All Chapters of Bukan Calon Kakak Ipar: Chapter 91 - Chapter 100
133 Chapters
91. Sesion 3 : 27. Duplikat Elang
"Kalau ada apa-apa telepon mas ya? Kata Dokter Chleo minggu ini HPL kamu.""Iya Mas.""Pokoknya beneran hubungi Mas El, kalau ada apa-apa.""Iya Daddy. Udah sana pergi! Bentar lagi ada sidang penting kan?""Iya. Ya udah daddy berangkat dulu ya. Kamu jangan kecapean pokoknya. Jangan pecicilan!"Fiqa tertawa, "Iya Dad, mommy bakalan anteng kok.""Ya udah, mas berangkat ya?""Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Elang segera melajukan mobilnya, Fiqa masuk ke dalam rumah setelah mobil Elang sudah tak terlihat lagi."Sshhhh. Huuftt. Tarik nafas ... Hembuskan." Fiqa sesekali meringis. Sejak tadi malam perutnya kadang terasa kram, kenceng-kenceng. Belum lagi sebentar-sebentar pengin pipis. Kata dokter Chleo ini yang namanya kontraksi palsu. Jadi Fiqa harus selalu siap-siap jika sewaktu-waktu dia akan melahirkan."Mbak Fiqa butuh sesuatu?" tanya Mbak Fuah, ART yang bertugas di rumah Elang."Engga
Read more
92. Sesion 4 : Mr. Kulkas Itu Suamiku
Prolog 1Suasana riuh terjadi di kelas 12 IPA 1 Sekolah Menengah Atas Negeri di Purwokerto. Dalam ruangan itu ada seorang siswi kelas 10 yang tengah diledek oleh kakak kelasnya. Hal ini dikarenakan siswi tersebut memegang sebuah diary berwarna ungu berisi curhatan akan cinta dalam diamnya pada seorang kakak kelas yang terkenal pintar namun sangat dingin sedingin antartika."Duhai cintaku, kaulah pujaan hatiku. Kaulah penerang hatiku. Kaulah belahan jiwaku. Matamu bagai telaga tenang nan menghanyutkan. Parasmu sungguh tampan rupawan." Salah seorang siswi bernama Karina tengah mendemonstrasikan isi puisi dalam diary ungu yang dipegang si gadis. "Hahahaha."Terdengar suara tawa seluruh kelas, sedang si gadis berambut panjang yang diikat ekor kuda hanya menunduk sambil menangis."Diam!" bentak seorang remaja berusia 17 tahun dingin. Wajahnya memang terlihat memiliki garis wajah orang asing sebab memang menurun dari garis sang Ayah yang memi
Read more
93. Sesion 4 : Prolog 2
"Rei," panggil Royyan.Reihan menghentikan langkah dan menunggu kembarannya."Mau lihat papan pengumuman?" "Iya.""Yuk ah, bareng. Woi El, ayo bareng.""Duluan aja, aku ada perlu bentar ke kantor," jawab Elang lalu berlalu menuju ke arah kantor."Wokeh, yuk Rei."Royyan mengalungkan tangan kanannya ke leher Reihan namun langsung ditepis Reihan."Ck.""Biar mesra Bro, ish gak asik kamunya."Reihan hanya menatap dingin lalu segera berlalu diikuti Royyan."Wah sayang, kita gak sekelas ya Rei. Kayaknya semua guru sengaja yang kembar dipisah kelasnya biar bisa mbedain kita. Kenapa aku baru sadar sekarang ya? Kamu di IPA 1 aku di IPA 3." Roy seperti biasa banyak bicara.Reihan hanya sibuk melihat daftar peserta penilaian akhir semester gasal yang tertera di papan pengumuman. Seperti biasa posisi duduk selalu bareng kelas lain dan beda jenjang. Kelas 12 kalau gak dengan kelas 10 ya kelas 11. Rupanya kel
Read more
94. Sesion 4 : 1. Salah Target CPNS-an
"Za.""Iya.""Kamu jadi daftar CPNS?" tanya temenku, Kiki."Jadilah.""Ini ada lowongan buatmu di SMA 2 Purbalingga dan eh ... SMA 2 Purwokerto, Za. Kamu mau daftar yang mana?""Purbalingga dong," jawabku singkat."Gak pengen yang Purwokerto ini.""Gak.""Yah, padahal aku pengen di Purwokerto, ini ada lowongan guru Akuntansi. Siapa tahu kita keterima bareng.""Gak. Aku mau di Purbalingga aja," kekeuhku."Ya sudahlah terserah kamu. Mau daftar sekarang?""Nanti, aku belum mempersiapkan segala persyaratannya.""Okelah.""Ki, aku pulang dulu ya.""Oke. Hati-hati ya.""Iya.""Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Aku memacu motor bebek bututku menuju rumah. Huh ... hari ini capek sekali rasanya. Saat aku masuk, rumah dalam keadaan sepi. Kemana semua orang? Apa Om sama Tanteku masih kerja ya? Aku memutuskan masuk ke kamarku, bersih-bersih kemudian reba
Read more
95. Sesion 4 : 2. Sesak Dalam Kenangan
"Mbak. Mau nyari kost dimana? Sokanegara aja gimana? Deket, lagian Mbak belum ada motor juga." Damas dan aku sedang berbincang sambil mengupas singkong yang akan dibuat menjadi keripik singkong di teras belakang rumah. Selain admin di salah satu klinik, Tante Sarah nyambi jualan keripik singkong kalau ada pesanan."Iya.""Udah dapat.""Udah. Mbak langsung nyari waktu pemberkasan kemarin.""Syukur deh. Kamar mandi dalam apa luar Mbak?""Dalam. Kebetulan dapat yang murah cuma lima ratus ribu per bulan, tempatnya nyaman lagi.""Syukurlah. Minggu kita nganter Mbak kan?""Iya. Om Heru udah nyewa mobil buat bawa kita sekalian nganter kalian mbalik ke Unsoed.""Iya. Haduh udah mulai kuliah lagi ini. Ya Allah ternyata aku baru satu tahun jadi mahasiswa kurang tiga tahun lagi.""Hehehe. Ya sabar Damas. Semangat," ucapku."Pada ngobrolin apa sih? Seru banget kayaknya." Dimas datang dengan membawa keripik yang sudah digoreng
Read more
96. Sesion 4 : 3. Punggung Ternyaman
Aku dan Yaya sedang jalan-jalan di Rita Super Mall. Biasalah tanggal muda. Waktunya belanja bulanan dan sedikit cuci mata. Hampir satu jam kami sudah berkeliling dan kini saatnya membayar belanjaan."Udah semua Ya?""Udah.""Ayok tinggal kita bayar.""Wokeh."Kami berjalan beriringan ke meja kasir. Demi kenyamanan dan agar segera dilayani. Aku dan Yaya memilih antri di kasir berbeda dan letaknya sedikit berjauhan.Aku berdiri di belakang seorang pria perperawakan tinggi menjulang. Tanpa sadar aku memperhatikan pria di depanku. Aneh, aku yang biasanya cuek sangat antusias dalam mengamati punggung sang pria.Badannya atletis sekali, pasti orangnya suka olahraga. Saat giliran pria itu membayar sontak tubuhnya miring ke kiri menghadap Mbak Kasir. Aku kaget, refleks langsung berbalik dan mendorong troliku pura-pura mau mengambil sesuatu. Huft ... Ya Allah. Aku ngos-ngosan. Rupanya tanpa sadar aku sedikit berlari tadi. Aku segera ber
Read more
97. Sesion 4 : 4. Tali Spaghetti
"Capekkkkkk ... Za berhenti dulu!"Aku menghentikan langkah kakiku. Saat ini, aku dan Yaya sedang berolahraga di GOR Satria, kami tengah lari-lari keliling lapangan."Aduh ... aduh ... Za ... kakiku kram. Tolong bantu aku!"Aku membantu Yaya duduk lalu melakukan tindakan pertolongan pertama untuk kram pada kaki."Kamu tadi kurang pemanasan kayaknya.""Iya kayaknya nih. Aw ... aw ... aw. Ssshhh ... sakit Za." Yaya merintih menahan sakit saat aku melakukan tindakan pertolongan pertama.Aku menghentikan perbuatanku ketika kram di kaki Yaya sudah berkurang. Selanjutnya kami memilih beristirahat.Kami duduk-duduk melepas lelah, aku meminum air mineral yang tadi aku bawa. Saat tengah menikmati semilir angin, seseorang memanggil kami."Bu Zaza, Bu Yaya."Aku dan Yaya menoleh dan mencari sumber suara. Tampaklah disana salah satu murid terpintar kami. Rafina. "Hai, Fin.""Bu Zaza dan Bu Yaya lagi olahraga pagi
Read more
98. Sesion 4 : 5. Mr. Kulkas
Aku berjalan di hamparan pasir pantai yang berwarna putih. Udaranya sejuk sekali. Senyum tak pernah lepas dari bibirku. Aku melihat ke sekeliling. Sepi. Namun ... di ujung sana aku melihat seseorang berjalan ke arahku. Dia berperawakan tinggi atletis sayang wajahnya tak terlihat karena pantulan sinar matahari. Dia terus mendekat ke arahku. Hingga tubuh kami hanya berjarak sekitar 20 cm. Astaga tinggiku cuma sebahunya, padahal aku kategori tinggi untuk ukuran seorang wanita."Kamu siapa?" tanyaku.Dia diam."Kamu siapa?" tanyaku lagi.Dia masih diam."Kammmmmm ...."Mataku membelalak, dia ... dia menutup bibirku dengan bibirnya. Kurasakan benda kenyal miliknya menari dengan lembut di atas bibirku bahkan sapuan lidahnya begitu hangat. Tampak kepemilikan disana, tubuhku bergetar. Aku ... aku merasa ... melayang. Entah berapa lama kedua bibir kami saling memagut bahkan sejak kapan aku membalas perlakuannya pun aku tak tahu hingga dia melepas pag
Read more
99. Sesion 4 : 6. Panitia Reuni
"Angkatan 2008 SMADA meminta ijin mengadakan reuni di sekolah kita. Kami sudah mengijinkan mereka menggunakan aula pada minggu 27 Desember 2020 ini. Nah, saya akan meminta bantuan pada Bu Zaza, Bu Yaya, Pak Alan, Bu Tasya, Pak Yudha dan Pak Soni. Kebetulan kalian berenam masih muda dan masih belum ada tanggungan. Jadi, nanti kalian ikut menyemarakkan ya," titah Pak Kepsek kepada kami berenam.Haish, padahal aku pengen pulang kampung, rindu sama Om dan Tante. Niatnya kalau aku di Purbalingga, minggunya bisa main ke Temanggung ke tempat si kembar. Huft. Menyebalkan, apalagi aku ingat tahun 2008 itu angkatannya siapa."Bu Zaza.""Iya Pak Alan.""Nanti malam saya mampir ke kostan ya?""Waduh jangan Pak! Kost saya kost cewek gak enak. Lagian nanti malam saya ada tahlilan di rumah salah satu jamaah mushola. Maaf ya Pak.""Ya sudah, lain kali mungkin."Aku hanya tersenyum canggung apalagi sejak tadi Bu Tasya menatapku dengan tatapan cemburu.
Read more
100. Sesion 4 : 7. Bunda Zaza
Aku tengah meladeni Royya dan Rael, duh mereka lucu sekali. Semoga besok aku punya anak kembar cowok sama cewek ya Allah. Amin."Udah pantes.""Iya.""Udah pantes.""Apanya?""Kamu.""Iya aku kenapa?"Dih apaan coba dia cuma mengangkat bahunya. Dasar Kulkas. Karena dia gak ngajak aku ngomong ya aku fokus sama duo krucil yang ngegemesin."Kemana?""Kemana apanya?" tanyaku bingung."Kamu.""Maksudnya?" Aku bingung ini orang nanya apa sih? "Habis dari sini.""Hah?" Aku makin bingung."Kamu dari sini mau kemana?"Owalah Gusti paringono pangapuro, jadi itu tho maksudnya. Kayaknya ni kulkas gak lulus ujian Bahasa Indonesia deh terutama pada bagian penyusunan kalimat berpola SPOK. Jangankan SPOK, SPO aja kayaknya gak bisa bikin dianya."Pulang ke kost," jawabku."Oh."Cuma oh doang, kirain mau ngajak kencan. Gubrakkk. Halumu ketinggian Za.
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status