All Chapters of DEBTLY IN LOVE (Indonesia): Chapter 71 - Chapter 80
118 Chapters
Eliminating The Choices
Ini di luar kebiasaannya, tapi Teman Danny tidak mungkin mengabaikan puluhan telepon tidak terjawab di ponselnya. Teman Danny menengok ke sekeliling. Ruang tunggu rental sedang sepi. Pemiliknya sedang mengecek mobil dan beberapa karyawan sedang duduk di belakang ruang kecil serupa loket. Dia pun mencoba menghubungi Danny. Nomor yang Anda tuju sedang berada di luar jangkauan.Ada setitik keringat di dahinya. Pria itu gugup. Dia bukannya takut aksinya ketahuan. Dia hanya cemas kalau-kalau ada yang tidak sempurna dari caranya menyelesaikan order dari Danny.Teman Danny memencet tombol ponselnya lagi. Ini kali penuh harap agar dapat tersambung dengan Danny. Dia bukan orang yang relijius, tapi saat itu dia memanjatkan doa agar situasinya baik-baik saja. Ada dering pertanda operator layanan telepon seluler sedang menyambungkan dengan nomor kontak tujuannya.“Status?”Teman Danny girang luar biasa tatkala mendengar suara yang menjawab panggi
Read more
Lost and Found
Tidak ada gunanya cemas berlebihan terhadap Dina, begitu Leonardo mengandalkan logika. Posisi mereka berjauhan. Lebih baik dia menyelesaikan urusan yang ada di depan matanya terlebih dahulu. Dengan begitu, ahli waris Keluarga Armadjati itu menyimpan ponsel dan membawa boneka Teddy kepada pemilik aslinya.Leonardo sudah berada di lorong kamar tempat Wendy dirawat, ketika dia melihat Bastian setengah berlari dari ruang tunggu. Adik tirinya itu ditemani dokter dan perawat. Dia membatalkan niat. Leo tidak ingin keberadaannya disangka macam-macam, pun dia tidak ingin direcoki sewaktu bertemu dengan Wendy nanti.Dia mengalihkan tujuan ke ruang tunggu. Namun, menghentikan langkah sewaktu mendengar suara Danny di dalam sana. Untunglah, pintu ruangan itu tetap terbuka pascakepergian Bastian. Dia jadi dapat mendengar dengan jelas perbincangan asistennya itu dengan Tante Yasmine.Sepanjang menguping, dia bertanya-tanya; sejak kapan Danny dan istri ayahnya itu dekat? Apa ya
Read more
What She Really Wants
“Get out,” teriak Wendy. Dia menatap di hadapannya yang tak kunjung pergi dari tempat itu. “GO AWAY!” jeritnya kemudian.Hatinya terluka. Bisa-bisanya Leonardo mengatakan bahwa pria itu tidak menginginkannya. Aaargh. Seumur hidupnya baru kali ini dia merasa terhina. Apa yang salah dengan penampilannya? Walaupun tanpa mengenakan rias wajah, Wendy yakin dirinya tampak keren. Dia rajin merawat tubuh dan pelanggan di salah satu dokter kosmetika ternama di Jakarta. Mengapa pria itu menolaknya?Wendy melirik baju yang dia pakai. Pantas saja ahli waris Armadjati itu tidak mengindahkannya. Gaun pasien itu membuatnya buruk rupa. Apakah ada orang yang membawakan baju-bajunya. Wendy harus mengganti kain lap ini sesegera mungkin. Dia harus cari di mana barang-barangnya di letakkan. Wanita itu mencoba melepaskan infus yang terpasang di lengannya.“Wendy!”Wendy menoleh. Itu Ambu. Dan Daddy. Mata wanita itu menyalan
Read more
The Confession
Suasana malam hari menyelimuti sewaktu Leonardo memasuki mansion Keluarga Armadjati. Tidak ada yang menyambutnya. Pria itu menebak kalau Bastian pasti menemani istrinya di rumah sakit. Papanya paling-paling masih sibuk di kantor perusahaan mereka. Sedangkan Tante Yasmine, bergidik Leo mengingat nama istri ayahnya itu. Sontak, dia meneliti sekeliling. Dia harus berhati-hati. Setelah mengetahui niat Tante Yasmine untuk menghabisinya, setiap sudut rumah itu menjadi tempat berbahaya bagi Leo.Langkah kakinya melewati ruang makan yang biasanya selalu penuh karena perintah Papa untuk menghabiskan waktu untuk makan malam bersama-sama. Miris dia mengingat kalau ide Papa itu dihancurkan oleh istrinya sendiri. Dia terus melanjutkan ke tempat tujuannya, yaitu kamar tidur.Dia harus mengambil barang-barang penting miliknya untuk segera kabur dari rumah ini. Kalau sebelumnya, ada sedikit keengganan Leo meninggalkan rumah tersebut karena walau bagaimanapun, ayah kandungnya tinggal d
Read more
An Unexpected Ally
Dari monitor, Leonardo dapat melihat kalau wajah Danny semakin mendekat ke kamera CCTV. Dan, layarnya mendadak gelap. Rasa takut Leo semakin menjadi-jadi melihatnya. Dia harus kabur secepat mungkin. Namun, ada satu yang tidak boleh dia lupakan.Pria itu mengecek rekaman kamera CCTV yang menjadi bukti percakapan Danny dan Tante Yasmine. Monitor menunjukkan banyak data yang ditandai dengan tanggal sebagai nama dokumen. Tidak, bukan ini. Dia merekamnya sesaat tadi. Jadi, videonya belum menjadi fail karena penanggung jawab ruang pemindai itu pasti baru akan memindahkannya esok hari.Sesaat, ekor mata Leo tertuju pada deretan layar. Pada salah satunya, tampak Danny yang berlari. Jantung Leo memompa udara lebih cepat. Dia harus buru-buru menemukan tempat rekaman video itu berada. Dia mengeklik salah satu folder. Nah, itu dia. Sekarang, pria itu bingung cara memindahkan data tersebut untuknya. Seharusnya ada memori penyimpanan data yang bisa dia gun
Read more
Fix and Wig
Rupanya, Olivia yang membuka pintu itu. Entah karena sebelumnya merasa ketakutan dan lega dengan penampakan adiknya itu, Leonardo tertawa.“Quiet,” perintah Olivia dengan berbisik.Leo sadar kalau dia masih dalam persembunyian. Kalau suaranya sampai terdengar ke luar, bisa-bisa dia ketahuan. Seketika, dia menutup mulutnya.Olivia menarik tangan Leo dan menggiringnya duduk di meja rias. “Now, tell me everything.”***Bastian meringkukkan badannya sewaktu mobil memasuki halaman kabin. Detak jantungnya bertalu-talu. Kabin adalah tempat teraman baginya karena Papi tidak pernah pergi ke sini. Rupanya, dia salah. Dia lupa kalau pria itu adalah pemilik tempat ini. Tentu saja, Papi bebas mau datang atau tidak.Masalahnya, Bastian tidak siap didatangi hari ini. Dia tidak ingin Papi mengetahui kalau kabin telah dia ubah fungsinya menjadi kantor pribadinya. Dari tempat itulah, Bastian mengendalikan semua bisnis
Read more
To Avoid Suspicion
Leonardo menempelkan jari di bibirnya. Pria itu mengambil rak mantel yang ada di dekat pintu. Setelahnya, pria itu berjingkat-jingkat berpindah ke belakang pintu bersiap-siap untuk menyerang jika terjadi apa-apa. Dia memberikan kode kepada Olivia dengan menganggukkan kepala.“Yaaa?” kata Olivia mencoba untuk tidak acuh.“Kopinya, Mbak Olivia.”Mbok Surti. Helaan napas lega diembuskan oleh keduanya. Leo menurunkan gantungan mantel, sedangkan Olivia membukakan pintu.Mata Mbok Surti cerah berbinar begitu Leonardo berada dalam jangkauan penglihatannya. Sampai-sampai, Leo mesti mengingatkan asisten rumah tangga itu untuk tidak berlebihan dalam mengungkapkan rasa senangnya.***Sudah semalaman, Danny berjaga-jaga di ruang pengawas. Dia sudah mengecek banyak rekaman video dan menghapus fail yang menunjukkan kedekatannya dengan Ibu Yasmine. Perempuan itu mengacaukan semuanya. Dia sudah menjaga hubungan mereka berdua tetap ra
Read more
New Surveillance
Danny mengetuk pintu kamar Ibu Yasmine. Tidak ada jawaban apa-apa. Dia meneliti sekeliling sebelum melangkah masuk ke ruangan itu. Di sana, Ibu Yasmine tergolek di atas ranjang. Wajah Nyonya Rumah itu begitu lembut dan aristokrat khas Eropa. Laki-laki itu tergoda untuk ikut berbaring di samping wanita itu.Tiba-tiba, ponsel Danny berdering. Dia menerimanya. “Nggak ada siapa-siapa di pos jaga?”Dahi Danny berkerut. Pak Hidayat selalu bawel jika melihat ruang sekuriti tanpa penjagaan. Dia mengecek jam dinding. Pukul tujuh pagi. Mungkin satpam mansion sedang melakukan ronda. Sebenarnya, terbersit rasa curiga di hatinya. Dia harus mengonfirmasinya nanti dari ruang CCTV.***Olivia sedang berada di dapur dan membuat waffle sewaktu mendengar langkah kaki. Pandangannya berganti-gantian antara kompor dan pembatas arch demi menyelidiki siapa sumber suara itu. Tidak lama kemudian, matanya bertabrakan dengan Danny.“Bangun
Read more
Don't Get Caught
“Ayo, it’s time,” ajak Olivia sambil mengambil alih tas dari tangan Leo. “Lebih baik saya yang bawa. Tadi, Becky nggak bawa apa-apa soalnya.”Leo mengangguk. Pasrah. Rencana B ini harus berhasil. Pasalnya, tidak ada rencana lain selain taktik yang dikemukakan oleh Olivia tadi. Syukur-syukur, jika nantinya dia tidak perlu berantem secara fisik dengan Danny. Dia tahu kalau asistennya itu lebih kuat dibandingkan dengan dirinya karena pria itu dibekali berbagai ilmu bela diri. Leo tidak akan sanggup mengalahkannya. Apalagi kalau dia harus melindungi Olivia dan Mbok Surti dari serangan Danny juga.“Ayo!” perintah Olivia memutuskan jalinan pro-kontra strategi kabur dari rumah ini yang berkecamuk di kepala Leo.“Don’t get caught,” kata Becky yang ditugaskan untuk tetap diam di dalam kamar Olivia.***Mbok Surti kembali di lorong tempat ruang CCTV berada. Ini kali, pintunya terbu
Read more
The Remaining Two
“Danny!” kata Leo.“Saya bilang juga apa?! Turn of your phone!”Ini yang Olivia takutkan sedari tadi. Telepon genggam yang dalam kondisi menyala, dapat dengan mudah terlacak posisinya. Apalagi, dengan posisi Danny di dalam perusahaan Grup Armadjati yang powerful, dia berasumsi gampang saja bagi laki-laki itu untuk mengusut ponsel mereka.“Iya, iya.”Wajah Olivia yang sedang membuka pintu mobil tiba-tiba berubah memutih laksana mayat. Penyebabnya adalah sosok yang dia lihat sedang membuka pintu mansion Keluarga Armadjati. Danny. Adrenalin mengalir deras dalam tubuhnya. Insting untuk menyelamatkan diri langsung memenuhi otaknya. Gadis itu melesakkan tubuhnya di kursi pengemudi dan langsung menyalakan mesin mobil. Dia menoleh ke kiri dan tidak mendapati Leo di sana. Mana laki-laki itu?***Sebenarnya, Leo sudah menundukkan bokongnya pertanda dia pun ingin segera menghilang
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status