All Chapters of After We Married: Chapter 31 - Chapter 40
79 Chapters
31. Kontradiksi
"Kenapa dengan bajumu?"Rhea berhenti melangkah ketika mendengar suara serak dan dalam yang telah dia kenal dari belakang.Dia menoleh dan mendapati Hansa telah berganti memakai kaos abu-abu yang berhasil mencetak tubuh atletisnya dan celana boxer selutut berwarna gelap.Rhea menyengir mendapati dia tertangkap basah karena dia sebetulnya ingin untuk tidak membiarkannya melihat keadaannya."Ketumpahan kopi panas." Ia menjawab.Hansa mendekat untuk melihat keadaannya dengan lebih baik. Dia memegangi kain yang ternoda dan mengusapnya."Buka pakaianmu." Suruhnya."A-apa?" Rhea langsung tergagap dan memerah. Dia tidak salah dengar kan?Hansa memegangi tangannya, membawanya menuju ke ruang santai yang letaknya terpencil dan tidak pernah Rhea datangi. Dia mendudukkan Rhea yang masih linglung berkat perkataan Hansa yang menyuruhnya membuka pakaian.Hansa membuka lemarin penyimpanan dan mengambil kit yang berisi kumpulan botol sa
Read more
32. Saran Diterima
"Bisakah kamu melakukannya Ambari?" Dia membelakangi dayang kepercayaannya itu. Tangannya saling bertaut di belakang punggungnya. Ia menatap ke luar dengan tekad penuh di matanya. Ada banyak luka, kekecewaan, kemarahan, dan keinginannya untuk bertahan."S-saya..."Wanita yang membungkuk hormat dibelakangnya tergagap dalam menjawab. Ia menoleh kesana kemari dengan panik."Cut!"Rhea melemaskan bahunya setelah kata itu diucapkan. Dia memberikan pandangan jengkel kearah lawan mainnya yang sekarang tengah melakukan re-make up oleh kru.Toni menggerakkan-gerakkan kakinya dengan ritme cepat dalam duduknya. Menahan berang karena adegan yang menurutnya mudah ini ternyata telah menghabiskan waktu begitu lama karena aktris pendatang baru itu ternyata gagal mengucapkan line dialognya.Dia menatap Rhea yang masih mempertahankan kesabarannya dan mengulangi adegan dengan kualitas yang bahkan lebih baik setiap kali retake ulang."Ulangi
Read more
33. Aku Memastikannya
"Aku bisa membuat novel dengan itu." Pungkas Rhea.Mereka tengah dalam perjalanan pulang ke rumah Rhea dan aktris itu memutuskan untuk menjadikan asistennya sebagai tempat bercerita mengenai mimpinya. Rhea benar-benar merasa ada yang salah dalam mimpi itu. Satu, mimpi itu terus berlanjut. Dua, dia terikat dengan tokoh Sekar dimimpinya. Tiga, dia tidak bisa menghilangkan perasaan anehnya sehabis terjaga dari mimpinya. Dia butuh tempat curhat dan pilihan teraman adalah curhat dengan Kay. Dia sendiri tahu bahwa ucapannya terdengar gila dan tidak masuk akal sehingga dia tidak ingin berita itu bocor. Hal terakhir yang ia inginkan adalah berita bahwa dia gila."Buatlah. Aku pasti akan membelinya." Balas Kay.Dia geleng-geleng kepala dengan penjelasan Rhea. Wajahnya menampilkan ekspresi prihatin dan dia sebenarnya masih memikirkan  tentang reinkarnasi. Dia mencoba untuk mengangkat topik itu kembali."Bagaimana dengan reinkarnasi?" Pancingnya.Rhea me
Read more
34. Pelindungnya
Tidak ada yang lebih dibenci Hansa selain dari orang-orang yang membenci Rhea. Siapapun yang berani berbicara buruk tentang dia, Hansa akan selalu mengingatnya dan memberinya balasan yang setimpal. Aktris itu, Shelli, dia telah memberi perintah kepada seluruh anak perusahaannya untuk memutuskan kontrak dengannya jika punya, dan selamanya dibanned oleh Prisma. Itu berarti, setelah Hansa berhasil mengakuisisi WinaHouse yang merupakan rumah produksi film yang menguasai hampir setengah pasar perfilman, Shelli tidak akan pernah bisa mencapai puncak karirnya, dan mungkin bisa membuatnya terdepak dari dunia hiburan. Kejam? Hansa memang tidak pernah mengakui kalau dia orang baik.Jadi bayangkan betapa marahnya dia mendengar bibinya sendiri memarahi istrinya dan mengatainya vas kosong."Memastikan apa Tante?" Tanyanya.Dia berjalan ke tempat kejadian. Dia menatap Karna dan perempuan asing sekilas lalu mengacuhkannya. Dia menatap tantenya, lalu ke arah lantai dimana pecah
Read more
35. Perempuan Lain
Dia melakukannya.Dia telah berhubungan seks dengannya. Rhea terjaga dalam bayang-bayang kegelapan kamar mereka. Penerangan satu-satunya berasal dari lampu tidur yang terletak di nakas disisi samping ranjangnya. Dia menghela nafas. Dia telah bersandar di sandaran ranjang, menatap ke lukisan yang terpajang di dinding kamarnya dalam pencahayaan buruk. Dia tidak peduli, lagipula pikirannya sekarang tengah melayang ke topik lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan gambaran di dinding.Seks tadi berjalan hebat. Tapi bukan itu letak masalahnya. Ada yang mengganjal di pikirannya. Seolah ada sebuah perasaan yang ingin menyatakan bahwa dia telah membuat pilihan yang salah. Rhea kembali menghela nafas sekali lagi, ia menoleh ke sisi sampingnya dimana Hansa tengah tertidur dengan tangan merangkul perutnya dengan selimut yang menutupi ketelanjangan mereka sebagai penghalang.Dia tertidur dengan nyenyak dan Rhea sama sekali tidak punya pikiran menge
Read more
36. Hubungan Tiga Arah
Tamu yang merusak hari sabtunya dengan Rhea adalah orang terakhir yang dia inginkan untuk datang ke rumahnya. Hansa sedikit menegangkan tubuhnya sebelum berjalan menghampirinya."Kenapa kamu disini?" Tanyanya dengan tidaksukaan yang terlihat."Mengunjungi rumah." Balas wanita itu."Emma," Hansa memperingatkan, tangannya mencengkeram lengan wanita itu yang datang dengan memakai midi dress warna jingga.Emma, wanita itu balas menatapnya lalu melirik tangan Hansa di lengannya. Hansa melepaskan cengkramannya. Sebanyak dia ingin mengusir wanita didepannya ini, dia harus menahan untuk tidak melakukannya. Dia telah membuat kesepakatan dengan Emma meski Hansa tidak memercayai dia sepenuhnya."Selamat pagi Hansa." Sapa Emma. Dia tersenyum lebar kearah pria itu, seolah-olah kejadian dimana dia mencekiknya hingga hampir membuatnya kehabisan napas tidak terjadi.Dia mendekat dan memeluk dada bidang Hansa. Sengaja melakukannya ketika dia melihat seorang
Read more
37. Anyelir
"Sekar?" Pria itu berkata dengan ragu-ragu.Wanita itu mengangguk kearah pria yang berdiri didepannya. Mereka sekarang tengah berada di halaman belakang rumahnya yang terdapat taman bunga, tempat favoritnya di dunia. "Kau telah menyelamatkanku, Arya. Kau bisa memanggil namaku. Lagipula sekarang kita berteman, teman saling memanggil dengan nama tanpa embel-embel kehormatan." Jelasnya, ia mengakhiri kalimatnya dengan tersenyum lebar yang membuat senopati itu sedikit tersipu."Sekar." Ucap Arya sekali lagi, kali ini lebih keras dan percaya diri seperti yang diinginkan Sekar.Sekar senang dengan itu dan berjalan menuju pendhopo yang dibangun diatas kolam ikan, tempat terbaiknya untuk menghabiskan waktu sambil membaca buku cerita. Dia berbalik dan melihat Arya masih berdiri ditempatnya."Kenapa masih disana? Ayo kesini. Sangat sulit untuk mengundangmu, aku ingin memperlihatkanmu bunga-bunga milikku." Suruhnya.Arya mengangguk dan berjalan m
Read more
38. Ayo Kita Kencan
Pengganti Bertha tidak seperti yang ada dalam bayangan Rhea. Aktris itu membayangkan sosok pria tua yang beruban yang tidak ada menarik-menariknya jika itu pria. Jika itu wanita, dia mengharapkan wanita dewasa yang tampak cakap dengan bidangnya. Rhea tidak mengharapkan CEO barunya akan menjadi pria muda, memiliki postur tubuh dan wajah seperti model, yang mungkin berumur lebih muda darinya.Sekali lihat, Reihan sangat meyakinkan untuk menjadi aktor pendatang baru, tetapi tidak meyakinkan menjadi pemimpin perusahaan.Rhea membalas uluran tangannya dengan singkat. Dia menatap pria itu lekat-lekat, mengamati penampilannya. Reihan memiliki rambut yang bisa membuatnya ditolak langsung saat melamar pekerjaan kantoran. Rambutnya curtains dengan warna cokelat gelap dan sedikit helai pirang. Matanya beriris cokkat yang menampilkan kesan hangat saat melihatnya, Rhea langsung teringat mata onyx Hansa yang memiliki kesan berbeda darinya. Ia juga memiliki freckless samar-samar dise
Read more
39. Sebuah Titik Balik
Secara mengejutkan, dia mengiyakan.Rhea tidak tahu apa dia telah membuat langkah yang salah atau tidak, karena setelah dia menjawab pertanyaan dadakan mengenai kencan dengan anggukan singkat, Hansa langsung memeluknya. Benar-benar memeluknya dengan erat sampai Rhea yang memutuskan untuk bergeliat dibawah dekapannya, mencoba melepaskan diri."Ada apa denganmu?"Hansa sedikit aneh dari hari-hari biasanya dan itu membuat Rhea menjadi curiga. Ketika orang menyembunyikan sesuatu dari pasangan, orang itu akan sedikit banyak bertingkah berbeda dari kebiasaannya."Apa tadi? Kenapa kantormu banyak bunga?" Hansa bertanya, meski dia tahu sendiri jawabannya, dia ingin Rhea menjawabnya."Oh itu karena pemimpin baru kita datang. Namanya Reihan." Balas Rhea santai.Rhea memutuskan untuk tidak meremehkan Reihan karena penampilannya. Dia terlihat profesional dalam diskusi tadi, dan bahkan berani membuatnya kembali berpikir mengenai peran utama.Sebal
Read more
40. Jadilah Ratuku
Hal pertama yang mereka lakukan setelah pulang ke rumah adalah langsung pergi ke kamar. Mereka menaiki tangga bersama, saling tertawa meskipun tidak ada hal-hal lucu di antara mereka. Peristiwa di puncak terakhir biang lala secara mengejutkan membuat hubungan mereka menjadi lebih kuat. Hansa menyukai hari ini. Rencananya sukses besar, Rhea mengaku mencintainya, Hansa tidak mengakui kata 'mungkin' yang terselip di kalimatnya. Rhea menciumnya, mereka saling berciuman sampai diinterupsi oleh pekerja biang lala. Mengingat kejadian itu membuat Hansa ingin tertawa bersorak layaknya remaja puber yang baru kenal namanya pacaran. "Kamu mandi lebih dulu." Suruh Rhea. Dia sendiri telah duduk di meja rias dan sedang menghapus make up-nya. Hansa mengangguk dan masuk ke dalam kamar mandi. Rhea melihatnya lewat kaca cerminnya. Setelah melihat Hansa masuk ke dalam kamar mandi. Dia segera berjalan menuju kamar pakaiannya, mengambil gaun malam satinnya yang berwarna bu
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status