All Chapters of Hidden Secret: Chapter 61 - Chapter 70
87 Chapters
KOTA APUNG (I)
“Apa maksudmu?” tanya Aji terkejut kemudian berdiri dan berusaha membangunkan Liana dari tatapan kosong yang saat ini membuatnya khawatir. Tanpa menghiraukan Aji, Liana kemudian berlari keluar dari ruang kesehatan dan bergegas untuk menemui Prof. Rendra. Sementara itu, Aji yang tidak paham dengan keadaan saat ini, memutuskan untuk mengikuti Liana kemanapun ia pergi. “Liana, tunggu,” teriak Aji ketika melihat Liana memaksa masuk ke dalam ruangan Geologi laboratorium. Beberapa orang yang mendengar suara teriakan Aji, termasuk Sofi dan Panji, bergegas untuk menhampirinya untuk mengetahui situasi yang tengah terjadi. Sesampainya Aji di ruang Geologi, ia melihat Liana yang mencari sesuatu dengan tatapan cemas. “Liana, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Aji kemudian menhampiri Liana yang sedang sibuk mencari sesuatu dari dalam rak penyimpanan.“Apa yang h
Read more
BERGEGAS
Mendengar perkataan Liana, semua mata kini tertuju kepadanya dengan sebuah tanda tanya besar. Ingatan atau pun ilusi yang mengganggu Liana, ternyata berkaitan dengan orang tuanya. “Apa maksudmu?” tanya Panji melepaskan genggamannya dari Liana, kemudian mundur beberapa langkah karena terkejut.“Aku melihat 2 orang meregang nyawa saat kejadian itu. Entah mengapa, 2 orang itu sangat familier dan aku merasa mengenalinya. Beberapa saat lalu aku mengingat dengan jelas peristiwa itu dan melihat Mama dan Papa ada di sana,” jelas Liana seakan tidak percaya dengan ingatan yang membuat semua orang di ruangan ini terkejut. Melihat semua fakta tentang lapisan kulit bumi yang memiliki rongga dan berpotensi untuh runtuh, Panji dan Sofi kini berusaha untuk meyakini tentang ingatan Liana walau pun semua itu belum terbukti kebenarannya. “Kita harus bergegas, kak. Jika tidak, akan makin banyak orang yan
Read more
AKANKAH BERHASIL
Mendengar ucapan Liana, Panji menatapnya dengan saksama. Adik yang selama ini telah merawat kedua orang tuanya, kini harus menerima rasa khawatir akibat setiap pertanda yang datang melalui mimpi itu. Tidak ada yang bisa Panji lakukan. Namun, dia tetap berusaha untuk meyakinkan Liana bahwa semua itu bisa dicegah. Mereka akan berusaha sekuat tenaga dan mengerahkan semua kemampuan untuk mencegah mimpi buruk itu. “Aku harus membawa Mama dan Papa pergi,” ucap Liana spontan ketika sadar dari lamunannya.“Jangan, Liana. Mama dan Papa tidak akan setuju dengan ide itu,” larang Panji ketika Liana hendak terbang dengan VEBU miliknya untuk menemui orang tua mereka.“Apalagi yang bisa aku lakukan, kak?” tanya Liana menatap Panji dengan penuh kekhawatiran yang menggerogoti pikirannya.“Kita akan menemukan jalan keluar. Mari kembali ke laboratorium dan menyelesaikan proyek itu,” ajak Panj
Read more
LUBANG APAKAH ITU?
Seluruh tim bergegas menuju titik kontruksi kota apung yang telah disepakati. Sedangkan beberapa relawan sibuk mengevakuasi penduduk yang ada di luar zona kota apung agar segera pindah untuk berlindung. “Kami mendapat sinyal getaran kuat dari arah barat daya,” teriak salah satu tim geofisika laboratorium kota. Mendengar pengumuman yang secara langsung disiarkan melalui speaker, semua orang berlari dan bersiap di posisi mereka. Begitu pun dengan Sofi yang bergegas masuk ke dalam ruangan cermin. “Cermin, berikan aku data tentang lokasi gempa itu,” perintah Sofi sembari duduk dan menatap layar cermin.“Baik.” Sederet lokasi yang sudah di tandai oleh cermin memperlihatkan tempat-tempat yang berpotensi mengalami gempa bumi. Beruntung kali ini gempa bumi tidaklah memiliki kekuatan yang cukup besar, namun ketika melihat semua lokasi itu Sofi bergegas mengh
Read more
BUMI BERONGGA
Mengetahui tanah yang ia pijak runtuh ke dalam bumi dan membentuk sebuah lubang, Liana pun terbang cukup tinggi untuk mengambil video kejadian itu. Rasa terkejut yang kini masih menempel dalam dirinya, tidak membuat Liana gentar sedikitpun. “Jika memang ini adalah buatan, karena ulah tangan manusia. Maka harus dihentikan sebelum semuanya menjadi makin tidak terkendali,” ucap Liana kemudian mengirimkan video itu ke pusat data informasi laboratorium kota. Sementara di posko evakuasi, puluhan korban datang setelah di temukan di beberapa titik gempa. Beberapa relawan baru yang ikut membantu di posko, merasa khawatir jumlah korban akan meningkat.Seiring berjalannya waktu, persediaan darah mulai berkurang. Begitu juga dengan pasokan makanan yang mulai menipis, mengingat bencana ini menghancurkan beberapa pabrik produksi makanan instan dan sejenisnya. Kring…kring…kring…&
Read more
SEBUAH ANTISIPASI
Melihat beberapa lubang terus terbentuk, Liana kemudian pergi menemui tim khususnya dan berencana untuk menjalankan plan B. “Apakah semuanya sudah terpasang?” tanya Liana begitu sampai di titik terakhir penempatan alat kontruksi kota apung.“Siap sudah. Untung saja, lubang itu belum menyentuh area yang sudah kita tandai,” jawab salah satu tim khusus sembari mengeratkan sabuk pengaman VEBU.“Kita, harus melakukan plan B. lubang-lubang itu pasti akan menuju kemari,” usul Liana dengan raut wajah cemas.“Bukankah itu terlalu cepat. Jantung kota apung belum siap. Kita harus segera kembali ke laboratorium,” balas salah satu tim khusus itu kemudian menyarankan untuk kembali ke laboratorium“Baiklah, kita akan pikirkan cara terefektif untuk mencegah rongga-rongga tanah itu masuk ke wilayah kota apung,” jawab Liana kemudian memipin tim itu kembali ke laboratorium. 
Read more
SESEORANG INGIN SEMUANYA MATI
Suasana sore ini membuat siapa pun akan lengah dan terbuai akan keindahannya. Semilir angin yang terasa langsung ketika turun dari perbukitan, membuat setiap helai rambut Liana bergerak. Namun, sekali lagi alam menunjukkan kekhawatirannya. Entah apa yang tengah terjadi kali ini, suara alarm darurat mengejutkan mereka berdua. Tiiiitttt… “Bunyi itu,” ucap Liana kemudian saling bertatap mata dengan Aji. Mereka berdua bergegas pergi ke pusat posko untuk mengecek keadaan. Sesampainya di sana, alat pelacak gempa masih dalam kondisi stabil, namun entah kenapa alarm itu terus berbunyi dengan keras. “Kita harus mencari penyebab alarm ini berbunyi, aku tidak ingin semua orang cemas,” seru Liana kemudian memakai rompi dan topinya kemudian bergegas keluar dari posko. Sementara itu, Aji mengirimkan sinyal kepada semua penjaga dan re
Read more
APAKAH INI YANG DI SEBUT KIAMAT (II)
Matahari sudah meninggalkan bumi kali ini. Malam yang terasa begitu sunyi kembali membuat buku kuduk merinding. Liana pergi untuk menyusul Ratih karena dia tidak memberikan jawaban apa pun. Sesampainya di sisi timur, Liana melihat Ratih sedang memungut sesuatu di tepi pantai. Karena wilayah timur identic dengan pesisir, tidak heran hamparan pantai dan lautan terlihat amat luas. “Ratih, apa yang kamu lakukan?” tanya Liana sembari berteriak ketika turun menghampiri sahabatnya itu.“Hai, Liana. Aku sedang memunguti sampah. Tetapi, mengapa semua benda ini berserakan di pantai? Sudah 2 jam aku mengambil semuanya, namun tidak ada habisnya,” tanya Ratih sembari mengeluh karena kelelahan.“Apa?” tanya Liana terkejut melihat benda yang di bawa Ratih merupakan komponen alat pemusnah. Beberapa saat kemudian, Liana mendapatkan kabar bahwa di sisi barat dan selatan ditemukan benda ser
Read more
MEGA TSUNAMI (I)
Oakk… oakk… oakk… Burung-burung beterbangan ke sisi barat dan mengejutkan semua orang yang melihatnya. Sementara itu, Sofi dan Panji menempatkan prototipe antisipasi agar tsunami itu tidak bisa menembus masuk ke pusat ilmuan kota. “Apa semua prototipenya sudah terpasang?” tanya Panji melihat Sofi bergegas memasuki ruangan.“Semua sudah terpasang,” jawab Sofi kemudian duduk di kursinya dan mulai mengamati keadaan melalui satelit.“kita harus melindungi laboratorium ini, karena Liana menempatkan pusat inti kota apung itu tepat di laboratorium ini,” imbuh Panji bergegas mengaktifkan semua prototipe yang sudah di pasang oleh Sofi. Sementara itu, di luar kota cahaya rembulan adalah satu-satunya cahaya di malah ini. Untung saja, langit bersih dari awan gelap malam ini. Namun, tetap saja semua burung yang beterbangan itu m
Read more
BERTAHAN
Liana terus melakukan perjalanan, tepat 1 jam 15 menit ia terbang dengan VEBU, akhirnya sampai di gua tempat kristal abadi itu bersemayam. Tanpa menunggu lama, Liana pun masuk ke dalam gua itu. “Tidak ada yang berubah.” Liana memperhatikan sekelilingnya yang dipenuhi dengan kristal, mulai dari ukuran kecl hingga besar.“Tapi, bagaimana bisa aku memindahkan semua kristal ini?” tanya Liana kemudian terfokus pada kristal merah di liontinyya yang tiba-tiba bercahaya. Seketika, sebuah ide muncul di benak Liana. Dia menggunakan kekuatan atom untuk membawa semua kristal itu beserta gua ini ke pusat ilmuan kota. Karena kekuatan kristal merah itu adalah kekuatan yang terkuat. ***“Gelombang tsunami mulai melululantakkan semua yang dilaluinya. Semua tim penyelamat telah diberangkatkan menuju lokasi terparah,” ucap salah satu tim control di pusat laboratorium kota.“Ter
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status