Semua Bab My Hottest Man: Bab 41 - Bab 50
91 Bab
41. Dibuat Gila (18+)
WARNING 18+ BOCIL MINGGIR DULU. Clara dibuat kesal dengan tingkah Arnold. Lelaki tinggi itu terus saja mengikuti ke mana pun kakinya melangkah. Dia menyesal sudah memenuhi ajakan Daren—sepupunya untuk bertemu pacarnya di kelab ini. Clara tidak habis mengerti mau pria itu apa. Dia diam-diam keluar dari kerumunan dance floor ketika tahu Arnold juga menyusulnya. Memanfaatkan kelengahan pria itu, dia melipir keluar dari kelab. Clara bergegas menuju lift untuk turun ke bawah.  Dia mengembuskan napas lega ketika sudah sampai basement gedung untuk menuju tempat parkir mobilnya. Namun, kelegaan itu tidak berlangsung lama ketika matanya menangkap seseorang yang tengah bersandar pada mobilnya. "Sial!" Clara mengumpat kesal. Dia dengan cepat menghampiri mobilnya. "Minggir," katanya ketus. Pasalnya Arnold sengaja bersandar pada pintu kemudi. "Clara, kenapa kamu terus menghindar? Apa aku punya salah?" tanya Arnold tidak mau menyin
Baca selengkapnya
42. Memilih Undangan
Dania menatap sebal berbagai macam jenis undangan yang berada di mejanya. Asisten Alvin mengiriminya beberapa contoh undangan dan meminta Dania untuk memilih jenis undangan yang akan dia pakai sebelum naik cetak. Kepalanya mendongak ketika mendengar pintu apartemennya dibuka dari luar. Dan, tidak lama kemudian Clara muncul. Wanita itu langsung menjatuhkan diri di sofa sebelah Dania.  "Dan! Gue kayaknya butuh psikiater," celetuknya begitu duduk. Dania menoleh dan mengernyit bingung. "Lo kena gangguan jiwa?""Sepertinya begitu. Lo nggak akan percaya ini." "Lo bercinta lagi sama Arnold?" tanya Dania asal tebak. Namun, ternyata mata Clara langsung membulat karena ketepatan ucapan Dania. "Gimana lo bisa tau?" "Sial," umpat Dania. "Jadi, bener?" Clara mencebik dan mengangguk pasrah. Dia lantas mengusap wajahnya. "Gue memang gila, Dan," erangnya frustrasi. "Santai aja kali, Cla. N
Baca selengkapnya
43. Kejutan untuk Viona
Viona bergegas naik ke atas gedung sebuah apartemen di kawasan Kuningan. Kegiatannya berkumpul bersama teman-teman terdistraksi karena panggilan dari Robbi, bos di kantornya bekerja. Sebagai sekretaris pribadi pria itu, Viona harus bisa stand by 24 jam untuknya. Seperti sekarang ini, di tengah acara berkumpul dengan Clara dan Dania dia terpaksa pamit lebih dulu. Clara menekan tombol lift untuk menuju unit Robbi yang berada di lantai 27. Unit mewah yang dibeli pria itu dua tahun silam. Tempat pribadinya dengan sang bos. Sebenarnya Robbi menyuruhnya untuk menempati unit tersebut, tetapi Viona enggan. Viona memiliki unit apartemen sendiri meskipun tidak semewah milik Robbi. Dan lebih nyaman tinggal di unit sendiri daripada punya orang lain  semewah apa pun itu kan? Viona langsung masuk begitu menekan angka kombinasi apartemen itu. Cahaya redup dalam unit langsung tertangkap indranya. Dia terus melangkah menuju ruang tamu. Tangannya meraba dinding mencari
Baca selengkapnya
44. Marah
Alex mendekap Dania dari belakang ketika wanita itu sedang memasak nasi goreng ayam untuk sarapan mereka. Rambut pria itu masih basah. Handuk kecil masih mengalung  di lehernya. Dia baru saja menyelesaikan ritual mandi paginya. "Wangi banget, Sayang. Rasanya pasti enak," ucapnya seraya mengendus leher bagian belakang Dania. "Maksudnya yang mana nih? jangan ambigu deh." Alex terkekeh. Dia memang sengaja membuat Dania berpikir keras. "Dua-duanya wangi dan enak. Masakan kamu dan leher kamu."Dania mendengus dan menyuruh Alex menyingkir. "Martin, aku perlu mengambil piring. Nasi gorengnya sudah matang.""Biar aku ambilkan." Alex bergerak mengambil piring di rak gantung yang berada tepat di belakangnya. "Ini cukup?" dia menyerahkan dua piring datar. "Cukup, memangnya mau berapa? kita kan cuma berdua." Dania menerima piring itu, dan mulai menuangkan nasi goreng di atasnya. "Mau aku tambah biar tiga enggak?
Baca selengkapnya
45. Cerita Viona
Jangan lupa masukkan cerita ini ke library kalian ya, Gaes. Yuk ramaikan dengan memberi review bintang lima.Happy reading!__________________ Viona dengan bangga menunjukkan cincin yang robbi berikan kepada Clara dan Dania. Awalnya kedua sahabatnya itu tidak paham maksud wanita itu memamerkan sebuah cincin dengan lebaynya. Namun, tidak berapa lama keduanya membelalakan mata. "Lo dilamar siapa?" tanya Clara, Dania di sampingnya mengangguk menandakan dia memiliki pertanyaan yang sama dengan Clara. "Tebak dong siapa?" tanya Viona balik dengan senyum mencurigakan. Clara dan Dania saling pandang. Seakan keduanya memiliki pemikiran yang sama keduanya lantas menggeleng secara bersamaan. Clara menatap ragu Viona yang masih terus memasang senyum seraya memandang cincin yang tersemat di jari manisnya dengan bangga. "Nggak mungkin Pak Robbi, 'kan?" tanya Clara ragu. Viona menoleh c
Baca selengkapnya
46. Fitting
Maaf ya, Bab kemarin ada salah penulis nama. Harusnya Darris Rusman, malah Darris Borman. Tapi it's okay, nggaak memengaruhi isi kok.Yuk lanjut baca. Jangan lupa ramaikan ya. Happy reading.______________________ Dania turun dari ruang fitting ditemani darris di belakangnya. Dia mengenakan gaun pengantin warna senada dengan setelan jas yang Alvin pakai. Dengan sedikit pulasan make up, Dania tampil menawan. Alvin di bawah termangu melihat Dania turun dari anak tetangga. Dia tidak bisa menutupi rasa takjub yang sontak datang begitu menyaksikan kecantikan wanita yang sebentar lagi jadi miliknya itu. Hingga Dania sampai di hadapannya mata Alvin belum juga berkedip saking terpananya. "Please, deh. Mingkem itu mulut," celetuk Darris melihat muka Alvin yang saperti orang bodoh. Alvin terkesiap, dan tersenyum kikuk. Dia mengusap tengkuk salah tingkah. "Aku anter calon pengantin kamu. Ini masih pake make-
Baca selengkapnya
47. Galau
Terima kasih yang sudah mau berkenan memberi ulasan Bintang limanya. Yuk jangan lupa simpan cerita ini di library kalian ya gaes. Happy reading._______________ Viona menunjukkan undangan dari Dania kepada Robbi ketika dia menyambangi ruangan pria itu. Robbi yang mengenakan kacamata baca menoleh sekilas. "Siapa yang akan menikah, Vi?" tanya Robbi tanpa melepas pandangannya dari layar laptop. "Dania, Mas.""Dania teman kamu, orang HRD itu?" Robbi melepas kacamatanya, dan menatap Viona lurus. "Iya. Kamu mau datang sama aku, Mas?" "Ya, tentu saja. Karena aku juga dapat undangan dari Pak Alvin." Robbi menarik laci meja, dan mengeluarkan sebuah undangan yang sama persis dengan undangan yang Viona tunjukkan. Viona beringsut duduk, dan membuka undangan itu. "Kamu tau nggak, Mas. Desain undangan ini yang pilih aku sama Clara loh, bagus, ya?" "Bagus." "Nanti kalau kit
Baca selengkapnya
48. Melepas Rindu
Alex berjalan perlahan mendekati wanita yang tengah duduk di kursi meja makan. Dirinya takut ini hanyalah mimpi. Sejak memutuskan pulang cepat dari kelab, dia langsung tidur karena Arnold masih saja terus mengganggunya perkara klien bernama Laras yang masih ingin memakai jasanya. 2 M bukan jumlah yang sedikit, Alex juga sempat tergiur. Namun, ketika ingatan tentang Dania melintas, dirinya sadar kalau dia sudah berniat untuk tidak menerima job itu lagi. Meskipun hubungannya dengan perempuan itu masih belum membaik juga. Dan sekarang, ketika dia tiba-tiba menemukan Dania ada di ruang makan, hatinya yang gersang mendadak basah kembali. Sosok Dania yang sekarang tengah menatapnya bukan halusinasi. Itu benar-benar wanita yang beberapa hari ini sangat dia rindukan. Mata Alex berbinar ketika mendapati Dania tepat berada di hadapannya. Dengan perlahan, Dania pun berdiri, dan terus menatap pria yang membuatnya galau beberapa hari belakangan. Jujur, hati
Baca selengkapnya
49. Penyatuan Pertama (18+)
"Jadi, benar kamu pernah dilamar dia?" Dania melebarkan mata. Tidak menyangka tebakannya akan benar. Meskipun Alex belum menjawabnya, tapi dari reaksi pria itu, dia bisa tahu. Dania menggeleng seraya berdecak. "Pantas saja, dia berani bayar kamu mahal. Kenapa kamu nggak terima dia saja? Kurang cantik apa dia?" Alex memutar bola mata. Dia lantas menyentil dahi Dania. "Aku cuma anggap dia nggak lebih dari seorang klien. Tidak mungkin aku menikah dengannya." "Tapi sepertinya dia ingin kamu jadi miliknya seutuhnya." Alex mengangkat bahu, lalu menarik lengan Dania agar memeluk dirinya. "Aku nggak peduli seberapa cantik dan tajirnya dia. Intinya aku nggak cinta ya nggak bakal aku terima dia. Lain hal jika yang melamar aku itu kamu. Pasti aku langsung terima." Dania mencibir. "Siapa juga yang mau melamar kamu." "Ya, tentu saja, hanya wanita sinting yang mau menikahi seorang gigolo.""Nggak, aku bercanda. Ya ampun." Dan
Baca selengkapnya
50. Yang Pertama (18+)
WARNING KERAS 18+ BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN.________________________ Dania tampak lebih rileks setelah mendapat sentuhan-sentuhan lembut dari Alex. Dia menangkup pipi pria itu, dan menariknya untuk kemudian mencium singkat. "Sekarang, Martin," bisiknya. Seakan tahu apa yang Dania ingin, Alex mulai bergerak pelan. Sebisa mungkin dia tidak membuat gesekan yang akan membuat Dania sakit. Dania masih merasakan perih di bawah sana. Namun, sebisa mungkin dia tahan. Rasanya benar-benar aneh. Miliknya terasa penuh dan mengganjal. Sesuatu yang bergerak di sana terasa asing. Ini adalah kali pertama untuknya. Dan, awal-awal memang menyiksa sungguhan. Dania meringis menahan sakit dan nikmat yang ditimbulkan secara bersamaan. Kadang dia mengerang, kadang mendesah. Alex sendiri sama saja. Dia sesekali mendesis dan menengadahkan kepalanya menikmati sensasi bergetar yang menjalar sampai ke puncak kepala
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status