All Chapters of Hantu Vila: Chapter 51 - Chapter 60
67 Chapters
Misteri 096 part 3
Sore ini kak Salsa pulang dengan beberapa temanya berempat, karena terdengar dari suaranya yang lumayan cukup berisik di ruangan tengah, dan aku juga mendengar suara dari kak Nenah sontak membuat aku ingat tentang janjinya dipertemuan awal denganku akan menanyakan tentang kejadian itu pada orang tuanya.“Bas, tuh kakak bawa makanan, ayo makan bareng, sama kenalan sama teman kakak,” ucap kak Salsa berdiri di depan pintu kamarku, yang tidak tertutup.Segera aku bangun, dan menyapa dan berkenalan dengan teman-teman kak Salsa satu persatu. Silvi, Dena dan Andin. Berlima denganku akhirnya makan bersama dengan tidak jarang yang menjadi badan becandaan adalah aku.“Eh Bas nanti kakak ngerjain tugasnya di belakang saja yah, terminal listrik udah dibenerin kan?,” tanya kak Salsa.“Sudah sama mang Yaya, cukup kok emang aku sengaja mintanya buat disambung dari dapur aja kak, eh kak, ibu bilang besok motor aku baru bisa diambil di stasiun kota, antar yah,” ucapku yang baru selesai m
Read more
Misteri 096 Part 4
Akhirnya mataku perlahan ingin beristirahat, segera aku bangun dan mengunci semua pintu yang ada, dan kembali lagi tiduran di sofa. Perlahan mata terpejam dengan begitu saja dan dengan tiba-tiba aku mendengar suara pintu depan “bruk,” membangunkan aku yang baru saja terlelap “arrghhh” ucapku, sambil melihat jam yang ada di hp “jam 1” ucapku.Terlihat kak Salsa berjalan dengan muka pucat dan badan yang sangat terlihat lelah sekali, bahkan jalanya sangat-sangat perlahan seperti orang yang benar-benar lelah, apalagi beberapa bagian rambutnya tidak rapih sama sekali. Pandanganya hanya ke bawah.“Kak, tumben jam segini baru pulang,” tanyaku masih dalam kondisi mengantuk.Kak Salsa hanya menganguk dan terus berjalan, tanpa menjawab sama sekali, aku yang melihat bagian samping muka kak Salsa yang semakin pucat, sama sekali tidak curiga“Kelelahan kali,” ucapku.Segera aku berdiri dan melihat kak Salsa seda
Read more
Misteri 096 Part 5
“Sorry Bas, salahku awalnya,” jawab Anton tidak enak.“Gaklah awalnya juga ada hal aneh, kebetulan kamu alamin, harusnya aku tidak membawa kamu ke rumah, jadinya kan seperti ini, sialan emang rumah itu,” jawabku emosi karena tidak tenang.“Slow Bas,” ucap Anton menenangkan.“Ton, kalau aku gak tinggal di rumah itu, kuliahku bisa jadi berhenti, tapi rumah seperti itu, lagian itu orang siapa coba segala imbasnya padaku dan kakaku Ton, keluargaku sedang tidak baik dalam kondisi ekonomi Ton,” jawabku menuangkan kekesalan.Setelah mengobrol soal kuliah dan tidak masuknya lagi aku dan Anton, Anton pamit pulang dan janji akan main lagi ke sini, walau aku merasa tidak enak juga diam di rumah kak Nenah karena hanya sebatas teman kak Salsa saja.Aku hanya menghabiskan waktu di luar duduk sambil berpikir, semoga kak Salsa menghubungi ibu hari ini, sedang santai-santainya merokok dari pemberian Anton.“Bas, Sals
Read more
Misteri 096 Part 6
Obrolan di ruang tengah, dengan sedikit tenang apalagi melihat kak Salsa sudah tertidur di pangkuan kakek Bambang sedikit lega, walau perkataan “mahluk itu masih ada di sini” tentu membuat aku cemas.“Dengar teh, saya rasa rasa kita sepakat dan paham kalau yang sudah melakukan perjanjian dengan memberikan Salsa kepada mahluk itu tau siapa orangnya dan Bastian saya rasa benar-benar jujur, sesuai apa yang siang tadi kita obrolkan,” jawab kakek Bambang.Ibu dan Bapak hanya mengangguk berkali-kali, sementara aku belum mengetahui apa yang sebelumnya ibu obrolkan.“Tidak apa-apa Bas, sudah waktunya kamu tau juga,” ucap IbuBaru saja Ibu akan menjelaskan panjang, kakek Bambang memotong dengan mengusap kembali wajah kak Salsa, dan terlihat kak Salsa membuka matanya perlahan, sangat pelan. Segera kakek Bambang memberikan minum. Dan kak Salsa sangat sayu seperti sangat kelelahan, sambil meninum air yang disodorkan oleh kakek Bambang.“Ibu...” u
Read more
Misteri 096 -tamat
Silih berganti orang-orang berdatangan, dan sampai aku, kak Salsa, Ibu dan Bapak mengantarkan ke tempat pemakaman umum, akhirnya memutuskan untuk ke rumah kakek Bambang.Sampai di rumah kakek Bambang juga kaget dengan kabar yang Ibu berikan tentang meninggalnya mang Yaya, apalagi Ibu yang melihat kondisi terakhir mang Yaya sebelum dikebumikan ada bekas cekikan di bagian lehernya mang Yaya, yang sangat jelas sekali.“Yaya orang yang semenjak dari dulu adalah kepercayaan keluarga kalian, tidak pernah menikah sampai usianya terakhir ini, sayang godaanya memang besar memiliki ilmu seperti itu tapi harus berakhir dengan hal sama,” ucap kakek Bambang.Malam itu juga Ibu kembali pulang, dengan kepergian mang Yaya selamanya itu, tidak lama dari kejadian yang menimpa kak Salsa, membuat pertanyaan aneh yang sudah lama aku pendam, setelah Ibu pulang aku langsung duduk di halaman depan dengan kakek Bambang.“Aku melihat mang Yaya keluar dari rumah 096 itu kek pen
Read more
Teror Pocong Kiriman part 1
Tak ada yang spesial malam ini, tak terkecuali hari ini malam jum’at legi dan jarum jam masih bergantung di angka 22.00. Suasana malam yang sesekali diiringi suara jangkrik saling bersahutan di luaran rumah.Bu Sri yang kala itu terjaga dari tidurnya melangkah gontai ke arah dapur, tenggorokannya dirasa kering karena haus. Untuk menuju ke dapur, Bu Sri harus melewati Lorong gelap yang melewati ruang tamu bercahayakan temaram. Sesaat kepalanya tak sengaja menoleh, matanya menangkap gorden yang tersingkap, belum menutup jendela dengan sempurna.Sesekali ia memegang dada kirinya yang terasa sakit.“Kenapa gorden sering lupa ditutup,” Gumam Bu Sri, Wanita paruh baya itu akhirnya membelokkan langkah ke ruang tamu menuju jendela. Dilihatnya suasana malam perumahan begitu pekat, meski lampu jalan menerangi sekitar.Tak seperti biasa, ntah kenapa matanya malah memaksa untuk melihat rumah kosong sebelah rumahnya. Bulu kuduk Bu Sri terasa meremang tatkala
Read more
Teror Pocong Kiriman Part 2
Dengan tubuh gemetar Angga melangkah pelan melompatinya. Saat menuju ke arah saklar, Angga mendengar suara orang terbatuk-batuk dengan keras di belakangnya. Angga berusaha mengabaikan, namun batuk itu semakin keras, berganti dengan suara batuk yang beradu dengan suara orang ingin muntah.Angga mulai memencet tombol saklar, lampu malah tak menyala. Ia mencoba memencet saklar berulang kali, namun hasilnya masih sama. Lampu tak juga mau menyala. Dengan terbata-bata Angga membaca surat-surat pendek yang dihafal.Lalu, sesuatu menggelinding berat menabrak kakinya. Di saat yang sama lampu berhasil menyala. Angga yang terkaget menoleh, dilihatnya pocong itu benar-benar menampakkan diri di bawah pandangannya. Wajah hitam dengan mata melotot sempurna, memandang tajam pada Angga dengan mulut menganga.“BAPAAAKKKKKK ADA POCONG!!!”Dan seketika pandangan Angga berubah menjadi gelap seluruhnya.[Di sisi lain]Pak Hasan menghisap rokok khidmat dari sela-s
Read more
Teror Pocong Kiriman Part 3
Perasaannya berubah menjadi tak nyaman dengan aura rumahnya sendiri. Pantas saja saat pulang sore tadi, tak ada siapa pun. Bahkan kamar-kamar pun terkunci. Hanum bisa masuk ke dalam karena ia memang membawa salah satu kunci cadangan rumah.Suasana sepi yang menyambutnya sedari tadi ternyata tak hanya sementara. Bahkan ia mengira keluarganya sedang pergi menginap ke rumah sanak saudara terdekat saja. Hanum menggelengkan kepala, berusaha menanamkan pikiran-pikiran positif tak akan terjadi apa-apa.Setelah berhasil menenangkan diri, ia menyalakan lampu tidur temaram dan mematikan lampu utama kamar. Hanum mulai merebahkan diri, mencoba tidur. Sudah hampir satu jam matanya terpejam, namun ia benar-benar tak bisa tidur. Bahkan suara detik-detik jarum yang bergerak terdengar begitu jelas di telinga.(BRUK! BRUK! BRUK!)Ada suara sesuatu yang berat tampak berdebum melompat beberapa kali. Hanum mengacuhkan, berharap itu hanya halusinasi.(BRUK! BRUK! BRUK!)Suar
Read more
Teror Pocong Kiriman -Tamat
Menjelang setelah asar Pakde Anom sudah terlihat datang ke rumah keluarga pak Saiful. Lelaki paruh baya itu menyambutnya penuh suka cita. Ujung matanya juga menangkap dua sosok pemuda lain di belakang Pakde Anom. Seolah mampu membaca pikiran, pakde Anom pun menjawab:“Ini murid-muridku Pul, mereka juga akan membantu proses peruwatan nanti."“Oh, begitu pakde,” jawab pak Saiful sembari mempersilakan ketiganya masuk ke dalam rumah.Pukul 11 malam, kompleks perumahan terlihat mulai sepi. Tampak dua orang pemuda yang dibawa pakde Anom menggali tanah dengan sekop dan memendam sesuatu di empat sudut penjuru rumah.Tujuannya adalah menanam pagar gaib untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan saat proses ritual pengusiran. Pak Saiful tampak mengintip dari jendela di dalam rumah mengamati aktivitas tersebut. Sebuah tepukan pelan di bahu kanan membuatnya menoleh. Dilihatnya Pak Hasan mencoba memberikan keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja.Kedu
Read more
Dinas Bidan Part 1
Sebelum saya menceritakan pengalaman teman saya yang mulai dinas didaerah terpencil sebagai bidanOh iya, perkenalkan dulu, aku Maya. Aku tuh seorang bidan. Setelah lulus kuliah, aku sempat kerja di klinik. Sebenarnya klinik itu milik kakak iparku. Kalau kalian pernah ke Balaraja, klinik tempatku bekerja tidak jauh dari pasar Balaraja. Selama dua tahun aku bekerja di sana.Tahun 2016, pemerintah membuka lowongan CPNS. Aku iseng-iseng ikutan daftar. Sebenarnya aku hanya ingin tahu saja bagaimana tes CPNS itu dan tidak punya harapan tinggi bisa lolos tes. Tapi, Tuhan berkata lain. Alhamdulillah aku lolos CPNS, lalu ditugaskan ke kampung terpencil.Nama kampungnya Mekar Sari. Di sana ada puskesmas yang kekurangan tenaga bidan. Oh iya, bukan kekurangan tapi tidak ada bidannya. Jadi bidan yang pernah tugas di sana minta dimutasi ke daerah lain. Dan... aku ditugaskan untuk mengisi kekosongan bidan di puskesmas itu.Aku tidak menyangka kalau kampung ini benar-benar terp
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status