Semua Bab Cinta di Bawah Langit NYC: Bab 71 - Bab 80
100 Bab
Bab 70: Calon Menantu Mahendra Orlando
*** "Bagaimana rasanya menjadi calon pengantin? Calon menantu Mahendra Orlando?" tanya Ester ketika Jessica dan dirinya makan siang sehabis bekerja.  Menjadi calon menantu keluarga terpandang pasti sangat luar biasa. Banyak gadis mudah menginginkan menjadi menantu Mahendra Orlando yang kaya raya itu. Saat ini Jessica menjadi pusat perhatian. Banyak yang iri kepadanya. Banyak yang menginginkan berada di posisi posisi Jessica sekarang ini.  Ester mengamati penampilan Jessica yang makin hari makin mengagumkan. Beberapa orang pasti pangling melihat perubahan wanita itu. Jessica jauh lebih cantik dari biasanya.  Sudah lama Ester tidak melakukan makan siang bersama Jessica. Mungkin ini yang pertama kali setelah mereka melakukan perkemahan di pedalaman NY. Saat Ester masih berpacaran dengan Travis.  "Biasa saja. Maksudku aku senang bisa menikah dengan Paris tanpa ada
Baca selengkapnya
Bab 71: Rencana
***"Aku senang berbicara denganmu, Jessica. Kau selalu membuat siapapun  merasa nyaman." Ankara berujar di ujung panggilan teleponnya. Jessica menampilkan senyum walaupun sebenarnya Ankara tidak akan menyaksikan senyuman itu. Mereka berada di tempat yang berbeda."Trims. Aku akan menutup teleponnya." Jessica mengatakan itu setelah melihat Paris memarkirkan mobil. Jessica memang menghabiskan makan siangnya di kafe dekat galeri milik Paris. Sementara Paris sendiri baru datang dari rumah ibunya. Mereka berpapasan sehingga membuat Paris mampir di sana. Paris tampak gagah hari ini."Hei, Jessica. Aku jalan duluan ya. Kurasa Paris akan mengajakmu ke suatu tempat." Ester melambaikan tangan. Dia tidak mau menjadi pengganggu antara Paris dan Jessica. Jadi, ia memilih pergi, meninggalkan mereka berdua. Ester tidak mau menganggu orang yang berkencan."Kau tidak seharusnya pergi. Astaga! Aku tidak akan memakan
Baca selengkapnya
Bab 72: Pertemuan Yvone-Inggrid
***Keinginan untuk mendekatkan Inggrid dan Jessica tampaknya terealisasikan. Paris sudah merencanakan pertemuan keduanya di sebuah restoran mahal. Paris ikut dalam pertemuan itu karena tidak ingin ada pertengkaran di antara dua orang itu. Jessica ditemani ibunya, Yvone Flowers. Mereka sepakat untuk saling mengenal satu sama lain. Orang bilang tak kenal maka tak sayang. Oleh karena itu, mereka berusaha saling mengenal satu sama lainnya. Semoga itu berlangsung dengan baik. "Kau memiliki barang yang cukup mahal, Yvone. Aku sangat suka Celine. Kau tahu." Inggrid memulai obrolan di antara mereka. Kebetulan wanita itu sempat melirik brand bernama Celine yang dikenakan oleh Yvone Flowers. "Ngomong-ngomong, aku tidak bermaksud menghina. Aku berbicara apa adanya. Aku sedang memujimu." Inggrid tersenyum. Dia cepat-cepat mengatakan itu karena tidak ingin ada kesalahpahaman dalam menginterpretasikan perkataannya sebelumnya. 
Baca selengkapnya
Bab 73: Bertemu Paris
***Perawatan kaki Grace terus berlanjut. Wanita itu mulai diarahkan untuk belajar berjalan. Ada alat khusus yang diberikan padanya untuk membantu dirinya berjalan. Siang ini Ankara ada rapat sebentar. Jadi, Grace berangkat sendirian. Sopir hanya mengantarnya sampai di rumah sakit lalu pulang. Dia akan menjemput kalau Grace sudah menghubungi kembali. Sebenarnya Ankara mengutus satu pelayan mengantarnya. Namun, Grace memilih untuk datang sendiri. Grace tetaplah Grace. Dia tidak mau merepotkan siapa pun. Dia selalu menjadi wanita paling tabah yang pernah ada. Alasan Ankara mempertahankan hubungan rumah tangga mereka."Mom tidak usah cemas. Aku baik-baik saja." Melanie, ibunda Grace belakangan ini jarang mengunjungi Grace. Namun, ia tidak pernah absen menelepon putrinya. Hampir setiap malam ia menelepon putrinya. Usaha wanita itu cukup berkembang, dan selalu ada ia juga tergabung dalam komunitas sosial sehingga waktunya tersita. 
Baca selengkapnya
Bab 75: Cemburu
*** Apa yang Grace duga sebelumnya ternyata benar adanya. Ketika Grace dan Paris sampai ke ruangan inap Jessica, wanita itu langsung menunjukkan ekspresi bahagia. Dia menunjukkan kertas yang berisi pernyataan dokter bahwa Jessica tengah hamil.  "Hamil?"  Paris menaikkan alisnya. Dia cukup terkejut dengan kehamilan Jessica. Mereka belum lama bersama setelah sempat berpisah karena kesalahpahaman, dan Jessica langsung hamil. Memang mereka lebih rutin bercinta. Namun, entah bagaimana Paris tiba-tiba saja terdiam. "Tertulis janinnya berusia enam minggu," ujar Paris datar.  Mendadak Paris mengingat sesuatu. Saat mereka putus, Jessica dan Ankara menghabiskan malam bersama di hotel di Prancis. Paris tidak tahu ap
Baca selengkapnya
Bab 76: Mencari Grace
*** Jessica dan Paris tidak menemukan keberadaan Grace. Sehingga mereka menghubungi Ankara melalui panggilan telepon. Mungkin Ankara bisa membantu menjelaskan kepada Grace. Lagipula, lebih baik Ankara bersiap-siap memberikan jawaban kepada Grace. Paris yakin kalau Grace pasti sedang menuju kantor Ankara sekarang ini. "Maafkan aku, Ankara. Mungkin aku baru saja membuatmu berada dalam masalah," kata Paris memulai dengan ragu. Ankara pasti sedang sibuk dengan bisnisnya. Lalu, kini permasalahan lelaki itu semakin bertambah karena Paris tidak sengaja memberitahu Grace mengenai rahasia yang tidak seharusnya Grace ketahui. Tentang peristiwa tempo hari. "Apa maksudmu, Paris? Nanti saja kau jelaskan padaku. Aku sedang sibuk."  Tebakan Paris benar. Ankara tengah sibuk bekerja. Namun, Paris tidak bisa berdiam diri. Dia harus memberitahu Paris segera. 
Baca selengkapnya
Bab 77: Jujur
*** Grace benar-benar datang ke kantor Ankara. Mata wanita itu berkaca-kaca. Hati Ankara terluka melihatnya. Untungnya, ia sudah memiliki seseorang yang bisa membantunya dalam menjelaskan peristiwa di kota Prancis bersama Jessica. Saat itu Ankara hanya menyelamatkan Jessica dari kejaran Liam.  "Grace!" panggil Ankara. Dia langsung menghampiri istrinya yang masuk ke dalam ruangannya. Pria itu berlutut, menyejajarkan badannya dengan Grace yang berada di atas kursi roda.  Mereka harus bicara empat mata agar tidak ada kesalahpahaman di antara mereka. Ankara ingin meluruskan segalanya.  "Kau pembohong! Aku tidak mau mempercayaimu lagi!"  
Baca selengkapnya
Bab 78: Grace pergi
*** Rencana pembuatan butik sepertinya bukan wacana belaka. Yvone Flowers dan Inggrid Mahendra kini semakin rutin bertemu, dan itu membuat Paris merasa lega melihatnya.  Akhirnya apa yang ia harapkan selama ini terwujud juga. Dia benar-benar senang mengetahui ibunya bisa berbaur dengan Yvone. Keduanya seperti besan sungguhan padahal Paris dan Jessica belum resmi menikah.  Bukan hanya Paris yang merasakan kebahagiaan, Yvone dan Inggrid pun ikut senang dengan kabar yang menghampiri keluarga mereka.  Kabar kehamilan Jessica sudah tersiar sampai ke telinga dua orang itu. Mereka ikut bersuka cita dengan kabar tersebut. Akhirnya mereka akan menimang cucu yang akan datang dari pasangan Jessica dan Paris.  
Baca selengkapnya
Bab 79: Sedih
***"Ankara... Aku ingin bicara denganmu sebentar!" seru Paris ketika sudah berada di garasi. Ankara menoleh ke arah istrinya dan dua perawat yang telah berhasil masuk ke dalam mobilnya. Ankara tahu persis apa yang akan dipertanyakan oleh saudaranya. Sebab kepindahan Ankara dan Grace berkaitan erat dengan kejadian tempo hari. Saat Grace datang ke kantor Ankara menuntut penjelasan bagaimana Ankara dan Jessica bisa berada di Prancis bersama-sama. "Apa apa? Maaf, aku cukup sibuk belakangan ini." Ankara terlihat muram. Tanpa bertanya pun, sebenarnya Paris sudah mengetahui seperti apa permasalahan rumah tangga saudaranya. "Ya. Aku paham. Kau pasti sangat sibuk." Paris memberi jeda perkataannya hanya agar saudara kembarnya bisa menghela napas. Ankara sepertinya membutuhkan lebih banyak udara setelah semua masalah menimpa rumah tangganya. "Ngomong-ngomong, apa kau baik-baik saja?" 
Baca selengkapnya
Bab 80: Keputusan
***Pernyataan Grace mengenai rencana berpisah dari Ankara membuat Paris syok. Dia tidak percaya Grace akan memutuskan hal itu sebab di matanya, Ankara dan Grace merupakan pasangan paling serasi. Paling sabar, dan mampu mengendalikan ego masing-masing.Lalu entah bagaimana keduanya memilih untuk berpisah? Kabar itu merupakan kabar terakhir yang tak pernah mau didengarkan oleh Paris. Tak kan pernah mau didengarkan olehnya.Awalnya Paris berpikir bahwa pertengkaran Ankara dan Grace mungkin saja hanyalah pertengkaran biasa yang tidak melibatkan sebuah perpisahan. Bahwa permasalahan mereka bisa diselesaikan secara baik-baik seperti yang selalu Ankara dan Grace lakukan.Namun, nyatanya Grace dan Ankara sama seperti pasangan pada umumnya. Mereka tidak bisa mengendalikan emosi satu sama lain. Bahkan setelah Paris dan Jessica menjelaskan kebenaran tentang mereka. Kebenaran tentang kejadian di hotel Prancis. Grace tetap saja pada pendiriannya  Melihat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status