Semua Bab Terobsesi Dosen Cantik: Bab 231 - Bab 240
252 Bab
S-2. Onderdil Berukuran Jumbo
Pertanyaan yang dilontarkan oleh Aurel seakan-akan memukul Reynold tepat di ulu hatinya. Dia memang masih memuja dan mencintai Laura. Wanita itu selalu abadi menjeratnya dengan pesona keanggunan serta kecerdasannya sejak dulu. Tidak Hesti, tidak pula Aurel yang mampu menggantikan Laura yang bertahta di dalam hatinya. Seolah semua wanita hanya sekadar pelarian dari kisah cinta terlarangnya. Reynold menghela napas berat, dia menatap Aurel sembari menjawab, "Itu sama sekali bukan urusanmu, Baby A. Kita memiliki hubungan spesial yang menyenangkan untuk dijalani, itu saja!"Namun, Aurel bukanlah gadis yang bodoh. Dia tahu hubungan mereka berdua hanya sekadar pengisi sisi kehidupan dosennya yang kesepian. Lajang, tampan, berkarier bagus, seolah segalanya sempurna sebagai kriteria calon suami. Lantas apa yang membuat Prof. Reynold tak kunjung menikah? Rumor di kampus ungu yang pernah dia dengar adalah kisah cinta segitiganya bersama Prof. Laura dan Prof. James semenjak mereka masih mahasis
Baca selengkapnya
S-2. Dia Belum Move On
Semenjak Reynold tak lagi tinggal bersama keluarga kecilnya di Intercontinental Residence, James merasa sangat lega. Dia memiliki kehidupan percintaan yang unik bersama istri kesayangannya. Sekalipun Laura telah berusia 45 tahun ini, tetapi dia masih sanggup mengobarkan api gelora asmara di dalam diri suaminya."Oppa, apa kamu suka lingerie baru yang kubeli dari online-shopIG ini?" Laura melenggak-lenggok berjalan tanpa alas kaki mengenakan lingerie sutera model two piece bikini warna pearly white yang memamerkan pusarnya serta perut ratanya itu di hadapan James.Tatapan mata monolid suaminya mengisyaratkan bahwa tak lama lagi pria itu akan menerkamnya bulat-bulat. James beranjak bangkit dari kepala ranjang lalu merengkuh istrinya yang molek dan melumat ganas bibir merah muda itu hingga kepalan tangan Laura memukul-mukul pelan dada bidangnya. "Kau selalu ganas, James!" ucapnya dengan napas terengah menatap wajah suaminya yang seganteng idola KPopnya Park Seo Joon."Siapa yang mulai d
Baca selengkapnya
S-2. Temenin Gue Bobo!
"AUREL!" Teriakan pria yang memanggil namanya itu membuat gadis itu sontak menoleh ke belakang.'Waduh mampus ... dia lagi dia lagi!' rutuk Aurel dalam hatinya. Biyan berlari kencang menghampirinya sambil menenteng ransel di bahu kiri. Akhirnya sesampainya pemuda itu di hadapan Aurel, ia pun berkata, "Gue mau ngomong sama lo penting banget!"Alis tebal melengkung itu berkerut menatap Brian dengan tatapan aneh. "Gue ada kuliah setengah jam lagi. Ntar aja habis kuliah ya, Bi!" tolak Aurel seraya membalikkan badannya akan melanjutkan perjalanannya ke ruang 101."Gue buntutin kencan lo sama Prof. Reynold semalem. Bobo barengkah kalian?" ujar Brian sengaja dengan nada kepo."Damn!" desis Aurel memejamkan kedua matanya dan menghela napas dalam-dalam untuk menenangkan perasaannya. Dia pun kembali mendekati Biyan dan menarik tangan pemuda itu menuju ke taman kampus yang sepi di pagi hari.Seringai puas terukir di wajah Biyan. 'Kena kau sekarang, Nona Sok Jual Mahal!' soraknya girang dalam ba
Baca selengkapnya
S-2. Obsessive Love Disorder
"Mampus dah gue!" tukas Aurel spontan ketika melihat Biyan tengah berdiri menyandar di pilar depan pintu keluar ruang kuliah 101.Seringai berbahaya di wajah kakak angkatannya itu membuat Aurel bergidik ngeri. Padahal dia sebelumnya bermaksud menemui Prof. Reynold untuk membahas ancaman Biyan kepadanya pagi tadi."Udah kelar kuliah 'kan lo, Beb! Yuk lanjut ngobrolin tentang masa depan kita," seloroh Biyan sembari terkekeh. Dia merangkul bahu Aurel dan memaksanya berjalan mengikuti kemana tujuan langkahnya pergi.Decakan kesal meluncur dari bibir Aurel, dia membatin, 'Masa depan pale lo, Bi! Suram buat gue—""Please, lo ngerti nggak sih kalo gue tuh nggak ada perasaan suka apalagi cinta sama lo, Bi?" Aurel menghentikan langkahnya sembari menatap wajah Biyan lurus-lurus.Namun, Biyan hanya tertawa pelan menanggapi pertanyaan Aurel. "Penting gitu buat gue ngerti?!" balasnya ringan lalu ia pun berkata lagi, "temenin gue bobo. Itu yang paling penting, Rel!""Anjeeerrrr ... lo cuma mau bada
Baca selengkapnya
S-2. Cinta Tak Mengenal Usia
"Kamu mau makan siang pake menu apa, Rel?" tanya Reno saat mereka berdua memasuki kantin kampus FKH yang ramai saat jam makan siang.Sebetulnya Aurel sedang tak ada napsu makan, dia terlalu risau dengan kehidupannya terkait pria-pria yang mengelilingi dirinya. Boro-boro mau mikir soal perut, permasalahan hatinya masih belum kelar. Namun, dia mencoba berdamai dengan pikiran serta batinnya siang itu."Sup iga spesial aja deh, Prof!" jawab Aurel singkat. Memang itu menu favoritnya di kantin kampus FKH sejak awal berkuliah di kampus ungu. Porsinya kecil, tapi rasanya sedap.Reynold pun segera memesan dua menu untuk diantar ke meja mereka berdua di pojok kantin lalu mengobrol santai dengan Aurel. Belum lama mereka duduk di sana, James dan Laura pun masuk juga ke kantin untuk memesan makan siang. Mereka melihat Reynold sedang bersama Aurel, maka mereka pun memutuskan untuk bergabung duduk di sana."Gabung duduknya ya, rame soalnya tumben kantinnya nih!" ujar James santai sambil tersenyum me
Baca selengkapnya
S-2. Cincin Pertunangan 30 Menit
"Rel, dengerin gue dulu bentar!" seru Biyan mencengkeram kedua lengan gadis incarannya di samping ruang kuliah 201 seusai kuliah pagi."Biyan, lepasin—sakit tahu?!" balas Aurel berusaha melepaskan dirinya dari kakak kelasnya yang menurutnya terobsesi kepadanya hingga nyaris seperti orang kurang waras. Biyan mendesak tubuh ramping Aurel hingga punggung gadis itu menempel ke dinding. "Gue mau ngomong penting. Lo dengerin dulu!" ujarnya tak sabar karena Aurel selalu seperti ingin kabur saja darinya seperti melihat setan bila berpapasan tak sengaja di kampus."Hmm ... oke, ngomong lo sekarang. Gue dengerin!" ketus Aurel melengos menghindari tatapan mata Biyan yang tajam kepadanya."Gue mau kita pacaran. Jauhi si profesor playboy itu. Lo tahu nggak kalo Prof. Reynold itu ninggalin Mbak Hesti anak angkatan akhir yang udah mau wisuda bulan depan ini? Cowok itu bosen ... habis manis sepah dibuang. Apa lo mau jadi Mbak Hesti kedua?" cecar Biyan dengan intonasi tegas.Aurel menghela napas lalu
Baca selengkapnya
S-2. Please Marry Me, Aurel!
Selepas kepergian Aurel dari hadapannya, pria itu masih bengong mematung di selasar mall. Dia menimbang-nimbang apa yang sebaiknya dilakukannya? Wanita bermata biru yang lekat dalam benaknya tak mampu ia lupakan. Ribuan hubungan sex singkat selama bertahun-tahun di Michigan dengan wanita-wanita yang ia temui di bar selalu saja nama Laura yang dia teriakkan di klimaks. Sekarang dengan adanya gadis muda yang mengalihkan perhatiannya dari Laura, akankah mampu menggantikan posisinya di hati Reynold?Langkah kaki gontai itu terayun menuju lift dengan sebentuk cincin tergenggam di telapak tangannya. Peony Diamond Ring seharga 31 juta rupiah itu nampak menyedihkan karena gagal membawa makna eternal love seperti yang disebutkan di poster toko perhiasan tadi. Sungguh menggelikan bukan, tak sampai 30 menit terpasang di jari manis tunangannya, cincin itu dikembalikan ke tangan Reynold!'Aku harus menemui Aurel di kostnya. Lebih baik aku mengajaknya untuk menikah saja sekalian agar dia percaya a
Baca selengkapnya
S-2. Yang Waras Ngalah Saja
"Hai Aurel Cantik! Masih betah aja lo sama si dosen playboy?" sapa Biyan mendekati meja restoran fastfood ala Jepang itu.Gadis berwajah imut itu memutar bola matanya lalu menjawab, "Hadeehh ... selera makan gue mendadak kabur nih gegara ketemu lo, Bi!" Sedangkan, Reynold hanya terdiam menilai situasi yang sedang terjadi. Dia tak suka berkelahi di tempat umum begini, rasanya sangat tak elegan. Mau sekesal apa pun dia, Reynold lebih memilih 'yang waras ngalah saja' karena itu mencegah keributan yang tak perlu."Apa lo mau gue suapi biar ada napsu makan, Say?" sahut Brian seraya menyengir kuda menatap Aurel. Dia sekalipun dijuteki maksimal oleh gadis Jakarta itu tetap gemas dan happy-happy saja."WHAT THE HELL! Amit-amitt," tukas Aurel dengan ekspresi jijay abis. Akhirnya karena merasa Biyan semakin ngelunjak saja, Reynold pun berdehem lalu menyela, "Apa mau dibungkus aja makan malamnya, Rel?"Gadis itu melirik ke arah Biyan yang sepertinya panas melihat perhatian dosennya. Dia pun me
Baca selengkapnya
S-2. Akhir Sebuah Poliandri?
"Ehh ... kamu, Rey? Kok malem banget ke mari, ada apa?" sapa James ketika mempersilakan rival cinta abadinya itu masuk ke unit apartment miliknya.Reynold merasa hatinya berat, dia selalu cemburu buta kepada James karena cinta sejati Laura selalu menjadi milik pria tersebut. Dia berjalan gontai menuju ke tempat Laura berdiri di tengah ruangan. Dia memeluk erat wanita pujaan hatinya. Cinta gilanya di masa remaja pemuda itu.Melihat istrinya dipeluk oleh Reynold, terpaksa James menahan segala rasa kecemburuannya. Dia berjalan menuju ke sofa dan menunggu mereka berdua di sana. Percintaannya yang meledak-ledak baru saja bersama Laura seolah kehilangan keindahannya. Menduanya istri tercintanya yang harus ia maklumi."Rey, ada apa?" tanya Laura merasa tak nyaman. Dia tahu James pasti sedang cemburu berat saat ini sekalipun hanya terdiam di sofa.Akhirnya Reynold mengajak Laura untuk duduk di sofa. Tentu saja wanita bermata biru itu memilih duduk bersebelahan dengan James yang seolah langsun
Baca selengkapnya
S-2. Move On Yuk!
"Kami tidak ada keberatan kalau Aurel sudah yakin menikah muda dengan dosennya. Hanya sebagai orang tua, pastinya kami berdua berharap Nak Reynold akan menjaga keharmonisan rumah tangganya bersama puteri tercinta kami!" ujar Pak Rivaldi Herlambang, papanya Aurel.Prof. Widya Hartanto pun mengangguk-angguk seolah memahami kekuatiran papa calon menantunya tersebut. Beliau sadar bahwa kegagalan pertunangan puteranya dengan Hesti sebelumnya sedikit menguatirkan. Kolega juniornya di kampus FKH UGM yang tak lain ibu cucunya masih saja menjadi bayang-bayang masa lalu Reynold."Tuh Rey, gimana—kamu sudah yakin mau menikahi Aurel?" tanya papanya mencoba mengulik isi hatinya.Dengan tatapan teguh, Reynold mengangguk ke arah papanya lalu menjawab menghadap ke calon papa mertuanya, "Saya sudah yakin ingin menikahi Aurel, Om Rivaldi!"Papa mama Aurel pun menghela napas lega lalu saling bertukar pandang sembari tersenyum. Nyonya Indri pun menyahut, "Nak Reynold, kalau nanti si Aurel masih agak chi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
212223242526
DMCA.com Protection Status