All Chapters of Terjerat Gairah Sahabat Kekasihku: Chapter 31 - Chapter 40
50 Chapters
Pengakuan
"Rayna?" panggil Alden sekali lagi, karena melihat wanita itu tampak diam saja. "Kamu baik-baik aja, kan?"Rayna mengusap tengkuknya yang tidak gatal, sebelumnya dia sama sekali tidak mempunyai persiapan, jawaban apa yang akan dia kasih ketika Alden bertanya seperti itu."Hem, itu ... tadi katanya temanku lagi sakit perut, makanya dia yang nyuruh aku buat antar kopi ini," kata wanita itu beralasan.Alden manggut-manggut, dia menyuruh Rayna agar segera menaruh kopi itu di atas meja. Dia tidak mau melihat tangan Rayna kepanasan akibat memegang kopi tersebut.Alden mencicipi kopi itu, dia mengernyitkan keningnya ketika rasa itu tidak sama seperti buatan Rayna. Dia sangat hapal rasa buatan Rayna seperti apa."Bukan kamu yang buat?" tanya pria itu.Rayna menggeleng pelan. "Bukannya tadi kamu nyuruh orang lain?" tanya wanita itu balik, nada bicaranya seperti tidak suka."Karena aku nggak mau ngerepotin kamu lagi, bukannya kamu sendiri yang bilang kalau aku nggak boleh dekat-dekat kamu lagi?
Read more
Satu Sama
"Zidan? Kamu ada di sini?" tanya Rayna, wanita itu tampak terkejut ketika melihat kedatangan Zidan ke rumahnya."Iya, kenapa tadi nggak mau dijemput?" tanya pria itu tanpa basa-basi. Jelas saja dia curiga dengan penolakan Rayna. Pasalnya ketika pria itu mengantar Rayna, Rayna menyetujui jika akan dijemput oleh Zidan."Oh, itu ... tadi aku lagi sama teman, aku diajak belanja sama dia. Jadi ya, nggak enak aja nolaknya. Maaf ya," kata Rayna, dia merasa bersalah karena telah berbohong pada pria itu.Zidan manggut-manggut. "Oh, aku kira kenapa. Aku menginap di sini ya?"Mata Rayna terbelalak ketika Zidan bertanya seperti itu.'Menginap? Kenapa tiba-tiba sekali. Kenapa waktunya tidak pas. Nanti malam, kan, Alden akan datang ke sini, lantas apa yang harus aku lakukan? Kira-kira alasan apa yang harus aku katakan?' Batin Rayna bertanya-tanya, dia menjadi gusar."Rayna?""Eh, ya?" Rayna tersentak kaget. "Apa tadi?""Aku ingin menginap di sini, boleh, kan?""Kenapa? Kok tumben banget?" tanya wan
Read more
Beri Aku Waktu
Sudah tiga hari ini Alden maupun Rayna saling tak bertegur sapa. Alden masih jengkel dengan wanita itu karena menurutnya Rayna tidak tegas, dan selama tiga hari itu pula Alden selalu uring-uringan tak jelas. Selain dia marah dengan Rayna, dia juga marah dengan Zidan karena tanpa sebab tiba-tiba saja pria itu menginap di rumah Rayna.Sebenarnya bukan itu yang dia pikirkan, masalahnya adalah selama Zidan menginap di rumah wanita itu, apa saja yang mereka lakukan. Itulah yang selalu ada dipikiran Alden.Tidak mungkin, kan, kalau mereka berdua hanya melakukan hal yang positif? Pikiran Alden sudah berkelana ke mana-mana."Ini kopinya, Pak."Alden tersentak kaget, karena terlalu memikirkan Rayna, dia sampai tidak tahu jika ada seseorang yang masuk ke dalam ruangannya.Alden mengernyitkan dahinya ketika melihat salah satu karyawannya itu."Kamu yang antar?" tanya pria itu tiba-tiba.Riska menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tampaknya wanita itu bingung."Bukankah tadi Anda yang menyuruh s
Read more
Menjadi Milikku Seutuhnya
"Aku tidak bisa makan malam denganmu.""Kenapa?" tanya Alden dari ujung sana, padahal pria itu sudah tahu jawabannya apa."Di sini ada Zidan, aku tidak bisa meninggalkannya, karena dia sedang mabuk," jelas wanita itu."Please, Rayna, untuk kali ini saja kamu harus tega. Mulailah menjadi egois," geram Alden."Aku kasihan sama dia, Alden. Dia lagi mabuk, selama aku bersamanya, aku nggak pernah lihat dia seperti ini. Ini adalah pertama kalinya aku melihat dia mabuk, aku khawatir kalau dia kenapa-kenapa." Rayna berusaha meyakinkan Alden, agar pria itu bisa mengerti posisinya."Justru itu yang aku khawatirkan, kalau kamu ada di dekat dia, aku takut kalau kamu juga ikut-ikutan mabuk juga. Kalau kamu udah mabuk, itu bahaya," sungut Alden, pria itu sepertinya kesal. "Sebaiknya aku datang menjemputmu.""Jangan!" bantah Rayna."Kenapa lagi sih, Rayna. Katanya kamu suka sama aku, tapi kenapa kamu terus-terusan dipihak Zidan? Kenapa kamu selalu merasa kasihan sama Zidan. Padahal aku juga terluka,
Read more
Hanya Sebuah Rencana
Rayna mengerjapkan matanya berkali-kali, sepertinya wanita itu sudah bangun dari tidurnya. Wanita itu meringis pelan karena merasakan kepalanya sakit.Wanita itu pun kembali memejamkan matanya seraya menghela napas berat. Ketika sakit di kepalanya sudah terasa mendingan, barulah dia kembali membuka mata."Sudah bangun, Sayang?" tanya Zidan dengan suara lembut.Rayna terperanjat ketika mendengar suara lelaki, wanita itu pun langsung menoleh ke samping, dilihatnya Zidan tengah tersenyum manis ke arahnya. Namun yang membuat Rayna memelototkan matanya adalah pria itu tidak memakai baju."Zidan, ngapain kamu ada di sini?" tanya wanita itu gelagapan. Kentara sekali jika dia tengah resah.Zidan mengerutkan keningnya. "Ngapain? Kamu lupa sama yang kita lakukan tadi malam?" tanya pria itu heran.Rayna menahan napas, apakah kejadian waktu itu ketika dia bersama Alden terulang kembali dengan pria berbeda? Rayna langsung menggeleng cepat, menyangkal sekuat tenaga, dia yakin tadi malam tidak terja
Read more
Melakukannya Berkali-kali
Rayna terdiam seribu bahasa ketika melihat Alden tengah sibuk menyiapkan makanan. Pria itu bersikap seperti biasa, seperti tidak ada terjadi sesuatu. Padahal Rayna sudah menjelaskan semuanya, tapi Alden selalu saja menulikan telinga ketika Rayna berusaha meyakinkan."Sudah siap, silakan dimakan," kata pria itu dengan senyum sumringah.Rayna tetap saja diam, bahkan ucapan Alden tidak dia dengar. Dia masih memikirkan kejadian waktu itu. Alden yang melihat Rayna seperti itu pun mendengkus keras."Rayna?"Wanita itu tersentak kaget, dia menatap Alden seraya tersenyum tak enak hati."Iya, kenapa?" tanya wanita itu.Alden berdecak pelan. "Makanannya sudah siap, silakan dinikmati. Sebenarnya apa yang kamu pikirkan? Sampai-sampai aku berbicara pun tidak kamu dengar?" tanya pria itu."Alden, ucapanku yang kemarin benar-benar serius. Apa kamu tidak ingin mempertimbangkannya?"Alden meletakkan sendok itu dengan kasar, dia tidak suka ketika Rayna mengungkit masalah itu. Sebenarnya Alden sudah be
Read more
Pamit
"Kenapa mengajakku bertemu?" tanya Zidan heran. Pasalnya Rayna mengajak bertemu di waktu yang tidak tepat.Rayna berusaha untuk tenang walau sebenarnya saat ini dia tengah gelisah. Dia akan membongkar semuanya. Ya, dia sudah memutuskan untuk memberitahukan rahasia Rayna dan Alden pada Zidan, karena Rayna tak ingin seperti ini terus-terusan.Karena Rayna, yang menyebabkan persahabatan antara Alden dan Zidan merenggang, maka dari itu dia harus kembali mempersatukan mereka berdua."Aku ingin membicarakan sesuatu," kata wanita itu gugup."Apa tidak bisa besok? Masalahnya ini sudah malam, Rayna. Lihat, ini sudah tengah malam," erang pria itu.Rayna menggeleng cepat. "Nggak bisa, karena besok aku udah pergi. Jadi aku mau ngomong sama kamu sekarang."Zidan mengerutkan keningnya, heran dengan ucapan Rayna barusan. Pergi? Memangnya wanita itu akan pergi ke mana?"Rayna--""Nggak bisa, Zidan! Kita harus selesaikan semua ini sekarang juga!" Tanpa sadar Rayna membentak Zidan, membuat pria itu ter
Read more
Kita Semua Salah
Alden membuka mata seraya tersenyum lebar. Sial! Gara-gara permainan dirinya dengan Rayna tadi malam sampai-sampai membuatnya bermimpi cukup indah.Senyuman Alden perlahan hilang ketika dia melihat ke samping tidak ada siapapun. Kepalanya celingukan ke sana-sini mencari keberadaan wanita itu.'Mungkin lagi di toilet,' batin pria itu.Alden pun memutuskan untuk kembali memejamkan mata. Namun dia kembali membuka matanya ketika tak mendengar suara apapun dari dalam toilet.Pria itu langsung bangun dari ranjang, segera mendekati pintu toilet itu. Dia mengetuk pintu itu dengan tak sabaran."Rayna, apa kamu masih lama di dalam?" tanya pria itu hati-hati.Alden mendekatkan telinganya di pintu, lagi-lagi dia tidak mendengar ada suara percikan air ataupun suara wanita itu, membuat Alden kembali mengetuk pintunya cukup keras."Rayna, kamu dengar suara aku apa nggak sih, dari tadi aku ngomong sama kamu loh."Lagi-lagi tak ada sahutan dari dalam, Alden pun langsung membuka pintu toilet itu dengan
Read more
Satu Kardus Obat Kuat
"Aku nggak bisa datang, Zidan. Maaf, aku benar-benar lagi sibuk," kata Rayna pelan seraya memegang ponsel yang ditaruh di dekat telinga."Apa kamu tega? Selama ini kamu menghilang bak ditelan bumi. Kali ini aja ya, aku pengin lihat kamu.""Aku--""Oh ya Tuhan, aku mau nikah loh, Rayna. Katanya kamu masih anggap aku, walaupun cuma teman, tapi kenapa nggak mau datang ke acara pernikahanku," keluh pria itu dari ujung sana.Rayna menggigit bibir bawahnya, dia bimbang harus datang atau tidak."Aku pikir-pikir dulu ya." Rayna mencoba bernegosiasi pada pria itu."Nggak bisa, hanya satu hari. Aku mohon kamu datang. Kalau kamu masih anggap aku teman, datanglah. Kalau kamu tidak datang, berarti selama ini kamu memang benar-benar tidak menganggapku."Rayna mengerang frustrasi. "Ya Tuhan, Zidan. Itu pilihan yang begitu sulit, di sini aku lagi kerja loh, nggak nganggur." Lagi-lagi Rayna memberi alasan agar Zidan memahaminya."Ya udah, untuk hari pernikahanku, aku bayar gaji kamu itu.""Zidan," pan
Read more
Kamu Menjauh Bukan Berarti Aku Menghilang
"Ah, akhirnya kamu nikah juga. Selamat ya," ucap Rayna pada Zidan, pria yang pernah mengisi hari-harinya itu.Zidan tersenyum lebar, wajahnya tampak berseri-seri ketika melihat kedatangan wanita itu."Aku kira kamu nggak datang," celetuk pria itu."Kalau nggak datang, pasti kamu teror aku terus. Nggak dikasih ampun deh, tuh ponsel buat diam," gerutu Rayna. Lalu pandangan wanita itu beralih pada istri Zidan. "Hai, selamat ya, akhirnya kalian menikah juga.""Makasih, Mbak. Cepat nyusul ya," ungkap Zara, istri Zidan. Zara adalah wanita yang manis, dan juga mempunyai sifat penyayang, itulah yang membuat Zidan jatuh cinta pada wanita itu."Ah, makasih doanya, semoga aku cepat nyusul kalian," kata Rayna dengan senyum yang dipaksakan.'Ish! Boro-boro nyusul, calon aja nggak ada.'"Iya nih, omong-omong ... kamu kapan nikah? Nggak bosan hidup melajang terus? Terus kenapa ke sini nggak bawa pasangan?" sindir Zidan.Rayna mendengkus keras. "Oh, jadi ini ya maksud kamu. Kamu sengaja nyuruh aku d
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status