All Chapters of Jatuh Miskin Karena Selingkuh: Chapter 31 - Chapter 40
40 Chapters
Terungkap Siapa Rey Sebenarnya
“Wangi ini …,” gumamku.“Kau masih belum mengingatku?” tanya Rey. Ia menambahkan sedikit sambal ke sendok, lalu kembali menyuapiku. Sejak kapan ia tahu bahwa aku suka sekali menuangkan sambal ke sendok sebelum menyuap makananku? “Ya, memang … sepuluh tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk tetap mengingat seseorang,” lanjutnya.“Siapa kau sebenarnya?” Aku bertanya serius. Rasa penasaran tentang siapa sosok Rey sebenarnya yang selama ini mengganggu pikiranku, kini menjelma jadi obsesi tersendiri. “Aku pernah bermimpi untuk melingkarkan cincin pertunangan di jari manismu.”Pikiranku sontak mengingat kapan hal itu terjadi. Jika Rey selalu memakai parfum The Blue Lover, berarti ia adalah langganan toko parfum tempatku bekerja sepuluh tahun yang lalu. Mungkin, di sanalah kami sering bertemu.“Tapi akhirnya kau menikah dengan Kun,” lanjutnya saat aku mencoba meng
Read more
Bisikan Setan dan Malaikat
“Gue sama Rey masih ada urusan,” jawabku setelah menemukan ide untuk menjawab. Tak mungkin aku terang-terangan pada Lexa perihal hubungan gelapku dengan Rey, bisa-bisa dia hilang respon terhadapku. “Lantas, urusan seperti apa?” Lexa masih saja bertanya.Aku mengambil dokumen pernikahan dalam map merah, kemudian memperlihatkannya pada Lexa. “Rey datang untuk memberikan ini. Gue minta dia untuk mendapatkan dokumen ini, bagaimana pun caranya. Dan urusan kami bukan sampai di sini saja, gue masih membutuhkan Rey, dia bisa membantu banyak hal,” jawabku.Lexa mengambil map dariku kemudian membuka dokumen itu lembar demi lembar. Ia menatapku lagi. “Lo kekeh pengen menggugat cerai Kun?” tanyanya.Aku mengangguk. “Gue akan ambil semua hartanya dan pergi dari hidupnya,” jawabku.Mata Lexa membelalak, ia menatapku seakan aku ini orang jahat. “Kenapa lo lakuin itu semua?” Pertanyaan i
Read more
Pesta dan Kedatangan Madame
*Belum larut malam, aku mempercepat laju mobil agar bisa menepati janjiku pada Bobbi untuk bermain dengannya. Sejak kembali bekerja, aku memang kehilangan banyak waktu bersamanya.Aku mengambil jalan pintas agar cepat sampai ke rumah. Bagasi mobil penuh dengan mainan Bobbi yang kubeli tadi sepulang dinner dengan Mama. Dia akan suka jika kubelikan mainan robot Superhero.Hingga tiba di rumah, keadaan sudah sangat gelap, semua lampu dimatikan. Kemana orang-orang? Baru jam sembilan, tak mungkin mereka sudah tidur.Sebuah pemindai wajah merekam gambarku, tak lama kemudian pintu rumah terbuka seiring dengan menyalanya lampu. Aku cukup terkejut melihat pemandangan di depanku. Mas Kun dan Bobbi menyambut dengan topi pesta terpasang di kepala, mereka juga memakai setelan jas. “What happened? Pesta apa ini?” tanyaku.Mas Kun memelukku. Ada Bobbi di sini, tak mungkin aku menghindar dari pelukan Mas Kun. “Aku bisa mengadakan pe
Read more
Pembalasan
Wanita paruh baya itu melangkah masuk dengan anggun, sama sekali tak menampakkan rasa bersalahnya setelah menghianatiku. Longdress yang ia kenakan menyapu lantai saat berjalan. Perpaduan menawan antara desain kekinian dan kain kualitas super premium. Madame memakai longdress keluaran perusahaanku.Kuabaikan kedatangan Madame dengan menyibukkan diri memeriksa report kerja dari Maura. Ia melaporkan keuntungan perusahaan dalam seminggu ini hampir mencapai dua milyar, dan itu adalah laba bersih perusahaan! Angka yang fantastis. “Selamat pagi, Nona.” Madame menyapa dengan muka semanis madu. “Hariku sangat indah berkat longdress produksi perusahaanmu.”Aku melihat pada jam tangan hadiah dari Mas Kun semalam. “Jam setengah sebelas. Ini sih bukan pagi lagi,” jawabku ketus.Madame tak kehilangan cara untuk menarik perhatianku. Ia menyodorkan selembar cek kepadaku. “Aku mencairkan laba penjualanmu di butikku. Sudah ku
Read more
Pembalasan (2)
“Do you really feel good?” Rey memastikan perasaanku. “I mean, semoga kau tak merasa buruk setelah kita melakukannya barusan.”Aku termenung beberapa saat. Jujur, rasa bersalah itu pasti ada. Apalagi, baru kali ini aku melakukannya dengan pria lain. “Aku melihatmu tidak baik-baik saja. Oke, kita tak akan melakukannya lagi sampai kau benar-benar siap,” lanjut Rey. Dia bersandar ke sandaran ranjang, memperlihatkan dada bidang dan perut six pack-nya. Kami masih sembunyi di balik selimut, dan aku menjatuhkan kepalaku di dada Rey yang begitu menggoda. Saat itu juga tangan kekarnya meraih tubuhku, membenamkannya ke dalam pelukan hangat yang menenangkan.“Kenapa aku harus ragu dan merasa tidak baik, bukankah Mas Kun pun melakukan hal yang sama dengan Renata, dengan leluasa dan tanpa banyak berpikir macam-macam?” tanyaku.Rey mengecup keningku, “baguslah kalau begitu. Kau jangan khawatir, ak
Read more
Kamar Pribadi Rahasia
“Gue kangen dengan masa-masa bekerja sebagai SPG toko parfum. Dan Rey memiliki parfum yang dulu dijual di sana. Gue minta parfum itu darinya,” jawabku seraya menunjukkan parfum The Blue Lover pada Lexa.“Lo pake parfum cowok?” Lexa mengernyitkan dahi keheranan.“Apa salahnya?” tanyaku, langsung berlalu meninggalkannya di belakang.Lexa mengejarku, ia terus memanggil namun kuabaikan, merasa risih dengan pertanyaan-pertanyaannya. Perhatiannya kadang berlebihan, dia tipe yang overprotektif. Aku tak suka.Aku sedang memilih sayuran ketika Lexa menarik tanganku. “Apa?” tanyaku.“Tadi lo kemana di jam istirahat? Lo gak sama Rey, kan?” “Please, berhenti mengurusi hidup gue, Lex,” jawabku.“Nita … kenapa lo jadi berubah?” “Bukan gue yang berubah. Lo yang overprotektif!” jawabku.“Nita! Lo bener-bener berubah.
Read more
Mencuri Chip
Ketika memasuki kamar pribadi Mas Kun, kulihat deretan foto Renata berjajar di setiap meja dan di sekeliling dinding—membentuk sebuah garis lurus yang mengelilingi kamar. Betapa terkejut dan geramnya diriku mengetahui Mas Kun masih menyimpan foto-foto Renata!“I told you. Aku belum sempat bereskan kamar ini, jadi kau pasti akan terkejut!” katanya seraya menurunkanku dari pangkuannya.Dengan memakai lingerie yang didesain mirip daster—jadi tak terlalu seksi—aku berjalan menyusuri setiap bagian kamarnya. Ini bukan saatnya menghiraukan rasa sakit hati atau pun rasa cemburuku, walau sebenarnya dadaku terasa sangat panas. Ingin rasanya kuhunjamkan pisau ke dada Mas Kun karena ia berani memajang foto wanita lain di rumah ini! Tapi, aku harus bisa menahan diri karena tujuanku adalah untuk mengambil dokumen perusahaan-perusahaannya.“Banyak sekali fotonya, Mas,” ucapku seraya berpura-pura melihat foto Renata satu per satu yang t
Read more
Mimpi
Kurebahkan diri di sofa, kekhawatiran akan gagalnya rencana ini membuat pikiranku semrawut.Teleponku berdering lagi, Madame menghubungiku untuk kedua kali. Firasatku mengatakan hal buruk.“Sebuah mobil hitam mengejar mobilku. Dia sangat cepat!” ucapnya di ujung telepon dengan penuh ketakutan.“Siapa? Kau bisa lihat plat nomornya? Katakan padaku, akan ku-cek!” “Sulit, aku bahkan tidak fokus melihat jalan. Lengah sedikit saja, dia bisa menangkapku! Jika selamat, mungkin aku akan datang terlambat. Jika tidak, maka aku tak akan datang padamu sama sekali,” katanya.“Kau tidak sedang bercanda, kan? Atau jangan-jangan kau sengaja mengecohku agar bisa lari dan memberitahu Willy bahwa aku memegang chip-nya?!” Kecurigaan itu tiba-tiba muncul. Terdengar suara mesin mobil yang semakin kencang, Madame sepertinya benar-benar sedang berada dalam kesulitan. Apakah kecurigaanku salah, ataukah dia m
Read more
Seperti Mimpi
Rey melayangkan tinju di udara, mungkin kesal karena aku tak tahu password itu. Dia mengusap-usap dagu dengan jari tangan dan menggigit bibirnya, seperti sedang berpikir keras.Tak sengaja pandangannya beredar ke seluruh dinding dan menemukan foto-foto yang dikirim Mas Kun terpajang rapi. Ia menunjukkan ekspresi cemburu dengan menatapku dalam-dalam. Rey telah berubah jadi kekasihku lagi."Aku tak suka kau memajang foto-foto ini!" katanya, ketus.Rey melepas foto itu satu per satu. Sementara aku tak ingat kapan pernah memajang foto itu di sini. Sejenak Rey berhenti, seperti teringat hal penting. "Apa ada sesuatu yang sangat erat dengan suamimu?" tanya Rey. "Misal tanggal lahir, artis favorit, nama anak, nama istri—"Aku langsung menjentikkan jari, seketika mendapat ilham tentang kemungkinan kata sandi yang dipakai Mas Kun. "Ya, Rey! Aku ada ide. Kita coba dengan nama Renata!" kataku, memotong omongan Rey. "N
Read more
Akhir
Ia benar-benar murka ketika menemukan alat kontrasepsi milik Rey dan langsung membuangnya ke wajahku.“Berani-beraninya kau mencoreng wajahku! Jadi selama ini kau selalu membagi tubuhmu dengannya, hah?! Kau telah menjatuhkan harga diriku!” hardik Mas Kun sambil menendang dadaku.Dia memperlakukanku sama seperti aku memperlakukan Renata dahulu. Dari mulai membuatku jatuh tersungkur hingga menendang dadaku. Semua itu pernah kulakukan pada wanita binal itu.  Hatiku panas, menganggap perlakuan Mas Kun padaku sebagai bentuk membalaskan dendam Renata. Aku bangkit dan dengan berani menghadapinya, kulupakan sejenak rasa sakit di kening dan dadaku.“Coba lihat dirimu sebelum meenilaiku. Pantaskah kau marah setelah mendapatkan pembalasan atas perselingkuhanmu dengan Renata?” Aku menantangnya. “Kau telah berselingkuh dengannya dan mencoreng wajahku di hadapan teman-teman sosialitaku. Mereka tahu kelakuan bejatmu! Tidakkah kau memi
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status