Semua Bab AKU YANG KAYA DIA YANG SOMBONG: Bab 71 - Bab 80
186 Bab
Part 71
Part 71 Pov Yani Aduh jawab apa lagi ya..dih kenapa Nia juga kepo banget sih dasar kurang kerjaan! "Kalau itu aku juga gak tau dong Ni kan aku gak di situ..udahlah malah ngebahas Dina miskin itu gak penting bangetlah." ucapku agak emosi juga. Nia masih melihatku dengan tatapan tajam ahh bodo amat lah tapi semoga saja setelah ini Nia tidak menyelidiki lebih dalam. ðŸ’žðŸ’ž Pov Dina Dina yang pertama kali membolos sekolah tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk tidur bangun siang, waktu sudah menunjukan pukul 10 siang Dina belum juga bangun. Tok tok tokTok tok tok tok "Dina sayang bangun nak..kamu belum makan apa apa lho..ayo makan dulu." seru mamaku di balik pintu. Aku yang membuka mata gara gara mendengar pintu di ketuk ingin rasanya mengumpat karena sudah mengganggu mimpi i
Baca selengkapnya
Part 72
Part 72 Pov Mimin Tuut tuut tuut Klek "Hallo assalamu'alaikum sayang..ada apa tumben kok telepon? biasanya kan cuma chat." ucap papa di telepon. "Iya pa karena mama sudah gak sabar lagi ingin ngasih tahu papa kabar yang sangat mengejutkan!" ucapku antusias. "Hmmm jadi penasaran nih ma..kabar apa sih ma kok semangat amat ngasih taunya?" "Pa..ternyata Hana suka main serong sama laki laki tua bangka." "Hah? kok mama bisa tau?" "Tadi mama lihat sendiri pa..waktu mama ke salon sama Dina gak sengaja mama lihat Hana sedang cubit cubitan mesra dengan laki laki tua di salon yang sama tempat mama nyalon, kek nya mereka lagi antri nyalon pa..si Dina juga lihat kok, trus mama iseng nge video in mereka juga buat bukti kalau mama gak bohong." "Hah kasian banget Bian ya..trus kita harus gima
Baca selengkapnya
Part 73
Part 73 Pov Dina Cuit cuit cuit cuit Aku membuka mata pelan..ohh sudah pagi, haeh liburan sudah usai sekarang harus berangkat sekolah lagi. Ku langkahkan kaki perlahan menuju kamar mandi, byurr byurr sraaasshhh ah segar sekali guyuran air hangat dari shower. Ku pakai seragam sekolah, pasang sepatu favorit, ku oles lip glos di bibir dan pelembab wajah. Ku ambil tas berisikan buku dan etc. Melangkah mantap menuju meja  makan, sebenarnya malas sekali berangkat sekolah karena di sana aku gak punya teman yang bisa di ajak asik asik, mereka semua hanya memandang teman dari harta saja huft. Kapan aku bisa punya teman yang tulus? "Eh anak mama sudah cantik tapi kok wajahnya di tekuk gitu kenapa sayang? Papaku hanya melirikku sekilas dan kembali fokus lagi ke korannya. "Dina malas sekolah di sekolahan
Baca selengkapnya
Part 74
Part 74 "Dina!" Ku toleh kan kepala ke arah suara yang memanggil namaku. Oh ternyata bu guru Pita wali kelasku. Ya selang dua jam setelah aku ngamuk tadi, bu Pita memanggilku pasti di suruh ke ruangannya trus bahas masalah tadi. "Segera ke ruangan saya sekarang." ucapnya tegas kemudian berlalu pergi. Haeh malas sekali kalau harus membahas masalah dengan para cacing tanah itu, takutnya aku kelepasan lagi kek tadi. Tapi aku adalah murid yang teladan akan ku laksanakan perintah guru. Dengan gontai kakiku melangkah ke ruang guru, para pengerat di kelasku berbisik bisik gak jelas. Kalau aku tega ku buat kalian di keluarkan dari sekolah ini! sayangnya hatiku masih punya toleransi. Saat berjalan menuju ruang guru,ku lihat mobil papa baru saja memasuki halaman sekolah, aku sih sudah siap dengan ini. Kalau memang papa marah besar padaku mau gimana lagi nasi telah menj
Baca selengkapnya
Part 75
Part 75 Pov Kepala Sekolah Sungguh sial hidupku,niatnya ingin cari aman dengan mengkambinghitamkan murid yang bernama Dina itu, tapi ternyata murid itu malah putri seorang Bimbim sang donatur tertinggi di sekolah ini! aaaahhh siiiaalll  setahuku anak itu hanyalah anak miskin biasa ternyata!? Arrgghhh brengs*k! Sekarang bagaimana nasibku?tentang ancaman pak Bimbim tadi pasti bukan hanya isapan jempol. Aku tidak mau kehilangan pekerjaanku sebagai kepala sekolah yang di segani setiap orang, kalau sampai aku kehilangan pekerjaan gara gara merundung seorang murid bisa hancur reputasiku sebagai kepala sekolah yang patut di hormati. "Aku harus ke rumah pak Bimbim dan meminta maaf kalau perlu aku akan bersujud di depannya." aku bergumam sendiri. Tok tok tok "Masuk."ucapku. Bu Pita lah yang mengetuk pintu,ada apa lagi ini kenapa dia ke sini?
Baca selengkapnya
Part 76
Part 76 3 hari setelah peristiwa di ruang guru, pak kepala sekolah akhirnya resmi di lengserkan..tapi aku heran penyebab pak kepala sekolah di lengserkan bukan karna masalah di ruang guru waktu itu tapi dia di tuduh memasuki tempat hiburan malam sehingga mabuk mabukan dan akhirnya pingsan. Berita ini menurutku sangat janggal karena selama pak kepala sekolah menjabat sebagai kepala sekolah, ia tak pernah sekalipun tersandung kasus mabuk mabukan bahkan kabar burungpun tidak terdengar, aku curiga ini adalah ulah papa.  Hah ya sudahlah yang paling penting sekarang sudah tidak ada lagi yang berani membullyku tapi sebagai gantinya datangnya para penjilat menyebalkan, setiap hari aku menerima hadiah hadiah gak penting dari para pengerat. Inilah salah satu penyebab aku dulu menyembunyikan identitasku yang sebenarnya! menghadapi penjilat lebih menyebalkan dari pembully. Seperti hari ini, pagi pagi mataku
Baca selengkapnya
Part 77
Part 77 Pov mama Mimin "Oh baru nongol kalian! Kenapa gak daritadi hah!? cepat bukain pagar!" teriak Hana. Dia pikir dia itu siapa ya di sini? Aku dan Dina saling berpandangan beberapa detik lalu tertawa terbahak bahak karena tidak bisa menahan kelucuan ini. Kulihat kedua mata Hana terbelalak dan memerah. "Woy!!! Lu berdua ngapain tertawa! Emang aku lucu hah!?" teriaknya lagi. "Iya." jawabku singkat. Tiba tiba Hana menggebrak pagar dengan kedua tangannya. "Kau! Sial*n kau Mimin! Cepat buka pintu! Aku mau ketemu mas Bimbim!" teriaknya. Apa dia bilang? mau ketemu mas Bimbim? mau ngapain? Keknya Dina masih terlalu dini untuk mendengar masalah ini. "Sayang lebih baik kamu masuk ke dalam saja, di sini biar mama aja yang beresin ok." perintahku ke anakku.
Baca selengkapnya
Part 78
Part 78 Pov Papa Bimbim Segera kumasuk ke mobil setelah mengantar istriku istirahat di kamar, aku takut istriku sedih karena terlalu berlebihan memikirkan postingan Hana di media sosial. Ku bawa 5 bodyguard kepercayaanku ke kontrakan Bian. Aku benar benar sudah habis stok kesabaran untuk istri Bian yang absurd itu. Braaakkk Ku buka pintu kontrakan Bian dengan kasar, lebih tepatnya salah satu bodyguardkulah yang membukanya kasar. Sebenarnya aku tidak menyuruhnya membuka pintu seperti itu hanya saja mungkin dia terlalu terbawa suasana. "Mas Bimbim! Mas datang datang kok pake banting pintu sih! Biasa aja dong!" protes adikku. Ah tapi aku malas bertele tele. "Dimana istrimu?" tanyaku to the point. "Hah? Kenapa mas cari istriku? Ada apa sebenarnya?" tanyanya heran. "Sudah bawa istrimu ke hadapanku seka
Baca selengkapnya
Part 79
Part 79 Pov Bian Bersender tembok yang sudah berwarna coklat, duduk di kursi plastik yang seumur umur baru kali ini aku mendudukinya. Sedari kecil sampai dewasa aku hanya tahu kemewahan, tapi semua perlahan hancur semenjak menikah dengan istriku Hana, ia yang sangat boros dan sifat sosialitanya harus selalu di penuhi,  menjadikanku sapi perah tanpa sedikitpun membantuku sehingga sedikit demi sedikit perusahaan yang aku bangun dengan bantuan keluargaku jadi bangkrut. Mas Bimbim kakak keponkanku yang paling menyayangikupun ikut menyerah membantuku. Dan di sinilah aku sekarang, berada di kontrakan kumuh jauh sekali dari kata mewah, bahkan jauh dari kata sederhana. Suatu hari aku mendapat telepon dari kawan seperjuanganku. "Bian..gua mau kasih tau elu sesuatu tapi tetaplah berfikir secara luas ya..aku melakukan ini juga untuk kebaikanmu.
Baca selengkapnya
Part 80
Part 80 Pov Bian Mereka..adalah orang tuaku dan saudara saudariku..mereka keluargaku sedang memandangku dengan senyum penuh kehangatan.. Aku sangat merindukan senyum hangat itu karena setelah menikah dengan Hana dalam sekejap senyum hangat itu lenyap, hanya ada tatapan dingin dan cuek, bahkan mami dan papi orang tua kandungku pun tidak mau tau lagi aku masih hidup atau tidak karena aku tak mengindahkan larangannya untuk menikahi Hana. Sekarang mereka di sini di hadapanku menyunggingkan senyum bahagia, kenapa? Apa mereka sebahagia itu mendengar perceraianku dengan Hana? Mungkin iya.. Mami dan Papi mendekatiku dan memelukku, seketika hatiku terasa di remas remas karena sudah merasa berdosa akan diriku yang menentang restu orang tuaku. "Adek ayo duduk di samping mami dan papi, kita makan bareng lagi sekeluarga seperti dulu.." ajak mamaku. Ak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
19
DMCA.com Protection Status