All Chapters of Terjebak Birahi Pengacara: Chapter 21 - Chapter 30
117 Chapters
21. Kamu Milik Aku
"Aku kedinginan," ujar Ella dengan nafas yang masih menderu. "Ayo, cepet selesai in mandinya ... nanti aku buatin kamu makanan," kata Daru membelai lembut dada gadis itu. Tiga puluh menit berlalu, Daru sudah duduk di meja makan menunggu gadis yang sudah mengubah dunia nya kembali terasa berbeda. Ella melangkah menuju ke arah Daru hanya menggunakan bathrobe. Kaki jenjang gadis itu menarik perhatian Daru, Daru seakan tak pernah ada kata puas untuk selalu menyentuh gadis itu. "Sini," ujar Daru menepuk paha nya agar Ella duduk di pangkuannya. "Aku mau makan, aku lapar," ujar Ella menarik kursi di dekat Daru, namun dengan cepat Daru meraih tangan gadis itu dan mendudukkan Ella di pangkuannya. "Aku suapin ... kamu pasti capek banget kan," kata Daru mengambil potongan kentang goreng lalu dia siapkan pada Ella. "Banget, aku laper ... ini siapa yang masak?"
Read more
22. Here we go
Ella mencengkeram tasnya di depan tubuh. Setengah mengendap ia masuk lewat pintu samping rumah menuju sebuah tangga yang akan membawanya langsung ke kamar. Badannya pegal luar biasa, area sensitifnya terasa sedikit perih tapi lebih baik dari sejak pertama kali ….   Setelah menyalakan kran air hangat, Ella duduk di dalam bath tub memeluk kedua lututnya yang terlipat di depan dada. Namun tak seperti adegan seorang gadis yang merayakan kehilangan keperawanannya dengan menangis, Ella malah tersenyum tipis. Pikirannya kembali menyuguhkan pemandangan Daru yang bugil mempertontonkan sesuatu yang baru kali itu dilihatnya langsung.   Ella menjulurkan tangan meraba sisi bath tub tempat di mana segala perawatan rambut dan sabun berada. Ia menikmati saat-saat membelai tubuhnya. Kembali mengingat sentuhan Daru di sekujur tubuhnya. Memejamkan matanya dan mengarahkan sponge lembut ke puncak dada yang hampir semalam suntuk dikulum oleh Daru.  
Read more
23. Mengenang Sensasi
Ella menatap lembaran alat test Wartegg di hadapannya. Rasanya pikirannya tidak sinkron dengan hatinya, dari tadi Ella terus menerus melirik ponsel di tangannya.    "Ke mana si Brengsek itu? Kenapa dia nggak nelepon aku sih?" tanya Ella sambil melirik ponselnya berharap ada satu saja pesan dari Daru.    "Daru ...."   Deg ....   Mendengar nama Daru saja sudah membuat setiap inci di tubuhnya meremang. Pikirannya kembali melayang saat Daru menyentuh tubuhnya dengan tangan dan bibirnya. Ah ... dia ingin lagi, dia mau lagi, dia ingin Daru lebih lama dan lebih intim.    Tanpa sadar Ella meremas alat test di hadapannya langsung berteriak saat menyadarinya. "Astaga ... kok diremes Ella."  &n
Read more
24. Kecewa
Bandara Soekarno Hatta pukul tiga sore,   "Kamu dimana?" tanya Ibu Yuni pada Renya.   "Aku perjalanan ke butik, aku udah telpon Daru untuk ketemu di sana," jawab Renya saat dia baru saja masuk ke dalam sebuah taksi.   "Jangan sampai Daru menunggu lama Renya, Mama gak mau kamu mengacaukan ini semua."   "Mama tenang aja, aku tau apa yang aku lakukan."   Renya mematikan sambungan teleponnya, dia benar-benar kesal hari ini, baru saja beberapa jam yang lalu dia hampir mendapatkan apa yang seharusnya dari dulu ia lakukan.   Sekitar 45 menit perjalanan dari Bandara menuju butik yang sudah menjadi tempat mereka bertemu, Renya turun dari taksi. Wanita cantik yang mengenakan dress berwarna merah itu berjalan berlenggok memasuki butik dengan senyum tipis di sambut oleh para pelayan butik.   "Mbak Renya," sapa pemilik butik langganan Ibu Yuni itu.
Read more
25. Terulang Lagi
Di Luar Rencana   Daru sudah tiba di kantor. Masih sangat pagi. Bahkan Tyas yang biasanya tiba lebih dulu darinya, belum menampakkan diri. Pintu ruangannya terbuka dan seorang petugas cleaning service yang sedang berada di dalam dengan sebuah sapu dan serokan terlihat sedikit berjengit karena kehadiran Daru yang tiba-tiba.   Daru meletakkan ponsel dan kunci mobilnya di atas meja. Ia lalu menuju lemari berkas. Ia  sebenarnya tak pernah menyentuh lemari berkas itu. Namun Daru merasa tak enak kalau harus meminta Tyas datang lebih awal hanya untuk mencarikannya setumpuk berkas. Kedatangan Daru di pagi buta, ‘hanya’ demi seorang klien berengsek yang telah membuat faktur pajak palsu. Dan hal itu lolos dari pengamatannya.   Banyaknya berkas yang bertumpuk di dalam lemari membuat kepalanya langsung pusing.   “Pasti udah diurutkan sesuai abjad nama perusahaan.
Read more
26. Renya
Renya merangkak di atas tubuh Daru, lelaki angkuh yang tidak pernah mau menyentuhnya sama sekali. Namun, mampu menggetarkan hasratnya di setiap inci tubuhnya. Daru terdiam saat merasakan ada yang merangkak di atas tubuhnya. Kepalanya sakit bukan main, minuman yang tadi Daru minum terus menerus membuat dirinya pusing. "Siapa?" tanya Daru saat merasakan sesuatu menggosok bagian pribadinya, menggodanya. "Maunya siapa?" tanya wanita itu. "Ella?" Tawa Renya langsung terdengar di ruangan itu, ternyata lelaki angkuh yang sulit di sentuh ini sudah memiliki pelabuhan hati lain selain almarhumah istrinya. Dan wanita itu bernama Ella. "R
Read more
27. Kamu di mana?
"Pagi," sapa keluarga Renya pagi itu saat Daru menuruni anak tangga rumah itu menuju meja makan tempat dimana keluarga itu berkumpul.   "Gimana Daru? nyenyak tidur nya?" tanya Bramantya.   Daru hanya tersenyum, dia menarik kursi yang berada di sebelah Renya. Wanita itu sudah tampil cantik dengan setelan blazer berwarna putih gading.   "Teh? atau kopi?" tanya Renya.   "Kopi," jawab Daru lalu mengambil satu lembar roti yang berada di hadapannya.   "Daru udah coba dua jas yang Mama suruh coba kemarin kan?" Yuni, mama Renya memastikan kalau calon menantunya itu sudah siap dengan baju pilihannya.   "Sudah ... Ma." Bohong Daru, menyentuh jas itu saja tidak apalagi berpikir akan memakainya.   Keluarga aneh batinnya.   "Persiapan untuk minggu depan kalian gak usah banyak mikir, sudah semua Mama dan mama kamu yang handle, kali
Read more
28. Perjalanan Menemui Kebenaran
Semua wanita pasti hanya membiarkan seseorang yang spesial untuk menyentuhnya. Bagi Ella, dulu Andi begitu spesial. Selalu mendahulukan semua tentangnya. Ella sedang menyobek-nyobek kertas menjadi serpihan kecil di atas meja ruangannya. Hampir semua murid, guru dan pegawai telah mengosongkan bangunan sekolah itu. Tersisa tiga orang siswa di lapangan basket yang sedang memantul-mantulkan bola ke ring.   Ella masih diam. Mencari berbagai pikiran positif soal Daru yang lenyap begitu saja. Demi memikirkan hal itu, ia mengabaikan telepon Andi dan juga rentetan pesan dari ibunya. Andi pasti sudah mengadu pada ibunya. Dari dulu begitu. Pada awalnya Ella merasa tingkah Andi manis sekali. Begitu manis. Dekat dengan ibunya dan mampu bercerita panjang lebar soal hal-hal membosankan yang terjadi sehari-hari.   Namun, lama kelamaan Andi berubah bagai seorang pengadu. Hal apapun, sedikit saja jika Ella melakukan hal yang tak diterima oleh pria itu, Andi p
Read more
29. Pergi atau Tidak
“Kamu—pacar Daru?” todong Tyas langsung. Ella sedikit terperanjat Tyas langsung menanyakan hal itu padanya. Bukan tak mau menjawab, ia hanya bingung akan menjawab apa pada sekretaris Daru yang sedang menelitinya itu. “Saya—aku … kita berdua cuma dekat, Mbak.” Ella mengangguk-angguk kecil kemudian mengatupkan mulutnya. Sekarang ia merasa seperti seorang siswa yang sedang ditanya-tanya di ruang BK. “Cuma dekat bagaimana? Maaf sebelumnya, aku bukan mau mencampuri urusan pribadi Handaru. Tapi kayaknya sebelum aku cerita lebih banyak lagi, aku mau ngasi tau sesuatu. AKu temen deket Daru dan … Nadya, almarhumah istri Daru. Aku menganggap diriku sebagai kerabat dekat mereka. Urusan Daru di luar sana sebenarnya bukan urusanku. Tapi ngeliat kamu dateng dengan wajah kayak gini, rasanya aku perlu ngomong ke kamu.” Tyas menarik napas dan menyandarkan punggungnya di sofa.
Read more
30. Permohonan Daru
Ella melirik jam di dinding kamarnya. Satu jam lagi menuju pukul tujuh malam. Ia sudah mandi dan memakai pakaian terbaiknya. Berdandan secantik mungkin dan menyemprotkan parfum mahal hadiah dari Andi. Tampilannya sudah siap untuk menemui Daru. Namun, hatinya belum.   Meski sedikit ragu, Ella memutuskan untuk tetap pergi keluar rumah. Atau jika ia sudah berada di dalam taksi menuju restoran itu, ia bisa menghentikan langkahnya kalau ia berubah pikiran. Ia hanya ingin melihat Daru. Sejak berhasil menidurinya, laki-laki itu bahkan belum mengirimkan sepotong pesan.   Walau di dalam hati berharap taksi yang dipanggilnya datang lebih lama, ternyata dugaannya meleset. Taksi sudah tiba di depannya tak sampai lima menit kemudian. Pengemudinya bilang, ia baru saja menurunkan penumpang tak jauh dari sana.   “Santai aja, Pak. Saya gak buru-buru.” Ella bersandar ingin menenangkan jantungnya yang bergemuruh. Tangannya tak henti meliha
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status