บททั้งหมดของ Hero Gladiolus and The Gate of Gardraff: บทที่ 21 - บทที่ 30
49
Sembilan Pedang Suci
Beberapa orang mendapat keistimewaan berupa kekuatan yang diwarisi dari keluarga mereka. Namun, ada pula seseorang yang harus berjuang sekuat tenaga untuk menjadi lebih kuat. Telapak tangan Hero terasa kasar karena terus latihan berpedang, urat-urat lengannya bahkan terlihat lebih menonjol. Hero bukan lagi remaja kurus kering yang berjalan sambil menahan rasa lapar. Ia memang tidak memiliki kemampuan khusus, tetapi tekadnya semakin menguat dari hari ke hari. Hero ingin melindungi penduduk kota dan membuat mereka semua dapat melihat langit biru. “Mulai saat ini, kalian akan tinggal di sana.” Telunjuk Hector mengarah jauh ke hutan yang berjarak tiga kilometer dari gerbang kota. Setelah menyatakan kesiapan untuk tidak akan mundur, sembilan remaja yang dikomando oleh Hector langsung menuju lokasi latihan. Mereka menunggangi kuda melewati gerbang kota bersama dengan barang bawaan masing-masing. “Sesekali aku akan tetap datang ke sini.” Hero menepuk
Read More
Segel
Langit di Kota Gardraff masih tampak sendu, suasana malam hari di dalam hutan tak berbeda jauh dengan keadaan di kota, bola api berwarna ungu pucat menyala di bagian depan bangunan tempat tinggal sembilan pedang suci.Mereka baru saja menyelesaikan makan malam dan duduk di ruang tengah lantai pertama. Tak ada orang dewasa, di luar hanya ada beberapa orang dari pasukan keamanan yang sedang berjaga.“Sejujurnya, aku tidak pernah melihat Dann, Teon, dan Luka saat latihan bersama guru Farrabi,” kata Hero memecah keheningan di antara mereka.“Kalau di kelas berpedang, aku berada di tingkat menengah dan memang lebih banyak menghabiskan waktu di kelas ramuan obat,” ujar Teon sambil mengingat-ingat bahwa ia pernah melihat Hero sekali di dekat pusat kesehatan.“Aku lebih aktif di kelas berkuda, dan lebih menyukai tombak daripada pedang,” sahut Dann seraya berdiri lalu memeriksa keadaan di luar, dari pintu ia melihat Flash yang s
Read More
Aura di Gerbang Kota
Hero dan Leander mengendap-endap menuju bagian belakang bangunan tempat mereka tinggal. Leander memberi kode dengan tangannya untuk menahan langkah Hero. “Di sini saja,” kata Leander lalu menyentuh sebatang pohon dengan telapak tangannya. “Apa yang kaulakukan, Lean?” bisik Hero sambil menahan rasa penasaran. “Aku akan memanggil Lyonell ke sini,” ucap Leander kemudian mengirimkan pesan lewat akar-akar pohon di dekatnya. Hero kagum dengan kemampuan keluarga Lupine yang dapat mengendalikan pohon. Ia ingin sekali mempelajari itu, tetapi kekuatan yang dimiliki peri tak semuanya bisa dipelajari, beberapa kemampuan memang hanya diwarisi. Namun, ada pula kekuatan yang dapat dimodifikasi seperti yang dimiliki keluarga Mimosa. Mereka dapat membuat diri menjadi transparan, hampir tak terlihat, dan Callia memodifikasinya menjadi kekuatan yang dapat menghilangkan aura keberadaan. “Bagaimana kau akan mengelabui penjaga, Lean?” “Rencanaku kita akan p
Read More
Latih Tanding I
Di bawah langit dengan warna yang tak berubah, sembilan remaja sedang fokus mendengarkan pengarahan Farrabi. Latihan hari pertama dimulai, Farrabi akan membuat sembilan remaja itu mengasah kemampuan berpedang lebih baik lagi.“Di kota ini tak diwajibkan menggunakan pedang selama kalian bisa melindungi diri,” ucap Farrabi sambil memperhatikan ekspresi tegang di wajah sembilan remaja di hadapannya.“Namun, khusus untuk sembilan pedang suci ... harus dinyatakan lulus di tingkat ahli. Silakan jika ingin menggabungkan kemampuan berpedang dengan kekuatan khas yang kalian miliki,” tegas Farrabi kemudian meminta murid-muridnya memakai pelindung tubuh dan segera bersiap-siap.Selama ini, setiap latihan memang hanya mengandalkan kekuatan fisik dan taktik tanpa kemampuan yang diwarisi dari keluarga. Latihan kali ini juga berbeda dengan latihan yang didapatkan di kelas, sebab mereka akan berhadapan langsung dengan Farrabi.Pada tingkat pemula,
Read More
Latih Tanding II
Setelah melihat pedang Seema meleleh, Farrabi pun menjeda latihan. Beberapa saat kemudian, ia memanggil Teon Nigella. Tak membutuhkan waktu lama, Farrabi bisa mengalahkan Teon karena pertahanan muridnya itu masih lemah. Teon memang belum terbiasa melakukan latih tanding satu lawan satu.“Bahaya jika tak bisa menangkis atau mengelak dari serangan lawan. Kau harus menjaga posisi pedangmu, Teon,” pesan Farrabi. “Luangkan waktumu untuk latihan sendirian atau duel dengan teman,” tambahnya.Angin bertiup pelan menghilangkan ketegangan di tengah-tengah mereka. Hero tampak memberikan semangat untuk Teon. “Nanti, kita bisa latihan bersama,” ujar Hero lalu keduanya melakukan jabat tangan homie handshake.Setelah Teon, Dann Orchid maju dan tampak percaya diri memegang pedang kemudian mengayunkannya dengan kecepatan yang mengagumkan. Seperti tombak yang biasa digunakan oleh Dann, pedangnya pun tampak berputar disertai gemuruh sua
Read More
Tombak Peledak
Dua pedang masih beradu. Keringat di wajah Hero menetes dan rambutnya yang dikuncir setengah itu tampak sedikit berantakan. Hero ingin memberikan serangan balasan pada gurunya, tetapi wajahnya mendadak tegang.“Guru, ada serangan mengarah ke sini. Teman-teman, lari!” teriak Hero lalu bergegas memacu langkah. Farrabi memang tak dapat menghilangkan atau merasakan aura, tetapi instingnya mengatakan ada seseorang yang mengirim serangan dari atas.Duaarr!!Suara ledakan membuat mereka semua tiarap dan menutup telinga. Berbeda dari ledakan yang menyerang Hero dan Nino saat itu, kali ini tertinggal tombak kecil yang merupakan sumber ledakan.Beberapa penjaga mendatangi lokasi latihan, tetapi Farrabi menahan langkah mereka sebab ia waspada pada ledakan susulan. Namun, tak ada lagi suara ledakan. Setelah beberapa menit berlalu dan memperhatikan keadaan di sekitar mereka, Farrabi meminta murid-muridnya berdiri.“Tidak, jangan disen
Read More
Kemampuan Khusus I
Ucapan Atalla membuat Hero tak bisa terlelap. Ia kembali berlatih sendirian di halaman belakang. Menurut Hero, Atalla memang sudah tahu bahwa sembilan pedang suci melakukan penyelidikan diam-diam tentang sejarah 16 tahun lalu, karena itulah Atalla tak ragu menyebutkan nama Adark.Namun, cerita setengah-setengah dari Atalla hanya membuat sembilan remaja itu kebingungan. Hero paham tentang kata-kata Farrabi saat itu bahwa orang dewasa di kota ini ingin setiap anak tumbuh tanpa dibayangi rasa takut akan kejadian belasan tahun silam. Mereka ingin melindungi kebahagiaan anak-anak.“Tapi kami berbeda dari anak-anak lain, harusnya ceritakan saja!” gumam Hero sambil menyeka keringatnya dan ingin istirahat dari latihan malam.“Hero, harusnya tadi kau membangunkanku.” Teon menghampiri Hero.“Kalian semua pasti lelah,” kata Hero yang mengingat kejadian setelah mereka latihan.“Jadi, apa kau tidak lelah?” tanya T
Read More
Kemampuan Khusus II
Atalla memanggil Arion Primrose untuk maju, lelaki jangkung bermata biru itu berdiri memegang pedang dengan percaya diri. Kemampuan khusus keluarga Primrose adalah menggandakan benda, tetapi tak bisa bertahan lama.Hector, ayah Arion, menurut penjelasan Atalla belum menamai kemampuannya. Jadi, Arion bebas untuk memberikan nama apa pun seperti yang ia pikirkan.Arion berkonsentrasi penuh dan berpikir keras untuk menyalurkan kemampuan pada pedang yang sekarang digenggamnya. Ia membuka kaki selebar bahu, kaki kanannya mundur dan Arion memposisikan pedang menyamping.“Primtheradobiennis!” seru Arion. Seketika muncul dua pedang yang melayang di sisi kanan dan kiri Arion.Atalla tersenyum bangga dan memberikan tepuk tangan ketika Arion selesai. “Dua pedang itu kemungkinan akan bertahan cukup lama sebelum menghilang,” kata Atalla yang tahu bahwa benda yang digandakan dengan kemampuan keluarga Primrose biasanya akan menghilang di esok hari
Read More
Mencari Bendera
Seseorang tidak akan bertambah kuat jika ia mempertahankan kebiasaan lama yang membuatnya sudah merasa cukup berada di zona nyaman. Sejak kemarin, sembilan pedang suci mengubah kebiasaan mereka yang selama ini masih lebih banyak istirahat.Sembilan remaja itu memutuskan untuk lebih disiplin latihan, mengisi setiap waktu kosong dengan latih tanding, tidur tak lebih dari tiga jam, dan hanya istirahat pada saat makan.Hero memang sudah terbiasa menghabiskan waktu untuk berlatih sendirian, tetapi ia benar-benar harus bertarung dengan rasa lelah. Berbeda dengan teman-temannya yang sekarang memiliki energi tak terbatas, Hero hanya mengandalkan ketahanan fisik.“Menurutku, latihan hari ini akan sangat melelahkan,” ujar Leander yang baru saja menyelesaikan sarapannya. “Guru Callia pasti akan menguji kekuatan fisik kita sebelum menggunakan kemampuan,” lanjut Leander.Cia pun mengangguk setuju, ia tahu betul karakter kakaknya saat melatih pa
Read More
Pasukan Boneka Kayu
“Guru, jumlah mereka sangat banyak. K-kita sepertinya akan mati di sini,” ucap Dann dengan suara yang bergetar. “Jangan mau membuang nyawamu semudah itu, Dann.” Callia mencabut pedangnya. “Kau pergilah! Bahaya jika tetap di sini,” suruh Callia yang siap menebaskan pedangnya. “Aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian, Guru,” kata Dann yang masih menahan rasa gugup dan memegangi sabuk pedang di pinggang. “Aku akan melindungimu!” seru Dann lalu mencabut pedangnya. Dann berpikir bahwa teman satu timnya pasti sedang menunggu, karena itu ia meniup peluit logam yang diberikan Luka. Tiupan peluit yang dibuat keluarga Zinnia itu melengking seolah ingin membelah hutan. Luka yang mendengar bunyi itu pun bergegas memacu langkah mengajak Eireena. “Luka, lewat sini!” Eireena menunjukkan jalan. Mereka berdua berlari sekuat tenaga. Sesampainya, Eireena dan Luka melihat Callia sedang melawan puluhan boneka kayu. Dann juga tampak terpojok, tetapi Luka langsun
Read More
ก่อนหน้า
12345
DMCA.com Protection Status