All Chapters of Sang Legenda dari Masa Lalu: Chapter 41 - Chapter 50
164 Chapters
Bab 41: Informasi Kuburan 7 Penyihir Legendaris
Esok paginya Elis dan Lia berlatih kemampuan sihir mereka bersama beberapa penyihir kelompok Abelia lainnya, sementara Elena sedang pergi untuk menjemput beberapa anggota kelompok Abelia dengan sihirnya. Nata sendiri masih berada di dalam gua. Rena dan Purna mengajaknya untuk bertemu dengan orang penting di kelompok Abelia, Nata agak terkejut karena dia pikir semua orang penting kelompok Abelia sudah bertemu dengannya pada malam tadi. Purna bilang kalau orang yang akan ditemui oleh mereka adalah salah satu penyihir utama Kerajaan Irish yang dahulu melindungi permaisuri dan putrinya, kini dia hanya bisa terbaring di tempat tidurnya karena sudah terlalu tua dan sakit-sakitan. Mereka bertiga berjalan menuju sebuah ruangan, di dalamnya tampak seorang kakek tua sedang terbaring di tempat tidurnya. Dia hanya ditemani oleh dua orang anggota kelompok Abelia yang bertugas merawatnya. “Apa anda bisa menyembuhkannya?” tanya Rena kepada Nata
Read more
Bab 42: Kelompok Abelia Mulai Bergerak
“Ada apa tuan?” tanya Elis dengan tatapan bingung. “Apakah kau putri Hadi dan Ria?” tanya Sebastian yang terus memegang bahu Elis. “Eh?” gumam Elis, dia sangat kaget karena nama yang disebutkan oleh Sebastian adalah nama kakek dan neneknya. “Mungkin tuan salah orang,” ucap Elis. “Tidak mungkin, kau sangat mirip dengannya,” sanggah Sebastian, Elena dan Purna serta Lia terlihat kebingungan dengan tingkah Sebastian. Elis sendiri termenung cukup lama, dia pikir mungkin ada baiknya jika dia mengatakan kalau nama-nama yang disebut Sebastian adalah kakek dan neneknya. “Tapi itu memang bukan nama ayah dan ibu saya, itu nama kakek dan nenek saya. Tapi tuan kelihatannya salah orang,” jelas Elis. Sebastian tampak tersenyum mendengarnya, dia kemudian menyebutkan ciri-ciri kakek dan nenek Elis untuk m
Read more
Bab 43: Sang Penghianat (part 1)
Nata hanya terdiam saat Whis melesat dan mengayunkan pedangnya hendak menebas leher Nata,  suara dentingan besi menghantam besi terdengar saat Nata menggunakan pedang angin di tangannya untuk menghalau tebasan Whis. Melihat hal itu Wara, Sata dan Madra juga langsung menghunuskan pedangnya, tapi Nata tidak bergerak sedikitpun dari posisi berdirinya bahkan tidak memberikan serangan balasan ketika Whis melompat mundur. “Arya, kita harus segera menangkapnya. Dia sangat berbahaya, jika dibiarkan maka bukan hanya bangsawan tapi rakyat kecil juga akan dia bantai,” ucap Whis saat melihat Arya tidak menggenggam pedangnya sedikitpun. “Cih, kalau begitu kita saja yang menangkapnya!” kata Whis sambil melesat dan menebaskan kembali pedangnya, tapi Nata kembali menangkis pedang Whis. Kali ini Whis tidak mau mundur, dia langsung melayangkan tendangan kaki kanannya mengincar dada Nata. Tapi dengan mudah Nata
Read more
Bab 44: Sang Penghianat (part 2)
Arya dan teman-temannya terlihat berdiri mematung menatap Rena yang sedang duduk di kursi, mereka belum bisa berkata apa-apa lagi hingga akhirnya Nata memperkenalkan Rena kepada mereka berlima, dia juga menjelaskan apa yang terjadi delapan belas tahun yang lalu saat Kudeta terjadi di Kerajaan Irish.   “Apa kalian sudah percaya tentang kebenaran yang terjadi di Kerajaan ini?” tanya Nata setelah selesai memberikan penjelasan secara panjang lebar.   “Aku sudah mempercayainya, aku tidak menyangka ada kejadian semacam itu,” ucap Whis sambil berlutut, semua teman-temannya tampak terkejut.   “Apa buktinya kalau dia memang putri Raja Loka Triyatna?” tanya Arya yang tidak mau begitu saja percaya dengan apa yang dilihatnya.   “Bukankah kalian melihat sendiri kemiripannya dengan sang permaisuri raja?” Nata malah balik bertanya kepada Arya.   “Itu bisa saja pengaruh kekuatan sihir, aku tidak
Read more
Bab 45: Pernyataan Perang
Setelah Arya dan teman-temannya lenyap dari Ibukota kini muncul rumor lainnya di Kerajaan Irish, beredar kabar bahwa Kelompok Abelia mulai bergerak menyerang kerajaan secara diam-diam dan salah satu korbannya adalah regu Arya yang telah dihabisi oleh mereka. Nata menganggap itu adalah kesempatan yang bagus untuk menjalankan tahap keenam dari rencananya.   Siang ini Nata dan Elena sudah bersiap untuk kembali mengunjungi ibukota Kerajaan Irish, namun kali ini mereka akan membawa Rena bersamanya. Purna sebenarnya menawarkan diri untuk ikut tapi Nata bilang kalau semakin banyak orang yang ikut maka keberhasilan rencananya akan semakin kecil, karena itulah yang akan berangkat hanya mereka bertiga saja. Nata juga sudah membuat penampilannya sama seperti yang ada di poster buronan.   Terlebih Nata juga sudah mendapatkan informasi tambahan terkait keadaan penjagaan di ibukota dari Arya dan teman-temannya. Whis juga sudah membocorkan beberapa informa
Read more
Bab 46: Perang Tahta Kerajaan Irish Dimulai
Satu minggu sudah berlalu sejak kedatangan Rena ke Ibukota Kerajaan Irish, tapi kelompok Abelia tidak diam saja. Mereka melakukan apa yang telah Nata rencanakan sebelumnya untuk menghadapi situasi paling buruk, perang melawan Setra Kaladupa dan pasukannya. Sementara itu Setra Kaladupa sendiri mempersiapkan banyak pasukannya untuk berperang, mereka banyak mencari informasi tentang kelompok Abelia meskipun sebenarnya tidak banyak yang bisa mereka dapatkan. Setra Kaladupa memerintahkan untuk menyatakan perang kepada kelompok Abelia baru setelah pasukan mereka siap, mereka pikir kelompok Abelia mungkin tidak akan keburu mempersiapkan pasukan mereka. Barulah setelah siap pasukan Setra Kaladupa yang dipimpin langsung oleh panglima perang Kerajaan Irish mulai bergerak menuju wilayah selatan kerajaan untuk menyerang tempat persembunyian kelompok Abelia. Hampir delapan ribuan prajurit bersenjata lengkap mulai bergerak, kebanyakan diantara mereka adal
Read more
Bab 47: Kombinasi Sihir Es
‘Wwwrrr’ Suara puluhan tombak angin milik Nata yang melesat terdengar bergemuruh, saat itu juga Ilya langsung menciptakan belasan tombak es untuk meredam tombak angin yang dilesatkan oleh Nata. Ilya juga dibantu oleh para penyihir lainnya, suara benturan sihir tingkatan tri itu terdengar begitu menggelegar di udara secara beruntun. Elis sendiri masih sibuk menghadapi serangan para penyihir yang melayang di dekatnya, meski begitu pergerakan lawannya jauh lebih lambat karena memerlukan rapalan untuk menggunakan sihirnya. Namun mereka tidak menyerang bersamaan, ketika temannya merapalkan mantra maka yang lainnya segera menyerang Elis dengan sihirnya. Sebuah tombak api melesat menuju Elis, tapi dengan cepat Elis langsung menciptakan tombak api biru dan menghantam tombak api lawannya sampai hancur. Namun sihir api biru miliknya jelas lebih kuat dari sihir api biasa, tombak api yang dilontarkan Elis berhasil mengen
Read more
Bab 48: Sihir Es Tingkat Tinggi
‘Ddddhhhaaammrrr’ Namun dari tubuh Nata yang berada dalam bongkahan es itu tampak muncul titik api yang semakin membesar, lalu bongkahan es itu meledak dan hancur berkeping-keping. Kini sekujur tubuh Nata terlihat sudah diselimuti api yang membara, Ilya yang melihatnya tampak jengkel. Dia tidak menyangka Nata masih mampu menggunakan sihirnya dalam keadaan seperti itu. Di sisi lain udara di sekitar medan perang juga terasa semakin panas, lantai es yang tadi menutupi tanah kini mulai mencair saking panasnya. Para penyihir yang melayang hendak mendekati Elis mendadak berhenti, mereka tertegun melihat titik-titik api biru muncul di sekitar tubuh Elis. Tak lama kemudian titik api biru itu menyatu membentuk seekor naga api biru yang membara. Beberapa penyihir mencoba untuk menyerang Elis dengan tombak api dan tombak air, tapi tombak air yang melesat itu langsung menguap seketika karena panasnya naga api biru. Sedan
Read more
Bab 49: Dewa Angin vs Dewi Es
“Terima kasih,” ucap Elena yang masih berada di pangkuan Nata. “Ya, sebaiknya sekarang kamu kembali untuk beristirahat. Ingatlah bahwa nanti masih ada tugas berat yang harus diselesaikan. Kami mengandalkanmu,” ucap Nata seraya menurunkan Elena ke puncak gunung es. “Ya, aku akan berusaha,” jawab Elena yang langsung menggunakan sihirnya lagi dan lenyap dari puncak gunung es. “Aku tidak menyangka jika kalian memiliki penyihir hebat yang bisa menggunakan sihir khusus teleportasi,” ucap Ilya sambil menatap Nata yang akhirnya menapak tak jauh di depan Ilya. “Aku juga tidak menyangka jika di era ini ada penyihir tangguh yang bisa menggunakan sihir es,” balas Nata. Ilya tampak mengerutkan keningnya karena bingung dengan apa yang dimaksud oleh Nata. “Penyihir es Kerajaan Irish, aku memberikanmu pilihan. Bergabung dengan kam
Read more
Bab 50: Duel Panglima Perang
“Itu, sihir tingkat tinggi milik nona Ilya,” gumam Saptabira sambil menatap gunung es yang menjulang tinggi di kejauhan. Dia tidak mengerti bagaimana bisa tiba-tiba saja Ilya sudah berada sejauh itu dari medan perang dalam waktu singkat. Tapi lamunan Saptabira kembali buyar saat Purna dengan cepat melayangkan pedangnya mengincar leher, Saptabira langsung menundukan kepalanya sembari balas menebaskan pedangnya mengincar kaki Purna. Tapi dengan lincah Purna langsung melompat mundur ke belakang dan berhasil menghindari serangan lawannya itu. “Kalian memang pengecut Abelia, menyamar menjadi rekan kami bahkan sampai menyewa banyak pengembara untuk menghadapi kami!” ejek Pura Saptabira. Tapi Purna hanya tersenyum saja mendengarnya. “Berapa kali aku harus mengulanginya Pura, kalianlah yang pengecut dengan membawa ribuan pasukan hanya untuk menghadapi ratusan orang saja. Asal kau tahu, semua ini ada
Read more
PREV
1
...
34567
...
17
DMCA.com Protection Status