Semua Bab Hancur Karena Notifikasi M-banking: Bab 71 - Bab 80
91 Bab
Bab 19
  “Adit,” sapaku begitu tahu siapa yang berkunjung sepagi ini. Dia membalikkan badan, lalu tersenyum tipis padaku. Wajar Bi Atun tidak tahu kalau tamunya adalah Adit, karena beliau memang asisten rumah tangga baru di rumah ini. “Sudah siap? Berangkat bareng, yuk.” Aku masih terdiam mendengar ajakannya. Bukan aku tidak mau berangkat bersamanya. Hanya saja otakku seketika mengingat status yang di unggah oleh Reina tempo hari. Sejujurnya aku tidak ingin mengusik hidup mereka lagi. Terlebih, kemarin pula aku mendengar keluh kesah Shima mengenai kedua orang tuanya. Sedih memang, tapi mungkin ini jalan yang terbaik untukku demi kebahagiaan banyak orang. “Kok diem,” ucap Adit lagi ketika aku masih terdiam. Jantungku berdegup dua kali lipat dari sebelumnya karena aku sama sekali tidak menyiapkan jawaban da
Baca selengkapnya
Bab 20
 “Bagaimana, Nurma? Kamu bersedia ‘kan jadi ibu sambung untuk Shima,” ucap Adit mengulangi pertanyaan sebelumnya yang bahkan belum aku jawab.Bukan aku tak mau menjawabnya, hanya saja saat ini aku benar-benar tidak tahu harus menjawab apa karena pertanyaan yang Adit lontarkan sangat membuatku tak berkutik.Sejenak aku masih terdiam, hingga pada akhirnya roda besi Adit trhenti di sebuah lampu lalu lintas di prempatan jalan. Aku kemudian membalikkan badan dan menghadap ke arahnya yang masih terlihat menunggu jawabanku.“Adit … bagaimana bisa kamu berkata seperti itu? memangnya apa yang dikatakan oleh anak gadismu itu?” kataku berbalik bertanya padanya.Namun, dia justru terkekeh kecil sembari menggelengkan kepalanya.“Nur … Nurma … Shima itu darah dagingku. Waktunya lebih banyak dia habiskan denganku daripada dengan ibunya. Sudah pasti aku tahu kalau memang itu yang dia ingingkan.&
Baca selengkapnya
Bab 21
 Perseteruanku dengan Adit masih terjadi meski kejadian itu sudah lewat dari tiga hari. Ya, aku memang sengaja menjauh sedangkan dia mungkin masih marah akibat insiden yang terjadi beberapa hari yang lalu. Biar saja, sikapku yang seperti ini juga bukan karena semata-mata aku egois, melainkan ada seorang yang kubela di belakangnya, yaitu Shima.“Kamu maasih marahan sama Pak Adit?” tanya Mega tiba-tiba saat kami tengah makan siang brsama.Seketika aku mendongak kearahnya, lalu menghela nafas panjang. “Seperti yang kamu lihat.”Temanku itu terlihat menjatuhkan bahunya, dia memang paling peduli denganku setelah kedua orang tuaku. Memang hidupku merasa sangat beruntung karena memiliki teman sepertinya. Andai tidak ada orang seperti Mega di dunia ini mungkin aku sudah merasa sangat kesepian di dunia ini. Semenjak perpisahanku dengan Mas Bayu, hanya megalah yang selalu setia di sampingku.Astaga! Mas Bayu, Deva, apa kabarnya,
Baca selengkapnya
Bab 22
 Kejadian ini sudah berlangsung cukup lama. Sekitar enam tahun yang lalu, jauh sebelum Adit menikahi Reina. Dulu, kisah cintaku dengan Deva harus kandas oleh sebuah kenyataan pahit bahwa ternyata dia adalah seorang kekasih perempuan bernama Yosi. Dan juga saat itu aku sengaja meninggalkannya sendiri adalam keadaan dia yang baru saja sadar dari sbuah tragedy kecelakaan yang harus membuatnya koma beberapa bulan. Aku yakin, dia bisa hidup bahagia dengan Yosi, tidak denganku.Jika mengingat itu rasanya aku ingin merutuki diriku sendiri karena sampai saat ini aku masih belum berutung dalam dunia percintaan. Bahkan sampai darah daging Adit kini telah tumbuh dewasa.“Nur, kok malah ngalamun,” tegur Ibu ketika aku masih terdiam diambang pintu kamar.Tak heran jika saat ini aku memang terlihat sangat terkejut karena kisah kelamku dengan Deva sudah kututup rapat enam tahun yang lalu. Entah bagaimana bisa saat ini dia kembali hadir dan mencariku? A
Baca selengkapnya
Bab 23
Janda Terhormat (23)'Dddrrttt'Fokusku teralihkan oleh getar ponselku. Aku yang semula masih menginjak pedal gas kuat kini mulai kukendurkan. Rasanya tak baik jika aku mengakhiri hidupku hanya karena sebuah masalah di dunia yang pasti ada jalan keluarnya.Lagi pula, masa depanku masih panjang. Dan sebelum ini aku sudah pernah berhasil melewati badai, sangat terlihat buruk jika justru setelah badai aku baru ingin mengakhiri hidupku.Kulirik sekilas nama yang tertera di layar ponsel ketika aku telah berhasil menyetabilkan kecepatan mobilku. Mungkin Della, dia paling tidak sabar jika aku hendak ke rumahnya.Namun bukan, melainkan Adit.Aku memutar bola mata malas, bukan ingin bermusuhan lagi dengannya, tapi rasanya berurusan dengan Reina terasa sangat menjemukan.Kutepikan mobilku, lalu menekan tombol hijau dan mendekatkan benda pipih itu ke telinga."Ya, hallo.""Nurma, kamu dimana? Apa kamu disakiti oleh Reina?"A
Baca selengkapnya
Bab 24
Janda TerhormatPart 24..Pov Adit “Aaaarrrgghh” Aku berteriak kencang ketika Nurma mengataan hal yang sangat mengejutka, dimana dia memintaku untuk kembali pada Reina dan menjauh darinya. Ini bukan perkara mudah, aku menunggu saat-saat ini tiba sudah terlalu lama, dan sekarang saat semua seakan sudah di depan mata aku harus melepaskannya begitu saja? Ah, rasanya sangat berat, bukan? Reina … dia adalah wanita yang kunikahi sekitar enam tahun yang lalu, jauh saat duniaku dan Nurma seperti ini. Dulu, aku dan Nurma sangatlah jauh, bahkan saat kami kembali dipertemukan oleh takdir. Saat itu, sebuah keegoisan saling terpendam dalam hati kami masing-masing. Meski kami ditempatan salam satu pekerjaan dan tempat yang sama, tapi aku sama sekali tidak menganggapnya ada hingga akhirnya aku memutuskan menikahi Reina karena desakan kedua orang tuaku. B
Baca selengkapnya
Bab 25
Janda Terhormat (25)[Bu, adek kecelakaan. Saat ini kami ada di rumah sakit]Satu pesan dari pengasuh Shima membuatku tertegun. Tak hanya satu pesan, ada beberapa pesan dan tiga panggilan tak terjawab masuk ke dalam ponselku.Aku memang baru bisa memegang ponsel usai disibukkan oleh pekerjaanku yang belum selesai. Namun, tak kusangka jika panggilan yang sejak tadi masuk adalah dari pengasuh Shima.TriinnggSatu pesan lagi masuk ke dalam ponsel. Kali ini pun masih dari orang yang sama.[Tolong, Bu. Kemari lah. Bapak sangat terpukul, terlebih begitu suster rumah sakit memintanya untuk segera mencari donor darah.]Kedua mataku membeliak. Donor darah katanya?Gegas kubereskan semua peralatan kerjaku, lalu menekan tombol hijau dan mendekatkan benda pipih itu ke telinga. Dadaku seketika berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Antara khawatir, dan janjiku yang tak ingin menemui Adit atau pun Shima lagi jika bukan karena urusan
Baca selengkapnya
Bab 26
Janda Terhormat (26)..Dadaku kembang kempis ketika Adit berkata sedikit kasar padaku. Sebenarnya, Adit berkata seperti itu bukan karena marah, tapi mungkin aa rasa sakit dalam adanya ketika dia mengetahui sesuatu yang mungkin akan lebih menyakitkan untuknya. “Baik. Aku paham dengan perasaanmu, tapi bukankah alangkah baiknya kamu tetap menghubunginya? Karena bagaimanapun Shima adalah anak Reina.” Dia masih terdiam ketika aku mengajaknya berbicara. Bukan perkara mudah menjalani posisiku saat ini karena semuanya sangat di luar batas kesabaran orang biasa. Dengan santainya dia justru duduk tanpa menjawab pertanyaanku. Sepertinya dia tengah memikirkan apa yang baru saja kukatakan. Dia memang tak seharusnya sekeras kepala itu. Sekitar sepuluh menit aku membiarkannya duduk termenung, sedang aku duduk di samping pengasuh Shima yang juga mulai terlihat tenang. Shima harus sembuh, d
Baca selengkapnya
Bab 27
Janda Terhormat (27).."Temuin kamu, lah. Masa ngapain," jawab Deva dengan kekehan kecil.Aku masih terpaku sampai dia duduk di sampingku. Tak kusangka, dia masih sama seperti dulu. Sangat sama."Em ... Paling bentar lagi aku juga mau pulang," kataku kemudian."Emang kamu ngapain di sini?"Aku menghela nafas panjang, Deva memang belum tahu mengenai Shima dan semua kehidupannya. "Shima, anak Adit kecelakaan. Aku kesini karena mereka nggak bisa dapat darah AB+.""Kamu donorin?"Kuanggukkan kepalaku. Meski saat ini suasana sedikit genting, tapi aku memang sedang tak ingin menceritakan banyak hal padanya. Nanti saja kujelaskan padanya jika suasana sudah mendukung."Nur, nanti malam temenin aku, yuk?" ucapnya seakan mengalihkan pembicaraan."Kemana?""Udah, ikut aja. Nanti kamu pasti bakal seneng," katanya lagi dengan senyuman lebar.Dasar Deva, dia memang paling bisa membuat kejutan untukku
Baca selengkapnya
Bab 28
Janda Terhormat (28) ..“Aku masih ingat dengan keinginanmu beberapa tahun yang lalu. Mengenai keinginan untuk langsung dilamar tanpa acara pacarana dulu,” terang Deva atas keterkejutanku. Aku masih membeku, karena dia kembali di hidupku baru beberapa hari. Dan kini, dia menyatakan ingin langsung melamarku. Apa yang harus kulakukan? Senang, atau justru sedih? Rasanya, aku seperti diombang-ambingkan oleh perasaanku sendiri. Dulu, saat rasaku pada Deva telah sampai di dasar hati, ternyata dia membohongiku dengan telah memiliki Yesa di hidupnya. Dan kini, saat rasaku mulai nyaman dengan Adit, ada saja beribu cobaan yang seakan tak memperbolehkanku untuk bersamanya. Huufftt haahhh Sepertinya Tuhan masih ingin membuatku lebih kuat dari sebelumnya, maka dari itu Dia selalu menghadirkan berbagai rasa di hatiku. Bukan perihal mudah juga dalam menjalani semua ini. Aku, yang usiaku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status