All Chapters of The Cold Villains Lady: Chapter 21 - Chapter 30
81 Chapters
Part 21
Mikaila menatap dirinya di cermin, dia telah menggenakan gaun yang baru saja dikirimkan oleh Tuan Madelvine kemarin. Hari ini adalah hari ulang tahun Sang Ratu, semua bangsawan diundang ke istana untuk memeriahkan pesta, dan yang pastinya hari ini pangeran kedua akan pulang dari masa pelatihan. Dia sudah berdandan diri begitu cantik, menggenakan gaun berwarna putih yang sangat indah, sangat cocok dengan kulitnya yang sangat putih. Rambutnya sengaja dia reka untuk memperindah penampilannya. Mikaila akan datang ke pesta hari ini bersama Xavier, karena saat acara pertemuan seminggu lalu mereka berdua telah sepakat bahwa mereka akan pergi ke pesta ulang tahun ratu bersama. Jika dulu Mikaila selalu merengek untuk meminta dijemput oleh putra mahkota, maka kali ini tidak lagi. Dia tidak akan melakukan hal gila hanya untuk lelaki itu.Sampai sekarang, Mikaila tidak akan pernah lupa bagaimana tatapan putra mahkota terhadapnya. Putra
Read more
Part 22
"Saya sama sekali tidak bercanda yang Mulia, semua orang yang menyaksikan ini menjadi saksi, bahwa saya Mikaila Arundell memutuskan untuk membatalkan pertunangan dengan anda yang mulia putra mahkota Carlos Aldrick de Valcke," ucap Mikaila lantang. Mendengar ucapan Mikaila yang semakin lantang, membuat semua para bangsawan yang ada di sana, terkaget. Suasana menjadi semakin ricuh seketika, para bangsawan pun mulai berbisik-bisik semakin keras. Carlos menatap Mikaila tajam. "Sudah aku bilang jangan bertindak kekanak-kanakan Mikaila, dari dulu kau tidak pernah berubah sama sekali. Selalu berpikir pendek dan suka bercanda." Lelaki itu berbicara tak kalah lantang. Mikaila tersenyum sinis. "Yang mulia, apakah anda memiliki gangguan otak dan pendengaran? Bukankah saya sudah berbicara dengan jelas bahwa saya ingin pertunangan kita dibatalkan, dan anda juga sudah menyalahi peraturan istana yang ada." Gadis cantik beriris biru itu memandang  Carlos
Read more
Part 23
Setelah permasalahan pembatalan pertunangan tadi, Carlos dan Helena langsung di bawa ke ruang kurungan.Citra Carlos sebagai putra mahkota hampir rusak karena perselingkuhannya dengan Helena. Sedangkan untuk Helena sendiri, tidak ada yang menyangka bahwa gadis yang terlihat polos dan lugu telah menjatuhkan harga dirinya demi pria yang sudah memiliki tunangan resmi. Acara pesta ulang tahun Ratu kembali di lanjutkan, Mikaila duduk dengan tenang di sebuah bangku yang sudah tersedia. Di sebelahnya ada Serena yang juga tengah duduk dengan tenang. "Lady Mikaila, kau benar-benar luar biasa! Kau menjadi idolaku saat ini! Aku ingin menjadi wanita yang hebat sepertimu!" Serena berkata dengan gemas, tingkah Mikaila yang begitu hebat dalam menangkap pasangan yang berselingkuh membuat Serena terpukau dengan tingkah Mikaila yang menurutnya sangat keren. Mikaila tidak menjawab, dia hanya memasang wajah tanpa ekspresinya dan tidak menanggap
Read more
24
Mikaila langsung masuk ke dalam sebuah ruangan yang sudah Xavier janjikan sebelum berangkat. Ruangan itu adalah ruangan rahasia khusus milik pangeran kedua. Setelah selesai berdansa dengan Casis barusan dia segera kabur, karena pria aneh itu terus melayangkan guyonan-guyonan garing dan rayuan-rayuan receh. Hal itu, membuat Mikaila lama-lama muak sendiri saat bersama Casis. Dia kini memakai tudung penutup kepala agar tidak ada yang mengenalinya. Gadis cantik itu langsung saja masuk ke dalam ruangan tersebut.Saat dia masuk, dia sudah melihat 3 orang pria tampan yang duduk dan menunggunya. Awalnya dia merasa kaget, dia pikir Xavier hanya akan melibatkan Leonard saja, akan tetapi kali ini pun ternyata Xavier mengundang Anhard ke sini. Mikaila sendiri tak paham, mengapa tiba-tiba ada Anhard ada di sini. "Salam kepada yang mulia pangeran kedua kerajaan, sang cahaya matahari kerajaan, salam kepada yang mu
Read more
Part 25
Mikaila menyambut pagi dengan perasaan yang sangat bahagia, bukan karena alasan, dia bahagia karena dia sudah berhasil melepaskan statusnya sebagai putri mahkota. Jika gadis-gadis bangsawan lain mungkin akan sangat sedih karena lepas dari posisi putri mahkota. Maka, Mikaila berbeda. Mikaila sangat berbahagia karena itu artinya dia sudah terbebas dari Carlos.  Sebenarnya, dari dulu Mikaila sudah merencanakan pembatalan hubungannya dengan Carlos dengan cara seperti ini, dia ingin Carlos mendapatkan rasa malu dan hukuman sekaligus.  Jika Mikaila membatalkan hubungan pertunangan mereka begitu saja, tanpa ada acara-acara besar seperti pesta ulang tahun ratu kemarin, maka Mikaila sangat yakin bahwa Carlos akan begitu bebas dan mendapatkan ketenangan. Dia tidak ingin Carlos seperti itu, ia ingin semua rakyat kerajaan Valcke tau tabiat busuk Carlos yang sebenarnya. Ia ingin Carlos di benci oleh banyak orang, sebagaimana orang-orang membenc
Read more
Part 26
Mikaila pergi ke menara sihir, kali ini dia memiliki urusan dengan Anhard—penyihir agung. Dia berjalan dengan langkah anggun, karena orang-orang di sini sudah terlalu sering melihat Mikaila, jadi mereka membiarkan Mikaila masuk dengan bebas. Gadis cantik berambut pirang itu, masuk ke dalam suatu ruangan yang sudah biasa dia datangi saat bertemu dengan Anhard. Saat dia masuk, dia tidak menemukan siapapun. Aneh sekali, padahal sebelumnya mereka telah saling mengabari melalui alat sihir. Dan biasanya, Anhard akan selalu menunggunya di sini. Akan tetapi sekarang ... Anhard tidak ada di sini, kemana Anhard sebenarnya?"Tuan Anhard, anda di mana?" panggil Mikaila, berharap Anhard menyahutinya, akan tetapi nihil, dia tidak mendengar jawaban dari Anhard sama sekali. Mikaila terus melangkah masuk, dia memperhatikan sekitar, berharap menemukan Anhard di sini. Akan tetapi, lagi-lagi dia tidak menemukan Anhard. 
Read more
Part 27
Setelah pertemuannya dengan Anhard barusan, dan sudah membahas hal-hal yang akan mereka rencanakan untuk menjebak Viscount dan Viscountess Satalia, kali ini Mikaila memutuskan untuk menemui Tuan Madelvine dan melanjutkan kerjasama mereka. Gadis cantik beriris biru itu lebih memilih berjalan kaki, karena jarak antara menara sihir dan rumah Tuan Madelvine tidak terlalu jauh. Dia sudah mengenakan tudung penutup kepala agar tidak ada yang mengenalinya. Sebab, atas kejadian dia memutuskan pertunangannya dengan putra mahkota beberapa bulan lalu, Mikaila menjadi terkenal.Wajahnya di muat dalam surat kabar, dengan judul 'Wanita pemberani yang memutuskan pertunangan dengan putra mahkota di acara ulang tahun ratu' Semenjak itu, baik para bangsawan dan rakyat jelata sekalipun banyak yang mengenali wajah Mikaila.Meskipun sebelumnya dia sudah terkenal sebagai Lady gila budak cinta putra mahkota, akan tetapi sekarang popularitasnya semakin tinggi karena d
Read more
Part 28
Setelah melawan para pasukan kegelapan itu, Xavier mengajak Casis dan juga Mikaila ke mansionnya. Mikaila memperhatikan sekitar, mansion Grand Duke Xavier sangatlah luas dan megah. Begitu banyak ukiran-ukiran kuno di dinding mansionnya. "Sepertinya, anda tertarik dengan ukiran yang ada di sini Lady," ucap Xavier yang seketika mengagetkan Mikaila."Ya Grand Duke, saya hanya merasa bahwa ukiran-ukiran di sini, sangatlah indah," jawab Mikaila seadanya. Xavier segera menganggukan kepalanya. "Tiap ukiran di sini, mengandung arti tersendiri," ucap Xavier dengan nada misterius. Mikaila mengalihkan atensinya pada Xavier. Kini, iris mata keemasan Xavier bertemu iris mata biru Mikaila. "Benarkah? Apa itu?" tanya Mikaila penasaran. Xavier hanya tersenyum tipis, "Itu ... rahasia," jawab Xavier seraya berbalik pergi, dan meninggalkan Mikaila yang penasaran. Sedangkan Mikaila yang melihat Xavier tiba-tiba pergi,
Read more
Part 29
Anhard, Xavier dan Casis saling menatap tajam, mereka kini tengah berada di dekat jendela kamar Mikaila. Dengan sengaja, mereka bertiga menyelinap malam-malam begini untuk menemui Mikala. Awalnya, mereka murni datang ke sini sendiri-sendiri. Akan tetapi ternyata, mereka tidak menyangka bahwa mereka akan bertemu secara bersamaan tepat di jendela kamar Mikaila. "Tidak saya sangka, ternyata Yang Mulia putra mahkota Casis, dan Yang Milia Grand Duke Xavier, akan datang secara diam-diam begini untuk menemui seorang gadis," sindir Anhard pada dua pria tersebut, sambil tersenyum ramah. Casis yang mendengar sindiran Anhard kepadanya mendengkus sinis. "Saya juga tidak menyangka, bahwa penyihir agung yang terhormat, akan menyelinap malam-malam ke mansion orang begini," sindir Casis balik. Sedangkan Xavier yang disindir, tidak mengatakan apa-apa dia tetap memasang wajah tanpa ekspresinya. Tapi dalam hati, dia menyetujui ucapan Cas
Read more
Part 30
Suasana di sana menggambarkan peperangan, begitu banyak mayat bergelimpangan di mana-mana, tempat yang dulunya indah kini berubah seperti neraka. Gadis itu berlari cepat dengan sisa-sisa tenaga yang dia punya, seluruh tubuhnya terasa sakit. Begitu banyak luka dan kini energinya perlahan menipis, dia tidak peduli dia tetap berlari ke sebuah tempat yang menjadi sumber peperangan. Di sana dia melihat seorang pemuda tampan yang sudah sekarat dan tergeletak di tanah. Gadis itu dengan cepat berlari dengan sisa kekuatan yang dia miliki, dia sudah menangis dengan kuat kala melihat keadaan si pemuda yang begitu parah."Kau tidak boleh mati," ucap sang gadis sambil memeluk erat tubuh pemuda yang sudah sekarat itu. "Aku tidak mengizinkanmu untuk itu," sambungnya sembari terisak pelan. Si pemuda perlahan membuka matanya, dia menatap wajah cantik wanita yang sangat dia cintai, wanita yang selalu bertahta dihatinya. "J-jangan m-menangis, kau tidak lag
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status