All Chapters of Fight For Love: Chapter 81 - Chapter 90
100 Chapters
Chapter 81 - New Day
Matahari pagi yang sangat cerah menembus kaca jendela kamar. Ditambah kicauan burung yang terdengar sangat nyaring, membuat Charlotte terbangun dari dunia mimpinya dalam kondisi wajahnya sedikit terlihat kusut. Kedua matanya terbuka perlahan, memandangi gaun tidurnya dan suaminya berserakan di lantai. Maka dari itu, bisa dikatakan ia hanya memakai pakaian dalamnya dan mengandalkan selimut tebal untuk menutupi tubuhnya sedikit menggigil. Sorot matanya beralih pada suami tampannya masih tertidur lelap dengan senyuman bahagia terukir pada wajahnya, bertelanjang dada memamerkan tubuh kekarnya seksi. Charlotte mengulum senyuman, mendekatkan wajahnya pada wajah suaminya sambil mengelus pipi lembutnya.  Tidak sampai lima detik, sang Pangeran menunjukkan respon dengan menyunggingkan senyuman nakal, lalu memeluknya erat sambil mencium puncak kepalanya mendalam. “Morning, My love,” sambutnya manis. “Morning too, My husband,” balas Charlot
Read more
Chapter 82 - Private Island
Jarak antara istana dengan pulau khusus yang merupakan sebuah pulau milik kerajaan Godnation sejak dulu, sebenarnya tidak terlalu berjauhan. Jika dibayangkan, hanya memerlukan waktu sekitar satu jam untuk mencapai lokasi. Pulau khusus ini fungsinya mirip dengan rumah khusus kerajaan. Hanya saja pulau khusus biasanya dijadikan tempat untuk berlibur bagi keluarga kerajaan, dan juga tempat berbulan madu. Selain itu, fasilitas di sini jauh lebih lengkap, apalagi villanya sangat cocok dijadikan tempat melihat matahari terbenam secara langsung di lantai dua. Sepasang pengantin baru memasuki sebuah villa kerajaan berukuran jauh lebih luas dibandingkan rumah khusus kerajaan, sehingga tatapan mata Charlotte tercengang memandanginya sampai mulutnya terbuka lebar. Villa ini bertingkat tiga bermodel classic dan luas bangunannya lebar, sehingga memuat banyak ruangan. Bisa dikatakan baru di area lobby yang dihiasi air mancur di tengah bundaran kecil. Melihat tingkah istrinya sang
Read more
Chapter 83 - Special Surprise
Menjelang matahari mulai terbenam, sang Pangeran mengajak istrinya menuju suatu tempat yang masih dirahasiakannya sampai sekarang. Dengan penuh rasa penasaran, Charlotte terus mengamati luar jendela mobilnya mencari lokasi rahasia tersebut. Karena udara di sini juga terasa segar tanpa polusi udara, Gabriel menekan tombol membuka bagian atas mobil sportnya dengan lebar, sehingga mereka tidak perlu mengandalkan AC. Di tengah perjalanan, Charlotte mengulurkan tangannya ke samping mengulum senyuman bahagia menatap suaminya yang fokus menyetir mobil sportnya dengan setelan jas. Mengetahui istrinya sibuk memandanginya dari tadi, spontan tangan kanan Gabriel mengelus kepala istrinya lembut sambil menatapnya sekilas. “Teruslah melihatku seperti itu, Sayang,” tutur Gabriel. “Aku sebenarnya penasaran denganmu. Kau ingin membawaku ke mana sih?” “Yang pasti sebentar lagi kita tiba di sana. Jaraknya tidak terlalu jauh dengan villa.” Namun, tidak ada bangun
Read more
Chapter 84 - Romantic Massage
Usai bermain air bersama selama hampir satu jam di bibir pantai, sepasang pengantin baru kembali duduk di atas pasir, saling menyandarkan kepala pada pundak mereka dengan manja. Terutama kaki mereka kini basah kuyup akibat kelamaan bermain air, sehingga cukup lama membutuhkan waktu mengeringkannya. Sambil menunggu, spontan Gabriel mendekap tubuh istrinya hangat sambil mengusap kepalanya lembut. “Apakah kau puas bermain bersamaku tadi?” tanya Gabriel lembut. “Sebenarnya aku masih belum puas sih. Menurutku hanya satu jam berlalu, waktu terasa sangat singkat.” “Sudah kuduga, kau masih belum puas dilihat dari wajahmu. Baiklah, kalau begitu kita bermain bersama lagi.” Gabriel terburu-buru menggendong tubuhnya lagi. Sementara Charlotte mengalungkan kedua tangannya pada leher suaminya dengan manja, memandanginya dengan pandangan berbinar. “Tumben sekali kau ingin bermain di pantai lebih lama. Biasanya kau tidak terlalu suka main di pantai,” tuturnya.
Read more
Chapter 85 - Sweet Things
Tak terasa waktu cepat berlalu, walaupun bagi sepasang pengantin baru waktu yang mereka lakukan selama seharian ini terasa sangat lama. Hari sudah mulai gelap, kali ini kegiatan romantis yang mereka lakukan saat malam hari adalah menonton film romantis bersama di ruang bioskop khusus. Ruangan ini sebenarnya terlihat seperti bioskop biasa pada umumnya. Namun, yang menjadi pembedanya adalah bentuk fasilitasnya yaitu tempat duduknya. Bioskop dalam villa kerajaan memiliki kualitas sofa yang memiliki fungsi seperti sofa ruang tamu. Bahkan ada tombol pengaturan pada kaki sofa untuk mengatur posisi sofa sesuai dengan keinginan. Sebelum menikmati filmnya, sama seperti kalangan orang biasa harus membawa camilan apapun beserta minuman untuk mengganjal perut selama beberapa jam film ditayangkan. Namun, camilan versi mereka tentu saja berbeda dari lainnya. Mereka membawa cookies beserta minuman wine tapi kadar alkoholnya sangat rendah. Mereka menempati tempat duduk khus
Read more
Chapter 86 - Quality Time With Love
Usai menyantap sarapannya, Charlotte kembali menaikki anak tangga satu per satu menuju balkon lantai dua untuk menikmati keindahan pemandangan laut ditambah sinar matahari sangat cerah. Sang Pangeran menyusulnya diam-diam, lengan kekarnya melingkar pada pinggang ramping Charlotte dari belakang sambil bersandar manja. “Tadi kau makannya rakus sekali, Sayang,” ejek Gabriel. “Oh, jadinya sekarang kau mengejekku! Baiklah, aku malas menyahutimu lagi,” ketus Charlotte menghembuskan napasnya kasar. “Ampuni aku, Sayang. Tadi aku hanya bercanda, jangan mengambek padaku lagi, ya,” bujuk Gabriel memasang wajah memelas sambil mempererat pelukannya. Charlotte menyunggingkan senyuman nakal mengelus punggung tangan suaminya lembut, sorot matanya terfokus pada manik mata ketampanannya. “Terima kasih sudah membuatku rakus, Sayang. Hanya masakan buatanmu saja yang bisa meningkatkan selera makanku.” “Berarti memang masakanku sangat cocok pada lidah canti
Read more
Chapter 87 - Comeback
Ada pepatah mengatakan bahwa waktu harus digunakan sebaik-baiknya selagi ada kesempatan emas terus berdatangan pada kita. Sama seperti sepasang pengantin baru ini melakukan semua kegiatan romantis selama masa bulan madu sampai selesai. Walaupun mereka menghabiskan waktunya hanya sebulan, tapi mereka sangat menikmatinya bahkan ingin memperpanjang waktunya lagi. Tak terasa waktu cepat berlalu, pada akhirnya sang Pangeran dan istrinya kembali menuju istana untuk kembali melakukan kegiatan normalnya. Saat mereka baru saja tiba di istana, semua teman terdekat mereka menyambutnya dengan pelukan hangat. Terutama Violet yang bereaksi sangat berlebihan, memeluk Charlotte erat hingga dirinya kesulitan bernapas. “Violet…bisakah kau tidak…memelukku erat? Kau seperti…ingin membunuhku saja,” bujuk Charlotte terbata-bata sambil memukuli lengannya. “Aku sangat merindukanmu sampai rasanya aku ingin menggila setiap hari,” balas Violet sedikit berserak. “Tapi…bukan bera
Read more
Chapter 88 - Still In Love
Sejak perbincangan yang terdengar sangat tidak enak, membuat Violet terus mendesah lesuh dan kepalanya tidak berani terangkat ringan. Terutama hatinya kini sebenarnya sedikit sakit mendengar pernyataan sang kekasih terdengar sedikit meragukan hubungan asmara mereka. Untuk menenangkan pikiran dan hatinya, sebagai teman baiknya, Charlotte dan Gabriel berusaha mengalihkan pembicaraannya yang sangat canggung menjadi menceritakan kisah perjalanan mereka selama berbulan madu. Perbincangan yang mereka lakukan cukup lama hingga hari mulai gelap. Usai itu, mereka saling berpamitan pulang menuju ke kediaman yang diantar oleh pasangan masing-masing. Semua pasangan terlihat sangat bahagia, kecuali pasangan yang satu ini tidak kelihatan bahagia karena adanya kesalahpahaman akibat perbincangan tadi. Di dalam mobil Alfred, mereka saling berdiam diri terutama Violet yang biasanya selalu bersemangat memandangi wajah kekasihnya, kini mengalihkan pandangannya menatap kaca jendela mobil
Read more
Chapter 89 - Pregnant?
Di tengah perbincangan manis sepasang pengantin baru, sontak Charlotte merasakan perutnya sedikit tidak enak, rasanya seperti tercampur aduk. Wajahnya mulai memucat dan tangan kanannya dengan sigap menutup mulutnya anggun. Melihat reaksinya yang aneh tiba-tiba, Gabriel mulai panik dengannya sambil mendekapnya hangat. “Sayang, ada apa denganmu?” tanyanya sangat cemas sambil mengusap keringat dingin. “Entahlah, mungkin ini efek aku masuk angin,” sahut Charlotte lesuh. “Tapi tidak hanya hari ini saja kau mengalaminya. Sudah beberapa hari kau bersikap aneh begini. Apakah karena kita terlalu banyak melakukan kegiatan selama berbulan madu sampai kau kelelahan?” “Tidak juga, padahal aku tidak merasa kelelahan sama sekali. Malahan aku ingin melakukannya bersamamu terus.” “Tapi tubuhmu itu tidak sanggup melakukan banyak kegiatan. Sebaiknya kau beristirahat dulu saja, nanti kau bisa sakit.” Gabriel membaringkan tubuh Charlotte perlahan, lalu menyelimuti
Read more
Chapter 90 - God's Gift
Dengan panik sang Pangeran menggendong tubuh istrinya di hadapan kedua orang tuanya, tanpa memedulikan mereka menegurnya lagi karena bersikap manja terang-terangan. Namun, Charlotte menyentuh tangannya mengangkat kepala sedikit lesuh. “Ada apa, Sayang? Apakah kondisi tubuhmu semakin parah?” tanya Gabriel semakin panik sambil mengusap keringat dingin yang terus mengalir pada kepala Charlotte. “Kau jangan berlebihan begini. Aku sudah tidak merasa mual lagi. Turunkan aku sekarang.” “Tapi wajahmu masih pucat, sebaiknya kau beristirahat saja di kamar sambil menungguku membeli testpack untukmu.” “Hmm apakah bisa berfungsi dengan baik? Tadi aku sudah mencicipi supnya satu sendok.” “Pasti bisa, Sayang. Maka dari itu, sebaiknya kau beristirahat saja.” Tanpa berpamitan dengan Raja dan Ratu, Gabriel langsung menggendong istrinya menuju kamar. Jarang sekali Gabriel pergi tanpa berpamitan dengan orang tua, meski masih di dalam istana. Untu
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status