All Chapters of Fantasy World: Chapter 21 - Chapter 30
54 Chapters
21. Kepedulian
Hanya dengan sekali serangan, Luna mengalahkan skeleton pemanah itu. Setelah itu, dia segera menyusul Leon serta lainnya yang tengah bertarung dengan skeleton berpedang Tidak seperti skeleton pemanah yang lemah. Skeleton berpedang yang mereka lawan tampak lebih kuat. Pergerakannya yang lincah, serta pedangnya yang tajam menyulitkan kami. Jika kami salah bergerak bisa saja kami tertebas olehnya Luna yang baru saja sampai langsung melancarkan bola api. Tetapi dapat dihindari oleh skeleton itu. Dengan amarah yang meledak-ledak Ryan menyerang skeleton itu secara membabi-buta. Dia dapat memojokkan skeleton itu. Meski monster itu kuat. Kami masih unggul dalam jumlah. Pukulan Ryan berkali-kali di tahan oleh monster itu dengan pedangnya. Dengan di bantu oleh Leon yang menyerangnya dari belakang, skeleton itu tampak kesulitan menghadapi mereka berdua. Berusaha menjauh dari mereka berdua. Skeleton itu melompat jauh ke belakang. Tetapi dengan sigap Rudy membuat
Read more
22. Pencarian Makanan
Pagi itu di dalam gua, kami menghabiskan waktu untuk saling mengenal. Hanya perkenalan sederhana seperti share nama dan sedikit cerita. Aku cerita pada mereka bahwa aku pergi meninggalkan sekolahku untuk berpetualang dan menolak untuk cerita lebih jauh. Tidak terasa langit mulai terang. Bagi mereka ini waktu untuk mencari makanan. Ryan, Rudy, Venda berniat keluar untuk mencari makanan untuk kami makan. Makanan yang mereka bawa sebelumnya sudah habis di tengah cerita “Kalau begitu kami pergi dulu” Mereka bertiga bergegas keluar sambil membawa sebuah keranjang anyaman. Di luar mereka berdiskusi sejenak “Kemarin kita sudah pergi ke arah sana...” kata Venda sambil menunjuk arah barat “... jadi bagaimana jika kita pergi ke arah sebaliknya, gimana?” “Ngikutlah, sama aja bagiku. Bahkan aku tidak tahu kemarin kita kemana” ucap Ryan setuju Ketika mereka bertiga sedang menentukan arah mana yang akan mereka ambil. Terdengar suara
Read more
23. Hubungan Yang Terasa Berbeda
Hari semakin siang. Hutan yang tadinya terasa dingin berangsur-angsur hangat. Saat ini kami sedang bersiap untuk membuat makan siang. Dengan bahan yang kami dapat pagi tadi. Kami hendak menjadikannya sup sederhana dan membakar daging hewan yang kami bunuh kemarin. Pada akhirnya tugas memotong di serahkan pada aku dan Ryan. Venda, Luna, dan Rudy tidak tahan melihat sisa darah di tubuhnya. Sedangkan Leon juga tidak dapat di harapkan karena tangannya yang patah. Kami berdua sendiri tidak pernah melakukan ataupun melihat pemotongan hewan. Jadi kami benar-benar kesulitan. Karena itu kami memutuskan untuk memotongnya dengan sembarangan. Masing-masing dari kami hanya mengambil bagian yang memiliki warna merah mulai dari kaki depan ke atas. Kami menghindari bagian perut karena merepotkan jika sampai membedah isi perutnya. “Lain kali aku tidak akan mau melakukan hal seperti ini” keluh Ryan “Apa yang kau katakan. Bukannya kau yang ingin makan daging?” j
Read more
24. Shelter
Setelah makan-makan kemarin. Dengan cepat Nossal dan yang lain terlelap. Setelah beberapa hari menghadapi berbagai bahaya dan bertahan hidup di dalam hutan misterius. Mereka akan kembali ke tempat yang aman. Shelter. Tak terasa pagi telah tiba. Kicauan burung segera membangunkan mereka. Satu hari di dunia yang telah berubah ini kembali terlewati. Geraman serigala dan suara tulang skeleton yang lalu lalang tak lagi terdengar. Dalam keadaan tersebut, kami segera bersiap untuk keluar dari hutan. Ketika aku membuka mataku. Ternyata Venda telah bangun terlebih dahulu. Di susul oleh diriku, kemudian Ryan. Setelah itu, kami membangunkan mereka yang masih tertidur. Di antara kami, orang yang paling susah di bangunkan adalah Luna. Meski dia yang paling kuat ternyata dia adalah orang yang susah bangun pagi. Selain itu, untuk suatu alasan yang tidak jelas. Dia benar-benar menghindari bersentuhan dengan laki-laki. Bukan tanpa alasan. Sejak bertemu dengan dirinya. Aku tid
Read more
25. Putri Tidur Pembawa Takdir Masa Depan
Sesampainya di dalam ruangan. Kami melihat seorang perempuan terbaring di atas selimut berwarna hijau muda dengan motif bunga, di dekat dinding, dengan kedua tangan terlipat di atas dada. Dia dikelilingi oleh beberapa guru. Melihatnya membuatku teringat cerita putri tidur dan 7 kurcaci.Suara ricuh dari luar terdengar cukup keras. Suara itu berasal dari kumpulan murid yang penasaran dengan apa yang terjadi di dalam kelas ini. Beberapa dari sampai ada yang mengintip melalui pintu, jendela untuk melihat apa yang terjadi. Hasilnya, suara mereka terdengar cukup mengganggu bagiku. Aku telah melihat apa yang terjadi. Bagiku dia tampak seperti sedang tertidur pulas dan tentu saja tidak ada yang dapat dilakukan.Aku berjalan mendekati Luna. Tampak dia sedang berbicara dengan lelaki paruh baya yang mengenakan setelan berwarna coklat. Sepertinya dia merupakan salah satu guru disini.“Luna, di mana lokasi perpustakaan di sini?”Ketika aku bertanya, mereka yang sedang berbicara menghentikan pembi
Read more
26. Kesalahpahaman Yang Memicu Pertengkaran
Hari semakin gelap, matahari yang telah tenggelam. Tergantikan oleh bulan yang memancarkan sinarnya dengan indah. Selain diterangi oleh cahaya bulan dan bintang. Cahaya dari beberapa obor yang dinyalakan di beberapa sudut sekolah ini membantu menghilangkan kegelapan. Di situasi saat ini, sebuah teriakan terdengar dari luar ruangan. Lima orang berdiri di depan ruang penyimpanan makanan. Mereka sadar ada penyusup yang masuk ke dalam ruangan yang mereka jaga. Selain itu, penyusup itu memakan cadangan makanan yang seharusnya menjadi milik bersama. “Kami tahu kau ada di dalam. Keluar kau, penyusup” Seorang lelaki yang berdiri di tengah berteriak memanggil. Menjawab panggilannya, Nossal keluar dari dalam ruangan itu. “Keluar juga kau. Apa yang kau lakukan di dalam?! Kelas berapa kau? Bagaimana kau dapat membuka ruangan ini?” Beberapa pertanyaan diucapkan sekaligus oleh lelaki tadi. Dengan ekspresi menyeramkan, mereka tampak sedang mengintimidasi Nossal. Tentu saja, itu sama sekali tida
Read more
27. Pertemuan Masalah Krisis Makanan (1)
Pada malam yang dingin itu, kami berenam berjalan menuju ruangan OSIS. Tidak perlu waktu lama hingga kami sampai disana. Di depan ruangan yang hanya memiliki ukuran setengah dari perpustakaan, Adit meraih gagang pintu, dan segera membuka pintu masuk. Pintu terbuka, Ruangan yang hampir gelap gulita menyambut kami. Ruangan ini hanya terdapat satu buah jendela yang menghadap ke arah timur dari sana sedikit cahaya dari obor yang menyala di lapangan masuk ke dalam ruangan ini. Dalam keadaan seperti ini Adit segera mencari lilin untuk dinyalakan. Tak berselang lama sebuah cahaya hangat dari lilin yang menyala menerangi ruangan osis ini. Ruangan ini berbentuk persegi panjang yang menghadap ke arah selatan. Di samping pintu masuk terdapat beberapa rak buku berisi kertas yang tampak seperti dokumen-dokumen penting, pada bagian belakang juga sama. Ruangan ini hampir di penuhi oleh rak yang berisi berbagai barang yang tidak aku mengerti isinya. Tentu saja mengingat ini adalah ruangan OSIS Sel
Read more
28. Pandangan Baru Tentang Kebersamaan
Hujan yang tadinya cuma gerimis perlahan menjadi semakin deras. Suasana yang awalnya sudah dingin menjadi semakin dingin karena hujan tersebut. Di tengah diskusi, tepatnya setelah Bibi Nur memeriksa kelayakan ubi yang aku buat.“Nak Nossal, ya kan. Bisa munculkan ubi ini lima lagi? Suasana dingin begini enaknya sambil makan ubi hangat bukan?”Benar juga, suasana dingin ini perlahan terasa menusuk kulitku. Ubi rebus yang hangat pasti akan terasa sangat nikmat. Satu per satu, aku menciptakan lima ubi lagi sesuai yang Bibi itu minta. Ketika selesai, dia mengambil keenam ubi itu dan berdiri. Sayangnya beberapa ubi itu jatuh ke lantai karena tangannya yang tidak dapat membawa semua. Melihat Bibi Nur yang sedang kesulitan, Venda mengambil beberapa ubi yang jatuh.“Ayo Bi, Venda bantu“Makasih ya Venda”Mereka berdua berjalan keluar dan pergi meninggalkan ruangan ini. Suara pintu yang tertutup terdengar menggema di dalam ruangan ini. Api dari lilin yang tampak menari-nari membuat cahaya yang
Read more
29. Kedekatan Dengan Anggota Kelompok Pertama
Hari-hari berjalan seperti biasa di shelter ini. Hujan yang turun sepanjang malam menciptakan genangan air pada beberapa tempat. Jam dinding menunjukkan pukul 7 pagi. Jika saja dunia tidak berubah, suara bel tanda jam pelajaran pertama dimulai akan terdengar ke penjuru sekolah ini. Sekarang semua telah berubah dan membuat kami mengubah kebiasaan tersebut. Para guru tampak sudah bangun, begitu juga dengan beberapa murid. Tempat yang sebelumnya adalah sekolah menengah pertama ini memiliki murid sekitar 540 orang dan tenaga kerja termasuk guru sekitar 60 orang. Entah berapa banyak yang telah tewas sejak pertama kali dunia berubah. Dengan jumlah manusia sekitar 600 orang, pastinya cukup sulit untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka semua. Tetapi di saat hampir putus asa dalam menghadapi masalah tersebut. Kelompok pertama bertemu dengan Nossal yang memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah tersebut serta meyakinkan dia untuk membantu Hanya saja, baik Nossal dan mereka yang percaya den
Read more
30. Duel Sihir
Dua jam telah berlalu sejak kedatangan Leon dan yang lain. Posisi matahari yang semakin tinggi membuat ruangan ini terasa panas. Selain itu, suara dari luar semakin berisik dari sebelumnya. Setelah cukup lama kesulitan bergerak. Tubuhku perlahan mulai dapat kembali digerakkan. Meski begitu, rasa lemas dan pusing masih terasa mengganggu. “Hah~, panas banget~” Suhu di dalam ruangan ini sungguh Terasa panas, membuat keringat membasahi sekujur tubuhku, serta pakaian yang aku kenakan. Ruang baca buku yang kami tempati ini menghadap ke lapangan. Hanya saja terhalangi oleh pohon mangga yang cukup lebat. Di dalam ruangan ini, terdapat 2 jendela yang dapat di buka, sisanya berupa kaca untuk masuknya cahaya dari luar. Meski dengan 2 jendela dan 1 pintu terbuka, itu masih belum cukup untuk menyejukkan ruangan ini. “Bener nih, lihat Nossal sampai mandi keringat begitu” Ryan dan Rudy tampak mengeluh. Rudy memandang baju yang di kenakan Nossal yang tampak basah karena keringat. Baju yang dik
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status