Semua Bab Is Beating: Bab 41 - Bab 50
86 Bab
41 Kekhawatiran Yang Mendasar
Mobil yang ditumpangi Andrew berhenti di depan loby, dia langsung berlari menuju ke lift yang bergerak membawanya ke lantai di mana apartement Tad berada.Setelah pintu lift terbuka, Andrew segera berlari keluar.Tit! Tit! Tit!Andrew menekan pasword masuk pintu apartementnya, setelah pintu terbuka secara otomatis dia segera berlari masuk ke dalam.“Tad??” Andrew menuju ke kamarnya dan menemukan Tad tengah terduduk di lantai kamar mandi dengan kaki yang sudah membengkak.“Astaga! Tad?? Apa yang terjadi denganmu?” Andrew lalu menggendong dan membawanya keluar, karena dia juga mengindikasi bahwa Tad terkena demam setelah melihat wajahnya yang pucat dan memerah padam maka Andrew segera membawanya ke rumah sakit terdekat.♡♡♡Andrew berdiri di seberang ranjang menanti Dokter yang sedang memeriksa keadaan Tad. Pandangannya nampak mengawasi raut wajah Tad yang terdiam dengan ekspresi wajah datar.“Apa dia baik
Baca selengkapnya
42 Menemukan Alluna
“Aaaaaaaaah! Andreeew! Andreeew tolong!” teriak Alluna semakin keras ketika ponselnya terjatuh. Penguntit itu menjambak rambutnya dan menyeret Alluna sampai ke tengah jalan yang sepi. “Lepas! Ini sakit!” rambutnya dijambak kuat, wajah Alluna sampai memerah ketika menahan sakit di kepalanya.“LEPAS!!”  Seketika penguntit itu melepaskan Alluna dengan kasar bahkan mendorong kepalanya hingga keningnya terbentur jalan aspal. Dug!“Aaauuu!” Alluna meringis memegangi kepalanya yang sakit. Terlihat merah memar dan sedikit bercak darah di keningnya. Laki-laki itu membungkuk dan menjambaknya lagi menarik kepala Alluna sampai tertarik kebelakang hingga dia refleks berteriak karena menahan sakit di bagian leher.“Aaaarrgghh!!” Plak! Satu tamparan keras mendarat di pipinya hingga ujung bibirnya pecah dan terdapat darah hitam mengental. 
Baca selengkapnya
43 Perdebatan Kecil Di antara Dua Lelaki
“Melihat sikapmu cemburu seperti ini... apa itu artinya kau menyukai Alluna?” tuduhnya kepada laki-laki yang berdiri mematung memunggunginya. Andrew terdiam mendengar pertanyaan Nathan yang membuatnya tak bisa berucap, tak ingin lebih lama berurusan dengannya Andrew menoleh kemudian membuat Nathan bungkam dengan satu kalimat pedas.“Itu bukan urusanmu!!!” Salah satu ujung bibirnya langsung terangkat, Nathan tersenyum sinis dan membiarkan Andrew melangkah mendekati Alluna. Laki-laki itu telah berdiri di sisi ranjang menatap wajah Alluna yang sedang terpejam. Wajahnya lusuh, terdapat beberapa memar di bagian wajahnya. Tak lama setelah itu pandangannya teralihkan ke tangan Alluna yang dibalut perban dengan sedikit warna merah darah yang timbul menembus permukaan. Andrew yakin kalau tangan Alluna terluka parah. Dia menghela nafas panjang kemudian berucap kepada Nathan yang ma
Baca selengkapnya
44 Perasaan Yang Tak Seharusnya
Mafin yang sudah rapih mengenakan setelan jas hitam bersiap menemui Bella yang sedang menikmati sarapan di meja makan.“Nona? Setelah selesai sarapan Anda harus bersiap untuk pergi cek up” Mafin berjalan ke sisi meja, mengambil obat yang kemudian dia berikan kepada Bella.“Silakan” Mafin memberika obat yang dia letakkan di cawan kecil kepadanya.“Terimakasih, sebentar setelah makan aku akan bersiap-siap” Bella menoleh ke arahnya menatap Mafin yang terlihat segar penampilannya pagi itu.Mafin merona kemudian menunduk menyembunyikan wajahnya.♡♡♡“Kapan Ayah pulang?” tanya Bella ketika mereka dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit. Bella yang duduk di belakang nampak melihat ke arah luar.“Belum bisa dipastikan Nona, karena Tuan banyak sekali pertemuan mendadak” Mafin melirik ke kaca sepion depan, meng
Baca selengkapnya
45 Perjodohan Bella
“Jangan beri tahu Andrew tentang hal ini!”“Kenapa?”“Aku ingin, tetap seperti ini... aku ingin semuanya normal seperti tidak terjadi apapun.”“Kau takut Kakakku akan menjauh setelah tahu kau menyukainya?”“Hmm... jadi, Bella biarkan aku memendam perasaan ini sendirian” Alluna mencoba untuk tersenyum walaupun sebenarnya sangat kesal dan sesak.“Aku tidak tahu harus bicara apa lagi denganmu, sebenarnya dari awal aku sudah menduga hal ini akan terjadi!”“Maksudmu?” sahut Alluna.“Aku sudah yakin kalau salah satu di antara kalian nantinya akan jatuh cinta. Kalau bukan Kakakku... ya pasti dirimu. Tapi... kalau kau tidak ingin dia tahu tentang hal ini aku bisa apa lagi. Aku janji akan menjaga rahasiamu! Oke?”“Umm!” Alluna mengangguk sembari tesenyum lebar.“Cinta pasti membuat setiap orang menjadi lemah! Kau kuat Alluna! Kau pasti bis
Baca selengkapnya
46 Kembali Seperti Awal
Tuk tuk tuk!Suara ketukan jari di atas meja membuyarkan lamunan Nathan, dia mengalihkan pandangannya ke Bella yang tengah duduk di seberang meja dengan wajah ditekut. Mereka berdua bertemu karena kedua pihak keluarga telah mengaturnya. Bella bahkan saat itu datang diantar oleh Mafin yang kini di mana laki-laki itu berdiri menunggu tak jauh di mana Bella duduk. Pertemuan diadakan di sebuah restourant elite di kota itu, semua hidangan bahkan sudah tetata rapih di sana, namun tak ada satu pun yang menarik perhatian Bella. Bahkan rasa lapar yang sebelumnya menghujam perut kini telah hilang setelah bertemu Nathan calon suaminya. Ghm!!”Nathan berdehem mencoba mencairkan suasana.“Jadi kau adik perempuannya?” Nathan memulai pembicaraan di antara mereka. “Apa kau sedang membicarakan Kakakku??” tatapan sengit Bella langsung menusuk dada Nathan. 
Baca selengkapnya
47 Balasan Dari Andrew
“Bella akan pulang denganku! Aku nanti akan mengantarnya!” ucap Nathan setelah laki-laki itu mendekati Mafin yang setia berdiri menunggu Bella. Sementra perempuan itu sedang berada di toilet.“Maaf Tuan, tapi sudah menjadi tugas Saya menjaga Nona Bella” Mafin mencoba menolak dengan halus, namun Nathan tetap bersikuku meminta Mafin untuk pergi.“Ayolah, aku hanya ingin berdua dengan Bella!”“Tuan! Apa yang ingin Anda lakukan bersama Nona?” Mafin menatapnya waspada seperti memikirkan sesuatu yang aneh dari ucapan Nathan.Lirikan matanya terlihat berbeda seperti sedang sengaja ingin menggoda Mafin.“Aku hanya ingin mengenalnya lebih... dan kau tahu, kan? Ketika seorang laki-laki berdua dengan seorang perempuan sedang berduaan, apa yang akan mereka lakukan?”Mafin terlihat kesal namun dia mencoba bersikap tenang.“Tuan! Jangan berharap bisa melakukan hal aneh kapada Nona Bella! Sebelum kalian resm
Baca selengkapnya
48 Perdebatan Kecil
"Mafin ada apa denganmu??" Bella mencoba melepaskan diri dari Mafin karena tanpa sadar Mafin telah melukai tangannya ketika menggenggamnya erat."Maaf Nona" dia tertunduk menyesal."Aku bilang aku akan pergi dengan Nathan, kenapa kau menarik tanganku??"Mafin terdiam, dia merasa tak punya hak untuk menahan Bella agar tak pergi dengan Nathan. Namun mendengar ucapan dari Nathan yang seolah-olah ingin melakukan sesuatu terhadap Bella, dia tak ingin hal itu terjadi."Mafin??" Panggilnya lagi ketika Mafin hanya diam."Nona... Tuan Nathan bukan orang baik. Saya mohon jangan terima perjodohan ini, Saya tahu Saya tidak berhak melarang Anda tapi Saya mohon, pikirkan ini sekali lagi... jika memang Anda yakin kalau Tuan Nathan adalah laki-laki yang tepat, maka... silakan Anda menikah dengannya" Mafin tertunduk tak mampu menatap kedua mata Bella.Untuk sesaat Bella sempat tersenyum tipis ketika
Baca selengkapnya
49 Kali Ini Menciumnya Dengan Sadar
Mafin dan Bella dalam perjalanan pulang, Bella yang duduk di belakang nampak membuang pandangannya ke luar dari balik kaca. Sementara Mafin yang sedang menyetir sesekali terlihat melirik ke kaca sepion depan untuk mengawasi Bella.Sebenarnya sangat kesal jika mengingat sikap Mafin, namun Bella yang memendam perasaan padanya tak mungkin mengutarakan perasaannya teelebih dulu.“Kau bisa mengantarku ke suatu tempat?” ucap Bella memecah keheningan.“Ya, Nona... Anda ingin ke pantai lagi?” Mafin mencoba menebak.“Tidak, aku ingin pergi menemui Ibu!” Wajahnya terpaku saat mendengar permintaan Bella, Mafin tak mungkin mengantarnya pergi untuk bertemu dengan Belinda Atalas. Perempuan yang pernah menyandang nama Mayer di belakangnya.“Nona” Mafin terlihat ragu ketika berucap, namun akhirnya dia memberanikan diri.“Anda tidak boleh menemuinya!” Mafin tak mungkin melanggar larangan Andrew sekalipun itu p
Baca selengkapnya
50 Tidur Bersama
Matanya kembali terbuka perlahan, permainan bibirnya yang semula terlihat agresif kini mulai melemah. Andrew memilih menyudahi ciuman itu. Perlahan dia bergerak menjauh menatap Alluna yang masih memejamkan mata.   Merasa Alluna tak menolak apa yang telah Andrew lakukan, dia yakin kalau Alluna sepertinya juga menikmati ciumannya.   Sungguh sangat bodoh, sesaat tadi Alluna sempat kesal ketika Andrew mengatakan bahwa dia akan mengakhiri sandiwara ini membuatnya berfikir bahwa dia tak bisa lagi dekat dengan Andrew.Namun melalui ciuman itu dia sangat yakin bahwa dirinya tak ingin berjauhan dengan laki-laki itu.   Entah apa yang akan terjadi nantinya Alluna memilih menikmati kedekatannya dengan Andrew, membiarkan laki-laki itu melakukan apapun asal dia bisa selalu dekat dengannya.Ya, cinta membuat seseorang menjadi bodoh!Hingga Alluna yang sempat memegang teguh keyakinan kalau dirinya akan menjauh kini telah beruba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status