Semua Bab Di Bawah Langit Senja: Bab 21 - Bab 30
95 Bab
BAB 21
Pada dasarnya, Dani adalah sosok mahasiswa berprestasi yang banyak dikagumi para Dosen di kampus ini, namun sifat idealisme dan pemikirannya yang kritis terkadang membuat para Dosen segan terhadapnya. Kadang dia bersikap dingin dan acuh tak acuh, namun itu menjadikannya sebagai sosok unik yang banyak orang ingin mengenalnya, atau justru sama sekali tak ingin berurusan dengannya.Dani menyodorkan proposal kepada Pak maskur. "Liburan semester tinggal 2 pekan lagi,Bagian Pecinta Alam berencana mengadakan Camping di gunung ungaran,aku harap Pak Maskur bisa menyutujui agenda kami"Pak maskur mengambil proposal dari tangan Dani,membaca sekilas isi agenda acara tersebut, sambil tersenyum dia berkata,"Aku percaya kau akan melakukannya dengan penuh tanggung jawab, maka aku tak akan mempersulitmu, aku pasti menyutujuinya.""Hai...kamu akan membuat acara apaan, bagaimana bisa kau melewatiku" sela Carine yang mendengar obrolan mereka.Pak Maskur menoleh ke ar
Baca selengkapnya
BAB 22
Dani menarik nafas dengan tenang,"Aku tidak bermaksud melewatinya, Pak. Aku berfikir percuma aku mendapat persetuannya jika sampai ke tangan bapak ditolak, bukankah itu akan sia-sia, pak ?, Maka aku berinisiatif memprioritaskan persetujuan bapak terlebih dulu, karna menurutku bapak adalah segala-galanya" sanjung Dani terhadap pak Maskur sekaligus pukulan buat Carine."Setelah mendapat persetujuan langsung dari bapak, tentu saja aku harus minta tanda tangan dari ketua senat yang terhormat ini juga" lanjut Dani yang terdengar mengejek di telinga Carine."Kau !!!!" Carine menahan amarahnya."Baiklah, karna sebentar lagi aku mau pergi, aku akan segera menantangani proposalmu, dan mumpung Carine juga ada disini, aku rasa kau tak akan kesulitan untuk memdapatkan tanda tangannya"Pak Maskur mengambil proposal Dani lalu segera menandatanganinya.Setelah selesai, dia menyerahkan kembali kepada Dani sambil berdiri."Aku akan segera keluar, sem
Baca selengkapnya
BAB 23
"Jangan harap aku akan dengan mudah memberikanmu tanda tanganku, sebelum kau meminta maaf atas kejadian kemarin sore" kata Carine sambil bersenandung penuh kemenangan.Dani mencibir, "kamupun jangan bermimpi aku akan melakukannya""Aku beri tahu kepadamu, proposalku cuma berfungsi sebagai pemberitahuan, jadi ada atau tidak ada tanda tanganmu, kegiatanku akan tetap berjalan.""Meskipun agenda Pecinta Alam bagian dari kampus, pada dasarnya setiap peserta telah memahami konswekuensinya, jadi seandainya kamu atau bahkan Pembina sekalipun tak memberi tanda tangan, jika hal buruk terjadi, pihak kampus hanya bisa lepas tangan""Dan kegiatan kali ini bukanlah sesuatu yang berbahaya, aku rasa tak akan ada masalah"Carine terdiam, "anak ini benar-benar keras kepala" pikirnya."Carine, menurutku kejadian kemarin hanyalah hal yang sepele, kau tak perlu mengungkitnya" kata Idha mencoba meredam.Dani tersenyum, lalu berkata " Idha, apakah persiapan
Baca selengkapnya
BAB 24
"Sepertinya semua sudah berjalan dengan lancar, hanya saja kita perlu menambah tenda karna jumlah peserta yang akan ikut lebih banyak dari perkiraan sebelumnya" jawab Idha."Jadi kamu juga tau agenda Proposal ini, Dha ?" Tanya Carine agak heran."Kenapa kau tak memberitahuku ?"Idha mengangguk, "aku pikir kau tak akan pernah tertarik dengan kegiatan outdoor semacam ini, jadi buat apa aku memberitahumu ?""Kalau kamu bisa ikut, kenapa aku tidak" protes Carine."Tuan Putri yang terhormat, anda belum menandatangani proposal itu, bagaimana Anda bisa ikut ?, Jika terjadi sesuatu, apa yang harus aku katakan kepada Ayahmu ?, Bisa-bisa aku langsung di tembak di tempat, belum lagi pacarmu itu, bagaimana aku bisa menghadapinya ?" Celoteh Dani sengaja memojokan Carine."Oke, aku akan menandatangani proposal itu, dan aku pastikan aku juga akan ikut di acara itu"
Baca selengkapnya
BAB 25
"wow !!!, Ini pertama dalam sejarah" tiba-tiba Wawan ikut menimpali.Sementara Icha yang dari tadi diam mencubit pinggang Wawan, "awas kalo kamu genit ya, aku akan mengawasimu 24 jam""Apakah kamu juga ikut, Cha" tanya Carine agak tersipu."Tentu saja aku ikut, sekali-kali pacaran di tengah hutan mungkin akan agak menyenangkan" kata Icha penuh semangat."Baiklah, kalau begitu aku juga akan ikut, aku harus mendaftar kepada siapa ? " Tanya Carine dengan polos.Wawan dan Idha saling bertukar pandang ke arah Dani."Kamu bisa minta formulir pendaftaran kepada Idha atau Wawan, setelah mengisinya kamu bisa menyerahkannya kembali kepada mereka" kata Dani menjelaskan."Aku sudah tidak punya formulir lagi, mungkin Wawan masih ada" kata Idha, menyesalkan."Aku tadi berangkat buru-buru, jadi aku juga tak membawanya" sanggah Wawan.Carine menghela nafas, "kalian bagaimana sih, masa tak satupun tidak mempersiapkan dengan baik"
Baca selengkapnya
BAB 26
" jangan salahkan mereka, mungkin karena hari ini batas terakhir pendaftaran, jadi mereka kehabisan formulir, dan rata-rata yang mendaftar juga datang langsung ke kost-an aku" Dani mencoba memberi pembelaan kepada mereka." Apa boleh buat, sepertinya aku harus ke tempatmu, justru lebih gampang,kan. Aku bisa mengisi disana dan langsung menyerahkannya " ucapan Carine kali ini lebih koperatif.Wawan dan Idha kembali saling pandang, kali ini mereka sepertinya menyembunyikan senyum yang tidak disadari oleh Dani maupun Carine."Oke,kalau begitu kalian yg urus. Setelah ini tidak ada kuliah lagi kan ?, ""Jika ada perlu sesuatu, Wawan bisa mengambilkannya di kamarku, aku ada urusan lain, jadi tidak bisa ikut bersana kalian" ucap Dani, sedikit menyesalkan."Memangnya kamu mau kemana, Dan ? Tanya Wawan penasaran."Aku ada janji dengan Novi" jawab Dani singkat."Hmmm, ada tamu malah tuan rumahnya ngabur" Carine mencibir."Benar-benar tida
Baca selengkapnya
BAB 27
Dani menatap Carine dengan tatapan penuh ejekan. " Jangan-jangan tuan putri ini mulai jatuh cinta padaku""Oh ya, !, Ngomong-ngomong apakah tuan putri akan mengajak kekasihmu yang polisi itu juga?"Muka Carine jadi memerah, "kamu terlalu percaya diri, lagian aku ketempatmu bukan untuk menemuimu, kalaupun aku kesana aku hanya berurusan dengan Wawan, bukan kamu ""Oh ya, satu lagi. Jangan bawa-bawa pacarku di dalam urusan ini".Muka Carine agak cemberut, sementara Dani hanya bisa tersenyum."Baiklah aku tak akan mengejekmu lagi""Aku harus segera pergi,kalian cepat urus formulirnya, karna masih ada persiapan yang harus kita selesaikan""Kamu tenang saja, aku akan mengurusnya" Wawan segera menimpali."Kalau begitu aku pergi dulu"Dani segera berjalan menuju pintu, sebelum sampai pintu dia berbalik dan mengatakan, " Carine, disana nanti tidak ada toilet dan kamar mandi, apakah kau akan membawanya dari rumah ?"Carine
Baca selengkapnya
BAB 28
Dani mengendarai sepeda motornya dengan relatif pelan, jarak dari kampusnya, Universitas Dharma Putra tidaklah begitu jauh dengan kampus Novi, Institut Sunan Kalijaga. Namun karna jalan yang dia lalui adalah sepanjang jalan protokol dengan lalulintas yang cukup padat, butuh waktu sekitar 1 jam untuk mencapainya.Dani memasuki perumahan The Mampangs Residence, sebenernya kawawan ini tergolong elite, namun karna rata-rata pemiliknya hanya menjadikan rumahnya sebagai rumah-rumah kost, kondisi dan keamanan tidak terlalu ketat seperti layaknya perumahan elite ataupun cluster-cluster pada umumnya.Dani menekan bel di pagar yang bertuliskan Blok L no. 22, disinilah pertama kali Dani mengantarkan Novi ketika memutuskan untuk kuliah di Institut Sunan Kalijaga. Selain rumah kost ini tidak terlalu jauh dari kampusnya, pemilik rumahnya pun tinggal disitu, jadi dalam keseharian, ada yang mengawasi kegiatan Novi.Pintu pagar dibuka dari dalam, sesosok perempuan setengah baya
Baca selengkapnya
BAB 29
"silahkan masuk, mas Dani" kata perempuan itu dengan sopan.Dani tak ragu dan langsung bertanya kepada perempuan itu, "apakah Novi ada, Bu Siti ?"Perempuan yang dipanggil Bu  Siti itu menatap Dani sejenak, " masuklah dulu, nanti Ibu ceritakan".Perasaan cemas tiba-tiba masuk ke dalam benak Dani,banyak pertanyaan yang sebenarnya ingin dia katakan. Namun jika dia hanya berdiri di depan pagar, pertanyaan itu akan sulit dia dapatkan jawaban."Baiklah" Dani mengikuti wanita itu dari belakang menuju ke sebuah teras. Ada 2 buah kursi berjajar yang biasanya dia pakai saat menunggu atau bertamu."Duduklah" kata Bu Siti dengan sopan."Aku akan mengambil sesuatu untukmu."Dani duduk menghadap ke halaman dengan pikiran yang masih tak karuan.Tak beberapa lama Bu siti kembali keluar dan langsung duduk bersebelahan.
Baca selengkapnya
BAB 30
Bu siti menyodorkan selembar tisu ke pada Dani, "Novi menitipkan ini kepadamu, ada tulisan tangannya di dalam tisu itu."Dani menerima selembar tisu itu dengan debaran jantung yang tak beraturan. Sebelum dia sempat mengajukan pertanyaan, Bu Siti kembali berkata."Semalam Novi sudah meninggalkan rumah ini, dan sepertinya tak akan kembali lagi, katanya dia akan pindah kuliah di Purwokerto, dia memilih kota itu karna disana ada sebuah tempat rehabilitas yang mungkin bisa menyembuhkannya dari ketergantungan obat""Kenapa Bu Siti tidak langsung mengabariku" potong Dani.Bu Siti menghela nafas," aku ingin sekali melakukannya, tapi Novi melarangku, dia hanya mengijinkan aku memberitahumu paginya""Novi...novi..." Gumam Dani tak habis pikir."Dia juga berpesan agar kamu tak perlu mengkhawatirkannya." Kata bu Siti melanjutkan."Aku yakin Novi juga sangat mempedulikanmu, mas Dani. Makanya dia sengaja tak memberitahumu, agar kau tetap fokus deng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status