All Chapters of Terpaksa Menikah Lagi: Chapter 81 - Chapter 90
143 Chapters
BAB 151-152
BAB 151 “Cit, kalau aku ada hubungan spesial sama Dokter Herlina, mungkin sekarang aku sudah menikah dengannya. Di rumah sakit banyak kok dokter single yang bisa aku ajak menikah kapan saja, tapi kan aku milih-nya kamu. Udah ya, jangan marah-marah lagi. Kalau ada yang mengganjal di hati, langsung bicarakan sama aku. Jangan dipendam sendiri terus tiba-tiba ngambek dan marah nggak jelas,” ujar Dokter Ardian mengakhiri diskusinya seraya memegang kedua pipi Citra dengan kedua telapak tangannya. “Iya, Mas,” balas Citra menganggukkan kepalanya dan tersenyum. “Ada lagi?” tanya Dokter Ardian barangkali Citra masih memiliki uneg-uneg yang belum tersampaikan. “Nggak ada,” jawab Citra dengan menggelengkan kepalanya. “Ya sudah, temani Nizam sana. Nanti dia nangis, bangun-bangun nggak lihat kamu di kamar,” ujar Dokter Ardian seraya memberikan kunci kamar yang ia cabut tadi pada Citra. Citra mengangguk lalu tersenyum dan menerima kunci itu. Setelah Citra keluar dari kamar, Dokter Ardian memba
Read more
BAB 153-154
BAB 153 “Lah … justru bagus kan, Mas? Masih saudara pula. Biar dia bisa dekat lagi dengan keponakannya,” sahut Citra di sela makannya. Dokter Ardian mendesah pelan. “Dia genit. Suka cari perhatian dan tebar pesona sama cewek. Sampai sekarang dia belum menikah. Nggak tahu apa masalahnya, padahal dia ganteng,” paparnya. Citra tersenyum tipis. “Waaaah ganteng! Aku mau ke Dokter Daniel aja ya, Mas!” seru Citra sambil melihat ekspresi muka Dokter Ardian. “Ciiitraaaa!” Dokter Ardian menyebut nama Citra dengan penuh penekanan dan mata melotot. “Bercanda, Mas … jangan marah,” balas Citra dengan tersenyum simpul dan menatap Dokter Ardian. Dokter Ardian menatap jam di pergelangan tangannya. Kemudian ia bangkit dengan menyambar tas yang ada di atas kursi sampingnya. “Aku memanasi mobil dulu ya!” pamit Dokter Ardian. Tadinya ia bangun pagi karena hendak ke rumah sakit lebih pagi dari biasanya agar bisa bertemu dengan Bidan Lidia. Ia ingin memastikan sekali lagi kalau dia bukan Nadia. Dengan
Read more
BAB 155-156
BAB 155Citra membalasnya dengan tersenyum. Usai itu ia keluar dari ruang poli anak setelah semuanya selesai. Ketika pintu poli anak sudah ditutup Febri dari dalam, Citra merasa merinding dan bulu kuduknya berdiri. Ia celingak celinguk untuk melihat sekitarnya. Untungnya sudah mulai ada beberapa pasien yang datang. Ia menghela napas lega.Sambil berjalan, Citra mengirim pesan pada Dokter Ardian untuk memberitahukan kalau ia pulang duluan. Namun, tiba-tiba ia menabrak seseorang karena terlalu fokus pada ponsel-nya. Ia pun menatap orang yang ada di hadapannya dan lagi-lagi ia terkejut.“Maaf, maaf, maaf!” seru Citra seraya berlari meninggalkan Bidan Lidia, orang yang ditabrak-nya. Citra benar-benar ketakutan karena mengira Bidan Lidia adalah hantu Nadia.“Nizam … sepertinya Mama kandung kamu rindu kamu, Sayang …,” ucap Citra dengan berjalan cepat keluar dari rumah sakit. Tubuhnya menggigil dan suaranya gemetar.Sesampainya di depan rumah sakit, dengan segera ia masuk ke dalam salah satu
Read more
BAB 157-158
BAB 157“Bagaimana bisa Anda bicara seperti itu? Bagaimana pun, Nizam cucu Anda. Dan Anda maupun Pak Agus tidak pernah menjenguk-nya lagi,” ujar Dokter Ardian. Ia tidak habis pikir kalau keluarga ini sudah melupakan Nizam.“Hahaha. Cucu? Dia bukan cucu kandung-ku. Asal kamu tahu ya, Ardian, Nadia itu bukan Anakku, tapi anak Pak Agus. Aku menikah dengan Pak Agus ketika Nadia masih bayi. Aku merebut Pak Agus dari istrinya saat Nadia dan kembaran-nya masih bayi berusia sepuluh bulan. Kalau Nizam anak Widia, mungkin aku masih perduli. Karena Widia anak kandung-ku. Karena Nizam anak Nadia, aku tidak mengakuinya sebagai cucu-ku. Pergilah! Aku sibuk!” usir Bu Ratih lalu melenggang pergi meninggalkan Dokter Ardian.Dokter Ardian menggemeretakkan giginya. Kemudian ia menghela napas panjang dan mengembuskan-nya dengan kasar lalu masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu ia melajukan mobilnya meninggalkan rumah Pak Agus dengan sangat kencang. Ia tidak menyangka kalau Bu Ratih akan tega berkata sepert
Read more
BAB 159-160
BAB 159“Ooooh mau tanya itu?” sahut Dokter Ardian dengan tersenyum. Kemudian ia melepaskan tangan Citra dan mengambil tas yang ada di atas kursi sampingnya.“Aku jawab nanti malam, ya,” imbuh Dokter Ardian dengan mengedipkan sebelah matanya pada Citra. Setelah itu ia mencium kening Citra dan berlalu pergi.“Mas! Kenapa nggak sekarang aja jawabnya?” seru Citra seraya mengejar Dokter Ardian yang berjalan menuju garasi mobil.“Sudah siang. Nanti aku telat. Aku pergi dulu ya. Assalamu’alaikum,” pamit Dokter Ardian lalu masuk ke dalam mobil.Citra menyaksikan mobil Dokter Ardian keluar dari pagar rumah dengan bibir cemberut. Dokter Ardian menyaksikan itu dari kaca spion yang ada di hadapannya dengan tersenyum puas.“Tunggu nanti malam, Cit. Semoga sore ini nggak ada SC.” Dokter Ardian bergumam.Citra masuk ke dalam rumah setelah menutup pintu pagar. Seperti biasa ia akan menemani Nizam bermain sampai lelah dan mengantuk.Setelah Nizam tidur, Citra tidak merasa mengantuk. Ia masih penasara
Read more
BAB 161-162
BAB 161Sesampainya Dokter Ardian di rumah, ia melihat Citra duduk di kursi teras rumah sambil mengajak Nizam berbicara. Ia pun tersenyum senang melihatnya. Pemandangan itu membuat hatinya berbunga-bunga.Ketika melihat mobil Dokter Ardian datang, tiba-tiba bibir Citra mengatup. Senyum di bibirnya pun memudar. Dengan segera ia berdiri dan menggendong Nizam masuk ke dalam rumah.Dokter Ardian merasa heran. Kenapa Citra tidak menyambutnya, tapi malah mengabaikan dan meninggalkannya.“Cit!” panggil Dokter Ardian seraya mengejar Citra. Ia berjalan cepat setelah turun dari mobil.Citra pun semakin mempercepat langkah kakinya saat mendengar suara Dokter Ardian semakin dekat. Ia menaiki anak tangga menuju kamarnya dengan tergesa-gesa. Namun, sayangnya ia kurang hati-hati sehingga tubuhnya oleng dan terjatuh ke belakang. Untungnya Dokter Ardian berada di belakangnya. Dengan sigap, Dokter Ardian melepas tas yang ada di tangannya untuk memegangi tubuh Citra. Tas Dokter Ardian pun jatuh menuruni
Read more
BAB 163-164
BAB 163 Sesampainya di meja makan, Citra mengambil makanan yang ada di atas meja. Begitu juga dengan Dokter Ardian. Mereka makan tanpa saling bicara. Hanya sesekali mata mereka melirik satu sama lain. Usai makan dan minum, Citra menatap Dokter Ardian. “Mana Nizam, Mas?” tanyanya. “Biarkan dia sama Bik Yati dulu,” balas Dokter Ardian lalu meneguk air putih yang ada di hadapannya. “Ya sudah aku ke atas dulu,” pamit Citra meninggalkan Dokter Ardian. “Tunggu dulu, Cit. Kita perlu bicara,” cegah Dokter Ardian. Citra tidak menggubrisnya dan tetap melangkahkan kakinya menaiki anak tangga. Dokter Ardian segera mengejarnya. Citra pun semakin mempercepat langkah kakinya hingga setengah berlari. Hingga akhirnya Dokter Ardian berhasil meraih tangan Citra tepat di ambang pintu kamar Citra. “Kenapa kamu menghindariku, Cit?” tanya Dokter Ardian seraya menatap wajah Citra untuk mencari jawaban. Citra mengalihkan pandangannya tidak berani menatap mata Dokter Ardian. Dokter Ardian pun menarik ta
Read more
BAB 165
BAB 165Sementara itu di rumah Dokter Ardian, Citra baru saja keluar dari kamarnya. Ia mengintip meja makan dari atas untuk memastikan Dokter Ardian tidak ada di sana. Setelah itu ia pun bergegas turun dan duduk di meja makan.“Bik, kok makanannya utuh?” tanya Citra sambil membalik piring setelah melihat makanan yang tersisa di atas meja makan.“Iya, Mbak. Pak Dokter nggak sarapan tadi,” jawab Bik Yati seraya menghampiri Citra dan mengambil Nizam dari pangkuan Citra.“Kenapa?” tanya Citra.“Nggak tahu. Mbak Citra juga tumben kok nggak segera turun dari tadi?” tanya Bik Yati balik.“Oh, tadi saya masih sibuk di kamar, Bik,” jawab Citra beralasan dengan menyengir.“Saya ajak Nizam nonton televisi ya, Mbak,” pamit Bik Yati lalu pergi meninggalkan Citra yang akan menyantap sarapan paginya.Di saat Citra tengah menyantap sarapan paginya, tiba-tiba ia mendengar ceramah dari televisi yang ditonton Bik Yati.“Jika kalian terpikat dengan wanita di luar sana, maka pulanglah. Karena apa yang ada
Read more
BAB 166
BAB 166‘Ck. Mengganggu dan merepotkan saja,’ gumam Dokter Ardian dalam hati. Padahal dia sudah sangat suntuk dengan masalah rumah tangganya dengan Citra. Namun, ia tetap berusaha terlihat sabar karena ada di depan banyak pasien.“Ya sudah, masuk!” ujar Dokter Ardian seraya memutar gagang pintu ruang poli kandungan. Kemudian ia masuk dan duduk di kursinya.Miranda tersenyum senang lalu masuk dan duduk di kursi pasien yang ada di depan Dokter Ardian.Dokter Ardian menulis nomor ponselnya pada selembar kertas kosong yang ada di hadapannya. Kemudian ia mendorongnya di atas meja ke arah Miranda.“Nih. Buat apa sih? Demi ketemu aku, kamu sampai bela-belain datang ke rumah sakit yang penuh dengan penyakit ini,” ucap Dokter Ardian seraya menunjuk meja kerjanya.“Gini loh, Yan. Bentar lagi itu ada reuni angkatan kita di SMAN 1 Mawar. Masa kamu nggak mau datang sih? Barangkali kan kita bisa berangkat bareng,” ujar Miranda dengan tersenyum.“Hah? Berangkat bareng? Bisa perang dunia nanti,” bala
Read more
BAB 167
BAB 167Setelah itu Citra masuk ke dalam kamarnya sendiri. Ia mengambil ponselnya yang ada di atas meja riasnya lalu menghubungi salah satu apotek yang dekat dengan rumah Dokter Ardian. Ia bisa mengetahui apotek itu dekat dengan rumah Dokter Ardian setelah mengecek pada google map. Ia juga mendapatkan nomor telepon apotek itu dari sana.Ketika telepon sudah tersambung, Citra segera memesan pil KB Andalan dua strip dan dua strip pil Postinor. Tidak lupa ia juga membeli tiga bungkus test pack buat jaga-jaga kalau ia terlambat datang bulan. Kalau dulu ia santai-santai saja saat telat datang bulan karena tidak pernah berhubungan badan dengan siapapun. Berbeda dengan sekarang karena sudah menikah dan sering CO dengan Dokter Ardian.“Nanti tolong diantar pakai ojek ya, Mbak. Bisa kan? Alamatnya nanti saya kirim lewat wa,” ucap Citra pada orang yang melayaninya.“Bisa, Mbak. Tapi, transfer dulu ya, untuk menghindari orderan fiktif,” balas orang apotek.“Oh, oke. Nanti kirim saja nomor rekeni
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status