Lahat ng Kabanata ng Cursed: Kutukan Kembar Tampan Season 3: Kabanata 61 - Kabanata 70
188 Kabanata
S3: Sebuah Kesempatan Emas!
"Pesta dansa? Ha ha ha... Kalian semua cerdas, tahu betul bila aku belum terlalu mengerti dunia pergaulan manusia di luar Lorong Bawah Tanah, lalu berusaha menjebakku dengan semua ini, bukan?" Earth masih belum mau menurunkan pemantik yang ada di tangannya, "Kalian hanya berusaha mencari titik kelemahanku saja, dan tak mau jika aku memenangkan hati Emily!  Ia berada kembali di sini berkat aku, dan aku yang akan memenangkannya dan memilikinya untuk selamanya!" Tambah pemuda itu lagi."Earth adikku, kau masih memiliki kurang dari dua puluh empat jam untuk berlatih sedikit! Mengapa habiskan waktu berharga itu untuk berada di tempat ini? Ayo, belajarlah! Di perpustakaan banyak sekali buku-buku mengenai kebudayaan! Kau sudah bisa membaca dan menulis, bukan? Kau suka belajar, bukan? Ayo pergilah dan pelajari semuanya sendiri!" Seloroh Sky setengah mengejek, tampaknya ia yakin betul Earth takkan serius berniat menjatuhkan pemantik itu ke atas piano Ocean! Earth di masa kini jau
Magbasa pa
S3: Terakhir Untukmu! (18+)
"Apakah mereka berdua sudah pergi?" Emily yang masih gemetar dalam dekapan Ocean perlahan bicara setelah beberapa menit tak terdengar lagi suara percakapan Sky dan Earth. Ocean mengintip area panggung dengan mata birunya. Ternyata Sky dan Earth sudah keluar dari aula. Pertemuan singkat mereka yang tak terduga sedikit banyak mengejutkan baik Ocean maupun Emily yang belum juga beringsut keluar dari backstage.  "Sebenarnya kedua adikku itu orang baik-baik atau tidak, Emily? Aku belum terlalu bisa mengingat semua tentang mereka," Ocean masih berusaha mencerna semua yang baru saja terjadi. Sang kakak sulung belum dapat menyerap semua yang dikatakan adik-adiknya, semua ingatan lamanya di tempat ini seolah-olah masih terselubung kabut putih. "Aku... ya, baik, mereka sama sekali tidak jahat," Emily berusaha untuk tak terlalu merisaukan Ocean, "kau tenang saja, mereka cukup baik, takkan berbuat aneh-aneh selama kita tak melakukan hal yang mencurigakan."
Magbasa pa
S3: Sebuah Gelegar di Pemakaman
Keesokan paginya saat matahari baru perlahan beranjak bangkit dari peraduan, beberapa 'kesibukan baru' tampak di Puri Vagano. Beberapa ratus kursi dan beberapa puluh meja dipersiapkan di pelataran taman belakang puri yang berhalaman luas. Dekorasi klasik namun bernuansa modern dipersiapkan. Sepertinya akan diadakan sebuah event besar-besaran yang sudah lama sekali tak pernah ada. Event ningrat termeriah terakhir adalah pesta pernikahan Archduke Zeus Calamity Vagano dengan Duchess Florencia sekitar dua dasawarsa silam yang kemudian menjadi orangtua si kembar Ocean, Sky dan Earth. Hanya saja kali ini tak ada tamu-tamu ningrat undangan dari luar pulau kecuali tentunya duo Xander dan Lara yang pagi itu sibuk membantu kegiatan di sekitar puri dan perkebunan. Berkat pengakuannya pernah bekerja sebagai 'waitress' di kota, Lara berhasil memperoleh pekerjaan tambahan sebagai asisten juru-juru masak yang bertugas menghidangkan konsumsi bagi para penghuni pulau. Sedangkan Xander bertug
Magbasa pa
S3: Pertemuan Carl dan Earth
Sementara itu Aina yang masih berlayar di lautan lepas sebentar lagi akan mencapai tujuannya. Ia sudah tak sabar lagi ingin melihat seperti apakah Pulau Vagano itu. Apakah sebuah pulau yang menyenangkan seperti pulau kelahirannya? Ataukah sebuah pulau yang menyimpan malapetaka?"Entah mengapa, semakin dekat aku kemari, semakin aku merasa jauh dengan Kai. Apakah ia telah bertemu lagi dengan wanita bernama Emily Rose Stewart? Mengapa dadaku terasa sesak? Apakah terjadi sesuatu yang buruk diantara kita berdua, Kai?"Tetapi sudah tak ada jalan kemanapun untuk kembali. Satu-satunya jalan yang harus ia tempuh hanyalah yang sedang dilayarinya."Aku harus memberitahukanmu, Kai. Dua orang yang telah tiba di pulau kelahiranmu mungkin saja berbahaya. Mereka telah berusaha keras untuk tiba di tempatmu Mereka harus dihentikan!"**********Sementara itu Ocean, Sky dan Earth beserta Carl dan Emily sudah kembali berada di area puri. Earth langsung pergi entah kema
Magbasa pa
S3: "Siapa di Sana?"
Carl Wellington memang pernah 'mengenal' sosok Earth, namun tidak secara langsung, melainkan melalui surat-menyurat di masa lalu dengan sang ayah, almarhum Zeus Vagano. Surat yang dikirim Zeus via kapal kargo dan diterima Carl, lalu dibalas dengan cara yang sama. Memerlukan waktu lama sekali, namun persahabatan mereka tak pernah lekang. Hanya saat Zeus menghilang, kontak terputus. Lama barulah Ocean dan Sky mengambil alih usaha keluarga dan melanjutkan komunikasi yang sempat terputus. Semua yang Zeus tulis sesaat setelah kelahiran ketiga bayi kembarnya masih pria setengah baya itu ingat dengan baik. Carl bahkan tak lupa menyimpan surat-surat itu dalam sebuah tas koper yang ia bawa jauh-jauh dari Evermerika. Ia berharap kedekatan serta semua kisahnya dengan Zeus bisa membantu pemulihan memori Ocean. Lagipula ia sudah lama menganggap keluarga Vagano sebagai keluarganya sendiri, walau baru kali ini bisa bertemu dan berkunjung. Karena itu di masa kini ia sedikit terkejut
Magbasa pa
S3: Into The Bath (18+)
Emily sedikit tersentak karena ia lupa mengunci pintu kamar tidur dan juga pintu kamar mandinya! "Siapa di sana?" Spontan, dibenamkannya tubuhnya lebih dalam ke dalam busa sabun. Ia sungguh tak siap menerima kunjungan siapapun siang-siang begini. "Aku, jangan khawatir. Aku bukan siapa-siapamu, bukan?" Seorang dari ketiga kembar Vagano muncul dari balik pintu. "Oh, ternyata kau, Sky. Ada apa?" Emily walaupun tahu bahwa Sky juga memiliki perasaan tertentu kepada dirinya, merasa bahwa pemuda itu tak seberapa 'berbahaya' dibanding kedua saudaranya. Tetap saja, ia tak bisa terlalu percaya kepada pemuda yang pernah berkarier sebagai penyanyi yang ia jumpai di Evertown! "Aku hanya ingin berkata, selamat, Emily. Sekarang kau berjumpa lagi dengan Ocean, pasti kau senang sekaligus galau, bukan? Sebab selama ini yang kaucintai bukan Earth tetapi kakak sulungku?" Sky tersenyum, duduk di pinggir baththub Emily, membuat gadis itu terpaksa me
Magbasa pa
S3: Someone from Afar...
(POV Emily)Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir. Beberapa saat silam semua kembar Vagano sudah memilikiku, mencicipi semua yang kumiliki. Tak ada lagi rahasia antara aku dan mereka bertiga.Dengan Sky memang belum kurasakan cinta. Namun tubuhku dengan kejam tak bisa menghindari kenyataan bahwa aku juga menginginkannya.Semenjak ia memesonaku dengan suaranya di atas panggung kecil di M's Brew waktu itu, kuakui aku menyukai suaranya. Ia bukan pria yang mudah untuk ditolak. Aku menyukai juga sisi seorang Vagano yang terkadang terlalu santai, kasual dan tak ingin terlalu menonjolkan keningratannya. Ia sungguh berbeda dengan Ocean maupun Earth. Walau kami pada awalnya 'hanya berteman' namun sesuatu yang kejam di antara kami diam-diam tumbuh.Karena itu aku diam saja dan menikmati permainannya. Karena tubuhku yang mungkin 'terkutuk' ini juga ingin bersamanya. Sudah termiliki oleh Ocean dan Earth, aku telanjur tercebur dalam kolam noda yang indah. Kini se
Magbasa pa
S3: Gadis Misterius di Pantai Pulau Vagano
"Siapa di sana?" Xander tadinya tak ingin ikut campur, namun rasa herannya melihat apa yang tak biasa terjadi di pulau sepi dimana sebagian besar populasi sedang berada di bagian lain membuatnya langsung tertarik.Suara yang ia dengar jelas-jelas adalah jeritan seorang wanita!"Tolong aku, siapapun? Kumohon! Tuan, berhentilah dan jangan lakukan semua ini! Kau sudah berjanji takkan mengapa-apakan aku! Pergilah dan pulanglah!"Seorang wanita muda cantik berwajah eksotis, kelihatannya bukan Bangsa Evermerika atau Everopa, sedang berlari-lari di pesisir. Sepertinya tak jauh di belakangnya ada sesuatu, atau seseorang, yang membuatnya sangat ketakutan.Xander segera lari mendekat. Jaraknya dengan gadis itu tak seberapa jauh."Ha ha ha ha ha! Percuma saja, Nona! Di tempat sesunyi ini tak ada seorangpun mendengarkan jeritanmu! Aku mengurungkan niatku untuk hanya memperoleh sekadar uang saja darimu. Karena pulau ini begitu sepi dan indah, bagaimana jika kit
Magbasa pa
S3: Begitu Mudah Termiliki...
Aina tak bisa berkata apa-apa selain menyaksikan dalam diam hal mengejutkan yang baru saja terjadi. Ia tak tahu nama benda atau senjata apa yang baru saja digunakan pemuda penyelamatnya, hanya bisa memandang ragu."A-a-apa yang baru saja Anda lakukan terhadap orang jahat itu?" Akhirnya wanita muda asing itu bisa juga bertanya kepada Xander yang juga ia belum kenal."Tenang saja, Nona, suntikan obat bius ini takkan sampai membunuhnya, hanya akan membuat lelaki bejat ini tak sadarkan diri untuk sekian jam. Sebaiknya kita segera pergi jauh dari sini!" Ujar Xander, diambilnya pisau lipat lelaki yang masih terkapar itu dan dilemparkannya ke laut "Ba-ba-baiklah. Terima kasih banyak, kurasa," Aina yang hampir saja mengalami kejadian buruk sedikit banyak merasa bersyukur."Sama-sama!" Xander segera berbalik, ingin menyelesaikan tugasnya di kapal kargo lalu kembali ke puri."Tunggu dulu, Tuan!" Panggil Aina, "Jika boleh aku bertanya, pulau ini apakah
Magbasa pa
S3: Perlindungan dari Masa Lalu
Walaupun kata-kata Sky itu sepertinya memberi efek kejutan tak sedap bagi Ocean, namun sang kembar sulung tak langsung terpengaruh.Ia mungkin masih lupa pada masa lalu, namun Emily yang semalam 'bersamanya' sedikit banyak berhasil membangkitkan memorinya. Ia bisa kembali bermain piano, walau belum selancar dahulu. Ia tahu di suatu masa mereka pernah kenal cukup dekat, walau mungkin Emily belum pernah menjadi kekasihnya.'Lagipula, aku juga sudah 'bersama' walau hanya sesaat dua saat dengan Aina. Bagaimana mungkin aku bisa berbuat egois dengan berkata 'aku ingin cinta Emily hanya untukku!' sementara ia sendiri belum berkata 'aku juga mencintaimu'?' Ocean memejamkan mata, berusaha berpikir jernih. Lalu ia menjawab dengan hati-hati, "Sky adikku, sesungguhnya aku tak begitu peduli apakah Emily sudah bersama banyak lelaki lain sekalipun. Bagiku ia sama sekali 'baru', selalu baru seperti cincin emas ini. Walau terjatuh di lumpur tergelap sekalipun, kotor dan ternoda, ia tet
Magbasa pa
PREV
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status