All Chapters of Shewolf: Chapter 61 - Chapter 70
115 Chapters
ketiga puluh
“Apa yang akan kau lakukan setelah ini? Apakah kau bersedia menetap di sini saja? Lagi pula, bukakah statusmu sekarang rogue?” tanya  Konan. Ia ingin membuat Konan menetap saja di kediamannya dan mejadi teman bicara saat ia kesepian. Setelah kehilangan Davian, ia merasa hampa. Tak ada lagi saudara yang bisa ia ajak berdebat dan bersenda gurau. Mungkin, jika Lunar berkenan tinggal, ia tak akan kesepian lagi.“Aku ingin pulang,” jawab Lunar. Erika sudah tak ada di kamar  Davian karena ia pamit lebih dulu untuk menyambut kedatangan mate-nya.“Pulang ke mana? Dii luar sana banyak tempat berbahaya yang mengintai rogue seperti kita, Lun. Akan lebih baik jika kau menetap di sini saja.”“Aku sudah memiliki tempat tinggal di wilayah netral. Aku juga memiliki akses perlindungan mereka karena sebelumnya keanggotaanku sudah terdaftar.”Konan terkejut jika Lunar sudah berjalan sejauh itu untuk hidupnya. Selama
Read more
ketiga puluh satu
Esoknya, Konan menepati janjinya dengan mengantarkan Lunar ke wilayah netral. Kondisinya sudah membaik dengan luka yang sudah hilang dan tenaga yang pulih. Tak ada werewolf lain yang mengantar, hanya Lunar dan Konan saja yang akan pergi, dan mereka yakin jika berdua saja sudah cukup. Bahkan, saat ayah Konan menawarkan diri untuk ikut mengantar, ditolak mentah-mentah oleh dua she-wolf itu. jika sudah begitu, Devan bisa apa?Perbekalan Lunar tak banyak, hanya jubah yang ia kenakan saat pergi, pedang Enma, dan sedikit bekal karena perjalanan mereka tak akan lama. Begitu pun dengan Konan, dia hanya membawa sedikit bekal dan jubah yang hampir sama dengan Lunar. Perbekalan yang mereka bawa hanya sedikit karena jalan yang akan mereka lalui adalah jalan pintas yang lebih dekat, bukan jalan sebelumnya yang Lunar lewati karena jalan pintas ini berada di wilayah yang Konan kenal. Jadi, tak perlu lagi jalan memutar.“Hey, Lu. Kau tak ingin berubah ke bentuk wolf? Jika beruba
Read more
ketiga puluh dua
32“Kita akan lebih cepat sampai jika berubah.”Nah, Konan mulai lagi.“Jika Kakak ingin cepat sampai, berubah dan pergilah terlebih dahulu. Aku akan menikmati perjalananku!” sarkas Lunar. Harus berapa kali ia menjelaskan pada Konan jika ia tak bisa berubah sesuka hatinya? Selain bukan hanya karena rasa sakitnya, melainkan karena kondisi?“Hey, kau tak bisa seperti itu. maksudku, kita bisa menghemat waktu perjalanan dan tenaga. Bukankah kau juga baru pulih dari lukamu?”“Lakukan apa yang Kakak mau! Dan biarkan aku melakukan hal yang aku sukai. Jangan lagi mengikuti dan biarkan aku yang akan menyelesaikan masalahk sendiri.” Lunar tahu jika ini hanya omong kosong. Akan menjadi sulit jika ia kembali tanpa alasan yang jelas karena terlambat. Ah, andai waktu bisa diputar, ia pasti akan meminta perpanjangan libur.“Tak perlu membentakku seperti itu. Aku hanya menyarankan agar perjalanan kita be
Read more
ketiga puluh tiga
“Tolong ….” Suara lirih itu terdegar semakin jelas dan kini Konan pun bisa mendengarnya. Apalagi, suaranya terdengar pilu. Langkah Lunar mantap tanpa keraguan sedikit pun, tetapi tidak dengan Konan. Ia masih merasa waspada dan khawatir jika itu hanya jebakan.“Tak bisakah kau memelankan laju kakimu!?” pekik Konan. Ia kesulitan mengimbangi langkah Lunar dalam menghindari akar pohon yang menonjol dan mengganggu langkah. Ah, tidak! Bukan langkah lagi, melainkan laju lari kaki Lunar. Jika begini, perbedaan dari mereka terlihat. Lunar yang terbiasa menggunakan dua kaki akan memiliki kecepatan berbeda dengan Konan yang terbiasa dengan empat kaki.“Semakin kita melambatkan diri, semakin terancam nyawa orang lain. Jangan buang-buang waktu.”Konan melongo, siapa tadi yang menolak melakukan perjalanan lebih cepat dengan berubah? Bukankah itu dirinya? Kini, dia yang berkata tak boleh melambatkan diri. Ia heran, sebenarnya bagaiman
Read more
ketiga puluh empat
“Riana!” Kedua pasang mata itu menoleh ke arah dua she-wolf yang baru datang dan salah satu yang dipapah lainnya. Riana yang sebelum ini memasang wajah muram karena perkataan Lunar, kini tersenyum karena melihat temannya datang dan masih hidup. Ia bersyukur karena permintaannya pada Moon Goddess terkabul. Sahabatnya datang dengan keadaan selamat meski tak ia pungkiri jika hatinya merasa miris karena dia tak selamat dari luka.“Sahabatmu hebat! Ia hampir menghabisi klompok warrior yang mengejar kalian sendirian. Aku tak membantu banyak dan terkesan hanya menjadi pahlawan kesiangan saja,” ucap Konan. Ada rasa bangga yang terselip di wajahnya kala menceritakan betapa hebat orang yang telah ia selamatkan.“Tentu, Lily seorang beta dan warrior sekaligus. Meski she-wolf, dia tak kalah hebat dari mate-ku.” Riana memandang sahabatnya dengan bangga. Sudah sejak lama ia mengenal Lily dan Rei. Mereka bertiga teman bermain sejak kecil tanpa mema
Read more
ketiga puluh lima
“Kak Konan, kau yakin dengan keputusanmu?” Lunar sudah kembali memanggil Kakak pada Konan dan bukan kau lagi. Sebab, ia sudah meredakan amarahnya pada kakak perempuan dari Davian itu. Ternyata, sosok Konan tak seburuk yang ia pikirkan. Ada banyak hal baik yang telah Konan lakukan dan membuatnya terkesima. Terutama pada hal yang ia lakukan untuk Riana tadi. Lunar tak menyangka jika Konan akan membantunya untuk mencarikan tempat untu Riana tinggal. Jujur saja jika tadi ia berniat membawa Riana dan mate serta rekannya untuk tinggal di flat sempit yang ia miliki.“Kau pikir aku tidak melakukan hal ini dengan didasari pemikiran yang matang, huh!”“Ya … entah. Aku tak tahu karena Kak Konan melakukan hal itu tanpa berpikir, menurutku.”“Dengar, ya, mate Davian. Aku sudah memikirkan banyak hal dari mereka. Sejak kecil aku sudah terlahir menjadi rogue. Aku memang tidak pernah merasakan rasanya tinggal di wilayah pack seper
Read more
ketiga puluh enam
Konan berlari sekencang mungkin saat mereka melalui hutan. Selama ini, ia belum merasakan berlari dengan hati yang begitu bebas. Di kawanan, ia memang sering melakukan latihan dengan menggunakan tubuh werewolf. Tapi, jujur saja ia belum pernah merasakan rasa bebas yang begitu menyenangkan. Bahkan, saat berkejaran dengan mendiang adiknya pun, ia tak merasakan hal itu."Lain kali kita harus melakukan hal ini lagi, Lexa," ujar Konan pada sisi serigalanya yang bernama Lexa. Serigala yang bertubuh besar itu terlihat begitu gagah dengan Lunar di atasnya. Sebagai seorang gamma, Konan melebihi batas serigala normal. Bahkan, ayahnya sampai terkejut saat melihat perubahan Konan untuk pertama kalinya."Aku tak tahu apa yang telah memengaruhi hal ini, yang jelas, aku tak akan melewatkan kesempatan lainnya."Konan menyetujui ucapan serigalanya. Jika sedari awal ia mengetahui hal yang bisa membuatnya berlari bebas, tentu ia akan melakukannya lebih sering. Ia juga mungkin tak
Read more
ketiga puluh tujuh
“Tahu tentangmu? Jangan bercanda, Deltha!” Tanpa sadar, vampire -female itu mengungkap jati diri Lunar. Dan hal itu membuat tubuh dua she-wolf itu menegang.“Tak banyak yang mengetahui aku sebagai Deltha, Vampire! Secara tak langsung kau menunjukkan bahwa kau tahu banyak tentangku,” ujar Lunar. Ia tak salah untuk menuduh. Aroma dan jubah yang familiar, juga pengungkapan statusnya, membuat Lunar sangat yakin jika vampire itu bukan vampire sembarangan yang asal bicara. Jika tak salah duga, mungkin sudah lama vampire itu mengikuti atau mencari informasi tentang Lunar.“Ups! Ternyata aku salah bicara, ya.” Vampire itu tertawa dan setelah itu berkata, “jangan khawatir, Adik Kecil. Aku bukan pihak yang bisa menjahatimu. Kau akan mengetahui aku jika saatnya tiba.”Lunar semakin tak mengerti saja. Jika begini, bukankah semua menjadi tambah jelas? Namun, tak ada hal yang bisa ia korek informasinya dari vampire-female itu ka
Read more
ketiga puluh delapan
“Sebenarnya, dia adalah vampire yang beberapa kali kurasakan kehadirannya saat bertemu Davian di perbatasan. Hawa kehadirannya tak asing dan aku yakin ia menyembunyikan sesuatu yang penting. Tak hanya itu, aku dipaksa menemuinya di hutan saat Davian mengamuk di pack. Kau tahu, terlalu banyak kejanggalan yang vampire itu buat untukku. Sialnya dia sama sekali tak mau memberitahukan apa pun padaku,” tutur Lunar.Konan mungkin bisa mengerti. Terlalu banyak kebetulan amat tak baik karena bisa saja hal itu adalah sebuah kesengajaan dan bukan lagi kebetulan. Jika ada yang orang yang bertemu secara kebetulan secara berurutan, maka bersiaplah akan kekecewaan.“Aku mengerti maksudmu. Tapi memohon seperti tadi bukanlah penyelesaian yang bagus,” ujar Konan.“Lalu?”“Coba pikir, kau baru beberapa kali dengannya secara langsung dan meminta sebuah penjelasan atas semua yang terjadi. Menurutku, akan terlihat konyol jika dia langs
Read more
ketiga puluh sembilan
Begitu jemputan mereka datang, ada kecanggungan di antara keduanya. Lunar masih tetap diam karena Konan yang banyak memojokkannya di perjalanan. Ia tak terima. Andai saja ia dapat membungkam mulut berisik Konan, sudah pasti ia lakukan. Sayangnya hal itu masih belum bisa ia lakukan. Perlu strategi yang lebih matang untuk menghadapi she-wolf arogan itu. Mungkin, saat belum dilahirkan dua jiwa mereka tertukar satu sama lain. Maksudnya antara Konan dan Davian. Davian bersikap lebih lembut dalam memperlakukannya.Tentu saja hal itu karena Davian mate dari Lunar. Memang apa lagi yang memengaruhi watah werewolf macam mereka?konan yang menyadari kecanggungan di antara mereka tak bisa lagi mencairkan suasana. Ia tahu, Lunar pasti tersinggung atas ucapannya. Namun, ia juga tak bisa untuk tidak meremehkan deltha itu. Tanpa sadar, Konan telah merasa tersaingi karena kehadiran Lunar. Perjalanan mereka ke tempat yang menjadi tujuan awal hanya berisi Lunar yang menunjukkan jalan. Ko
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status