All Chapters of Jiwaku di Tubuh Istrinya: Chapter 61 - Chapter 70
113 Chapters
Bab 61 : Dia Psikopat?
Aku pun menoleh padanya,”Sebenarnya aku pun sama,” ucapku yang akhirnya jujur padanya.Rangga tampak senang mendengarnya,”Kau mencintaiku?” tanyanya memastikan.Aku mengangguk. Lalu tak berapa lama bibir titipnya itu kembali menyentuh bibirku. Kami pun melakukannya sekali lagi. Mendadak aku teringat Aksana. Lalu kudorong lagi tubuh Rangga.“Berhenti dulu,” pintaku.Rangga heran. Kuedarkan pandanganku ke sekitar kamar. Aku lega saat Aksana tak terlihat di dalam kamar itu.“Kenapa?” tanya Rangga.Aku diam. Aku belum mau menceritakan kehadiran Aksana padanya. Lalu tak berapa lama kemudian terdengar suara orang mengetuk pintu.“Rangga! Nayara!”Aku dan Rangga terkejut mendengar suara itu.“Itu suara Ibu Nayara!” teriakku.Lalu aku dan Rangga panik. Kami segera memakai pakaian. Dan sekarang aku bingung apa yang harus aku lakukan. Bagaimana jika kedua orang tua Nayara tahu keberadaanku di sini? Mendengar itu sem
Read more
Bab 62 : Kematian Sang Dukun
Aku hanya mengangguk. Jujur aku ingin segera keluar dari rumah itu. Aku takut dengan apa yang bilang arwah Aksana tentangnya. Bagaimana kalau aku dibunuhnya? Akhirnya aku melangkah, tapi saat langkah kakiku baru beberapa langkah, Rangga menarik tanganku lalu tubuhku kini berada di pelukannya. Aku deg-degan bercampur takut.“Rangga, pleas,” pintaku.Lalu dengan beringas Rangga kembali menyentuhkan bibirnya ke bibirku. Sekarang aku tak bisa lagi menikmati itu. Bagaimana mau menikmatinya jika perasaanku bercampur antara cinta kepadanya dengan ketakutan akan ucapan arwah Aksana padanya. Akhirnya kudorong tubuh Rangga dengan paksa.“Maaf, Rangga,” ucapku lalu segera pergi dari kamarnya.Aku langsung keluar dan naik ke dalam mobil lalu segera pergi dari rumah itu. Saat sedang menyetir kulihat arwah Aksana duduk di sebelahku. Dia menatapku dengan bingung.“Sebaiknya jangan ke rumah itu lagi,” pinta Aksana.Aku menoleh sesaat padanya,”Aku nggak tahu
Read more
Bab 63 : Jeritan Sang Arwah
Aku terkejut mendengarnya. Kalau begitu aku tidak bisa lagi kembali ke tubuh asliku. Tidak, aku masih punya orang pintar yang menolong aku pindah ke tubuh asliku yang dikenalkan oleh Nenek. Dia pasti bisa mengembalikan aku ke tubuh asliku lagi. Pikirku yang mulai tenang.Ilyas menoleh padaku. “Padalah aku udah ngebunuh orang yang ngebuat kamu balik lagi ke tubuh aslimu. Tapi kenapa saat semuanya hampir berhasil si kakek tua itu malah manti?” ucap Ilyas.Siapa yang udah dibunuh Ilyas? Tidak, berarti dia sudah membunuh orang yang membuat aku kembali ke tubuhku dulu. Sekarang kalau memang itu benar, gimana aku bisa kembali lagi ke tubuh aku?Disepanjang jalan bersama Ilyas aku gelisah. Banyak hal yang aku pikirkan. Aku juga tidak tahu si Ilyas akan membawaku kemana. Tapi sesaat kemudian kulihat Nayara ada di belakang. Dia melotot padaku dengan marah. Aku terkejut melihatnya. Tapi setelah kuamati baik-baik, dia sekarang berbentuk arwah.“Kembalikan tubuh gua!
Read more
Bab 64 : Sebuah Ancaman
“Jangan pura-pura nggak liat gue! Gue tahu lo bisa ngeliat gue!” ucap arwah Nayara sambil melotot kepadaku.Aku berpura-pura tidak melihatnya. Kuteruskan langkah kakiku lalu kutembus arwahnya itu. Saat aku berada di depan pintu utama, Nayara kembali muncul di hadapanku.“Dengerin gue, Indah. Tubuh yang lo pake itu tubuh gue. Gue nggak mau lo semena-mena gunainnya!”Akhirnya dengan keberanian, aku menatap wajahnya.“Kamu nggak bisa apa-apa sekarang, aku harus pergi dari sini, minggir,” ucapku.Nayara malah tertawa.“Lo nggak bisa pergi dari sini. Di sekitar rumah ini banyak anak buah Ilyas yang ngejaga tempat ini. Dan sebentar lagi, si Rangga yang lo cintai itu bakal sampe ke sini,” ucap Nayara.“Bagus kalo dia sampe ke sini, itu artinya aku bisa kabur sama dia,” ucapku.Nayara malah tertawa kencang.“Dia ke sini bukan mau nyelamatin elo. Dia mau ngebunuh Ilyas dan gue. Asal lo tahu, si Rangga itu psikopat. Keluarganya ma
Read more
Bab 65 : Dia Memang Berbahaya
“Hubungan lo sama Ilyas apa?” tanyaku penasaran.“Gue nggak ada hubugan apa-apa sama dia. Dia udah nganggap gue sebagai adik. Dia banyak ngebantu gue.” Ucap Nayara.“Tapi dia mau manfaatin kamu. Tadi aku denger dia teleponan sama Lastri, katanya dia manfaatin kamu biar ngambil kekayaan papah mamah aku dan dia juga manfaatin Lastri biar bisa ngerebut harta kekayaan orang tua Mas Bimo. Dia berencana akan balik sama Lastri, Nayara.” Ucapku.Nayara terbelalak mendengarnya.“Lo serius?”Aku mengangguk.“Sekarang, kalo ada Ilyas, jangan kasih tahu kalo lo lagi ngerasuki tubuh gue. Gue akan ikut lo dan perhatiin dia. Kalo memang dia sengaja manfaatin gue, gue nggak akan maafin dia. Jujur, gue emang pengen ngejar harta keyaan keluarga lo. Tapi gue nggak ada niat buat ngerebut. Gue Cuma pengen ngebuktiin sama kedua orang tua kandung gue kalo gue bisa, bisa tanpa mereka yang nggak pernah nganggap gue meski gue udah ngemis-ngemis di hadapan mereka mint
Read more
Bab 66 : Niat Tak Sesuai Cara
“Tadi aku ninggalin kamu karena mau ngambil batu ini di tempat dukun itu, karena batu inilah yang sering digunakan dukun itu buat menukar jiwa.”“Jadi batu itu yang dijadikan dukun itu buat nukerin jiwa orang-orang?” tanyaku tak percaya.“Iya, dan tujuannya tak lain buat kekayaan,” jawab Ilyas.”Bahkan yang lebih hebat lagi dari batu ini bukan hanya bisa menukar jiwa manusia dengan manusia lain, tapi bisa digunakan untuk ditukar jiwanya dengan jiwa setan.”Aku terbelalak mendengarnya.“Kalau jiwa manusia ditukar dengan jiwa setan, tujuannya untuk apa?” tanyaku yang semakin penasaran.“Untuk menguasai dunia,” jawab Ilyas.“Menguasai dunia gimana?”“Menjadi orang yang paling kaya di dunia,” jawab Ilyas.Aku terdiam. Aku baru ini mengetahui hal ini.“Maksudmu seperti freemensason gitu?” tanyaku lagi.“Aku nggak tau, tapi kata dukun itu, banyak artis terkenal di dunia yang sukses karena bekerjasama dengan setan. Salah satu
Read more
Bab 67 : Kekompakan Tak Terduga
Akupun menanyakan apa yang minta arwah Nayara padaku ke Ilyas.“Itu juga, kamu tenang aja. Tapi yang paling penting adalah kita menyelamatkan anak-anak yang terlantar dan anak-anak yang butuh kasih sayang di panti asuhan. Kita harus membebaskan mereka dari penderitaan. Kita harus memakmurkan mereka, makanya kita harus kaya. Harus menjadi orang yang paling kaya di dunia,” ucap Ilyas.“Kenapa harus memanfaatkan orang tua Indah dan orang tua si Bimo?” tanyaku kemudian.Ilyas menatap wajahku dengan serius.“Untuk menjadi orang yang paling kaya di dunia harus mengambil batu-batu yang sudah diisi dengan khodam setan yang dimiliki mereka, dan bukan hanya mereka saja. Masih ada enam batu lagi yang dimiliki oleh orang-orang kaya di Indonesia yang harus diambil, salah satunya dimiliki oleh artis terkenal di Indonesia ini. Kalau sudah memiliki ketujuh batu yang berisi khodam setan penghasil kekayaan itu, maka aku bisa menggerakkan mereka untuk menjadikan aku orang y
Read more
Bab 68 : Sekarang, Ikut Aku!
Arwah Nayara menoleh padaku,”Iyain aja, Indah. Biar kamu bisa kembali ke tubuh kamu. Ilyas nggak punya keahlian melihat yang tak kasat mata kayak dukun itu. Siapa aja yang baca ajian itu bisa melakukannya kalo ada batu itu. Ilyas nggak akan tahu kalo kamu yang kembali ke tubuh kamu, nanti aku bakal pura-pura jadi kamu dan aku bakal gagalin rencana jahatnya itu. Aku pikir dia mau nolongin aku biar kedua orang tua kandung aku ngakuin aku anak mereka lagi, tapi nyatanya dia punya tujuan lain,” pinta Nayara padaku.Ada benarnya juga apa yang dibicarakan Nayara padaku. Akhirnya aku menatap Ilyas dengan serius.“Yaudah aku bersedia,” ucapku.Lalu setelah itu Ilyas memintaku pergi ke kamar. Di sana aku diminta olehnya untuk berbaring dan memejamkan mata. Lalu setelahnya kudengar Ilyas merapalkan doa. Tak lama kemuidan kepalaku sakit, sakit sekali. Lalu semuanya gelap dan sangat gelap.Lalu aku berdiri di ruangan rumah sakit. Di sana kulihat tubuhku sedang berbar
Read more
Bab 69 : Hutan Belantara
Aku tiba-tiba berada di tengah-tengah hutan yang dipenuhi kabut. Dingin sekali rasanya. Aku tidak tahu berada di mana. Tangan arwah Aksana masih memegang tanganku dengan kuat. Aku mencoba berontak.“Tolong lepasin aku, biarin aku kembali ke tubuhku,” pintaku padanya.“Tidak bisa, kau harus ikut aku,” pintanya.“Aku belum mau mati, aku masih ingin hidup,” pintaku padanya.“Aku tak bisa berbuat apa-apa, karena aku diutus oleh nama yang tak bisa kusebut kepada orang tuamu untuk menjadikan orang tuamu kaya dan sekarang aku harus membawamu ke dia,” ucap arwah Aksana.Aku kaget mendengarnya.“Maksudmu?” tanyaku.“Kau sudah dipersembahkan kedua orang tuamu kepadanya,” jawab arwah Aksana.“Orang tuaku menumbalkan aku?” ucapku tak percaya.“Secara tidak langsung begitu. Sejak orang tuamu menggunakan ilmu itu untuk kekayaan, otomatis kau yang akan ditumbalkan dan akan aku serahkan kepadanya,” ucap arwah Aksana.“Aku mau dis
Read more
Bab 70 : Mereka Pemberontak
“Iya, tapi kamu tenang saja. Aku suka kamu, kamu akan jadi istriku jika Tuanku tidak ingin menjadikanmu istrinya,” jawan arwah Aksana.“Apa mereka yang dijadikan budak itu karena menggunakan ilmu kekayaan itu?” tanyaku lagi memastikan.“Iya, dan sebagian adalah mereka yang tidak berdosa. Mereka yang ditumbalkan seperti dirimu. Dan bukan hanya mereka yang menginginkan kekayaan saja, tapi semuanya, yang meminta bantuan kami untuk kesenangan mereka seperti ilmu pelet, ilmu kesaktian dan lainnya,” jawab arwah Aksana.Aku diam dan tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan. Aku tak menyangka kalau nasibku akan seperti ini.“Cepatlah! Tuanku sudah menunggumu!” pinta arwah Aksana padaku.Lalu dengan langkah lemah, kuikuti arwah Aksana. Tiba-tiba aku menyesali segala perbuatanku selama ini. Aku menyesal telah jauh dari Tuhan. Aku menyesal telah malukan perbuatan yang dilanggar Tuhan. Sekarang aku tak bisa berdoa lagi. Aku lupa semuanya karena dosa-dosaku sen
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status