All Chapters of Perangkap Tuan Muda: Chapter 51 - Chapter 60
113 Chapters
Baju Pengantin dan Dress Pendamping
Prisilla memandang dengan antusias setiap jengkal isi dalam butik. Gadis itu jadi terlihat seperti anak lima tahun yang tangannya dipegangi di dalam taman bermain yang dengan tidak sabar menanti untuk dilepaskan berkeliaran.“Kamu boleh melihat-lihat,” kata William pada akhirnya.Ia tidak kuasa lagi menolak pesona tatapan Prisilla yang meminta dengan tatapannya untuk dilepaskan segera. Begitu William mengizinkan persis seperti anak lima tahu, teman Amanda itu melonjak gembira dan menghilang di antara rak-rak pakaian.“Apa dia selalu seperti itu setiap kali menemukan hal yang menarik?” tanya William pada Amanda yang duduk di sampingnya.Amanda yang terlihat melongo, hanya mengeleng. Mungkin saja Amanda tidak pernah pergi ke toko pakaian dengan Prisilla. Jika dengan alasan itu, pantaslah Amanda juga heran melihat tingkah temannya itu.“Kamu sudah makan?” tanya William. Ia tidak tahu harus mengobrol apa dengan Amand
Read more
Kenang-an
Stefani: Gerakan bagus, ya. William tersenyum melihat foto yang dikirimkan Stefani padanya. Amanda ada di pangkuannya. Wajah gadis itu terlihat cantik dengan semu merah yang tertangkap di wajahnya.“Tuan … ini laporan keuangan yang Anda minta selidiki.”William meletakan ponselnya dan menerima berkas yang diminta selidiki. Data-data yang tampil di sana ada beberapa kekeliruan perhitungan. Akan tetapi tetap memperoleh tanda tangan darinya.“Aku tidak pernah merasa menandatangani berkas ini? Kapan ini terjadi, Pak?” tanyanya pada Azzar.“Saya rasa itu ketika Anda berada di Bali, Pak. Saya sudah menanyai yang bertanggung jawab pada berkas ini. Katanya berkas dikirimkan ke rumah sesaat sebelum Bapak berangkat dan diterima tidak lama setelah itu.”William memejamkan matanya. Sesuai dugaan ada seorang mata-mata di dalam pelayannya dulu. Ia tidak tahu siapa, tetapi cepat atau
Read more
Putri Kecil yang Tertinggal
Bukan tanpa alasan Esme mengirim gadis kecil yang menjadi yatim piatu karena kecelakaan yang disebabkan oleh sang suami. Ia sudah memikirkan matang-matang sebelum mengirim gadis kecil yang namanya hampir dilupakan itu. Pertama, bisa saja si gadis yatim piatu menjadi alat buat orang-orang untuk melemahkan William-nya. Kedua, gadis itu tidak memiliki hubungan apapun padanya, kecuali dirinya dan suamilah yang menyebabkan gadis tersebut yatim. Yang terakhir, ia tidak sanggup melihat gadis itu berkeliaran di sekitarnya, menanyakan di mana orang tua gadis itu berada. Setiap kali pertanyaan itu ditanyakan, ia kembali mengingat setiap detik kejadian naas yang menimpanya kembali.“Antarkan aku ke teras untuk minum teh,” suruhnya pada pelayan yang di belakangnya.Beberapa tahun yang lalu, Esme masih bisa mengunakan kursi roda sendiri. Awal tahun ini tangannya seolah tak mampu lagi digerakan secara sempurna. Itu sedikit menganggunya, tapi Wyatt sudah menyiapkan semua
Read more
Hujan Ingatan
“Hari ini sepertinya tidak baik,” kata Prisilla yang baru saja keluar dan masuk kembali.“Maksudnya?” tanya Amanda yang sedang duduk dengan sebuah buku yang dihadiahkan William semalam.Amanda baru membaca beberapa lembar saja dan kepalanya sudah pusing. Diperhatikannya Prisilla bertanya pada seorang pelayan tentang keberadaan payung. Pelayan tersebut berbalik dan pergi lebih jauh lagi ke dalam.“Hujan, Sayang,” keluh Prisilla. Ditariknya buku yang ada di tangan Amanda dan dibaca judulnya. “Tuan William ingin kamu jadi ahli filsuf ya? Bukunya berat,” komentar Prisilla.Amanda hanya bisa tersenyum kecut, menerima kembali buku yang diambil Prisilla tadi. Buku karya Regis Machdy itu cukup tebal dengan tulisan yang rapat. Mungkin tak akan menjadi soal jika Buku itu novel. Amanda akan membacanya sambil menangis jika itu berakhir tragis.“Katanya aku harus menambah wawasanku,” lapor Amanda.
Read more
Menuju Status Istri Sah
“Aku benar-benar harus melakukan ini?” tanya Amanda menatap segala bentuk perawatan yang tersedia.Prisilla yang menjadi wali Amanda untuk beberapa hari ke depan mengangguk sambil tersenyum. “Ini akan membuatmu menjadi pengantin paling cantik di dunia.”Amanda memutar bola matanya karena kesal. Semua orang selalu memakai alasan itu untuk memaksa seorang pengantin melaksanakan apa yang mereka inginkan. Malahan ada juga yang memakai alasan yang sama untuk merogoh kocek lebih dalam dari yang seharusnya.“Jangan mengeluh-jangan mengeluh!” tegur Prisilla dengan riang sambil mendorong tubuh Amanda duduk di kursi malas yang tiba-tiba saja ada di kamarnya.Amanda berjalan dengan gontai. Ia sama sekali tidak mau melakukan hal yang seperti  ada di depannya. “Aku masih bisa memakai lulur sendiri, Prisilla. Kenapa harus ada banyak orang di sini?” tanya Amanda.Ia hampir tidak mengenali para pelayan yang ada
Read more
Tidak Akan Jatuh Cinta
Ada sesuatu yang mengelitik dada William. Sesuatu yang membuatnya merasa geli dan bahagia. Sesuatu yang kemudian ia sadar sebagai perasaan yang ditabukan. Ia tidak mau perasaan tersebut menguasainya dan mematikan logika yang sampai saat ini berhasil dipertahankan.“Anda mau minum teh, Tuan?” Azzar menawarkannya teh ketika masuk ke dalam ruangan kerja.Pria yang berusia sekitar 50 tahun lebih tersebut telaten dan sabar seperti kebanyakan pelayan lainnya. Nilai plus yang sampai saat ini ditemukan William dari Azzar adalah kepintarannya.“Ya, tolong teh camomillenya.”Azzar terdiam. Hal tersebut pasti karena permintaan William. Teh Camomille bukan kesukaan William. Biasanya ia hanya meminum teh jenis hitam asal Inggris dengan sedikit susu.“Anda … baik-baik saja, Tuan?”William mengibaskan tangannya. “Aku baik-baik saja, Pak Azzar. Hanya butuh ketenangan,” katanya.Azzar masih diam d
Read more
Patah Hati
“Aku pasti sudah gila!”Amanda bergumam seperti itu sambil memegangi kedua pipinya yang memerah dan terasa panas. Jantungnya berdebar cepat dan ada keinginan aneh untuk berteriak karena gembira sekarang.“William hanya datang untuk memuji kukumu, Amanda, bukan hal lain!” Ia bergumam kembali memberi penegasan kepada dirinya yang masih ingin berteriak dengan girang.Walau pun sudah menyuruh dirinya untuk berhenti, tetap saja perasaan senang seperti itu datang pada Amanda. Perasaan tersebut menjalar ke seluruh tubuhnya, membuat ia bagaikan seekor kijang yang sedang belajar berjalan dengan benar.“Hem .. hem!”Amanda menoleh ke arah suara deheman. Teman yang menemaninya berada di rumah besar tersebut supaya tak merasa sendirian berdiri di ambang pintu. Ketika Prisilla tahu kalau ia sudah mendapatkan perhatian Amanda, ia mengedip dengan jail padanya.“Apa?”Amanda berpikir ia sudah membuat wa
Read more
Surat Perjanjian Pranikah
Ada apa dengan ekspresi terluka itu?William bertanya-tanya apa yang terjadi hingga wajah Amanda jadi berekspresi seperti itu. Ia memutar setir mobil ke kiri dan mobil yang dikendarai berbelok ke arah yang sama. Mereka berhenti di sebuah rumah dengan desain minimalis. Seorang lelaki yang sama tuanya dengan Azzar berdiri di teras rumah menyambut mereka turun.“Selamat datang, Nona,” sapanya pada Amanda.Walau menyapa dengan cara yang hormat, William tak ayal menemukan tatapan mencemooh di dalam mata pria tua tersebut.“Terima kasih sudah menyambut kami keluar, tunanganku sangat menghargai usahamu,” kata William sambil menarik Amanda ke dekatnya dan memeluk erat pinggang gadis itu.William bisa merasakan ketidak tenangan Amanda atas perlakuannya. Namun, ia hanya melakukan segala cara untuk menunjukan tidak ada celah bagi pengacara yang tidak berhubungan dengannya dan juga keluarga besar untuk membuat surat perjanjian
Read more
Keputusan Amanda
Ini tidak benar! Begitu pikiran Amanda memberikan amaran padanya. Karena disodorkan langsung padanya, Amanda bisa melihat apa-apa saja yang telah dicantumkan pengacara ke dalam surat perjanjian. Seperti kata William, tidak ada satu pun isi perjanjian yang akan merugikannya. Namun, karena itulah ia merasa apa yang akan dijalaninya menjadi tidak benar.Jadi begitu ia selesai menandatangani berkas-berkasnya, Amanda berdiri dan pamit pada William. Ia ingin melarikan diri dari pria yang akan menjadi suaminya tersebut.“Apanya yang dia mencintaiku!” katanya pelan saat menarik pintu rumah hingga terbuka lebar.Dadanya terasa sesak kini. Ia ingin sekali berteriak dan mengumpat William. Kalau bisa memberikan pukulan pada pria tersebut tepat di wajahnya. Namun, untuk apa semua itu? Bagi William ia hanyalah pelengkap rencana yang sudah disusun sejak lama. Bukankah William telah mengatakan padanya kalau ia hanyalah pelengkap yang bisa di
Read more
Pasangan Pengantin yang berbahagia
Gaun yang akan dipakai Amanda telah diantar oleh Stefani ke kamar hotel di lantai empat sejak kemarin. Sebuah ruangan VVIP dengan dua kamar tidur dengarn sebuah ruangan lain yang digunakan untuk menerima tamu.Gaun tersebut di pajang di ruangan tempat menerima tamu, dengan kotak-kotak berisi hiasan-hiasan tambahan yang mungkin saja harus disematkan pada gaun ketika nanti terpasang pada tubuh Amanda dan masih ada kekurangan dalam penglihatan Stefani.“Kamu harus terlihat seperti ratu sungguhan hari ini!”Wanita itu datang sekitar pukul lima pagi dan menyuruh Amanda untuk berendam dengan beberapa wewanggian. Untungnya air yang digunakan adalah air hangat dan bukannya dingin. Setengah jam kemudian Prisilla datang dengan seorang pelayan hotel dengan membawa sarapan. Saat itu, Amanda hanya mengunakan tanktop dan celana pendek di atas lutut.“Sebaiknya makan dulu, ya, Sayang. Karena pada saat acar belum tentu kamu bisa mengisi perut,” ka
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status