All Chapters of BROKEN: Chapter 51 - Chapter 60
89 Chapters
Obat Perangsang
Kegelisahan terus berputar mengerubungi keluarga Erhan. Tak hanya Nick yang merasa hidup di bawah tekanan tinggi. Pun dengan Devada. Anak itu tidak hanya belum menerima gender barunya sebagai perempuan, tetapi juga sulit menerima kenyataan bahwa dia hanyalah anak hasil dari pengkhianatan. Bahkan, ia tidak tahu pasti tentang identitas ibunya. Apakah wanita yang melahirkannya itu manusia atau makhluk lain seperti yang Nick katakan. Semua terasa begitu rumit, mengingat ia belum berhasil menemukan Elfara. Devada berteriak frustrasi di kamar bernuansa dark blue miliknya.“Sial! Semua yang terjadi membuat kepalaku sangat sakit. Aku tidak bisa berdiam diri di sini. Aku harus segera menemukan Elfara agar aku bisa mengurus urusanku sendiri.” Dia menyambar topi hitam yang tersimpan di lemari khusus setelah mengikat rambut hitamnya, lalu membawa langkahnya ke luar Lago Sul. Gadis itu menyusuri ibu kota. Berkali-kali, ia berusaha menggunakan mata ke tiga. Namun, yang terlihat
Read more
Sosok Anak Kecil yang Keluar Dari Dalam Dinding
Devada menyipitkan mata ketika lukisan karya Francis Bacon itu mengeluarkan darah, lalu terjatuh. Ia berjalan seraya memandang lekat dinding yang menjadi sandaran lukisan tersebut. Ada retakan yang bergerak yang membuat lapisannya terkelupas. Tampak denyutan yang makin lama makin besar. Tubuh Devada terseret mundur ketika tiba-tiba sebuah kepala muncul dari sana. Gelombang amarah yang meledak-ledak kini berubah haluan. Ia kehilangan kendali atas gemuruh yang membungkus jantungnya. Kepala seukuran anak kecil itu telah menyembul sempurna dari dalam dinding. Jari-jari berkuku runcing merambat turun ke lantai, menyeret bagian tubuhnya dengan sempurna. Tubuh kecil itu berdiri dengan rambut panjang menjuntai menutupi sebagian wajah. Sebelah matanya yang hitam tajam menusuk Devada penuh kebencian. “Happy death day to you!” Suara khas anak kecil keluar dari sosok berwajah pucat tersebut. Kakinya yang tinggi sebelah berayun mengitari Devada. Mulut kecilnya tak berhenti menden
Read more
Kembali ke Hutan Larangan
“Kita akan menggunakan heli pribadi di markas komunitas!” terang Nick seraya menarik resleting ransel berisi perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan untuk menjelajah.“Itu tidak perlu! Hanya akan membuang-buang waktu!” cegah Devada membuat Nick mengernyit.“Memangnya ada yang lebih cepat dari itu?”“Kau melupakan satu hal, Dad! Aku mewarisi darah yang berbeda, bukan? Tidak sulit bagiku untuk sampai ke sana dalam waktu yang singkat.”“Iya, aku melupakan keistimewaanmu.”“Siapkan mentalmu, Dad!” Devada memperingatkan. Mereka berjalan ke luar gedung.“Kemarilah!” Nick mengangguk dan membiarkan Devada menggenggam tangannya.Memejamkan mata sekilas, Devada mempererat genggamannya, lalu melesat cepat ketika matanya kembali terbuka. Nick yang terkesiap memekik. Laju kaki yang cepat itu berhasil membuat bagian dalam
Read more
Persembunyian
Sepasang anak dan ayah itu memandang nanar sepasang kelopak mata Masma yang menguncup. Derap langkah kian memberat seiring jarak yang terpangkas, hampir sempurna terlewati. Lentera kehidupan hampir padam di pilar penyiksaan. Tak sekacau Devada, Nick merasakan gulungan luka diam-diam berdentum hebat di pusat jantung. Jemarinya terulur, menggapai wajah lipu syarat elegi. Kelopak mata yang kuncup itu tiba-tiba terbuka perlahan, menampilkan iris biru sebening lautan."Nick!" Bibir tipis Masma memanggil dengan isakan kecil."Ya!" Nick berbisik seraya menghapus air mata yang mengalir di pipi Masma."Kenapa kau ada di sini?" Nick menempelkan telunjuknya pada bibir kering wanita di depannya sambil mendesis."Aku akan melepas dulu tali yang mengikatmu." Lagi, Nick berujar. Dia menoleh pada Devada agar gadis itu bersedia membantunya."Ayo, kita pergi sebelum mereka kembali!" seru Nick setelah semua tali terurai dengan baik. 
Read more
Terperangkap Lubang Jebakan
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Nick."Kau tahu jawabannya! Apa reaksinya saat tahu kalau aku seorang perempuan?" Nick tidak kaget dengan pertanyaan yang Devada lontarkan. Dia sudah menduga hal itu sebelumnya."Kau pun tahu jawabannya, Nak!" sahut Nick dengan ekspresi datar. Setelah itu, Devada tidak lagi tertarik untuk mencari jawaban."Tunggu! Apa kau merasa ada yang tidak beres?" tanya Nick. Bola matanya mengedar pada langit yang membentang. Pun Devada, gadis itu terdiam mengamati gerak awan. Cahaya langit meredup begitu cepat. Entah ke mana bintang besar yang menguasai siang itu terjegal. Hamparan biru di sana lenyap tanpa syarat."Apa cuaca sedang mendung?" Nick begitu penasaran."Tidak, Dad! Lihat itu!" Devada mengacungkan telunjuk pada titik kecil yang memancarkan sinar putih di atas sana. Ya, kristal-kristal yang bertaburan di sana adalah bintang."Mustahil! Kenapa malam bisa secepat ini?"
Read more
Yacumama
"Apa ini?" Nick menggerakan tubuh, tumbuhan berbulu yang Devada bawa telah bergerak liar membelit tubuh kekarnya. "Dad!" Devada berusaha mengurainya, tetapi belitan itu terlihat makin kencang hingga kulit putih Nick terlihat membiru. Gadis yang menggerai rambutnya tersebut mengeluarkan pisau lipat dari saku jaket. Beberapa kali pisau tajam itu terayun, tetapi tidak mampu menembus tanaman misterius tersebut. Bahkan, benda tajam itu malah patah menjadi dua bagian. "Sialan!" sembur Devada. Darahnya mulai memanas ketika Nick tidak lagi mampu bersuara.Devada mencari cara untuk melepas belitan di tubuh ayahnya. Batang tumbuhan itu susah sekali dilumpuhkan. Bahkan, dengan kekuatan supranaturalnya sekalipun. Benar-benar tidak masuk akal. Padahal, sebelumnya ia dapat mengambilnya hanya dengan sedikit tenaga. Gadis itu memandang gusar wajah Nick yang kian memucat, kemudian dia memerhatikan batang berbulu sebesar lengan anak kecil tersebut. Reflek, tangannya menyent
Read more
Menyelamatkan Masma
Penglihatan Devada memindai lingkungan sekitar. Ia baru menyadari tentang kepekatan yang bertambah berkali-kali lipat. Lengkingan-lengkingan iblis laksana kidung menggema, mencakar bentangan hitam yang menaungi bumi. Koloni-koloni tak kasat mata melebur di bawah sorot rembulan. Siul bayu membawa riak-riak energi negatif bermuara ke gendang telinga. Sesekali desisan Yacumama menggigit suasana. Kekuatan iblis mencapai puncak. Dua pasang mata mendadak diselimuti ketidakpercayaan."Ibu!" Pekikan Devada mengejutkan makhluk yang menghampar di kulit hutan. Tak terkecuali Yacumama. Makhluk raksasa itu memutar kepala untuk mencari sumber suara."Dev! Dasar anak bodoh! Argh!" Nick tidak bisa menahan umpatan di sela-sela rasa sakitnya. Air sebesar biji jagung lolos dari pelupuk mata Devada. Bias gejolak seolah menulikannya dari sederet kata kasar dari Nick. Menopang tubuh, dia berlari ke altar di mana Masma terjebak di tengah-tengah simbol bintang yang terbuat dari ap
Read more
Kematian Masma
Angin bersiul sangat kencang. Devada terpental dari altar. Seorang wanita tua berwajah rusak menghampirinya dan berkata, "Hanya cinta ayahmu yang dapat menyelamatkannya!" Devada tertegun. Wanita yang datang tiba-tiba tersebut menghilang. Meninggalkan jejak tawa yang membuat sekujur tubuh terasa dingin. "Dad!" Devada berjalan tertatih-tatih menuju Nick. Masih jelas di pandangan bagaimana pria malang di sana menjadi mainan Yacumama. Jerit Devada mengudara ketika ia berhasil memegang ekor Yacumama. Dengan segenap tenaga dan kemampuan supranaturalnya, ia berhasil menggulingkan tubuh besar ular itu hingga menimbulkan goncangan pada bumi. Ular yang diyakini sebagai siluman tersebut mendesis dan memuntahkan tubuh Nick. Mata merahnya menyalak. Hewan besar itu membalas serangan Devada dengan agresif. Namun, gadis itu menggunakan trik untuk berkelit. Hingga saatnya sebuah peluang terbuka, Devada memanjat kepala ular. "Pergilah, aku tidak ingin membunuhmu! A
Read more
Kematian Nick
Di saat Nick dan Devada menunduk, wanita semampai tersebut melebarkan mata sehingga saat cahaya perlahan meredup, kedua matanya tidak dapat melihat kembali dengan sempurna. Dia menangis histeris menanyakan apa yang terjadi dengan indera penglihatannya. "Kenapa mataku tidak bisa melihat? Ya, Asmodeus! Datanglah dan jawab pertanyaanku." Perempuan tidak mendapatkan jawaban melainkan sesuatu lain terjadi tanpa diduga. Sebuah asap putih menghantam tubuhnya dan membuatnya kembali tidak sadarkan diri.Karena didorong rasa penasaran, Nick dan Devada memberanikan untuk melihat apa yang tengah terjadi. Rasa kejut seketika menghunjam mata Devada. Asap putih yang semula adalah cahaya tersebut ternyata sosok anak kecil yang selalu ia lihat. Sorot penuh dendam terpancar dari manik kecil tersebut. "A morte é o seu destino!" Iblis itu berujar dengan khas suara anak kecil. "Dad, dia akan membunuh kita!" "Siapa?" "Lihat saja di depan!" "Siapa?" Nick
Read more
Pshycotic Disorder
"Laporan terkini, kasus hutan terlarang yang telah ditutup lama berhasil terungkap. Seseorang gadis dari Lago Sul dikabarkan pergi ke hutan bersama tokoh legendaris bernama Nick Erhan. Mereka berhasil keluar dengan membawa tiga tersangka hidup dari suku wanita yang membunuh dan memperkosa siapa saja kaum pria yang datang ke sana. Dari ...." Suara reporter dari saluran televisi terputus. Dev menatap hampa layar yang telah berubah hitam tersebut "Lihatlah, Dad! Sebentar lagi dunia akan meminta maaf kepadamu." Setelah berkata demikian, ia bangkit dan memutuskan pergi ke suatu tempat.Dengan memakai hoodie, topi, dan kacamata, dia berhasil sampai tanpa gangguan. Dilihatnya intens sosok wanita yang mengurusnya sejak kecil. Tidak ada kehidupan yang tercetak di wajah pucat wanita kurus tersebut. Ia menghela napas, memancarkan seberkas rindu yang coba dielak."Apa kau keluarganya?" Dev mengangguk saat seorang wanita berseragam polisi datang menghampirinya."Ada yan
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status