Semua Bab PARANORMAL CANTIK: Bab 11 - Bab 20
119 Bab
Karma Sang Dukun
"Kemana perginya jin itu?" Tanya Mahmud masih dengan nada ketakutan. "Jangan takut dia sudah aku kembalikan ke alamnya, sekarang kita harus ke rumah kamu untuk membantu anak kamu," Jawab Alena dengan santai. "Baik-baik ayo kita pergi aku takut anakku sudah di bunuh oleh jin itu," Jawab Mahmud yang kelihatannya sudah tenang. "Aku akan mandi dulu, tak usah terlalu khawatir karena dalam penglihatanku raja jin yang ada di dalam badan anak kamu baru selepas malam akan melaksanakan tugasnya karena dia menunggu perintah dari dukun yang mengirimnya," Jawab Alena sembari menatap Mahmud. "Riki, aku sekalian mau mengajak kamu dan Amor untuk menemaniku," Alena berkata kepada Riki. Riki dan Amor hanya menganggukkan kepalanya saja mendengar perkataan dari Alena. ******* Malam itu di rumah Ki Jintan dari sore su
Baca selengkapnya
Kematian Misterius
Malam yang disertai gerimis jatuh menimpa Kota Palembang, Alena yang duduk di teras rumah memandang keluar rumah ke arah langit yang mencurahkan airnya. Di luar pagar rumah Alena melihat seorang wanita muda yang menggedor-gedor pagar rumah. "Toollooonnggg... toollooonnggg!" teriak wanita itu memelas. Alena buru-buru mendatangi wanita yang berdiri di luar pagar dengan muka ketakutan, badan wanita itu gemetar seperti melihat hantu. "Ada apa?" tanya Alena begitu melihat muka panik dari wanita itu. "Tolong aku, aku sedang di kejar orang!" teriak wanita itu dengan muka memelas. "Tenang dulu, mari masuk kita berbicara di dalam, kamu aman berada di sini," Alena berkata menenangkan wanita yang ketakutan itu. "Siapa nama kamu?, sekarang kamu ceritakan apa yang kamu alami, kenapa kamu sangat takut seperti di kejar-kejar sesuatu yang menyeramkan?" A
Baca selengkapnya
Kutukan Jenglot Gua
"Yang kita hadapi sekarang merupakan kekuatan jahat yang di bangkitkan dari harapan manusia yang putus asa, aku melihat sebuah jenglot yang di jadikan manusia sebagai tempat meminta, mereka tak sadar kalau sebenarnya patung itu berisi kutukan, apapun yang mereka minta akan terjadi namun di barengi dengan kutukan kematian setelah si peminta merasakan jika permintaannya di kabulkan," Jelas Alena sambil menarik napas berat."Berarti ada kemungkinan ratusan korban selanjutnya yang ada di luar?" Kapten Polisi itu bertanya dengan nada panik."Bahkan lebih dari itu, sebelum terlambat kita harus menghancurkan patung itu, hanya Sinta yang bisa di jadikan petunjuk, sebab untuk saat ini dia satu-satunya saksi mata yang selamat," Jawab Alena lagi."Kalau begitu kita harus segera menanyainya sebelum semuanya menjadi terlambat," Kapten Polisi itu berkata tegas.Alena mengikutinya di bel
Baca selengkapnya
Murka Alena
"Aku tidak pernah meminta para manusia untuk memohon kepadaku, namun mereka saja yang datang sendiri kepadaku supaya aku memberikan keinginan mereka, mereka semua pada dasarnya memahami resiko meminta kepadaku namun mereka tidak memperdulikan resiko tersebut, jadi selama keinginan dan ambisi masih mengalahkan akal sehat mereka aku pastikan akan banyak yang lain yang mengalami kematian dan akhirnya menjadi pajangan pada istanaku ini... hahaha," Jenglot itu menjawab dengan penuh sesumbar."Apapun alasan yang kamu katakan, aku perintahkan untuk menghentikan perbuatan yang kamu lakukan!" Bentak Alena lagi."Tidak akan aku hentikan!" Jenglot itu menjawab tak kalah sengit."Kalau begitu aku akan menggunakan cara lain untuk menghentikan perbuatan kamu!" Bentak Alena tak kalah sengit."Hahaha.... manusia kerdil kemampuan apa yang kamu punya untuk menghentikan aku!" Ejek Jenglot itu dengan sombongSebelum gema suara Jenglot itu hilang, dari t
Baca selengkapnya
Pasukan Akhir Zaman
Alena yang sedang mengendarai mobil bersama Amor tiba-tiba menghentikan mobilnya di tepi jalan. Tubuhnya spontan memandang langit sebab dia melihat sebuah titik hitam yang makin lama makin membesar melesat cepat menuju ke bumi. Setelah titik hitam itu hilang dari pandangan kemudian terdengar ledakan keras seolah-olah muncul dari delapan penjuru angin. Alena bersama Amor merasakan seperti telinga mereka tuli sebentar mendengar suara yang sangat keras itu. Cukup lama telinga mereka bergema akibat suara ledakan yang keras mengguncang Kota Palembang. Bumi seperti di landa gempa yang cukup keras, setelah suasana kembali tenang baru Alena keluar dari mobil dan memandang ke arah benda itu terjatuh. "Suara apaan itu?" tanya Amor yang keluar mobil mendekati Alena. "Entahlah aku merasa ada kekuatan yang sangat besar yang menuju ke bumi dan akan mem
Baca selengkapnya
Serangan tiada henti
Alena bersama Amor yang sedang duduk menikmati kopi di ruang tamu rumah Amor tiba-tiba kaget mendengar Riki berteriak. "Apaaa?" Alena dan Amor sampai berdiri dari duduknya sebab tersentak kaget mendengar teriak spontan dari Riki yang menggelegar memenuhi ruangan tempat mereka berada. "Tak perlu teriak-teriak yang ada bukan mati karena Makhluk itu namun kami mati karena teriakan kamu," Amor yang kaget karena teriakan Riki menjadi sewot. "Bukan begitu aku cukup kaget karena mendengar hewan yang muncul itu merupakan hewan yang berasal dari akhir zaman, aku takut jangan-jangan kekacauan memang sedang mengintai," jawab Riki yang malu karena perbuatannya. "Jadi sekarang bukan cuma aku yang perlu kerja keras, kalian juga aku perlukan kerja kerasnya sebab dunia kalian sedang terancam," jelas Alena kepada Amor dan Riki. Hampir tidak ada yang bersuara di dalam ruangan
Baca selengkapnya
Jenderal Akhir Zaman
Suara ledakan dari dua kekuatan gaib itu membuat tempat di sekitar itu berguncang keras, berapa bangunan yang sudah miring karena amukan makhluk itu roboh dalam sekejap.Alena yang tadi menahan serangan makhluk itu menggeliat bangkit kemudian dengan langkah terseok dia segera mendekati makhluk di depannya.Sementara makhluk yang ada di depan Alena seperti tidak merasakan apapun efek dari benturan dua kekuatan yang terjadi.Tak ingin berlama-lama Alena segera melompat tinggi dari posisi atas makhluk tersebut berapa kali dia melepaskan pukulan dengan sinar merah.Namun mata Alena di buat terbelalak setiap sinar merah yang mengenai cangkang belakang makhluk itu langsung terpantul seperti cahaya mengenai cermin.Membuat sinar pukulan Alena yang dipantulkan makhluk itu menghantam beberapa gedung di dekat mereka.Sebaliknya makhluk tersebut yang menyadari Alena ada di belakangnya dengan gerakan gesit menggerakkan bagian buntutnya menghantam tubuh Alena.
Baca selengkapnya
Kejadian Misterius
Akibat benturan pukulan itu keduanya terbanting ke belakang sejauh berapa meter, Alena menahan rasa sakit yang dia derita dengan cepat dia segera bangun.Begitu dia berdiri di depannya Jenderal sudah bangkit berdiri juga dari jatuhnya.Tanpa memberi kesempatan lagi Alena langsung menyerang dengan sinar warna putih yang keluar dari telapak tangannya.Berapa kali pukulannya bisa di tepis oleh makhluk itu namun dalam berapa kali serangan salah satu serangan yang di lepaskan Alena bersarang telak di dada lawan.Lawan yang terkena pukulan langsung terbanting menghantam pinggiran balkon bangunan itu.Melihat lawan terkapar dengan cepat Alena menyerang dengan sinar merah panjang berbentuk tali yang langsung melilit tubuh Jenderal Satir.Setelah tubuh lawan terlilit cahaya berwarna putih, Alena segera menyentak tangannya untuk menarik lawan namun lawan bertahan sekuat tenaga untuk bertahan.Namun sekuat apapun lawan mencoba bertahan makin lama dia t
Baca selengkapnya
Bagian Vital Yang Hilang
"Kemana kita?" tanya Bagus."Kita langsung pulang," jawab Alena yang masuk ke dalam mobilnya di kemudikan Bagus menuju rumah.Ketika Alena yang sedang santai di depan rumahnya menikmati pemandangan langit di temani segelas kopi, tiba-tiba handphonenya berbunyi."Ada apa Kapten?," Tanya Alena mengangkat telpon dari Kapten Japar."Ini sangat aneh, dari benda yang di temukan di lapangan tidak di temukan sidik jari, begitu juga dengan bekas kaki tim belum bisa mengidentifikasinya," Jawab Kapten Japar dari seberang.Mendengar penjelasan Kapten Japar yang tidak masuk akal Alena menarik napas panjang bingung dengan keadaan yang di hadapi.Dia juga sudah menyusuri kasus itu secara gaib, namun seperti ada kekuatan yang menutupi penglihatannya supaya tidak menembus ke kuatan gaib yang melibatkan kasus itu. Sewaktu menerawang kejadian itu tiba-tiba HP Alena berbunyi lagi, ketika selesai memyambut panggilan itu Alena menutup telpon.
Baca selengkapnya
Bantuan Dewa Pengembara
Alena tidak menghiraukan apa yang di katakan Bagus, dia hanya menatap orang tua yang duduk di kursi belakang mobil."Paman Dewa Pengelana, aku yakin bukan kebetulan kalau paman menemui kami di sini!" Alena berseru kepada lelaki tua itu, Bagus yang mendengarnya hanya bingung."Hehehe.... Ternyata kamu cukup jeli juga," Orang tua itu berkata kepada Alena.Tubuh orang tua itu tiba-tiba di selubungi dengan kabut pekat, ketika kabut yang menyelubungi tubuhnya hilang di bangku mobil telah duduk satu sosok tampan dengan badan tinggi besar.Melihat lelaki tinggi besar itu Bagus yabg merupakan jelmaan Jin itu, langsung menginjak rem ingin bersujud kepada dewa itu."Jin, tak perlu kamu bersujud jalankan saja terus mobil ini," Tegur Dewa Pengembara kepada Bagus."Baik tuan dewa," Jawab Bagus yang terus menjalankan mobilnya."Paman, aku yakin pertemuan ini bukan kebetulan pasti ada sesuatu sehingga paman menemuiku," Alena berkata kep
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status