All Chapters of Bukan Pengantin Pengganti: Chapter 21 - Chapter 30
32 Chapters
21. Hama
“Hati-hati di jalan, Tika,” ucap seorang pemilik kafe pada Tya.Benar, kini Tya memiliki nama Tika. Ia sengaja melakukan hal itu menyembunyikan identitasnya. Karena upayanya dan Kirana untuk melarikan diri dari Kaivan, salah satu cara yang mereka gunakan adalah mengganti nama mereka untuk mengaburkan jejak. Karena pengalaman hidup bertahun-tahun di jalanan ketika dirinya masih muda, Tya tahu cara seperti apa yang harus ia gunakan untuk menghindari pengejaran serta mengaburkan jejaknya.Saat Tya mendengar cerita Kirana mengenai rencana Kaivan, Tya saat itu merasa begitu marah. Ia pikir, Kaivan adalah pria baik yang bisa membahagiakan Kirana. Meskipun mereka menikah dengan cara yang tidak terduga, Tya berharap bahwa Kaivan memang bisa membahagiakan Kirana pada akhirnya nanti. Namun sayangnya, semua harapan dan ekspektasi Tya untuk Kaivan hancur begitu saja. Rasanya, Tya ingin menghajar pria itu ketika mendengar cerita Kirana. Namun, Tya tahu jika ada hal yang lebih penting yang perlu ia
Read more
22. Pembalasan Sesungguhnya
“Tuan, sudah bisa dipulihkan,” ucap seorang pria berkacamata pada Kaivan yang tengah duduk dengan menutup matanya dengan erat di sebuah ruangan yang salah satu sisi dindingnya dipenuhi oleh monitor komputer canggih.Sebelumnya, Kaivan sibuk kepalang. Ia membuat bisnis keluarga Wirasana satu per satu mengalami kemerosotan yang tajam. Sebenarnya itu bukan hal yang sulit bagi Kaivan. Ia bisa membuat perusahaan lawannya dengan mudah hancur begitu saja karena sudah berani menghalangi jalannya. Namun, Kaivan memerlukan upaya yang lebih keras, untuk menghancurkan bisnis-bisnis keluarga Wirasana. Sebagai seorang kepala keluarga yang belum tergantikan, Nadya ternyata memiliki kendali sepenuhnya pada semua bisnis dan semuanya tertata rapi.Saking tertata rapinya, Kaivan bahkan hampir mustahil untuk menemukan celah. Namun dengan kemampuan dan pengalamannya, Kaivan berhasil untuk menemukan celah yang susah payah ditutupi oleh Nadya. Kaivan tentu saja tidak membuang waktu untuk memborbardir semua
Read more
23. Pengawasan
Kirana tampak pucat pasi, dan hal itu membuat Tya sangat cemas. Kirana yang menyadari hal itu tentu saja tersenyum lalu berkata, “Jangan merasa cemas seperti itu. Aku baik-baik saja.”Tya menggeleng dan menggenggam tangan Kirana dengan erat. “Kakak sama sekali tidak baik-baik saja. Ini sudah kelima kalinya Kakak muntah, dan Kakak sampai sekarang belum makan dengan benar. Jika seperti ini terus, kondisi Kakak pasti akan semakin memburuk. Lebih baik kita pergi untuk memeriksa kondisi Kakak,” ucap Tya sama sekali tidak bisa menyembunyikan kecemasan yang tengah dirasakan olehnya.Kecemasan Tya bukannya tanpa dasar. Saat ini kondisi Kirana memang cukup buruk. Selain terus muntah dan tidak bisa makan dengan baik, terkadang suhu tubuh Kirana melonjak ketika tengah malam tiba. Namun, Kirana berkata jika kondisinya sama sekali tidak perlu dicemaskan. Itu adalah efek dari kehamilannya yang memang sudah menginjak usia delapan bulan.Tanpa sadar, sudah dua bulan lamanya Tya dan Kirana hidup dalam
Read more
24. Cinta Pertama
Kirana membuka kedua matanya yang terasa begitu berat. Secara perlahan, Kirana berkedip untuk beradaptasi dengan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Setelah beberapa saat, Kirana pun sadar jika dirinya saat ini tengah berada di rumah sakit. Selain ruangan serba putih yang mengingatkannya dengan tempat tersebut, aroma yang hanya bisa ditemukan di rumah sakit kini tengah memenuhi rongga pernapasannya. Agak kurang nyaman, tetapi Kirana yang tengah lemah tidak bisa mengatakan ketidaknyamanan yang tengah ia rasakan dengan leluasa. Hingga, Kirana mendengar sebuah suara yang cukup familier di telinganya.“Astaga, menantu cantik Ibu sudah bangun,” ucap Helga lalu terburu-buru mendekat ke ranjang rawat Kirana.Sementara Rama yang melihat Kirana sudah sadar segera menghubungi dokter dan suster yang bertanggung jawab terhadap Kirana. Lalu Rama mendekat pada Kirana dan berkata, “Tenanglah. Sekarang kau dan janin dalam kandunganmu telah aman.”“A—“ Kirana tidak bisa melanjutkan perkataannya kare
Read more
25. Menyelesaikan
“Semuanya akan baik-baik saja. Aku berjanji,” bisik Kaivan pada Kirana yang terlihat begitu gelisah.Saat ini, Kirana dan Kaivan tengah berada di ruang bersalin. Karena ternyata proses persalinan Kirana harus segera dilakukan karena kondisi kandungan Kirana yang tiba-tiba mengalami masalah. Beberapa jam setelah Kirana tahu bahwa Kaivan adalah cinta pertamanya, dan semua kebenaran mengenai masalah yang terjadi, tiba-tiba Kirana merasakan kontraksi. Lalu dokter yang bertanggung jawab menyatakan jika proses persalinan harus segera dilakukan. Tentu saja persalinan cesar adalah satu-satunya pilihan untuk mereka.Untungnya, pihak rumah sakit memang sudah bersiap siaga. Persalinan segera dipersiapkan. Kaivan menemani Kirana di dalam ruang persalinan, karena Kirana sama sekali tidak mau melepaskan tangan Kaivan. Sementara Helga, Rama, Joan, dan Tya menunggu di luar ruangan. Keempatnya berdoa dengan khusu untuk keselamatan Kirana dan calon penerus keluarga Maheswara tersebut. Kaivan sendiri se
Read more
26. Keadilan
Perkataan yang ia dengar sepertinya bisa membuat Nadya yang semula terlarut dengan kenangannya sendiri tersadar. Orang yang semula ia kira adalah Sandy, bukanlah putranya, melainkan seorag perempuan muda yang tak lain adalah cucu yang selama ini tidak pernah Nadya akui. Saking tidak mau mengakuinya, Nadya bahkan tidak pernah mau melihat wajahnya setelah kematian putra pertama yang sangat ia sayangi.Jadi, Nadya tidak tahu jika ternyata Kirana, cucu yang tidak ia akui, tumbuh dengan memiliki sorot mata yang begitu mirip dengan Sandy, hingga membuat kerinduan yang selama ini Nadya pendam membuncah begitu saja. Kerinduan yang membuatnya sama sekali tidak bisa menahan air matanya. Jika saat ini Sandy masih hidup, ia tidak mungkin merasa sesedih ini. Jika saja, Nadya bisa mengulang waktu. Nadya mungkin akan belajar menerina kehadiran Gintari di tengah-tengah keluarganya.Semakin dilihat, semakin mirip rasanya Kirana dengan Sandy. Hal itu membuat Nadya yang selama beberapa hari ini tidak bi
Read more
27. Hadiah (END)
Setelah apa yang terjadi di kediaman Wirasana, Kirana dan Kaivan bisa menjalani kehidupan mereka dengan leluasa tanpa beban apa pun. Hubungan mereka menjadi lebih baik karena baik Kirana maupun Kaivan berkomitmen untuk saling terbuka serta saling percaya. Keduanya sudah terlihat selayaknya pasangan suami istri yang saling mencintai, dan menikah karena dasar cinta yang mendalam. Cinta pertama yang biasanya berakhir menyedihkan, ternyata berhasil mempertemukan keduanya kembali dan mengikat mereka dalam sebuah hubungan yang penuh kasih.Kirana yang sebelumnya terikat akan masa lalu yang menyedihkan dengan keluarga besar ayahnya, kini sudah tidak lagi peduli dengan mereka. Beban besar yang selama ini membuat Kirana sesak, sudah tidak lagi terasa. Ia bisa mengunjungi pusara mendiang ayahnya dan ibunya dengan leluasa, hal itu membuat Kirana merasa sedikit banyak merasa lega. Kini, Kirana hanya perlu melangkah maju tanpa menoleh dan kembali mengingat luka yang ia dapat di masa lalu.Sejak te
Read more
Ekstra Parat 1 : Ingin Adik!
Lima tahun kemudian“Lepas!” ucap Kaivan memberikan perintah tegas pada putranya yang terlihat selayaknya versi mungil dari dirinya sendiri.Sultan yang mendengar perintah tersebut sama sekali tidak menoleh dan masih menggenggam tangan bundanya dengan begitu erat. Sementara Kaivan yang melihat tingkah tersebut benar-benar jengkel dibuat oleh tingkah putranya yang selalu saja mengganggu waktunya dengan sang istri. Sultan selalu saja memonopoli waktu kebersamaan keduanya. Karena itulah, setelah lima tahun berlalu, Sultan tidak seakan-akan tidak mau membiarkan kedua orang tuanya untuk menghabiskan waktu bersama. Alhasil, keinginan Kaivan untuk memiliki seorang putri diundur hingga lima tahun lamanya.Kaivan agak jengkel lalu berkata, “Hari adalah bagianku tidur denganmu. Seharusnya Sultan tidur di kamarnya sendiri.”Kirana mengurut pelipisnya karena Kaivan dan Sultan memang sangat tidak mau tidur bersama, tetapi sangat ingin tidur dengan Kirana. Karena itulah, Kaivan dan Sultan berbagi h
Read more
Ekstra Part 2 : Sehari Tanpa Sultan (21+)
Kirana merasa tubuhnya pegal bukan main. Hal tersebut membuat dirinya enggan untuk membuka mata. Nanti Kirana perlu memberikan pelajaran pada Kaivan. Gara-gara dirinya, Kirana merasa begitu pegal seperti ini. Kaivan terlalu bersemangat tadi malam, hingga tidak mendengar perkataan Kirana sama sekali.Rasanya, ia ingin melanjutkan acara tidurnya. Namun, Kirana tahu jika ini saatnya ia bangun. Ia harus menyiapkan sarapan untuk sultan. Karena putra tampannya itu, sama sekali tidak mau makan masakan orang lain. Sama seperti Kaivan. Karena alasan itu, Kirana harus memasak makanan untuk kedua jagoannya.Saat Kirana membuka matanya, Kirana terkejut karena ternyata waktu sudah sangat siang. Ia hampir melompat dari ranjangnya karena teringat bahwa putranya belum makan. Namun, hal itu urung ketika Kaivan masuk ke dalam kamar dan berkata, “Tidak perlu terburu-buru. Santai saja. Sultan pergi ke rumah Ibu dan Ayah. Dia berkata akan menginap di sana selama seminggu.”Kirana yang mendengar hal itu te
Read more
Ekstra Part 3 : Keajaiban
Sudah enam bulan lamanya Sultan tidur sendiri tanpa ditemani oleh kedua orang tuanya. Semakin hari, Sultan memang berusaha untuk bertindak dewasa. Sultan secara terang-terangan berkata jika dirinya tengah bersiap untuk menjadi seorang kakak. Sultan yang biasanya selalu mendapatkan mainan baru seminggu sekali dari kakek dan nenek, atau kedua orangtuanya, memilih untuk meminta uang jajan sebagai gantinya.Saat ditanya mengapa Sultan melakukan hal tersebut, ternyata Sultan menjawab jika dirinya harus menabung untuk membelikan jajan dan mainan yang bagus untuk adiknya. Mendengar hal itu, Kaivan dan Kirana merasa begitu tersentuh. Keduanya bisa merasakan betapa besarnya kasih sayang yang dimiliki oleh Sultan pada adik yang bahkan belum ia miliki. Benar, belum dimiliki. Karena sampai sekarang pun, Kirana belum dinyatakan hamil. Jujur saja, hal itu sudah membuat Kirana agak tertekan.Namun, sebisa mungkin Kirana bersikap biasa di hadapan putra dan suaminya. Saat ini saja, Kirana tengah menem
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status