Semua Bab Melinda: Bab 41 - Bab 50
66 Bab
Bab41
Mansion Pratomo…. Kediaman mewah dan elegan dengan fasilitas VIP berdiri megah di lereng bukit nan hijau di pinggiran kota, banyak villa di sekitarnya namun bangunan ini sangat mencolok dan yang paling elit kelihatan dipandang mata.  Tampak 2 orang security berjaga di pos sedang mengobrol sambil sesekali memperhatikan keluar gerbang. Sementara di bagian pintu masuk, tampak 2 orang Bodyguard sedang berdiri di dekat pintu. Tidak lama kemudian, nampak sebuah mobil mewah berhenti di depan gerbang Mansion tersebut,. Dengan remote control, security yang berada di pos membuka pintu gerbang Mansion tersebut dan bergegas menghampiri mobil mewah yang perl
Baca selengkapnya
Bab42
Tanpa ragu ragu pak Hasan memulai buka kode keamanan di komputer, Dia tersenyum begitu mengetahui bahwa kode yang digunakan masih cocok dan belum ada yang coba menyabotase kode rahasia yang dibuat hampir 45 tahun yang lalu. Bapak Hasan yang pernah menjabat sebagai ketua keamanan di masa Almarhum bapak Arya Pratomo,dengan cepat buka akses kamera CCTV rahasia di dalam ruangan ruangan pertemuan yang ada di kediaman bos nya dahulu yang saat ini dikuasai oleh ibu Farah. Kedua orang security yang berada tidak jauh dari tempat komputer berada, terheran-heran menyaksikan adanya CCTV yang memantau ruangan dalam Mansion, karena selama ini yang mereka tahu kamera CCTV hanya memantau area luar pekarangan. Setelah melihat rekaman CCTV di dalam kediaman tersebut, Letda Anton salud dengan
Baca selengkapnya
Bab43
Mendengar pertanyaan Letda Anton, bapak Hasan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Maaf komandan, sesuai etika kita tidak memasang CCTV di area pribadi karena nanti kita akan bisa dituntut secara hukum." "Ya.. saya mengerti dengan hal itu. Sekarang saya mohon bapak rekam kejadian di ruang pertemuan saat ini, jangan sampai ada yang terlewat, saya akan segera masuk ke dalam untuk melakukan penangkapan terhadap ibu farah." Setelah berkata demikian, Letda Anton dan 2 anggotanya segera memasuki Mansion yang mewah itu, sementara 2 anggota yang lain berjaga di pos security. "......." Di sebuah kamar yang mewah, terlihat pemandangan yang tidak senonoh dan men
Baca selengkapnya
Bab44
Dengan wajah kesal, wanita tua itu berjalan menuju ruang tamu diikuti pelayan yang terus-menerus matanya tertuju ke dalam kamar nyonya besarnya.Namun baru berjalan beberapa langkah, Dia merasa ada barang yang tertinggal di kamar. "Pelayan tolong kembali ke kamarku, ambil kacamataku yang tertinggal di dekat meja hias, cepetan ambil dan jangan lama-lama aku tunggu segera di ruang tamu." Pelayan itu bergegas balikkan badan kembali menuju kamar majikan Nya,Namun sesampai di depan pintu kamar majikan Nya, hatinya meragu karena menyaksikan kedua pria muda itu masih dalam keadaan telanjang sambil terus memainkan alat vital mereka. Hatinya berdebar-debar melihat kejantanan dua pria itu yang
Baca selengkapnya
Bab45
Nampak di ruang tamu yang luas, sedang ada keributan antara Bodyguard dan 2 pengacara yang menerobos masuk tanpa seizin mereka. "Maaf bapak-bapak, kami hanya menjalankan tugas dari nyonya besar mohon mengertilah dengan posisi kami.."salah seorang Bodyguard memohon agar kedua pengacara tidak memaksa masuk menemui nyonya besar. "Untuk apa kami datang ke sini kalau tidak ada keperluan yang mendesak, tolong segera panggilkan nyonya besar mu, ini urusan perusahaan." Salah satu pengacara itu mulai terbawa emosi, Dia segera perintahkan kepada seorang pelayan yang hadir di ruangan itu untuk segera panggil nyonya besar. Pelayan itu dengan cepat berjalan menuju kamar nyonya besar, sesuai perintah dari pengacara.. namun salah
Baca selengkapnya
Bab46
Wajah kedua pengacara menjadi pucat, mendengar Ibu Varah mempertanyakan kerja mereka selama ini. "Maaf Ibu Varah, bukankah semua tugas yang diberikan pada kami telah kami kerjakan,kami sudah bikin celaka semua anak anak mendiang suami ibu, bahkan menantu ibu sendiri juga sudah kami buat celaka dan mereka sudah tewas semuanya.. kurang apalagi ibu Varah?" Pengacara itu jawab apa yang dipertanyakan oleh ibu Varah sebagai kliennya. "Tapi buktinya mana? Kenapa masih ada cucu dari mendiang suamiku yang masih hidup? Kalian bilang semua keturunan dari keluarga Pratomo sudah di habisi semuanya, lalu siapa itu yang mau dilantik menjadi CEO besok di perusahaan milik mendiang suamiku." Bentak Ibu Farah kepada kedua pengacara it
Baca selengkapnya
Bab47
"Maaf bapak polisi, apa anda punya bukti atas tuduhan tuduhan yang dialamatkan kepada klien kami ibu Farah ?  Ingat kalau kalian tidak ada bukti, kami bisa menuntut balik pihak kepolisian dengan tuduhan pencemaran nama baik." Salah seorang pengacara Ibu farah, mencoba membela kliennya.Namun di saat bersamaan, dua anggota polisi keluar dari balik meja bar di ruang pertemuan itu. Mereka segera menghampiri komandannya. "Apa kalian punya bukti baru? Dan sudah merekam semua kejadian yang ada disini barusan?" "Siap komandan! Kami telah berhasil merekam semua pembicaraan mereka di ruangan ini. 
Baca selengkapnya
Bab48
Kedua security yang sedang berdiri di depan pos keamanan Mansion, menjadi terheran-heran melihat nyonya besar dan 2 pengacara serta dua Bodyguardnya dalam keadaan tangan diborgol. Mereka sedang digiring oleh Polisi  menuju mobil tahanan yang sudah tersedia di luar gerbang Mansion Pratomo. Dan yang lebih mengherankan ke 2 security melihat iringan di belakangnya, 2 pria muda yang hanya mengenakan celana dalam, dan seorang wanita ketua pelayan rumah tangga Nyonya besar.. mereka juga digiring ke mobil tahanan polisi. Kedua security itu benar-benar heran dengan apa yang terjadi saat ini, tapi mereka memilih diam karena tidak mau terlibat urusan majikannya dengan polisi. Saat mereka berdiri dalam keadaan bengong, kom
Baca selengkapnya
Bab49
Sementara itu di kediaman almarhum ibu Lisa Pratomo.. Di waktu menjelang petang hari, Melinda terbangun dari tidurnya,belum ingat betul sejak kapan dirinya mulai tertidur dan ketika mata indahnya melirik keluar lewat jendela kamar keadaan mulai gelap. Melinda sangat terkejut karena baru menyadari hari sudah senja, ingatannya mulai pulih bahwasanya tadi siang setelah bapak-bapak pengacara meninggalkan kediamannya, dan tak lama sesudah itu rombongan komandan polisi pun pergi bersama 4 anggotanya. Saat itu dia merasa lelah sekali, dan saat suaminya membimbingnya masuk kamar dia pun hanya pasrah dan lalu membaringkan badan di tempat tidur dan sesudah itu tidak ingat apa-apa lagi. Seketika Melinda teringat dengan sosok s
Baca selengkapnya
Bab50
"Bagaimana mungkin secepat ini sayang?.. terus terang saya belum siap untuk menjadi seorang CEO."keluh Melinda kepada suaminya. Melinda merasa terlalu banyak kejadian yang tidak terduga akhir akhir ini,dia merasa semua di luar investasinya dan membuat dirinya belum bisa 100 persen menerima semuanya. Dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya adalah seorang keturunan dari keluarga Pratomo, yang mau tidak mau menjadi pewaris dari perusahaan Pratama group peninggalan kakeknya. Melinda merasa, kehidupan sederhana yang selama ini yang dia jalani baik bersama almarhum kedua orang tuanya atau almarhum tantenya adalah sesuatu yang membuatnya bahagia, dan dia tidak pernah berpikir atau memimpikan untuk menjadi seorang Milioner. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status