All Chapters of Bukan Calon Kakak Ipar: Chapter 101 - Chapter 110
133 Chapters
101. Sesion 4 : 8. Salam Cinta
"Hah ... Bunda Zaza?"Aku meringis. Haish. Aku lupa itu ada lorong dari rumah Tante Rania menuju kost-an. Mana semua anak kost pada pulang lagi kecuali gurunya yaitu aku. Duh ngenesnya."Tante Nasha," sapaku ramah."Wah ... kamu udah akrab sama kedua cucuku ya Za. Berarti udah kenalan sama Royya dan Rael dong?""Iya Tante, tadi ketemu di acara reuni," jawabku kikuk."Oh ... kamu baru pulang Sayang?""Iya Tante. Tadi habis beres-beres dulu.""Eh ... kamu kok bisa samaan warna bajunya sama Reihan. Tadi Tante agak kaget loh pas Royyan pasang foto kalian berempat. Duh kalian emang cocok banget. Udah pokoknya Tante udah cocok kamu jadi mantu Tante. Pokoknya kamu jangan sama siapa-siapa ya. Tenang anak Tante baik kok cuma ya dingin. Makanya kamu jadi api kalau perlu jadi magma biar bola esnya Reihan mencair."Aku melongo mendengar ucapan Tante Nasha. Maksudnya nanti aku harus jadi penggoda gitu? Ya ampun. Eh, tunggu! Tante tadi bilan
Read more
102. Sesion 4 : 9. Donor Cinta
"Zaza!""Nanik."Aku dan Nanik cipika cipiki. Nanik adalah pembina PMR di SMAN 1 Purwokerto. Usia kami sepantaran makanya bisa akrab."Gimana kabarnya Za?" sapanya ramah."Alhamdulillah baik. Kamu gimana kabarnya?""Baik. Eh Jeng gimana sama Pak Alan? Lanjut gak nih?""Lanjut apaan? Lanjut jadi rekan kerja?"Plak. Nanik memukul bahuku keras sekali."Njenengan ini ya, sukanya gitu. Mau nyari model yang gimana sih?""Blasteran kalau ada," jawabku sambil nyengir."Kamu suka cowok blasteran?" tanya Mas Fahrul, calon suami Nanik."Eh Mas Fahrul. Hehehe. Njenengan berdua berangkat bareng?" Aku berusaha mengalihkan tema obrolan."Gak usah ngeles Zaza, tadi aku jelas-jelas denger kamu nyari cowok blasteran.""Apaan sih Mas? Udah ah. Ayuk masuk nanti ketinggalan banyak info," ucapku lalu bergegas menuju tangga dan bruk ...."Astaghfirullah, maaf." Aku menatap siapa yang kutabrak. Ya Allah, matak
Read more
103. Sesion 4 : 10. Ceritanya Ngedate
"Bu Zaza, Fina. Besok kan pelaksanaan lomba olimpiade tingkat kabupatennya. Nah, berhubung tempatnya berbeda-beda jadi kemungkinan berangkatnya juga gak bareng-bareng. Khusus Bu Zaza dan Fina gimana? Soalnya Bu Zaza gak punya mobil ataupun motor. Apa saya minta Pak Alan untuk mengantar kalian?""JANGAN!" teriakku dan Fina berbarengan."Loh kok gitu, bukannya harusnya seneng diantar.""Tidak usah Pak, saya tidak mau merepotkan Pak Alan, biar kita naik grab saja. Toh sama-sama di Purwokerto, kendaraan gampang dicari, ya kan Fin?" kataku sambil mengkode Fina."Betul Pak, lagian saya gak mau di teror sama fansnya Pak Alan. Hiiii ... mending saya diteror Abang Gojeg atau Grab aja Pak. Tinggal saya minta antar ke mana-mana terus kasih uang beres. Tapi kalau urusan sama haters, saya nyerah Pak.""Hahaha. Gitu yah. Beneran ini gak mau di antar Pak Alan? Siapa tahu diantara kalian ada yang jadi ....""Makasih Pak." Kompak kami.Pak Kepsek namp
Read more
104. Sesion 4 : 11. Lamaran Dadakan
"Bundaaaaa."Aku yang baru keluar dari kamar kost-an langsung menoleh ke arah Royya dan Rael."Royya, Rael. Kalian kesini. Sama siapa?" tanyaku.Di belakang mereka melangkah dua wanita cantik. Dilihat dari usianya sepantaran denganku. Yang satu cantik tapi feminin sekali. Kesannya kalem. Sedang satunya lagi pasti saudara si Kulkas soalnya mirip banget. Juteknya, angkuhnya, dan dinginnya. Tapi begitu menyalamiku dia mengulas senyumnya. Wow cantik, pantas Mr. Eksotik klepek-klepek sama adiknya Kulkas walau jutek. Cantik sekali soalnya, gak kalah cantik sama Maminya Royya."Bunda Zaza ya?""Iya," sahutku."Kenalin Ayana Maminya Royya, kalau ini Rafiqa Mommynya Rael. Adiknya Mr. Kulkas. Hihihi." "Halo Mbak Zaza. Aku panggil Mbak ya. Kan calon kakak iparku," sahut Rafiqa."Eh ... calon kakak iparku juga dong Fiq.""Ya iyalah, orang Mas Reihan lahirnya duluan.""Iya yah. Lah nanti anak-anak kita yang lahir duluan
Read more
105. Sesion 4 : 12. OMG, Gubrak!
Setelah lamaran dadakan, rembug dua keluarga segera dilakukan. Tante Sarah langsung memanggil Mbah Mijan sesepuh di desaku. Dia pintar masalah perhitungan Jawa salah satunya perhitungan weton atau jodoh. Aku berdoa dalam hati semoga perhitungannya gak baik ya Allah. Aku belum rela nikah sama Kulkas apalagi kalau ingat ulahnya 13 tahun yang lalu sama aku. Dan itu membuatku sedih. Perlu waktu yang lama untuk menghilangkan memori menyakitkan yang terjadi pada saat itu."Gimana Mas?" tanya Simbah Kakung."Bagus. Itungannya Ratu," sahut Mbah Mijan.Gubrak. Dinding hatiku roboh. Ternyata doaku gak diijabah sama Allah."Baiknya kapan pelaksanaan pernikahannya?" tanya Simbah Kakung lagi."Banyak hari yang cocok.""Ada yang terdekat Mbah?"Mataku melotot ke Mr. Kulkas. Apa maksud dia? Ngebet amat nikah sama aku?"Ada di tanggal 5 bulan depan.""Berarti tiga minggu lagi ya?" tanya Tante Sarah."Iya," jawab Mbah Mijan.
Read more
106. Sesion 4 : 13. Mas, Selamat Malam.
Aku menatap horor sosok di depanku astaga ngapain itu Kulkas disini?"Dek Za, sudah selesai?"Aku melongo dengan panggilannya. Dan apa yang dia lakukan disini? Saat aku masih bengong, dia malah tersenyum lalu mengangguk pada Pak Alan."Pak," sapa Mr. Kulkas."Iya, calonnya Bu Zaza ya?""Iya."Mereka bersalaman, entah mengapa aku merasakan hawa dingin dan aura perseteruan di sekitar mereka. "Jemput ya Dok.""Iya, mari Pak. Kami duluan.""Oh iya, silakan. Saya juga harus kembali ke dalam." Kulihat Pak Alan memilih kembali masuk ke dalam. Sedangkan aku masih bingung. Ini ngapain Kulkas kemari ya."Ayok Dek Za," ucapnya dingin."Ayok kemana?""Pelaminan.""Gak usah bercanda," sengakku.Dia langsung menarik tanganku, mau tak mau aku mengikuti langkah Kulkas yang membawaku ke arah sepedanya."Sepeda?" tanyaku heran."Iya, ayok naik.""Hah, naik dimana?"
Read more
107. Sesion 4 : 14. Kulkas Lagi Tamasya Ke Sahara
"Bundaaaaa."Kaget aku, padahal aku baru saja keluar dari kamar."Rael, Royya," sapaku."Bunda cantik sekali.""Royya juga.""Bunda, aku dikepang sama Mami.""Oh ya.""Hu um. Rambut Bunda dikepang juga gak?""Enggak sayang.""Yah ...."Kau hanya tertawa melihat tingkah Royya yang menggemaskan."Rael sehat Sayang?""Sehat Bunda. Ayok Bun.""Ayo," sahutku dan menggenggam tangan mereka berdua.Ampun dah keluarga Nara beneran rempong sekali. Mana ada mau beli perlengkapan seserahan sampai sepasukan dikeluarkan. Bapak-bapak juga ikut-ikutan bahkan Fino dan Fano juga. Mungkin kalau keluarga Tante Raisa juga tinggal di sini, mereka sekeluarga juga ikut. Ya sudahlah mau gimana lagi horang kaya mereka mah.Sesampainya di mall para bapak langsung mendorong keranjang dan para istri sibuk memasukkan belanjaan ke dalam keranjang. Fino dan Fano sibuk momong duo krucil ke arena timezone. Fix in
Read more
108. Sesion 4 : 15. Gangguan Sebelum Halal
Tin ... Tin. Sebuah mobil hampir menyerempetku saat aku tengah berjalan menuju kostku bersama Yaya.Aku menunggu si pemilik keluar dengan menyilangkan kedua tangan hingga saling bertautan di dada. Ckckck. Mau cari gara-gara sama aku ni cewek. Bruk. Karina menutup pintu dengan keras lalu keluar dengan wajah pongahnya. Sepertinya dia tengah menunjukkan kelebihan dirinya, tubuh tinggi bak gitar spanyol dengan dua pinggul padat berisi dan dua aset yang tercetak jelas lewat blouse ketatnya. Belum lagi rok span selutut dengan belahan di kedua sisinya. Wajah berdempul nan glowing dengan bibir merah menantang untuk ditabok sama cobek. Hihihi ... khusus yang terakhir itu para emak-emak yang pengin nabok. Kalau cowok mah mungkin pikirannya lain."Ck ... kamu cuma kerja disini? Astaga. Kamu pakai pelet apa sampai Reihan mau nikah sama kamu?""Susuk minyak goreng yang nempel di muka Mbak. Soalnya habis masak," sahutku kalem. Yaya mencoba menutup mulutnya menden
Read more
109. Sesion 4 : 16. Jauhi Keraguan
Ting.Pintu butik terbuka, tampaklah sosok lelaki yang hampir satu jam aku tunggu."Reihan." Pekik Karina langsung berjalan ke arah Kulkas dengan mata berbinar.Sayang si Kulkas langsung menjauh dan justru berjalan ke arahku dan duduk di sampingku yang sudah memasang mode bad mood."Udah lama.""Dari jaman sebelum teori big bang muncul," ketusku.Dia cuma tersenyum, "Maaf."Aku memilih tak menanggapi, selain malas juga karena kedatangan pengganggu."Rei. Kamu kesini mau jemput aku ya. Bu Martha, Reihan itu .... ""Reihan kok lama banget sih? Itu calon istrinya nunggu hampir sejam loh," ucap Bu Martha sambil menunjukku.Kulirik ekspresi Karina yang tampak masam. "Iya, habis ada operasi dadakan tadi Tante," jawab Kulkas."Bu Dokter tadi mau ngomong apa?" tanya Bu Martha pada Karina."Gak jadi," ketus Karina."Oh ya sudah. Tutik tolong bantu Bu Dokter dulu ya. Ibu mau ngurusi calon m
Read more
110. Sesion 4 : 17. Suami Istri
"Bundaaaaa," teriak duo krucil seperti biasanya."Royya, Rael. Kok pada kesini?""Mau ikut nganterin Bunda.""Loh, maksudnya?""Atas perintah kakak tertua. Kita disuruh nganter Mbak Zaza pulang dengan selamat sampai Purbalingga," sahut Fino."Loh Fin, kamu gak kuliah?""Enggak makanya dapat tugas nganter Mbak Zaza, bareng duo krucil. Dan Fano juga Mbak. Kan Fano dapat jadwal praktek pagi, udah selesai ya santai," jawab Fino."Duh jadi ngerepotin padahal Mbak mau pesen grab aja ini.""Gak usah Mbak, orang ada Mas Reihan kok. Ya memang bukan Mas Reihan yang nganter sendiri soalnya sibuk dia. Dia baru bisa cuti mulai hari kamisnya," jawab Fano."Oh gitu.""Iyes," jawab mereka kompak."Ya udah yuk Mbak, kita berangkat," ajak Fino."Ayok." Selama perjalanan kami banyak bercanda, apalagi ada Royya yang cerewetnya minta ampun, ada saja yang dibicarakannya. Sesampainya di rumah Tant
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status