Semua Bab MISTERI TUSUK KONDE: Bab 141 - Bab 150
156 Bab
MENCEGAH KORBAN SELANJUTNYA
Tepat di depan mereka ada dua gadis berwajah China. Lalu di sebelah Nayla dan Angel ada seorang laki-laki yang sedang duduk sambil membaca buku. Tanpa sengaja laki-laki itu menatap ke arah Nayla tajam sambil sesekali ia melihat ke belakang. Nayla merasa jika ada yang sedang memperhatikannya. Tetapi Nayla berusaha fokus untuk training hari ini. Walaupun ia belum bisa melupakan sosok Kusumawardhani yang meminta tolong dibebaskan jiwanya. Merasa terus diperhatikan, membuat Nayla mulai risih. Nayla melirik sekilas ke arah laki-laki itu. Dari arah pintu, seorang wanita berkerudung dengan pakaian batik yang rapi memasuki ruang training. Buru-buru semua peserta kembali duduk di tempat masing-masing. Semuanya merapikan penampilan mereka. Wanita berkisar empat puluh tahun itu menyapa semua peserta dengan sangat ramah. Sekitar tiga jam memberikan materi training sebagai teller, terdengar suara adzan berkumandang. Wa
Baca selengkapnya
CARA MENCEGAH KORBAN SELANJUTNYA
"Kamu indigo?" tebak Nayla langsung "Hu'um. Sejak aku umur lima tahun, aku udah bisa melihat mereka yang enggak terlihat dengan mata biasa.""Pantes kamu bisa lihat."Obrolan Nayla dan Dion terhenti sesaat. Mereka mengambil piring dan lauk yang mereka inginkan. Saat akan mencari tempat duduk, Dion kembali mendekati Nayla dan berbisik. "Kamu bisa mencegah korban selanjutnya, Nay.""Hah?!" Nayla tersentak kaget dan menatap Dion dengan tajam. "Jangan keras-keras, semua pada lihatin kita," bisik Dion lirih. Sambil menunduk malu Dion mengambil steak.Angel mendekati Nayla dan bertanya pada temannya itu kenapa ia tadi berteriak. Setelah menceritakan semuanya pada Angel. Mereka pun mengejar Dion yang sudah duduk di kursi paling ujung sendirian. Kedua gadis itu menarik kursi kosong. Dan duduk tepat di depan Dion yang sedang menikmati makanannya."Kamu tau caranya biar enggak ada korban selanj
Baca selengkapnya
MERASA TIDAK ASING
"Semoga saja Rasti tau caranya memusnahkan perjanjian itu," ucap Nayla lirih namun masih bisa di dengar oleh Dion."Rasti siapa?""Teman aku. Dia juga indigo kayak kamu.""Hmmm ... Oh ya apa kamu membawa sesuatu yang menjadi simbol perjanjian Kusumawardhani itu?""Maksudnya?""Ya misalnya, suatu benda atau yang lain gitu.""Ada. Sebuah tusuk konde.""Boleh aku lihat?""Ada di tas. Di kelas.""Hmm ... ya sudah nanti saja selesai kelas." Dion yang sudah selesai makan pun beranjak berdiri sambil membawa piring kosong dan gelas miliknya. "Dion ...!" "Ya, kenapa, Nay?""Apa boleh aku meminta bantuanmu menyelesaikan hal gaib yang aku hadapi ini?" ujar Nayla dengan nada lirih namun terdengar seperti orang memohon.Beberapa detik Dion terdiam lalu menghembuskan napasnya sambil tersenyum lebar. Memperlihatkan deretan giginya yang putih terawat. "Dengan senang hati aku bisa memb
Baca selengkapnya
SIAPA TUAN JAYAKATWANG?
Nayla menatap kedua mata Dion yang menunjukkan keseriusannya. Hingga akhirnya kepala Nayla pun mengangguk pelan. "Terimakasih, Nay. Aku akan bantu kamu sebisa aku.""Makasih banyak kamu udah mau bantu aku." Nayla tersenyum. Lalu kembali turun dan diikuti oleh Angel. Sementara Dion masih diam di tempat dengan memandangi tusuk konde di tangannya.'Aku seperti enggak asing dengan nama Kusumawardhani ini, tapi siapa ya?' batin Dion.Sekilas Dion melihat batu berwarna merah di tusuk konde tersebut menyilau. Membuat Dion terhenyak."Aku pasti bisa mencari tahu tentang semua ini," ucap Dion sambil sudut bibir kanan terangkat ke atas.Dengan cepat Dion berlari menuruni tangga mengejar kedua gadis itu. "Nay, Ngel! Tunggu dong!" Nayla dan Angel berhenti sampai Dion pun berhenti dengan napas yang tersengal-sengal."Ka-kalian mau kemana?" "Kami mau ketemu Rasti. Udah janjian.""Aku boleh ikut, N
Baca selengkapnya
SOSOK BERNAMA JAYAKATWANG
Tatap tajam ketiga gadis itu tak kunjung lepas. Membuat Dion pun menyerah. "Haaahh!"Dion menghela napasnya. Kemudian sambil membenarkan duduknya ia mengeluarkan tusuk konde yang sedari tadi ia bawa."Kok bisa di kamu tusuk kondenya?" Rasti terkejut. "Hmm ... aku tadi yang tunjukin tusuk konde itu ke Dion, Ras. Dia juga bilang merasakan aura jahat dari tusuk konde itu."Kali ini, Rasti kembali melihat Dion dengan tajam. Seakan tatapannya hendak memangsa Dion bulat-bulat."Kamu pasti tau siapa nama yang kamu sebut tadi. Enggak mungkin kamu asal menyebutnya. Tuan Jayakatwang kalau enggak salah?" Suara Rasti terdengar sangat serius. Sekian detik Dion terdiam sambil sesekali ia menundukkan kepalanya. "Memangnya siapa Tuan Jayakatwang itu?""Oke! Aku akan ceritakan siapa Tuan Jayakatwang.""Nah gitu dong dari tadi! Cepat ceritakan pada kita!" sahut Rasti."Tuan Jayakatwang itu yang kamu l
Baca selengkapnya
PEREMPUAN DI DEPAN RUMAH TANTE DEWI
"Apa boleh sama Tante kamu, Nay?""Ya, boleh lah! Ayo!" Ajak Nayla bersemangat. Mereka berempat akhirnya meninggalkan cafe kopi tersebut setelah dua jam mengobrol. Setelah membayar, mereka keluar bersama-sama.Mereka menunggu angkutan umum sesuai arah tujuan mereka masing-masing.Tinggal Nayla dan Rasti yang masih belum mendapatkan angkot. "Oh ya, waktu yang tepat menghancurkan perjanjian itu saat bulan purnama, Nay," kata Rasti tiba-tiba."Kamu tahu itu dari mana?""Waktu aku dan Mbah Waci meraga sukma. Kami melihat waktu Kusumawardhani dan Kakek kamu membuat perjanjian itu saat bulan purnama. Mbah Waci menyimpulkan, waktu yang tepat menghancurkan perjanjian itu juga saat bulan purnama juga."Di saat mereka sedang berbicara serius dan celingukkan menunggu angkot, tiba-tiba sebuah mobil mewah keluaran Jepang berhenti tepat di depan Nayla dan Rasti.Sesaat Nayla dan Rasti saling berpandangan. Sampai seorang laki-laki muda berparas tampan keluar dari dalam mobil."Siapa ini, Nay?" bis
Baca selengkapnya
KUSUMAWARDHANI MENGIKUTI DION
Rok bahan selutut yang ia pakai membuat langkah larinya menjadi tak leluasa. Ditambah sepatu pantofel dengan heels 5cm sangat membuat larinya menjadi lambat. "Ayo, Ras! Aku khawatir sama Tante dan Rahma di rumah.""Siapa Rahma?""Anak Tante aku."Setelah tiga menit berlari, sampailah Nayla dan Rasti di depan rumah Tante Dewi. Namun mereka tak melihat sosok perempuan memakai kebaya seperti yang diceritakan satpam tadi.Sejenak Nayla dan dan Rasti berdiri di depan pagar. Mata mereka menyapu sekitar rumah berwarna cream itu. Nayla membuka pagar dan berjalan masuk ke halaman rumah. Terlihat Rasti mengikutinya dari belakang. Terdapat mobil Tante Dewi yang terparkir di halaman. Saat Nayla dan Rasti berdiri di teras rumah. Hidung mereka berdua mengendus aroma wangi bercampur anyir. Aroma itu langsung membuat kepala Rasti pusing. Hingga gadis itu hampir saja terjatuh. Beruntung Nayla sigap menangkapnya agar tidak terjatuh dan menyuruhnya duduk."Kenapa, Ras?" Wajah Nayla terlihat cemas.
Baca selengkapnya
PERTENGKARAN AGUNG DENGAN MAWAR
Melihat gelagat Dion yang aneh, Mas Agung kembali bertanya. Hingga membuat Mama Dion juga ikut penasaran."Kenapa? Ada apa di depan?""Enggak, Mas.""Tapi wajah kamu kok kayak habis lihat setan?" Dion terhenyak dengan kalimat kakaknya itu. 'Iya, dia sinden tusuk konde itu. Sinden yang mengikuti Nayla. Tapi kenapa dia sekarang juga mengikuti aku? Padahal aku belum berbuat apa-apa,' batin Dion sendiri. "Dion!" panggil sang Mama yang sedang berjalan mendekati putra bungsunya. Wanita itu sedikit melongok keluar. Pintu yang mau ditutup Dion dibuka oleh Mamanya. "Enggak ada orang Dion. Siapa yang kamu lihat?""Memang gak ada, Ma. Ya sudah ayo masuk, Ma, udah malem." Dion langsung memeluk Mamanya dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.Setelah mengantar sang Mama ke dalam kamar. Dion berniat untuk ke kamarnya yang berada di lantai dua.Baru menaiki beberapa anak tangga, Dion melihat sekelebat bayangan dari arah dapur yang lampunya sudah dimatikan. Sejenak Dion menghentikan langkahnya. Di
Baca selengkapnya
SIAPA MAWAR?
Perempuan itu pun terjatuh ke tanah. Kedua kakinya seperti tak mampu menopang tubuhnya sendiri. Tatapan matanya masih melihat punggung laki-laki yang baru saja meninggalkan dirinya. "Kenapa kamu tega, Mas." Dion hanya terdiam. Ia merasa kasihan pada perempuan yang tak dikenalnya itu. Walaupun ia tak tahu persis apa yang terjadi, namun ia juga membenarkan apa yang dikatakan perempuan itu pada Kakaknya. Hingga Dion mendengar suara yang tak asing baginya. Ia merasa tubuhnya seperti sedang digoyang-goyang. Sampai dirinya mulai terbangun. "Nak, kamu kenapa? Kenapa bisa di sini?" Dion tersentak kaget. Hingga membuat wanita setengah baya yang memakai baju tidur itu juga ikut kaget."Mama!""Kamu kenapa, hah?""Ehh ... "Dion menoleh ke kanan dan ke kiri. Membuat Mamanya makin keheranan dengan kelakuan anak laki-lakiny itu."Cari siapa?""Anuu ... Ini di rumah, Ma?""Loh iya! Ini di rumah. Emang kamu kira di mana? Di hutan?!"Dion hanya terdiam sambil celingukan. "Dion! Kamu kenapa sih?
Baca selengkapnya
PENAMPAKAN YANG MENYERAMKAN
Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Rahma, Rasti, Nayla dan Tante Dewi masih berkumpul di ruang tv. Terdengar suara tawa mereka yang memecah keheningan malam. Acara komedi tersebut membuat Nayla dan Rasti merasa terhibur. Setelah acara pun selesai. Tante Dewi menyuruh mereka bertiga untuk langsung masuk ke dalam kamar dan tidur. Agar besok kembali segar saat beraktivitas. Rasti mengikuti langkah Nayla menuju kamar. Saat itu pandangan mata Rasti tak sengaja melihat ke arah jendela yang tirainya belum tertutup. "Nay, itu tirainya belum di tutup!""Oh ya, lupa kali Tante Dewi. Aku tutup dulu deh!" Nayla berjalan ke arah jendela sambil menyisir rambutnya dengan jari tangan. Sementara itu Rasti masih berdiri di depan pintu kamar Nayla. Matanya masih menatap ke arah Nayla yang kini sudah berada di depan jendela. Nayla menarik pengait tirai. Tiba-tiba Rasti terkejut bahkan hampir teriak. Namun buru-buru Rasti menutup mulutnya dan menyembunyikan rasa kagetnya. Rasti tak mau kalau jeri
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status