Semua Bab Artemis Hunter: Bab 11 - Bab 20
47 Bab
Rubah Api ch. 11 : Daniel
  Kejadian semalam menghebohkan seluruh kota. Beruntung, Daniel menjelaskan semuanya pada ayahnya dengan ‘masuk akal’. Dia berkata seseorang membakar Adam Taylor, kebetulan aku dan Luc tengah berkendara, kami mencoba menyelamatkannya, dan orang itu malah mulai melembarkan bensinnya dengan membabi buta, hingga membakar sekitarnya. Kepolisian masih mengerutkan keningnya karena tidak ada jejak bensin di sana, tetapi itu adalah hal terbaik yang bisa mereka dapatkan sekarang. Sehingga mereka mencatat kesaksian kami dan membiarkan kami pergi, dengan catatan melapor bila terjadi sesuatu. Agaknya mereka khawatir pelakunya akan menyerang kami. Kekhawatiran mereka tidak salah. Kemungkinan Rubah itu menyerang kami sangat tinggi. Luc mendapat perawatan karena lukanya tidak menutup dengan cepat seperti biasa, dan Daniel anehnya tidak terbakar sama sekali. Dia tidak menanyakan apa pun tadi malam, hanya mengkhatirkanku, dan itu manis sekali. Luc seperti biasa bersungut-sungut
Baca selengkapnya
Rubah Api ch. 12 : Keputusan
 “Dia tidak akan melakukannya!”Luc tidak peduli. Dia hanya terus mengendarai mobil, dan sesekali memastikan mobil putih Daniel tetap mengikutinya. Dari sekian banyak sikapnya, ini adalah hal yang paling kubenci. Sekali Luc memutuskan siapa yang akan bertindak, tidak mudah untuk mengubah keputusannya. Sekalipun, aku juga berpikir, keputusannya selalu tepat sasaran, tetapi setelah Gadis Rembulan itu, aku tidak bisa berpikiran sama.“Kau ingin menyimpannya,” jawab Luc mengejek. “Kalau kau ingin dia tetap hidup, sebaiknya dia membantu.”Aku menggertakkan gigi. “Sebenarnya apa maumu, Luc?”Luc terdiam. Dia hanya memerharikan jalanan untuk beberapa waktu. Kupikir dia tidak akan menjawab, tetapi pada akhirnya dia berbisik, “Keselamatanmu.”“Apa?”Hanya itu. Luc tidak menjawab, tidak menjelaskan, dan bahkan tidak menatapku, hingga aku merasa salah dengar. Akan teta
Baca selengkapnya
Rubah Api ch. 13 : Janji
Seminggu berlalu sejak Daniel menjadi bagian dari kami. Naomi tidak masuk, sehingga aku khawatir sesuatu terjadi padanya. Berdasarkan apa yang dikatakan guru, mereka juga tidak bisa menghubungi keluarganya. Aku meneleponnya beberapa kali, tidak bisa memenuhi janjiku untuk bergerak di garis amannya, tetapi nihil. Ponselnya hanya berdering dan masuk ke kotak suara.Di sisi lain, Daniel dan aku lebih sering bersama. Hal itu membuat Joce semakin kesal denganku. Tanpa kusadari, kami tidak lagi akrab. Aku tidak pernah duduk dengannya saat makan siang, sehingga Daniel mengajakku bergabung dengan kelompoknya, atau terkadang kami hanya makan berdua. Aku berteman dengan Makenzie, salah satu gadis tercantik yang pernah kutemui, dia adalah penggila fashion, sehingga sulit untuk mengobrol dengannya. Dia tidak begitu peduli dengan sekitarnya, sedikit narsistik, tetapi dia orang baik.“Kau sudah akrab dengan Makenzie, ya?” kata Daniel saat berjalan bersama ke kel
Baca selengkapnya
Rubah Api ch. 14 : Sekutu
  Rumah keluarga Brown sepi. Aku sungguh berharap mereka baik-baik saja, tetapi tidak ada cara lain untuk memastikannya. Aku keluar dari mobil dan Daniel menangkap tanganku. “Kau mau kemana?” Sebelah alisku terangkat. “Mengeceknya?” “Aku akan menemanimu.” “Tidak!” tukasku ketika Daniel hendak membuka pintu. “Kau akan menunggu. Pastikan tidak ada orang yang memangil ayahmu kemari.” Daniel hendak memprotes, tetapi aku segera keluar dan menyusup ke rumah keluarga Brown. Rumah mereka tampak normal, hanya saja tidak terproteksi dengan baik. Aku bisa dengan mudah membuka pintunya dengan kunci buatan. Tidak ada orang di dalam sana. Jendela tertutup rapat sehingga kupikir mereka sudah pindah. Tidak ada tanda-tanda penyerangan sehingga aku menghela napas. Setidaknya mereka baik-baik saja. Aku melewati tangga ke lantai dua dan membuka satu persatu pintu. Semua kamar itu kosong. Hanya ada perabotan yang ditinggalkan, seolah mereka ti
Baca selengkapnya
Rubah Api ch. 15 : Pemburu Artemis dan Malaikat Maut
Luc kembali malam itu. Dia tampak tidak terkejut dengan keberadaan Naomi di apartemenku. Seolah dia sudah memperkirakan hal itu dan malah jengkel karena aku terlalu lama melakukannya. Luc memang selalu seperti itu. Dia menjatuhkan dirinya ke sofa di depanku dan menyilangkan kakinya.“Jadi, akhirnya kau menerobos jarak amannya?”Aku melirik ke Naomi yang agak ketakutan. Dia berdiri di dapur dan masih terkejut dengan kedatangan tiba-tiba Luc dari ketiadaan. Teleportasi adalah hal yang amat langka. Kecuali mereka yang tak memiliki wujud dan Malaikat Maut, tidak ada makhluk lain yang mampu berpindah tempat secara instan. Tentu saja, itu akan membuat Naomi terkejut.“Aku melakukan apa yang perlu kulakukan.”Luc melirik Naomi sekilas, kemudian mengangat bahu. “Aku tidak menemukan apa pun tentang orang itu, tetapi aku mendengar desas desus manusia yang keluar masuk Negeri Orang Mati tanpa terdeteksi.”“Bagaimana b
Baca selengkapnya
Rubah Api ch. 16 : Pertarungan Pertama
Hari yang telah kami tunggu datang terlalu cepat. Matahari bersinar begitu cerah, awan-awan putih menutupi langit dengan jumlah yang pas, sehingga hari tidak terasa terlalu terik. Waktu yang tepat untuk berpiknik.“Kau ingin piknik juga?” tanya Daniel sembari memainkan ponselnya. Dia menutup ponselnya dan menoleh padaku sembari tersenyum. Kami menunggu di jalan menuju pantai yang disebutkan Joce. Naomi pergi dengan mobilnya yang tidak mencolok. Dia akan menghubungiku begitu mereka berangkat. Luc belum kembali sejak hari itu. “Ini hari yang sangat cerah.” “Tidak akan secerah itu sebentar lagi,” kataku. “Mereka akan kecelakaan, terjun ke jurang, tewas. Sementara kita akan menghadapi makhluk berbahaya yang akan membunuh kita.”“Jangan mengatakannya begitu!”“Mulai menyesal sudah ikut?”“Kau mengembalikan kata-kataku,” gerutunya. Kami tertawa bersama. “Yah,
Baca selengkapnya
Rubah Api ch. 17 : Rubah Api
Dari semua orang, aku benar-benar tidak menyangka Angela lah orang yang membunuh mereka. Dia menatap kami sengit, kedua tanganna sudah kuborgol dengan sihirku, sehingga dia tidak bisa melepaskannya. Aku harus membunuhnya, tetapi mungkin nanti ketika Daniel sudah pergi. Hal itu menjelaskan kenapa dia ada di buku kematian.Daniel selesai menelpon dan kembali kemari. Rupanya, Naomi yang kuminta ke rumah Angela tidak menemukannya dan segera menelpon Daniel. Pilihan yang bagus.“Dia akan datang secepatnya.”“Bagus,” gumamku. Aku berjongkok di depan Angela. “Jadi, kenapa kau melakukannya?”Angela tersenyum meremehkan. “Kau peduli sekarang, Pemburu Artemis?”“Kenapa tidak? Kau membunuh orang-orang yang tidak bersalah, tentu saja, kami harus peduli.”Angela tertawa histeris. Hal itu bahkan membuat tubuhnya bergetar dan sihir apinya memercik. Aku melompat mundur, tetapi kemudian tawa histeri
Baca selengkapnya
Rubah Api ch . 18 : Akhir Rubah Api
Berkat Luc, semua masalah kejanggalan itu terselesaikan dengan baik. Berdasarkan berita manusia, kami dikejar Pelaku Pembakaran saat pergi ke pantai karena menjadi saksi mata atas aksinya terhadap Adam Taylor—yang tidak sepenuhnya salah. Mobil kami terbakar dan kami ditemukan tergeletak di jalan setelah diduga melompat dari mobil saat pelaku melempar bom molotov. Kami terluka, tetapi tidak sampai mengancam jiwa. Tragedi sebenarnya datang dari mobil teman kami. Joce dan rekan-rekannya tewas dalam kecelakaan setelah menghindari truk dan terperosok ke jurang. Mobil mereka meledak. Polisi dikerahkan untuk melakukan evakuasi, tetapi tidak ada yang selamat dari kejadian itu. Lima tubuh mereka telah ditemukan, tetapi mereka masih melakukan pencarian pada tubuh Angela yang belum ditemukan. Mereka menduka Angela ikut dalam perjalanan itu. Seluruh kota kembali berduka, bukan hanya kehilangan tiga orang karena pembunuhan itu, melainkan enam orang remaja dalam satu kecelakaan tr
Baca selengkapnya
Lolongan Serigala ch. 1 : Akademi Artemis
Akademi Artemis tidak pernah berubah. Tempat ini tetap dilindungi dari mata manusia. Dianggap sebagai akademi elit dari anak-anak orang kaya. Kenyataannya, bila memasuki gerbang super tinggi dari besi itu, mereka akan disuguhi hutan luas sejumlah makhluk supernatural yang menjadi penduduknya.Aku sampai saat matahari telah terbenam. Penjaga gerbang—seorang vampir yang bekerja dengan upah kantung darah dan beberapa uang—membuka gerbang sembari tersenyum ramah. Vampir lelaki itu bernama James, aku sudah mengenalnya sejak aku masih pelatihan di sini. Vampir memiliki kemampuan ‘pengaruh’ yang lebih baik daripada makhluk lain—kecuali Malaikat Maut, tentu saja—sehingga mereka ditempatkan di gerbang untuk menghalau para manusia atau membutakan matanya dari kenyataan. Pada siang hari mereka hanya duduk diam di kantornya dan membiarkan penjaga manusia menarik mereka masuk sebelum dipengaruhi. Ketika matahari menghilang, James melakukan tugasnya seor
Baca selengkapnya
Lolongan Serigala ch. 2 : Elena
“Itu akan menghancurkan semuanya?”Elena tidak menjawab. Dia menyesap tehnya perlahan, setelah meletakkan cangkir tehnya perlahan, dia berkata muram, “Aku tahu. Berita baiknya, rencana mereka tidak berjalan baik. Mereka tidak tahu bagaimana cara merobek gerbang kematian. Berita buruknya ....”  Elana menatapku dalam-dalam, menunggu responsku. Aku mengangguk. “Ada orang yang berkata tahu caranya. Aku tak yakin itu benar.”Aku menghela napas perlahan. “Lelaki itu, dia tahu sesuatu, dia pasti merencanakan sesuatu. Setelah mengetahui hal ini, kupikir, mereka berhubungan.”“Menurutmu orang yang mengakut tahu caranya itu, orang yang sama dengan yang bertanggung jawab atas kasus Gadis Rembulan dan Rubah Api yang baru saja kau selesaikan?”“Benar,” kataku. “Orang itu memiliki energi yang aneh. Dia terasa seperti manusia, tetapi dia bisa membuka gerbang Negeri Orang Mati, dan seperti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status