All Chapters of Terperangkap Gairah Suami Butaku: Chapter 321 - Chapter 330
352 Chapters
(S4) - Bab 71 • Bad News is Good News
"Kenapa dia belum sadar juga?" "Mohon bersabar, Tuan Muda. Dokter Aiden dan dokter Sylvia sekarang masih memeriksa Nyonya Muda." "Tapi kenapa lama sekali? Memangnya, apa saja yang mereka lakukan di dalam sana?" "Tuan Muda, tenanglah dulu." "Bagaimana aku bisa tenang kalau istriku masih belum sadar juga, Erick?" Suara teriakan Killian terdengar menggaung di koridor kediaman utama keluarga Ardhana, membuat segalanya seketika hening. Sepertinya merupakan keputusan tepat dengan menempatkan Erick untuk mendampingi Killian, sebab yang lain belum tentu bisa tabah dan tetap tenang menghadapi reaksi lelaki itu saat ini. "Saya memahami kegelisahan Anda, Tuan Muda, tapi untuk sekarang tidak ada yang bisa kita lakukan selain menunggu," ujar Erick dengan tingkat kesabaran yang sudah tidak perlu untuk diragukan lagi. "Tenanglah. Tidak akan ada yang ber
Read more
(S4) - Bab 72 • Clown
Ada banyak hal bahagia yang terjadi pada Killian keesokan harinya.   Yang pertama, hasil tes DNA ulang Liliana sudah keluar, begitu pun milik Aila.   Hasilnya positif.   Ah, tentu saja hasilnya harus positif.   Sebab kalau tidak, maka Aiden dan para tim tenaga medisnya harus terpaksa menghadapi lagi saat-saat yang mengerikan dan sungguh membuat trauma, saat mereka nyaris tidak tidur demi bisa memenuhi tenggat waktu yang tidak masuk akal yang dipaksakan oleh Killian.   Jadi, hasilnya positif dan angka persentase yang diharapkan pun tercapai, yaitu 99,99%   Liliana memang putrinya dan perempuan yang pernah bekerja sebagai sekretarisnya itu adalah betul istrinya.   Syukurlah.   Para tenaga medis itu sampai menangis dan berpelukan penuh haru ketika perjuangan mereka akhirnya berhasil.   Bahkan Aiden p
Read more
(S4) - Bab 73 • Midnight Talk
Nyaris saja Killian terkena serangan jantung. Seseorang yang tadi mengendap-endap itu baru saja selangkah memasuki dapur, ketika dia langsung meringkusnya. Killian hampir membantingnya, sebelum akhirnya menyadari siapa orang yang coba dia ringkus. Dengan cepat Killian memutar posisi mereka, sehingga pada akhirnya dia sendirilah yang terbanting. Sementara, orang itu pun aman karena terjatuh di atas tubuhnya. "Kills!" seru Aila, terbelah antara rasa terkejut karena Killian yang tiba-tiba menyergap dan juga khawatir karena lelaki itu terjatuh dengan cukup keras. Ditambah lagi, dia yang sekarang terbaring di atas tubuh suaminya. "Kills, kamu tidak apa-apa?" Killian mengerang sesaat. Rasa sakit pada punggung memang dia rasakan, tapi itu bukan masalah baginya. Saat ini yang membuat jantungnya berpacu begitu kencang adalah kenyataan bahwa dia hampir saja membanting Aila. "Ya, Tuhan, Queen. Kamu membuatku terkejut!" serunya. "Bagaimana kalau tadi aku tidak sempat bereaksi dan benar-benar
Read more
(S4) - Bab 74 • Bitter Sweet
Terdengar sebuah suara notifikasi. Ada sebuah pesan yang masuk dan Hugo sudah mengetahuinya, tapi lelaki itu tetap saja bergeming. Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari dan dia belum juga tidur. Saat ini, ada begitu banyak hal yang sekarang memenuhi benaknya. "Lottie ...," bisiknya dengan nada mengeluh. Entah sudah berapa kali Hugo menghela napas berat. Semenjak menerima kabar soal hal yang terjadi saat acara pesta ulang tahun adik perempuannya itu, dia merasa seolah dadanya dipukul dengan begitu keras. Lelaki itu sama sekali tidak menyangka kalau adik perempuan satu-satunya yang begitu dia sayangi, ternyata sanggup melakukan hal yang bahkan tidak pernah Hugo perkirakan. "Ya, Tuhan. Maafkan aku karena tidak bisa menjadi Kakak yang baik." Mendesah, Hugo benar-benar merasakan beban yang semakin berat di dalam hatinya. "Kalau saja aku bisa berusaha lebih keras lagi, Lottie tidak akan melakukan hal semacam itu. Kalau saja aku bisa menjadi Kakak yang lebih baik lagi baginya. Ka
Read more
(S4) - Bab 75 • The Day
"Belum terlambat kalau kamu ingin kembali pulang, Queen."Selama beberapa saat, Aila menatap suaminya yang memasang ekspresi khawatir. Sejak tadi, Killian sudah berusaha melarangnya untuk ikut, tapi Aila tetap bersikeras."Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk menghadiri persidangan kali ini. Toh, hasilnya juga sudah dipastikan," lanjut Killian lagi.Mengulas senyuman, Aila masih berusaha untuk tidak menunjukkan kegelisahan hatinya. "Tidak apa, Kills. Mungkin saja kan, kalau nanti kehadiranku tiba-tiba dibutuhkan?""Aku sama sekali tidak suka karena kamu akan bertemu lagi dengan perempuan itu.""Kills, menurutmu apa yang mungkin saja bisa terjadi, meski kami bertemu nanti? Lagi pula, kami tidak mungkin bertemu berduaan saja kan? Toh, masih ada kamu dan juga yang lainnya, bahkan Ansia juga akan ada di sana."Killian tidak lagi menyahuti dan hanya menghela napas berat, sembari memalingkan wajah. Mau bagaimana pun, lelaki itu masih saja merasa cemas apabila Aila nanti bertemu dengan Cha
Read more
(S4) - Bab 76 • Can You See Me Now?
Persidangan kasus Charlotte Harron berjalan alot.Hal tersebut karena pihak terdakwa masih bersikeras bahwa dia tidak pernah memberikan perintah untuk mencelakakan Aila. Charlotte bersumpah bahwa dia hanya menyuruh Evan Aprisio untuk membuntuti menantu keluarga Ardhana tersebut."Saya hanya berniat baik," seru Charlotte. "Perempuan itu pergi meninggalkan rumah, sementara Ian kesulitan untuk bisa menemukannya. Jadi, saya hanya ingin membantu agar dia bisa ditemukan lebih cepat."Terdengar suara gebrakan keras ketika Killian sudah langsung berdiri dan nyaris beranjak. Kalau dari ekspresi wajahnya, lelaki itu terlihat seperti akan membantai Charlotte saat ini juga.Namun untunglah, Aila dengan cepat menahan suaminya. "Kills, tenanglah."Rasa-rasanya Killian ingin menyingkirkan tangan istrinya saja, agar bisa segera meloncat ke arah Charlotte.Bagaimana kalau dia mematahkan leher perempuan itu? Toh, hal tersebut sama sekali bukan hal yang sulit bagi Killian. Menggertakkan rahang, bahkan k
Read more
(S4) - Bab 77 • A Wish
Ronald masih menunggu di dalam mobilnya, ketika hal itu terjadi. Sebuah motor sport berwarna hitam datang dengan tiba-tiba. Ronald masih bertanya-tanya, siapa yang datang terburu-buru seperti itu, ketika dia mendadak memiliki firasat tidak enak. Bukankah Andreas dan Selena sedang berada di areal pemakaman? Ditambah lagi, lelaki yang tadi datang dengan mengendarai motor sport tersebut, sekarang sudah langsung berlari masuk bahkan tanpa melepas helmnya. "Tuan Muda," bisiknya, bergegas hendak keluar mobil. "Gawat!" Namun baru saja dia sedikit membuka pintu mobil, ada seseorang yang langsung menendang pintu tersebut hingga membuatnya menutup kembali. "Diam saja di tempatmu, kalau masih ingin hidup." Mata Ronald melebar saat melihat siapa yang sudah menghalanginya. Seorang lelaki yang sudah berusia baya, tapi dengan perawakannya yang tegap serta ekspresi wajah yang tegas. "Tuan Erick," bisiknya. Kalau Erick ada di sini, berarti yang tadi baru saja datang dan langsung berlari masuk k
Read more
(S4) - Bab 78 • Om Daddy
Kedua tangan Aila saling meremas.Sesi persidangan Charlotte sudah berakhir dua hari lalu dan putusan hukuman penjara seumur hidup sudah dijatuhkan. Namun bukannya merasa lega, kini justru ada perasaan berat yang menggelayut dalam dadanya."Apa aku mengganggu?" Killian mengetuk kemudian membuka ruang perpustakaan tempat Aila berada. "Queen, ada apa?""Ya? Memangnya, kenapa denganku, Kills?""Dua hari ini kamu menjadi lebih pendiam." Killian mengambil tempat duduk di atas karpet, tepat di depan istrinya yang duduk di sofa. "Ada apa?"Selama sesaat Aila sedikit menunduk, terlihat seperti sedang berpikir."Tidak ada apa-apa," ujarnya sembari tersenyum. "Hanya saja ... aku benar-benar tidak mengira kalau Charlotte bisa setega itu. Mau dipikir berapa kali pun, aku tetap tidak mengerti soal jalan pikirannya. Meski begitu, sebenarnya di satu sisi aku juga merasa kasihan karena dia harus menghabiskan sisa umurnya di dalam penjara."Menghela napas berat, Aila lalu menambahkan, "Ditambah lagi,
Read more
(S4) - Bab 79 • My Spoiled Devil
"Sebenarnya aku merasa tidak enak, Ayah, tapi maaf. Jawabannya adalah tidak. Aku tidak ingin lagi bertemu dengan Re— ehm, maksudku, Andreas."Claude tersenyum dan mengangguk. "Baiklah, Nak. Ayah memahami keputusanmu. Nanti akan Ayah sampaikan secepatnya kepada Nyonya Shananet.""Terima kasih, Ay- Hih!"Secara reflek, Aila terkesiap. Nyaris saja dia berseru kaget, tapi untung masih sempat menggigit bibir dan menahan suaranya. Sementara itu, kedua tangannya pun meremas rok dan punggung Aila pun meremang."Kenapa?" tanya Claude dengan wajah cemas. "Aila, ada apa, Nak? Kenapa kamu terlihat tegang dan wajahmu juga memerah?"Aila menggeleng dengan cepat. Dia lalu berusaha menyunggingkan senyum dan berkata, "Tidak ada apa-apa, Yah. Aku baik-baik-" Memejam, sesaat perempuan itu menarik napas dalam-dalam. "—saja."Selama beberapa saat Claude masih terlihat khawatir. Namun ketika melihat Killian yang memalingkan wajah dan menahan senyuman, lelaki keturunan Rusia itu pun hanya bisa menghela napa
Read more
(S4) - Bab 80 • My Wrathful Devil
Satu jam lagi sudah memasuki waktu untuk makan siang.Namun, dengan kejamnya Killian justru mengirimkan email ke beberapa kepala bagian dan menginformasikan bahwa rapat akan digelar dalam waktu setengah jam lagi.Lelaki itu masih tersenyum-senyum sendiri karena teringat betapa merana ekspresi wajah yang tadi Ashin perlihatkan, sewaktu dia secara mendadak meminta laporan penjualan sejak awal tahun beserta persentase liukan* di tiga tahun ke belakang.Sebab, bagaimana mungkin staf sekretarisnya itu tidak ingin menangis?Data sebanyak itu sudah harus bisa dia selesaikan sampai sebelum waktu rapat berlangsung. Jadi, dengan kata lain waktu yang Ashin miliki adalah kurang dari tiga puluh menit."Haa ... sebenarnya sejak kapan, ya, menyiksa Ashin bisa sedikit membuat mood-ku membaik?" gumam Killian sambil meninggalkan staf sekretarisnya yang menderita sambil tertawa kecil, sama sekali tidak memiliki rasa bersalah sedikit pun. "Sepertinya, aku benar-benar harus menambah tunjangan gaji untuk A
Read more
PREV
1
...
313233343536
DMCA.com Protection Status