudah putus dengan Doni memimpikan kembalinya dia dan Satria untuk bersama kembali. “Hufh!” Diana menarik nafas panjang. Kemudian dia beralih ke meja kecil di sudut kamarnya. Dibuka laci kedua bagian meja tersebut. Masih tersimpan foto-foto dirinya dan Satria. Dia merindukan Satria. Diambilnya salah satu foto ketika mereka berdua berlibur ke puncak. Di sana terlihat senyum bahagia dari keduanya. Dia menginginkan Satria kembali. Berpacaran dengan Doni membuat dirinya sadar bahwa Satria adalah laki-laki terbaik yang berpacaran dengannya selama ini. Ketika berpacaran dengan Doni. Foto-fotonya dan Satria disimpan secara rapi agar Doni tidak tahu. Doni yang tidak suka membaca, membuat Diana bisa menyembunyikan semua foto tersebut di lipatan buku. En
Baca selengkapnya
30. Kecewa
“Neng Gita gamau makan?” Tanya nini. Nini adalah pengasuh Gita dan Satria sejak kecil. Nini tinggal di kampung belakang kediaman mereka. Umurnya sudah tua, namun rasa sayangnya terhadap mereka berdua benar-benar tidak terhingga. Saat itu jam makan siang. Sudah sekitar tiga hari Gita tidak nafsu makan. Sejak kejadian di Car Free Night dia terus-terusan cemas. Dia cemas takut jika Bima meninggalkannya. Dia sudah nyaman dengan Bima. Namun dengan datangnya Amara di hari itu semakin membuatnya cemas. Gita pikir saat menelpon Amara dahulu rencananya telah berhasil. Amara dan Bima akhirnya di ambang kehancuran. Bima yang sudah melakukan hal terlarang dengannya juga seakan tidak bisa menjauh dari Gita. Namun entah firasatnya mengatakan rencananya tidak semudah kelihatannya. “Ga lapar aku Ni.” Ucap Gita. “Dimakan dulu ya neng. Udah tiga hari gamau makan. Nanti neng Gita sakit gimana?” Kata Nini penuh perhatian. Akhirnya Gita makan beberapa suap. Perutn
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status