All Chapters of HYANG YUDA: Chapter 21 - Chapter 30
75 Chapters
21. DEWA PERANG MENGETAHUI RAHASIA SASARADA
“Berkah dari Amaraloka?” tanya Hyang Yuda terkejut. “Ya. . . berkah dari Amaraloka. . .” jelas Hyang Tarangga, “beberapa manusia di Janaloka bisa saja mendapatkan berkah ini dalam kondisi dan situasi tertentu. Semisal manusia yang selalu berbuat baik dalam hidupnya dan mengumpulkan banyak pahala sepanjang hidupnya. Bisa juga, manusia yang membela kebenaran bahkan hingga nyawanya menjadi korban atau bisa jadi manusia yang mati di tangan orang lain karena sebuah fitnah yang kejam. Tiga kondisi dan situasi di atas hanyalah beberapa contoh yang mungkin bisa menjadi alasan manusia menerima berkah dari Amaraloka.”Hyang Yuda berusaha menelaah dan memahami penjelasan Hyang Tarangga. Tidak lama kemudian Hyang Yuda mengajukan pertanyaan lagi. “Selain pertahanan terhadap ingatan milik mereka, manusia yang menerima berkah dari Amaraloka akan memiliki kemampuan apa lagi?” Hyang Tarangga melirik wa
Read more
22. DEWA PERANG BERTEMU DENGAN MAHAMARA
Kepala Hyang Yuda terus merasakan sakit yang tak tertahankan. Bayangan yang selalu muncul di dalam benak Hyang Yuda kini berputar dengan cepat hingga Hyang Yuda sendiri tidak bisa melihatnya dengan jelas. Bayangan itu memutar banyak hal, banyak kejadian dan banyak wajah orang – orang yang sama sekali tidak dikenal oleh Hyang Yuda. Nama – nama yang muncul dan disebutkan oleh Sena adalah nama yang asing bagi telinga Hyang Yuda, tidak terkecuali wanita bernama Manohara.  Namun di antara banyak sosok yang muncul, di antara banyak kejadian yang terlihat dan di antara banyak wajah – wajah asing yang terlihat, ada satu sosok selain Manohara yang dikenali oleh Hyang Yuda. Senyuman seseorang di antara banyak orang di sekitar Sena mirip dengan senyuman yang selalu ditunjukkan oleh Mahamara ketika bertemu dengan dirinya.  Hyang Yuda mencoba bangkit meski kepalanya terasa begitu menyakitkan.  “Tuan Yuda mau ke mana?” tanya Sasarada dengan wajah c
Read more
23. DEWA PERANG BERUSAHA MENEMUKAN INGATAN YANG HILANG
“Hyang Yuda tidak merasakan ada sesuatu yang janggal?” Mahamara menangkap raut wajah Hyang Yuda yang penuh tanda tanya dan tidak lagi menaruh perhatiannya kepada Mahamara. “Jika Hyang Yuda ingin mengetahui segalanya, Hyang Yuda harus menemukan ingatan milik Hyang Yuda. . . Dengan begitu, Hyang Yuda akan bisa mengetahui siapa yang memberikan berkah kepada gadis manusia ini?”  “Meski aku ingin menemukan ingatanku yang hilang sekalipun. . .” jawab Hyang Yuda, “aku tidak akan menemukannya untuk memenuhi keinginanmu.”  “Seperti yang aku duga, Dewa Perang dari Amaraloka bukan sosok yang mudah terpengaruh . . .” Mahamara tertawa keras dan tidak lama kemudian memanggil senjata pusaka miliknya yang mirip dengan Mahakudi milik Hyang Marana. “Litheng Kudi(1). . .”  (1)Litheng Kudi adalah senjata andalan Mahamara yang berbentuk sabit besar yang bentuknya mirip dengan Mahakudi milik Hyang Marana. 
Read more
24. DEWA PERANG MENEMUKAN CARA MENDAPATKAN INGATANNYA
Hyang Amarabhawana mengetukkan jarinya beberapa kali ke meja kerjanya dan memikirkan ucapan dan permintaan yang diajukan oleh Hyang Yuda. Matanya menatap ke arah Hyang Tarangga yang sedang berdiri di samping Hyang Yuda yang saat ini juga terkejut mendengar permintaan Hyang Yuda kepadanya. Setelah beberapa saat, jari Hyang Amarabhawana berhenti mengetuk ke meja kerjanya.  “Bagaimana menurutmu, Hyang Tarangga?” Hyang Amarabhawana meminta pendapat Hyang Tarangga yang dikenal selalu bijak dalam berpikir dan mengambil keputusan.  Hyang Tarangga yang terkejut dengan pertanyaan yang diajukan oleh Hyang Amarabhawana berbalik menatap Hyang Amarabhawana yang saat ini sedang menatap dirinya, tidak lama kemudian Hyang Tarangga mengalihkan pandangannya menatap Hyang Yuda yang berdiri di samping dan juga sedang menatap dirinya. Hyang Tarangga kemudian menghela napas panjang karena mendapat tatapan dari dua Hyang di saat yang bersamaan. Setelah menghela napas panjang, Hya
Read more
25. DEWA PERANG MENCURI
Hyang Yuda memberikan tepuk tangan kecil untuk ucapan Mahamara yang baru saja diucapkannya dan kemudian memberikan pujian kepada Mahamara dengan raut penuh amarah.  “Kamu bisa tahu ruang kerja Hyang Tarangga, itu artinya ada pengkhianat di Amaraloka. . .” Hyang Yuda menghentikan tepuk tangannya dan memandang sengit ke arah Mahamara. “Kamu benar – benar hebat, Mahamara. Semakin kamu memaksaku untuk menemukan ingatanku yang hilang, semakin aku tidak ingin mengingatnya. Benar yang dikatakan oleh Hyang Tarangga padaku, ingatanku yang hilang mungkin adalah untuk kebaikanku sendiri.”  Senyuman di wajah Mahamara menghilang seketika ketika mendengar ucapan Hyang Yuda. “Aku sudah mengatakan apa yang ingin kukatakan padamu, Hyang Yuda. Aku menyandera gadis itu bersamaku, kamu bisa melihatnya ketika perang terjadi nantinya dan gadis itu pasti akan mati di tanganku nanti. . . Kita bertemu lagi saat perang terjadi, Hyang Yuda.”  Tanpa disadari oleh Hyang Yu
Read more
26. DEWA PERANG MEMIMPIN PERANG MELAWAN MAHAMARA
Hari yang dijanjikan. . . Hyang Yuda bersama dengan para Hyang dari Amaraloka turun bersama – sama ke Janaloka. Di lokasi yang tidak jauh dari rumah Sasarada, pasukan Mahamara dan sekutu Amaraloka sudah berdiri di sisi yang berlawanan menunggu kedatangan Hyang Yuda bersama dengan para Hyang dari Amaraloka.  Mahamara berjalan maju dari bagian belakang pasukan miliknya ke depan pasukannya ketika melihat Hyang Yuda bersama dengan para Hyang dari Amaraloka tiba di Janaloka.  “Selamat datang, Hyang Yuda. . .”  Mahamara menyambut kedatangan Hyang Yuda dengan senyumannya.  “Di mana Sasarada??”  Tanpa membalas sapaan Mahamara, Hyang Yuda segera mengajukan pertanyaan pada Mahamara mengenai Sasarada.  Sementara itu, Hyang Marana yang berdiri tidak jauh dari Hyang Yuda mendengus mendengar sapaan yang diberikan Mahamara kepada Hyang Yuda, “Kenapa kamu hanya menyapa Hyang
Read more
27. DEWA PERANG DAN PECAHNYA PERANG TIGA ALAM
Hyang Yuda memaki dirinya sendiri yang tidak membuat antisipasi untuk serangan yang saat ini dilakukan Mahamara pada tiga alam di saat yang bersamaan. Tanpa di sadarinya, Hyang Yuda mempercayai ucapan Mahamara pada dirinya mengenai serangan yang akan dilancarkannya di Janaloka. Karena serangan yang sebelumnya terjadi hanya di Janaloka, Hyang Yuda sama sekali tidak memikirkan sifat Mahamara yang licik yang tidak hanya menyerang Janaloka melainkan juga berani menyerang Amaraloka dan Nirayaloka. [Dengarkan aku, Para Hyang. . .} Hyang Yuda berbicara di dalam saluran komunikasi yang terhubung ke Amaraloka dan seluruh Hyang sembari menggunakan wulung caksu miliknya untuk melihat ke seluruh lokasi peperangan di Janaloka. [Karena aku yang tidak berguna ini tidak mengantisipasi serangan Mahamara yang akan datang ke Amaraloka dan Nirayaloka, aku akan mengubah rencana untuk menyelamatkan tiga alam. Bisakah sekali lagi para Hyang mempercayaiku?] 
Read more
28. DEWA PERANG MENENTUKAN PILIHANNYA
Teriakan Hyang Yuda dan suara aneh dari Hyang Tarangga terdengar dalam saluran komunikasi yang terhubung ke seluruh Hyang membuat seluruh Hyang yang mendengarnya terkejut dan bertanya – tanya di saat yang bersamaan.  [Hyang Yuda, ada apa?]  Hyang Marana yang berada di Nirayaloka berteriak terkejut mendengar teriakan Hyang Yuda.  [Hyang Yuda. . . apa yang terjadi?]  Hyang Byomanthara yang terkejut mendengar teriakan Hyang Yuda segera bertanya melalui saluran komunikasi yang menghubungkan seluruh Hyang.  [Apa yang kamu lakukan, Hyang Yuda? Kamu meninggalkan posmu dan pasukanmu.]  Kali ini. . . Hyang Amarabhawana yang mengajukan pertanyaannya ketika menyadari Hyang Yuda pergi meninggalkan posnya dan membuat pasukannya terus didorong mundur.  [Apa maksudnya meninggalkan pos? Hyang Yuda apa yang terjadi? Kenapa Hyang Yuda meninggalkan posmu?]  Hyang Warsa pun juga tidak ketin
Read more
29. DEWA PERANG DAN KEHIDUPANNYA SEBAGAI MANUSIA BERNAMA SENA
Melihat dirinya yang tidak bisa menghentikan Hyang Yuda, Hyang Tarangga segera menghubungi Hyang Amarabhawana menggunakan saluran komunikasi yang dibukanya khusus untuk menghubungi Hyang Amarabhawana. “Hyang Amarabhawana. . .” panggil Hyang Tarangga dalam kondisi terikat.  [Ada apa, Hyang Tarangga? Apa yang terjadi? Baru saja tiba – tiba api hitam muncul dan membunuh hampir semua pasukanku, kenapa sekarang tiba – tiba menghilang? Bagaimana dengan keadaan Hyang Tarangga? Apakah Hyang Tarangga baik – baik saja?]  Hyang Amarabhawana mengajukan banyak pertanyaan sembari menatap heran ke lokasi peperangan di sekitarnya.  “Sudah tidak ada waktu lagi, cepat pergi ke Sasarada dan lindungi gadis itu, Hyang Amarabhawana. Hyang Yuda menemukan cincin itu dan sekarang hendak memakainya.”  Mendengar ucapan Hyang Tarangga dari saluran komunikasi milik Amaraloka, Hyang Amarabhawana tanpa berpikir panjang meninggalkan pos miliknya dan
Read more
30. DEWA PERANG PERGI BERPERANG SEBAGAI MANUSIA
Setelah membersihkan pakaian perang miliknya, Hyang Yuda yang mulai terbiasa menggunakan mendengar dirinya dengan panggilan Sena karena selama seharian ini, orang – orang di dekat rumahnya dan pelayannya memanggilnya dengan nama Sena sama seperti yang gurunya lakukan pagi tadi. Meski beberapa kali merasakan ada sesuatu yang janggal dan terlupakan, Hyang Yuda mulai menikmati kehidupannya sebagai Sena. Sempat terpikirkan dalam benak Hyang Yuda, beberapa kemungkinan yang sedang dialaminya saat ini. Hyang Yuda memikirkan banyak hal, mulai dari hukuman yang diberikan Amaraloka, atma miliknya yang terperangkap dalam tubuh manusia bernama Sena, kehilangan kekuatannya karena kesalahan yang tidak diingatnya dan banyak hal lainnya. Yang jelas bagi Hyang Yuda saat ini adalah dirinya sama seperti manusia biasa. Tidak memiliki kemampuan Dewa dan hidup dengan nama Sena. “Sena. . .” Seseorang datang dari arah pintu gerbang rumahnya dan memanggil nama yan
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status