Lahat ng Kabanata ng Ksatria Pengembara Season 2: Kabanata 2541 - Kabanata 2550
2578 Kabanata
216. Bagian 10
Malam itu, kota jin dipenuhi oleh ribuan bangsa jin yang akan menghadiri pertemuan tersebut. Rumah kediaman Maithatarun sebagai kepala negeri kota jin dipilih sebagai tempat pertemuan.Dalam pertemuan itu, hadir pula 2 bangsa manusia, Jiu Long dan Jaka Samudra. Juga seorang bangsa dewa yang saat ini tengah menjadi buah bibir semua orang. Dia adalah Jejaka Emas.Saat ini, semua bangsa jin tengah memperhatikan kearah Jejaka Emas, kehebatannya dalam menghadapi mahluk Anubis membuat geger para bangsa jin, tapi yang paling mengembirakan bagi mereka adalah para dewa juga akan ikut berperang bersama mereka menghadapi Maharaja Jin dan pasukannya.Jejaka Emas sendiri seakan tak perduli dengan perhatian semua orang terhadapnya. Saat ini, matanya terlihat memandang penuh minat kearah sosok jelita yang ada ditempat itu. Salah satu sosok yang menarik perhatian Jejaka Emas adalah sosok seorang perempuan berwajah cantik. Tubuhnya yang berkulit putih mulus terbungkus oleh pakaian putih yang terbuat d
Magbasa pa
216. Bagian 11
Kini semua perhatian langsung tertuju ke arahnya, semua mengagumi kecantikan Dewi Awan Putih. Sebagian sudah kenal dengan sosok sang dewi ini, tapi kebanyakan dari bangsa jin yang ada ditempat itu belum pernah bertemu malah dengan sang dewi. Makanya kemunculan Dewi Awan Putih ditempat itu sungguh sangat menakjubkan untuk mereka.Dewi Awan Putih menyadari kalau dirinya saat ini menjadi pusat perhatian, maka dengan cepat dia menangkupkan kedua tangannya didepan dada. “Maaf.. Aku terlambat”Mata birunya yang indah terlihat menatapi orang-orang yang ada ditempat itu, seperti tengah mencari-cari sesuatu. Hingga akhirnya senyum indah merekahnya terlihat saat melihat apa yang dicarinya. Dengan langkah yang anggun dia melangkah ke suatu arah. Menuju ke arah Ruhcinta dan Ruhrembulan berada.“Dewi Awan Putih...” Langkah Dewi Awan Putih terhenti saat sebuah suara terdengar menegurnya.Dewi Awan Putih menghentikan langkahnya, lalu berpaling kearah kirinya, dimana suara itu tadi berasal. Mata biru
Magbasa pa
216. Bagian 12
Kali ini, semua bangsa jin yang hadir ditempat itu terdiam mendengar kata-kata Jejaka Emas. Melihat semuanya terdiam, Jejaka Emas melanjutkan kata-katanya, “Aku yakin, Sang Hyang Guru Dewa pasti juga akan mendukung perjuanganku kali ini! Karena bila sampai kita kalah dalam peperangan kali ini. Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pasti juga akan menyerang para dewa di negeri atas langit!”Sementara Jejaka Emas terus memberikan pidato perjuangannya, Jiu Long dan Jaka Samudra telah tiba dihadapan ketiga dara jelita yang tak lain adalah Ruhcinta, Ruhrembulan dan Dewi Awan Putih.Bagi ketiga dara jelita ini, apa yang disampaikan oleh Jejaka Emas sama sekali tidak menarik minat mereka, karena yang mereka khawatirkan saat ini adalah keberadaan Bintang yang tidak diketahui rimbanya. Bintang seolah lenyap bagaikan ditelan bumi.“Maaf nona-nona cantik...” Jaka Samudra lebih dulu menyapa ketiganya hingga membuat ketiga dara jelita itu berpaling ke arahnya. Dan ketiganya menatap heran kearah pemuda b
Magbasa pa
216. Bagian 13
“Tidak! Aku tidak kenal siapa gadis itu”“Apa bisa kakak katakan ciri-ciri gadis itu?” tanya Dewi Awan Putih terlihat tak sabar.Jejaka Emas lalu mengatakan bagaimana ciri gadis yang menarik perhatiannya itu. Dewi Awan Putih, Ruhcinta dan Ruhrembulan kembali saling pandang satu sama lain. “Utusan maharaja jin!” ucap ketiganya hampir bersamaan saat mengenali ciri-ciri gadis itu dari penuturan Jejaka Emas.“Ini gawat! Bintang dalam bahaya!” seru Ruhrembulan khawatir.“Benar! Bisa-bisa Bintang dibawa ke Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal!” sambung Dewi Awan Putih dengan cemas.“Kita harus segera menyelamatkan Bintang, apapun yang terjadi” seru Ruhrembulan.“Bagaimana menurutmu, Ruhcinta?” tanya Ruhrembulan berbalik menatap ke arah Ruhcinta. Dewi Awan Putih juga ikut menatap kearahnya.“Ya.. Ayo kita selamatkan Bintang. Walaupun nyawa taruhannya” sahut Ruhcinta akhirnya setelah terdiam sejenak.Tanpa basa basi, ketiga gadis berparas sangat jelita inipun segera ingin beranjak pergi dari tempa
Magbasa pa
216. Bagian 14
Puri Kebahagiaan. Dan kesanalah kini Una Lyn membawa Bintang. Awalnya, Bintang berharap bisa bertemu dengan istri-istrinya ditempat itu, tapi setelah tiba disana, ternyata ketiga istrinya tidak lagi berada disana.Semalaman Una Lyn berusaha menyembuhkan kondisi Bintang dengan menyalurkan hawa murninya ke tubuh Bintang, tapi sampai pagi datang menjelang. Ternyata kondisi Bintang tidak juga membaik. Hal ini bukan saja membuat Una Lyn heran, tapi juga mengkhawatirkan.“Sudah. Cukup Lyn” pinta Bintang yang melihat Una Lyn sudah kelelahan karena kehabisan hawa murninya untuk mengobati dirinya.“Apa yang sebenarnya terjadi Bintang? Kenapa hawa murniku tidak bisa menyembuhkanmu?” bertanya Una Lyn dengan heran.“Ini semua karena ilmu kesaktian yang aku gunakan untuk melawan mahluk Anubis itu, Lyn”Wajah Una Lyn berubah, lalu dia bertanya dengan penasaran, “Ilmu kesaktian apa?”“Aku menggunakan Mode Cosmic”“M-Mode Cosmic!” ucap Una Lyn dengan suara bergetar. Baru pertama kali Una Lyn mendenga
Magbasa pa
216. Bagian 15
Una Lyn langsung menjulurkan lidahnya mengejek, saat mendengar ucapan Bintang. Walaupun dihatinya berbunga-bunga mendengar kata-kata yang begitu sangat indah ditelinganya itu.Bintang tersenyum melihat tingkah Una Lyn, Bintang tahu, Una Lyn sangat senang mendengar kata-katanya tadi. Makanya Bintang kemudian menundukkan wajahnya dan menggesekkan hidungnya di hidung bangir Una Lyn.Sejenak keduanya saling pandang satu sama lain. Entah apa yang ada dipikiran Una Lyn saat ini, yang jelas saat ini, Bintang sangat mengagumi akan kecantikan dan pesona yang begitu indah dari wajah cantik Una Lyn.Sangking terpesonanya Bintang, sampai-sampai Bintang tak menyadari saat Una Lyn telah melingkarkan kedua lengannya kembali dilehernya, lalu menariknya ke arah wajahnya.Sesaat Bintang tersadar dan menahan gerakan Una Lyn yang ingin melumat bibirnya. “Kau tidak lapar Lyn, yuk kita cari makan dulu” kata Bintang.“Tidak! Sebelum kau benar-benar pulih. Kita akan terus melakukannya”“Bagaimana kalau keada
Magbasa pa
216. Bagian 16
Puncaknya, akhirnya kedua anak manusia inipun terkapar setelah mencapai puncak birahi yang sangat dahsyat, entah untuk yang keberapa kalinya hari ini. Baik Bintang maupun Una Lyn sama-sama tertelentang dengan mata yang terpejam, nafas yang memburu dan tubuh yang gemetaran. Sungguh dahsyat percintaan dan nafsu birahi keduanya dalam berpacu hasrat birahi.Una Lyn terlebih dulu membuka kedua matanya, walau rasa lelah mendera sekujur tubuhnya, tapi pancaran aura kebahagiaan dan kepuasan terlihat jelas di wajahnya. Senyum menawannya terlihat sumringah saat berpaling menatap kearah Bintang yang masih terkapar, terpejam ditempatnya.Una Lyn mengangkat dirinya dan menatap wajah Bintang yang masih terpejam yang ada disebelahnya. Terlihat pandangan Una Lyn begitu penuh arti ke arah Bintang.‘Kau memang gagah dan perkasa sayang. Sungguh bahagia diriku bila bisa menjadi istrimu’ membatin Una Lyn seraya terus menatapi wajah Bintang yang ada dihadapannya. Una Lyn benar-benar telah jatuh cinta. Cint
Magbasa pa
216. Bagian 17
Bintang sendiri menatap kagum kearah sosok yang berada ditengah. Sosok berpakaian kain putih bintik-bintik emas dengan selempang selendang putih dibahunya. Wajahnya sudah lanjut usia. Seluruh rambutnya dan jenggotnya putih rata. Rambut putihnya tampak digelung diatas kepalanya. Wajahnya mengambarkan kebijakan dan keagungan yang sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Ada pancaran aura keemasan yang meringkupi wajahnya. Sungguh penampilan yang sangat berkharisma sekali.Sedangkan dua orang lagi yang berdiri agak sedikit dibelakangnya, berdiri layaknya seorang pengawal di kiri dan kanannya. Keduanya masih berusia muda. Pancaran aura wajahnya mengambarkan pribadi yang sangat tegas dan berkharisma tinggi. Keduanya mengenakan pakaian yang sama, yaitu pakaian yang terbuat dari lempengan-lempengan emas yang membentuk sebuah zirah, zirah perang. Tatapan matanya terlihat begitu tajam, lebih tajam dari mata pedang sekalipun. Tapi mata keduanya tampak memandang tak berkedip ke arah soso
Magbasa pa
217. Sang Utusan
Wusshh!Sang Hyang Guru Dewa tiba-tiba saja mengibaskan tangannya, selendang selempang yang tadi ada di tubuhnya, tiba-tiba saja sudah melesat memanjang ke arah Bintang dan Una Lyn. Begitu cepatnya, sampai-sampai Una Lyn dan Bintang tidak sempat bereaksi. Selendang yang memanjang itu dengan sangat cepatnya, melilit tubuh keduanya.Kini tubuh keduanya sudah terbungkus oleh selendang putih milik Sang Hyang Guru Dewa, dan seketika saja keduanya merasakan tenaga mereka lenyap seperti tertelan ke dalam sebuah dasar yang tak berujung. Una Lyn yang masih memiliki kekuatan tenaga dalam, berusaha untuk melepaskan diri dari lilitan selendang itu, tapi tetap saja Una Lyn tak merasakan tenaga miliknya bereaksi, sementara Bintang yang memang sudah tidak memiliki tenaga inti didalam tubuhnya, tak bisa berbuat apa-apa.Bukan hanya tubuh yang tidak bisa mereka gerakkan, bahkan Bintang dan Una Lyn merasakan suara merekapun tidak bisa keluar dari mulut mereka. Beberapa kali keduanya mencoba berbicara u
Magbasa pa
217. Bagian 2
Pertarungan keduanya menimbulkan ledakan-ledakan dahsyat yang mengakibatkan energi gelombang ledakan itu menyebar kemana-mana.Tak!Jari tangan Sang Hyang Guru Dewa kembali bergerak, putaran ingatan Una Lyn kembali berhenti. Lagi-lagi ada sesuatu yang menarik perhatian Sang Hyang Guru Dewa hingga Dia menghentikan putaran ingatan Una Lyn. Di mana di putaran ingatan itu, Sang Hyang Guru Dewa dapat melihat bagaimana energi gelombang ledakan yang terjadi dari pertarungan Anubis dan Jejaka Emas yang telah mengancam semua yang ada ditempat itu, tiba-tiba saja sebuah medan energi terbentuk hingga menyelamatkan semuanya. Yang membuat Sang Hyang Guru Dewa tertarik adalah, orang yang datang dan membentuk medan energi itu adalah pemuda biasa itu yang tiba-tiba saja muncul ditempat itu. Kali ini Sang Hyang Guru Dewa kembali menghentikan perputaran ingatan itu.‘Dia datang secara tiba-tiba dan melindungi semua orang, lalu Anubis yang menjadi lawannya dimana? Apakah dia berhasil mengalahkannya’ mem
Magbasa pa
DMCA.com Protection Status