Lahat ng Kabanata ng Shirea: Kabanata 21 - Kabanata 30
38 Kabanata
Chapter 21
Aku memacu kuda dengan berat hati setelah berpisah dengan Velian. Perasaanku menjadi carut marut seketika dengan debaran aneh yang sebelumnya pernah kurasakan meskipun tidak separah ini. Udara dingin menyapu wajahku hingga rasanya terasa beku. Uap putih berhembus seiring napasku yang teratur.Tak lama, aku sampai di sebuah tempat di mana aku berpisah dengan Erick. Berdasarkan prosedur, aku harus menunggunya di sini, tapi tempat ini begitu sepi dan juga lembab. Aku segera mencari tempat yang sedikit kering tak jauh dari tempatku agar bisa menyalakan api sambil menunggu. Seharusnya Erick akan segera kembali.Aku duduk termenung sambil menggosok kedua tanganku untuk memberikan rasa hangat yang tak seberapa lalu merapatkan jubah hangatku. Pikiranku kembali melayang pada Velian dan kejadian sebelum ini. Aku tidak mangharapkan waktu terulang, tapi aku juga tidak ingin melupakannya. Wajahku terasa memanas ketika memikirkannya.Lamunanku buyar ketika mendengar ringkikkan kuda yang semakin men
Magbasa pa
Chapter 22
Pikiranku begitu jernih, tapi tubuhku masih enggan untuk bergerak. Telingaku mendengar, tapi mataku enggan terbuka. Suara bising, rayuan para selir, kekhawatiran, rasa cemas terdengar silih berganti. Aroma herbal, makanan, dan salju juga kucium silih berganti. Sesekali aku merasakan sentuhan lembut membelai rambutku."Seperti yang ayah lihat bukan? Dia sama sekali belum diberi penawar racun, tapi dia masih hidup hingga saat ini. Apa kau masih berpikir bahwa dia seorang Shirea?" Itu suara Erick."Seharusnya kau tidak menikahinya. Dia akan membawa kehancuran bagi kita dan yang pasti posisimu akan terancam.""Posisiku atau posisi ayah?""Erick!""Ayah sudah memberiku kekuasaan dan aku memiliki hak yang berdaulat atas Valen. Jika dengan ini ayah ingin mencabut kembali kekuasaanku, silahkan! Aku akan pergi dari sini bersama Valen dan ayah akan menjadi raja seumur hidup tanpa adanya pewaris.""Erick! Kau bahkan sekarang berani mengancamku?""Itu adalah fakta yang akan datang.""Baiklah. Jik
Magbasa pa
Chapter 23
Aku segera melepas kain yang melilit di tubuhku setelah melempar jubah milik Erick di kursi. Siraman air mengguyurku ketika aku menuangkannya ke seluruh tubuh. Meskipun pedih, tapi rasa lengketnya mulai memudar dan tubuhku terasa ringan ketika merasa sudah bersih.Bibi Athea langsung membantuku untuk mengolesi obat luka sambil menyuarakan serapah terhadap para selir ketika melihat luka-lukaku. Aku turut mengolesi luka-lukaku sendiri untuk bagian lengan dan beberapa bagian yang masih terjangkau oleh pandanganku, sementara bibi Athea sudah mengolesi obat di punggungku."Semoga saja mereka mendapat hukuman yang layak." Setidaknya itu adalah serapah terakhir yang kudengar."Sudah lah, biarkan saja.""Tidak bisa begitu!" tukasnya. "Harusnya mereka sadar bahwa status mereka hanya selir, nona. Meskipun mereka lebih dulu tinggal di wilayah kediaman Putra Mahkota, mereka tidak boleh melakukan hal-hal seperti ini apa lagi padamu!"Aku tersenyum miring mendengar kalimatnya yang tak terlalu forma
Magbasa pa
Chapter 24
Seminggu telah berlalu dan aku masih menjalani hukumanku. Baru satu buku tebal yang berhasil kusalin dan itu pun jemariku sudah harus diperban dan diterapi untuk memulihkan otot-otot pergelangan tanganku yang kaku dan kram. Berkali-kali Lavina harus memijat tanganku dan sesekali meniupkan sedikit sihir agar cepat sembuh meskipun itu tak bertahan lama."Yang mulia, saya membawakan teh untuk anda." Velian datang sambil membawakan secangkir teh hangat.Selama aku di kamar, semuanya harus terlihat normal termasuk bagaimana Velian harus menjaga sikap agar tidak ketahuan."Terima kasih, tuan Ricky."Aku meraih secangkir teh yang ia sodorkan kemudian meneguknya. Rasanya sangat lucu mengingat seharusnya aku lah yang melayaninya. Velian adalah pangeran yang sesungguhnya dan aku hanya sebagai ksatrianya, tapi justru dia yang melayaniku? Dunia terbalik macam apa yang kujalani saat ini?"Sebentar lagi makan malam, saya akan memanggil anda jika sudah siap."Aku tersenyum formal padahal hatiku tert
Magbasa pa
Chapter 25
Aku masih menjalani hukuman sambil sesekali meregangkan tubuh. Terkadang aku menatap keluar jendela untuk menghirup udara segar yang bercampur aroma mawar. Bentuk merekah mereka membuat tanganku gatal ingin memetiknya satu lalu menghirupnya.Pikiranku melayang pada sosok yang kini sedang menempuh perjalanan untuk menjalankan tugasnya dan dalam hati aku hanya berkata, "Semoga berhasil."Bangunan menara di belakangku, aku tahu Erick mungkin mengawasiku di sana. Aku tak ingin menoleh ke menara itu, karena pasti ia akan menanyakannya. Aku kembali duduk dan melanjutkan tulisanku.Tak terasa hari mulai malam dan Velian belum juga kembali. Aku menutup buku setelah jemariku terasa pegal.Aku menuruni tangga dan ruangan di bawah sana terasa sepi, tapi aku bisa mencium aroma masakan yang harum dan aku segera menuju ke dapur. Di sana sudah ada Zealda yang sibuk dengan sayur mayurnya sementara di luar sana, Aleea masih sibuk menyirami tanaman yang sepertinya hampir selesai."Valen, apa kau sudah
Magbasa pa
Chapter 26
Pikiranku melayang, menyibakkan kalimat demi kalimat Erick dalam kepalaku. Dia masih berbicara seakan-akan belum mengetahui apa pun tentangku, tapi kenapa aku merasa bahwa seharusnya dia sudah tahu berkat insting kejamnya.Aku menatap makanan di hadapanku tanpa nafsu, ia terasa hambar seolah-olah lidahku juga turut berpikir hingga makanan apa pun yang masuk tak terasa enak sama sekali. Terlalu banyak yang kupikirkan dan juga ketakutan yang menyelimutiku. Meskipun begitu, aku tetap mengunyahnya tanpa sadar untuk mengobati perutku yang meraung."Valen."Aku menoleh ke arah sumber suara milik Zealda. Ia mengunyah makanannya lalu menelannya sebelum melanjutkan, "Ada apa? Kau terlihat tak nafsu makan. Sedang memikirkan sesuatu?"Aku terdiam sejenak. "Tidak apa-apa.""Kami tahu kau sedang memikirkan sesuatu, Valen. Semenjak putra mahkota datang semalam, dari tadi kau tidak banyak bicara." Aleea menyuapkan sepotong rotinya ke dalam mulut."Ah aku tahu." Lavina menyeruput minumannya. "Kau pas
Magbasa pa
Chapter 27
Aku terdiam menatap jendela dengan gusar sementara tanganku masih terikat rantai-rantai panjang yang bergemerincing. Ini adalah hari ke lima perburuan terhadap Velian dimulai dan aku masih terperangkap di ruangan terkutuk ini."Nona." Bibi Athea masuk dengan membawa makanan lalu meletakannya di meja. "Nona makanlah. Tidak baik menyiksa diri seperti itu.""Aku tidak lapar, bi," sahutku lesu."Nona, aku tahu tentang berita itu. Kau sangat mencintai kekasihmu bukan? Tapi kau sekarang adalah istri putra mahkota. Tidakkah kau mencintai seseorang yang telah menikahimu?""Kau tahu sendiri bagaimana pernikahan ini berlangsung. Aku tidak mencintainya bahkan sampai sekarang pun." Tatapanku semakin menerawang ke arah langit temaram di luar sana."Ya, aku mengerti, nona. Hanya saja—""Cukup," sergahku lembut. "Tolong jangan bahas itu lagi."Bibi Athea terdengar mendesah pelan, mengembuskan bulir-bulir napas penuh kegelisahan."Baiklah." Ia menunduk sedih sambil pamit undur diri. "Tapi satu hal ya
Magbasa pa
Chapter 28
Aku masih menyimpan serapahku yang kutahan bersama resah yang kian menggunung. Mengutuk diriku dari rasa bersalah yang menyeruak akibat kebodohanku. Lavina mengetahui semua kebenaran dan ia menunjukkan sifat aslinya. Jika Velian sampai tertangkap karenanya, aku bersumpah akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Namun yang membuatku bingung, kenapa Aleea justru yang tertangkap dan dianggap sebagai Velian? Bukankah ini aneh?Jika Aleea ingin melindungi Velian dengan cara menukar dirinya, mungkin bisa saja ia melakukannya untuk menyelamatkan Velian. Namun Aleea yang kutahu adalah pemuda cerdas dan penuh strategi, dia tidak mungkin melakukan tindakan bodoh tanpa perhitungan seperti ini. Ada apa sebenarnya?"Nona! Nona!" Bibi Athea tergopoh-gopoh dengan berjingkat agar suara kakinya tak terdengar gaduh. "Gadis yang menemui putra mahkota datang lagi. Ikut aku, nona!"Aku terbangun dari kursiku dengan antusias lalu mengikuti bibi Athea dengan keinginan menggebu untuk melihat dalang di balik
Magbasa pa
Chapter 29
Aku melaju bersama dua puluh pasukan. Ini adalah perjalanan lanjutan setelah kami menggeledah hutan dan goa yang biasa mereka tempati, tapi goa itu ternyata sepi dan kini tujuanku adalah distrik Rivira, tempat kediaman Sarah. Namun sebelum itu, aku meminta sebagian dari pasukanku untuk bersembunyi agar mereka mengira bahwa aku hanya datang seorang diri.Hari menjelang malam ketika aku sampai di sana, wilayah ini begitu sepi dengan suasana yang masih asri. Angin yang berhembus dingin takan menggoyahkan hatiku untuk berhenti dan aku masih tetap melaju hingga akhirnya, aku sampai di sebuah rumah kecil yang sudah kukenal.Ketika aku sampai di halaman rumah, seseorang sudah melompat untuk menyerangku entah dari mana. Jika saja aku terlambat menghindar, mungkin leherku sudah terpisah."Pengkhianat!"Aku menatap sosok yang barusan berserapah yang ternyata adalah--Zealda. Ia menatapku tajam sambil menggenggam belatinya."Apa maksudmu?" sahutku dingin."Jangan pura-pura tidak tahu apa-apa! Kau
Magbasa pa
Chapter 30
Sudah hampir lima belas menit Sarah tak sadarkan diri dan aku masih menunggunya dengan sabar. Aku hanya terdiam melihatnya terkulai dengan tangan terikat ke atas. Ruangan ini begitu berdebu dan tak tersentuh sama sekali. Saat aku meminta beberapa penjaga untuk menyiapkan penjara, ternyata mereka memberitahuku bahwa sebenarnya aku memiliki penjaraku sendiri. Lokasinya sama seperti penjara putra mahkota, tepatnya di bawah tanah, tapi di sini terasa kering dan dingin, tidak seperti penjara miliknya yang lembab dan bau darah di mana-mana."Bangunkan dia!" titahku dingin pada salah satu penjaga yang sedari tadi sudah siaga dan menunggu perintahku."Baik, yang mulia."Sarah akhirnya terbangun setelah guyuran air dingin menyirami tubuhnya. Ia seperti terkejut dan mengamati lingkungannya dengan tatapan tak percaya lalu tak lama, ia menatapku."Valen," gumamnya. Ia seperti baru menyadari tangannya terikat saat ia mencoba bergerak. "Kau--""Kenapa? Apa sekarang kau marah padaku karena memenjara
Magbasa pa
PREV
1234
DMCA.com Protection Status