All Chapters of PELANGI JIWA: Chapter 11 - Chapter 20

31 Chapters

XI - BULAN PENUH BERKAH

BULAN PENUH BERKAHMelepas rindu yang terpendam selama bartahun-tahun tentu sangat berkesan.            Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat mulia. Pada bulan ini seluruh umat Islam melaksanakan puasa. Selain itu, banyak sekali kegiatan yang dilakukan untuk menambah pahala dan memuliakan bulan Ramadhan ini. Seperti halnya umat Islam yang lain, Rere, Juna dan seluruh keluarga juga melaksanakan ibadah puasa. Termasuk ayah dan ibu.            Dari zaman dulu saat Rere masih kecil, Ibu dan Ayah selalu mengajarkan agar selalu menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan. Tak jarang setiap waktu sahur Ayah dan Ibu sering membangunkan Rere dan Juna. Pada waktu masih tinggal serumah, Rere selalu di bangunkan oleh Ibu atau Ayah untuk makan sahur bersama. Kebiasaan itu berlanjut sampai sekarang. Walaupun Rere dan Juna sudah tidak tinggal ser
Read more

XII- HARI KEMENANGAN

HARI KEMENANGAN            Kesesokan harinya, Juna dan Rere berangkat kerja seperti biasa. Di tempat kerja pada waktu istirahat, kebetulan ada kabar dari atasan Juna bahwa akan ada pinjaman dari koperasi untuk para pegawai di hari raya. Dengan segera Juna mendaftarkan diri untuk dapat memperoleh pinjaman tersebut. Tidak hanya juna, beberapa teman Juna juga ikut ambil pinjaman tersebut. Ternyata hari raya membuat semua orang meningkat kebutuhannya.             Sampai di rumah Juna segera memberi tahu Rere bahwa dia sudah mendaftarkan diri untuk mengambil pinjaman hari raya. Dengan harapan bisa dijadikan tambahan untuk kebutuhannya nanti. Rere cukup senang mendengar berita tersebut.             Tak terasa romadhon hampir berlalu,tinggal beberapa hari lagi. Menurut cerita Ib
Read more

XIII- REUNI DI RUMAH IBU

REUNI DI RUMAH IBU             Seminggu kemudian tepat tanggal 1 Syawal. Hari raya umat islam di rayakan.Waktu lebaran tiba, semua bahagia. Silaturrahmi ke sanak famili di lakukan. Hari kemenangan bagi semua umat Islam yang ada di dunia. Begitu juga Rere dan keluarga. Semua bahagia. Rere dan Juna bersilaturrahmi ke sanak famili. Setelah semua di rasa cukup. Rere dan Juna berkumpul di rumah ibunya. Di rumah ibu masih ramai para tamu. Maklum saja, Ibu dan ayah Rere termasuk orang tua, jadi semua saudara masih mengunjungi beliau. Sampai beberapa hari, rumah ibu masih banyak tamu yang bersilaturrahmi.             Suatu hari di rumah ibu di ruang keluarga, kita semua keluarga berkumpul dengan santai sambil menikmati hidangan yang masih ada dan minuman es yang cukup segar, semua keluarga berkumpul. Tidak lupa televisi tetap menyala, entah
Read more

IX- REUNI DI RUMAH IBU

REUNI DI RUMAH IBUIbu adalah sosok wanita yang sangat kuat, sederhana, dan mandiri. Beliau tinggal dalam kesederhanaan, seperti yang diajarkannya pada kami. Selama ini, ibu tidak pernah mengeluh sakit yang sangat berat. Ibu selalu sehat. Apabila ada keluhan itu adalah wajar. Ibu biasa mengeluh pusing, atau kembung di perut seperti keluhan sakit maag pada umumnya. Walau biasanya mengeluh pusing, tapi ibu tidak pernah bolos kerja. Selama ibu masih kuat berjalan dan berdiri pasti ibu akan berangkat kerja. Karena menurut ibu, pekerjaan yang sudah di jalani selama ini adalah merupakan tanggung jawab yang harus di laksanakan.             Ayah pun demikian. Ayah juga seorang pekerja keras. Tanggung jawab sebagai pendidik selalu beliau jalankan. Tidak pernah beliau bolos kerja karena hal sepele. Seperti halnya ibu, ayah pun jarang punya keluhan. Walau pusing atau keluhan yang lain, selama masih mampu berdiri
Read more

X- SENAM

SENAM            Hari-hari berikutnya, ibu tidak pernah mengeluh sakit gigi lagi, bahkan keluhan pusing yang biasa di keluhkan ibu, kini juga hilang. Semua senang mendengar itu. Ibu bahkan berkata, seandainya tahu kalau pusingnya juga bisa hilang. Pasti setuju untuk segera cabut gigi.            Selanjutnya tak ada keluhan lagi, baik dari ibu maupun ayah Rere, semua sehat wal afiyat, apalagi adik Rere sekarang sudah melahirkan anaknya. Ibu jadi tambah kesibukannya, yaitu menjaga adik Rere dan juga anaknya. Padahal belum ada setahun Rere melahirkan, dan ibu juga setia menemani Rere di rumahnya selama Rere punya bayi. Saekarng giliran adiknya. Ibu juga setia menemani adik Rere yang baru saja melahirkan. Untung saja fisik ibu sehat, walau sering begadang karena cucunya tidak mau tidur.          &n
Read more

XII- IBU SAKIT

IBU SAKIT            Pagi itu, menejelang subuh, tiba-tiba ayah telphon. Ayah mengatakan kalau ibu sakit perut, dan meminta Rere agar segera ke rumah. Rere terkejut, dan segera membangunkan Juna yang masih tidur untuk minta ijin ke rumah ibu. Rere tidak perlu di antar juna. Rere minta pada Juna untuk menunggu anak-anak di rumah karena mereka masih tidur. Akhirnya Juna bangun dan Rere segera berangkat ke rumah ibu. Sampai di sana Rere segera menuju kamar untuk melihat kondisi ibu. Rere segera bertanya,‘’Kenapa bu yang sakit mana, tadi habis makan apa?”“Perutku sakit, apa mungkin karena diare? “‘’Memangnya dari kemarin, diare belum sembuh ya bu?’’“Sudah, tapi ndak tau kenapa ini rasanya kok sakit melilit sekali,”“Kalau gitu saya panggilkan bidan dulu ya bu,”“Tidak usah nanti juga sembuh”
Read more

XIII- RAWAT INAP

RAWAT INAPMENCARI YANG LEBIH BAIK            Semenjak ibu di rawat Di Rumah Sakit Rere cemas. Setelah kemarin pindah ke Ruang perawatan keesokan harinya Rere kembali menjenguk ibu di Rumah sakit. Keadaan ibu masih parah. Menurut Ayah semalam ibu muntah berkali-kali, sudah lapor ke petugas jaga dan sudah di berikan obat. Saat Rere sampai di Rumah Sakit, ibu sedang tidur.  Rere tidak berani membangunkan ibu, di biarkan saja ibu istirahat. Rere duduk di samping tempat tidur di ruangan tersebut. Ruangan yang di tempati ibu memang cukup sempit, maklum saja r bukan kelas utama, satu kamar di tempati oleh dua penderita. Sebenarnya Rere ingin segera menindahkan ibu dari ruangan tersebut, tapi karena penuh sehingga sementara ibu di rawat di ruangan ini. “Re, coba cari tahu tentang ruangan.”“ Iya Yah, nanti aku tanyakan lagi, aku juga sudah pesan ke petugas,”“
Read more

XIV - MALAM PENUH PERJUANGAN

MALAM PANJANG PENUH PERJUANGAN            Melihat Rere datang bersama Indra, Ibu terlihat gembira. Indra segera menuju tempat ibu berbaring, sambil mencium pipi Ibu. Indra berkata,” Cepat sembuh ya, Yang Ti, ayo pulang”.“Iya, tapi Indra ndak boleh nakal ya?”, jawab ibu dengan suara lemah            Rere yang berada di samping Indra segera memangkunya sambil duduk di samping tempat ibu berbariring dan menanyakan apakah sudah minum obat atau belum. Ternyata ibu sudah minum obat, dan menurut ayah ada obat tambahan lagi dari dokter dan sudah di beli dari apotik dan sekarang sedah di serahkan ke kantor. Waktu semakin malam,Ibu berkata, “Re, kamu cepat pulang, kasihan anakmu yang kecil masih di rumah sendiri?”Jawab Rere, ”Iya bu, nanti saja , rencananya aku nginap sini menemani ibu,&rdqu
Read more

XV- MELAWAN RASA SAKIT

MELAWAN RASA SAKITPagi semakin terang. Suasana di Rumah Sakit mulai aktifitas kembali. Petugas segera memberikan air untuk mandi para pasien. Demikian juga dengan Ibu. Petugas segera mengantar air panas untuk mandi. Rere segera bertanya pada ibu, “Ibu, aku bersihkan ya badannya biar segar”.Ibu menjawab, “Iya, nanti biar terasa segar,”Rere segera menyiapkan segala sesuatu yang akan di gunakan untuk membersihkan ibu dengan air hangat. Tak berapa lama rere segera melaksanakan tugasnya. Setelah selesai ibu berkata, “ enak kalau kamu yang bersihin ibu, cara bersihkannya bisa urut dari atas ke bawah”Rere menjawab,”Sudah tambah segar ya bu rasanya?”Ibu menjawab ,” Iya”Rere,” Kalau begitu biar aku bereskan dulu alat ini”.Kata Rere sambuil membereskan alat-alat yang di gunakan untuk membersihkan badan ibu.         
Read more

XVI- SELAMAT JALAN, BU...

SELAMAT JALAN, BU…Pagi segera beranjak siang. Suasana rumah sakit semakin ramai. Petugas yang jaga pagi segera datang. Rere keluar dari ruang ICU dan kini ibu ditunggu oleh ayah lagi. Rere segera mencari Juna.untuk mengajak makan pagi. Juna menolak dan Rere pun tidak ada selera untuk makan. Saat kembali menuju ke ruang ibu di rawat, Rere mendengar dia di panggil seseorang yang berasal dari salah satu ruangan di rumah sakit tersebut. Rere segera mencari arah suara itu dan menemukan salah satu teman Rere bernama April sedang bertugas. Rere segera menuju ke tempat April.” Sini Re, gimana keadaan ibu?” Tanya AprilRere tidak menjawab pertanyaan April. Dia hanya diam, akhirnya berkata,” Mbak, aku pingin nagis”April segera menenangkan Rere dan berkata,” Masuklah ke kantor, menangislah kamu di sana”Rere segera menuju ke kantor dimana April sedang berjaga. Rere sudah terbiasa dengan suasana Rumah Sakit tersebu
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status